.

Rabu, 28 September 2016

Review Junal : Analisis Sistem Rantai Pasok Produk Baja

 
Oleh : Annisa Hidayati Poerwanto 

A. Judul Penelitian
Analisis Sistem Rantai Pasok Produk Baja

B. Penulis : 
  1. Syaikhuna Ibnu Jarir : Mahasiswa Universitas Andalas, Padang, Sumatera Barat. Jurusan Teknik Industri. Fakultas Teknik. (2008-2015) syaikhuna@gmail.com
  2. Dwi Kartika Wulandari : Mahasiswa Universitas Andalas, Padang, Sumatera Barat. Jurusan Teknik Industri. Fakultas Teknik.(2008-2013) candyra.kath@gmail.com
  3. Desma Ulfitriani : Mahasiswa Universitas Andalas, Padang, Sumatera Barat. Jurusan Teknik Industri. Fakultas Teknik. desmaulfitriani@yahoo.com
  4. Hendra Gunawan : Mahasiswa Universitas Andalas, Padang, Sumatera Barat. Jurusan Teknik Industri. Fakultas Teknik. enjack_desickerz@yahoo.co.id
  5. Jeni Rolika : Mahasiswa Universitas Andalas, Padang, Sumatera Barat. Jurusan Teknik Industri. Fakultas Teknik. rolika_jenni@ymail.com

C. Nama Jurnal 
Jurnal Optimasi Sistem Industri, Vol. 11 No. 1, April 2012:214-220. Dalam link : http://id.portalgaruda.org/index.php?ref=browse&mod=viewarticle&article=133683

D. Latar Belakang Masalah
Dalam sebuah industri sebuah sistem tidak akan bisa lepas dari yang namanya Sistem Rantai Pasok (Supply Chain Management) jika ingin perusahaannya tetap bisa berjalan dan kompetitif di dunia bisnis. Salah satu hal terpenting dalam kompetisi bisnis adalah meningkatkan volume penjualan. Dalam praktisnya maka dibuatlah sebuah hubungan yang terjaring dari sejak pemasokan bahan baku, penciptaan produk, hingga pendistribusiannya ke konsumen atau pemakai terakhir. 

Persaingan yang sangat ketat menuntut para pengelola bisnis untuk menciptakan model-model baru dalam pengelolaan aliran produk dan informasi. Suplai Chain Management (SCM) adalah modifikasi praktek tradisional dari manajemen logistik yang mengarah pada koordinasi dan kemitraan antar pihak-pihak yang terlibat dalam pengelolaan aliran informasi dan produk tersebut (Zabidi, 2001). Menurut Heizer dan Render (2005), kunci bagi manajemen rantai pasokan yang efektif bagi distributor adalah menjadikan para prinsipal sebagai mitra dalam strategi perusahaan untuk memenuhi pasar yang selalu berubah.

Ada beberapa tolak ukur untuk menentukan keberhasilan sebuah sistem yaitu pengukuran kinerja dan pemilhan supplier. Pada pengukuran kinerja ini ukuran dapat ditentukan dan efektivitas dan efisiensi dalam seluruh proses produksi input menjadi output bahkan hingga mencapai pihak terakhir. Dimensi-dimensi di dalam pengukuran kerja ini termasuk di dalamnya biaya, waktu, kapasitas, kapabilitas, produktivitas, utilisasi, dan hasil. Sementara pada pemilihan supplier dapat dianalisa dengan metode Analytical Hierarchy  Process (AHP) dengan langkah-langkahnya menetapkan tujuan, kriteriakan dan subkriteria, mencari alternatif-alternatif, membuat struktur hirarkinya, dan penilaian perbangdingan berpasangan.

E. Masalah
Pada manajemen rantai pasok diperlukan berbagai macam indikator yang mempengaruhi yaitu pemilihan alat transportasi, pemilihan pemasok, waktu, serta biaya. Maka dari itu diperlukan analisis SCM yang pada jurnal ini dikhususkan untuk PT. Krakatau Steel agar dapat menghubungkan semua jaringan-jaringan perusahaan tersebut.

