EVOLUSI SAINS & TEKNOLOGI
PERTANIAN
Ironisnya menurut data
dari BPS (Badan Pusat Statisti) dalam kurun waktu Januari-November 2013,
Indonesia menghabiskan anggaran untuk impor bahan pokok sebesar 17 miliar rupiah. Bahan pokok yang diimpor
antara lain beras, jagung , kentah, teh, dll. Padahal bahan-bahan tersebut
adalah produk pertanian dalam negri juga.Hal ini terjadi kaena permintaan
domestik akan bahan-bahan impor yang harganya lebih murah sehingga barang lokal
kalah bersaing. Selain itu semakin rendahnya minat generasi muda untuk menjadi
petani karena dianggap sebagai profesi yang kurang populer.
Pertanian yang dianggap sebagai sektor atau kegiatan yang kuno dan
tertinggal sebenarnya sudah memasukan ilmu pengetahuan sains dan teknologi dari
masa ke masa. Kemajuan Teknologi dan sains dalam pertanian tentu saja bertujuan
untuk meminimalisir kegagalan panen akibat alam dan meningkatkan
kualitas serta produktifitas tanaman sehingga petani mendapat keuntungan yang besar
dan stabil. Berikut adalah
beberapa penerapan Sains dan Teknologi di sektor pertanian padi.
A. Bibit tanaman
Penerapan
teknologi dalam bibit tanaman digunakan untuk meningkatkan produktivitas dan
kualitas,serta meningkatkan ketahan terhadap hama, adapula yang menciptakan
aroma pada hasil bibit tanaman. Di Indonesia Balai Besar penelitian Tanaman
Padi merupakan salah satu tempat penelitian untuk mendapatkan bibit-bibit unggul.Bibit-bibit unggul bisa dihasilkan dengan
proses penyilangan. Salah satu produknya adalah padi hibrida. Padi Hibrida adalah salah satu hasil penelitian untuk mendapatkan
bibit unggul. Varietas unggul hibrida (VUH) menurut Badanlitbangtan-kementrian
pertanian (2015) adalah kelomopok tanaman padi yang terbentuk dari
individu-individu generasi pertama (F1) turunan suatu kombinasi persilangan
antar tetua tertentu.
Masih
menurut badanlitbangtan-kementrian pertanian (2015) , varietas padi hibrida
yang berkembang di Indonesia adalah varietas padi hibrida yang dibentuk
menggunakan metode tiga galur, yaitu galur mandul jantan (GMJ) atau CMS (galur
A), galur pelestari atau maintainer (galur B), dan tetua jantan yang sekaligus
berfungsi sebagai pemulih kesuburan atau restorer (galur R). Ketiga galur (A;
B; dan R) tersebut harus dibuat dan diseleksi secara ketat untuk membentuk
hibrida unggul.
Dengan berbagai kelebiahannya,
padi hibrida tentu saja masih mempunyai kelemahan atau kekurangan. Berikut ini
merupakan kekurangan yang dimiliki padi hibrida :
·
Harga benih
yang mahal
·
Petani harus
membeli benih baru setiap tanam, karena benih hasil panen sebelumnya tidak
dapat dipakai untuk pertanaman
·
Tidak setiap
galur atau varietas yang dapat dijadikan sebagai tetua padi hibrida. Untuk
tetua jantannya hanya terbatas pada galur atau varietas yang mempunyai gen Rf
atau yang termasuk restorer saja
·
Produksi
benih rumit;
·
Memerlukan
areal penanaman dengan syarat tumbuh tertentu.
Dengan semakin banyaknya varietas
yang ada di masyarakat, diharapkan para petani memiliki banyak pilihan bibit
yang akan ditananm sesuai dengan keunggulan dan karakteristik bibit yang sesuai
dengan lahan pertanian yang dimiliki.
Berikut ini beberapa contoh varietas
padi hibrida :
1. Bengawan (1943), memiliki ciri berumur dalam (140-155 hari setelah
sebar/HSS), postur tanaman tinggi (145-165 cm), memiliki rasa nasi enak, dan
berdaya hasil sedang 3,5-4,0 t/ha (Daradjat et al. 2001, Musaddad et
al.1993)
2. Pelita I-1 dan Pelita I-2 (1971), memiliki ciri potensi hasil tinggi
(4,5-5,5 t/ha) dengan rasa nasi enak/pulen, berasal dari persilangan IR5 dengan
Sintha. Namun karena rentan terhadap hama wereng coklat, kedua varietas
tersebut tidak dapat bertahan lama.
3. IR64 (1986) , tahan hama wereng coklat biotipe 3 dan penyakit hawa daun
bakteri, juga memiliki rasa nasi yang enak, umur genjah, dan potensi hasil
tinggi. Oleh karenanya IR64 merupakan varietas yang sangat cepat berkembang dan
paling luas ditanam di Indonesia (61,6%) (Direktorat Bina Perbenihan 2000)
Selain conto diatas ada beberapa
veriatas lain,sebagai berikut : Ciliwung (1989), Way Seputih (1989), Barumun
(1991), Memberamo (1995), Way Apo Buru (1998), Widas (1999), Ciherang (2000),
Konawe (2001), dan Cigeulis (2003). Varietas tahan virus tungro, seperti Tukad
Unda, Tukad Petanu, dan Tukad Balian (2000), Kalimas dan Bondoyudo (2001). Varietas
aromatik seperti Sitanur, Batang Gadis, dan Gilirang (2002).
B. Sistem Tanam
Dengan dasar ketidakpuasan hasil
pertanian, para peneliti pertanian mengembangkan kembali sistem tanam
konvensional. Sistem-sistem berikut terbukti menghasilkan hasil panen yang
lebih baik daripada system konvensional :
1.
Jajar
Legowo
Terciptanya sistem ini muncul
terinspirasi dari observasi pada lahan pertanian, dimana tanaman padi yang
berada dipinnggiran menghasilkan pad yang lebih banyak dari padi tanaman padi
yang berad ditengah. Berawal dari pemikiran seperti itu maka muncul pemikiran
untuk menjadikan tanaman padi menjadi tanaman inggiran semua, Akhirnya munculah
sitem tanam Jajar Legowo.
Menurut BBPP Ketindan dalam
artikel Sistem Jajar Legowo dapat Meningkatkan Produktivitas (2013), Sistem tanam jajar legowo juga merupakan suatu upaya memanipulasi
lokasi pertanaman sehingga pertanaman akan memiliki jumlah tanaman pingir yang
lebih banyak dengan adanya barisan kosong. Selain itu sistem tanam jajar legowo
juga meningkatkan jumlah populasi tanaman dengan pengaturan jarak tanam.
Ada beberapa tipe sistem tananm
Jajar Legowo, berikut adalah tipe sistem jajar legowo dan peningkatan
populasinya masih meurut BBPP Ketindan (2013) :
·
Jajar legowo 2 : 1 peningkatan
populasinya adalah 100 % X 1(1 + 2) = 30 %
·
Jajar legowo 3 : 1
peningkatan populasinya adalah 100 % X 1 (1 + 3) = 25 %
·
Jajar legowo 4 : 1
peningkatan populasinya adalah 100 % X 1 (1 + 4) = 20 %
· Jajar legowo 5 : 1
peningkatan populasinya adalah 100 % X 1 (1 + 5) = 16,6 %
· Jajar legowo 6:1
peningkatan populasinya adalah 100 % X 1 (1 + 6) = 14,29 %
Penerapan sistem tanam jajar legowo akan memberikan hasil maksimal
dengan memperhatikan arah barisan tanaman dan arah datangnya sinar matahari.
Lajur barisan tanaman dibuat menghadap arah matahari terbit agar seluruh
barisan tanaman pinggir dapat memperoleh intensitas sinar matahari yang optimum
dengan demikian tidak ada barisan tanaman terutama tanaman pinggir yang
terhalangi oleh tanaman lain dalam mendapatkan sinar matahari.
Menurut
informasipertanian.com (2014) berikut manfaat
yang dirasakan ketika menanam Padi dengan Sistem Jajar Legowo
1. Menambahnya jumlah tanaman padi.
2. Akan meningkatkan produksi tanaman padi secara
signifikan
3. Memperbaiki kualitas gabah karena akan semakin
banyaknya tanaman pinggir.