F. Metode
Langkah awal penelitian pada jurnal ini adalah pengumpulan data dan informasi. Data yang digunakan dalam penelitian jurnal tersebut adalah data sekunder yang didapat dari situs perusahaan dan jurnal-jurnal. Kemudian, setelah informasi-informasi terkumpul, dilakukan studi literatur dan analisis terhadap perencanaan agregat, proses dan penjadwalan produksi, dan pengelolaan pemasok.

G. Hasil Penelitian
  1. Perencanaan agregat
    • Manajemen Permintaan
      • Pengenalian inventory harus benar-benar diperhatikan, maka dari itu dilakukan peramalan (forecast). Data-data dari bulan sebelumya dianalisis  kemudian dirata-rata dan mencari error yang disebabkan oleh fluktuasi.
    • Perencanaan kapasitas
      • Ekspansi
      • Revitalisasi
    • Manajemen kualitas produk
  2. Proses dan penjadwalan produksi
    • Proses produksi di PT. Krakatau Steel terdiri dari dua tahapan besar yaitu iron making dan steel making
    • Penjadwalan (PPIC) dilihat dari forecast hingga pemesanan bahan baku.
    • Pengukuran kinerja produksi dilihat dari kompetensi, reliable, integritas, dan inovasi.
  3. Pengelolaan pemasok 
    • Bahan baku dan bahan-bahan lain pendukung produksi.
    • Pemilihan pemasokm ditelaah dari harga, kualitas, ketepatan pengiriman, dan costumer care.

H. Review Jurnal
Secara pustaka dan studi literatur jurnal ini menurut penulis sudah bisa dikategorikan baik, sayangnya kurangnya kutipan-kutipan yang disebutkan dalam kutipan definisi SCM, sehingga ke depannya hal ini bisa dijadikan pertanyaan orisinilitasnya. Selain itu, karena data yang didapatkan adalah data sekunder yang hanya didapatkan dari situs perusahaan tanpa disebutkan adanya pertanyaan-pertanyaan langsung terhadap pihak terkait dalam hal ini adalah PT. Krakatau Steel, dirasa penelitian ini tidak bisa menghasilkan hasil penelitian dan pembahasan yang benar-benar konkret. Diharapkan untuk selanjutnya agar apat memberikan hasil yang lebih konkret lagi dengan pengambilan data sekunder yang lebih agregat.

I. Abstrak
PT Krakatau Steel is the which manufacture iron steel factory in Cilegon, Banten, Indonesia. That said Pujawan supply chain is the network of the which companies are working to create and deliver together the product into end customer. Production activity in PT Krakatau Steel include raw steel, producing and selling work-in-process steel, finished steel products and steel billet Including, HRC and CRC, steel wire bar, and also steel-concrete, profile steel, and steel pipe.In finished steel products, steel production company Could match with specification and customer needs. PT Krakatau steel sales have activity in the domestic market and export market by using production system make-to-stock. To control product quality of product produced, well relationship keep company with raw material suppliers, and also the make an impact on production controlling cost. Supplier selection procedure uses the tender mechanism, chosen supplier is the best supplier That consistency ratio have high level of priority and wight . Company built product storage in easy access places to maintain product delivery Fluency by choosing train as land transportation unit and ship as sea transport unit.

J. Daftar Pustaka
[1] S. Chopra, and P. Meindl. Supply Chain Management. Edisi Ketiga. Prentice Hall, 2001.
[2] E. Fitriyadi, Proses Mould Cooling System di Pabrik Slab Baja 2 PT Krakatau Steel Cilegon. Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro.
[3] V. Gasperz, Production Planning and Inventory Control. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2001.
[4] N. Pujawan, Supply Chain Management. Edisi Pertama. Guna Widya, 2005.
[5] D.Simchi-Levi, P. Kaminski, and E. Simchi-Levi. Designing and managing the supply chain –concepts, strategies and case studies. McGraw-Hill, 2000.
[6] J.G.A.J. van der Vorst, Supply Chain Management: Theory and Practice. Didalam: T.Camps, P. Diederen, G.J. 2004.
[7] www.krakatausteel.com.html [Diakses pada 19 maret 2011].

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.