4. Dapat mengurangi serangan penyakit pada tanaman padi.
5. Dapat mengurangi tingkat serangan hama tanaman padi.
6. Akan mempermudah dalam perawatan tanaman padi baik
dalam proses pemupukan maupun penyemprotan pestisida
7. Dapat menghemat pupuk, karena yang dipupuk hanya di
bagian dalam baris tanaman saja.
2. SRI ( System of Rice
Intensification )
SRI
adalah sistem pertanian yang 1980 oleh pastore sekaligus agriculturis Prancis,
FR . Hendri De Laulanie yang ditugaskan di madagaskar sejak 1961.Secara garis
besar berikut prisip-prinsip dasar dari sitem SRI :
i.
Tanam bibit muda yang
berusia kurang dari 12 hari setelah semai (hss) ketika bibit masih berdaun 2
helai.
ii.
Tanam bibit 1 lubang 1
bibit dengan jarak lebar 30x30cm , 35x35cm, atau lebih jarang lagi.
iii.
Pindah tanam harus segera
mungkin (kurang 30 menit) dan harus hat- hati agar akar tidak putus dan ditanam
dangkal.
iv. Pemberian air maksimum 2
cm (macak-macak) dan periode tertentu dikeringkan terlebih dahulu sampai pecah
( irigas berselang/terputus).
v. Penyiangan sejak awal
sekitar umur 10 hari dan diulang 2-3 kali dengan interval 10 hari. Sebisa
mungkin menggunakna pupuk organik dan pestisida organik.
Keunggulan dari teknik / sistem ini dari pada sistem
konvensional adalah :
a.
Tanaman hemat air,
menggunakan pemberian air macak-macak (irigasi
terputus)
b.
Hemat biaya, hanya butuh
benih 5kg/ha, tidak perlu biaya pencabutan bibit, tidak butuh yambahan biaya
pindah bibit, dll.
c.
Hemat waktu ditanam bibit
muda 5-12 hari stelah semai, dan waktu panen akan lebih awal
d.
Produksi meningkat.
C. Alat Pertanian
Dalam
proses pertanian ada fase persiapan tanah, penanamana, perawatan dan pemumpukan
dan pemanenan hasil sawah. Berikut beberapa alat modern yang dapat dimanfaatkan
para petani untuk mempermudah dalam proses pertanian.
1. Traktor
|
Traktor
adalah alat bajak yang menggunkan tenaga mesin nutk menggerakannya. Traktor
akan dipasangi pisau yang digunkan untuk membajak sawah atau mengolah tanah
sawah. Ada beberapa jenis pisau yang dipasang kan dengan traktor menurut
fungsinya . Sebagai contoh adalah bajak singkal yan digunakan untuk pengolahan
tanah pertama, yaitu dengan mencungkil dan membalik tanah agar menjadi gembur.
Selain itu ada juga jenis pisau model garu yang digunkan untuk pengolahan tanah
kedua, yaitu dengan menghaluskan kembali hasil pengolahan tanah pertama. Masih
banyak jenis pisau menurut fungsi dan bentuknya.
|
|
2. Rice Transplanter
Alat yang digunakan untuk menanam padi secara
otomatis. Alat ini dibuat untuk menghemat tenaga petani saat proses penanaman
tanaman padi. Selain menghemat tenaga alat ini juga bias menghemat waktu karena
sudah memanfaatkan mesin sebagai penggeraknya.
3.
Mesin Pemanen Padi
Cara
kerja mesin ini adalah dengan memotong tanaman padi yang ada didepannya sehigga
bagian atas tanaman yang ada padinya akan terpotong dengan pisau. Ada beberapa
tipe mesin pemanen padi,
yaitu :
a. Reaper (windrower),
yang hanya memotong dan merebahkan hasil potongan dalam alur, atau collection
type reaper yang memotong dan mengumpulkannya.
b. Binder,
mesin yang memotong dan mengikat
c. Combine
harvester, mesin yang memotong dan merontokkan
Dengan
dikembangkannya alat-alat yang bertenaga mesin tentu hal tersebut dapat menghemat waktu dan tenaga. Tetapi perlu di ketahui sebagian
besar alat tersebut menggunakan bahan bakar fosil yang tidak ramah lingkungan,
oleh karena itu perlu adanya inovasi yang lebih lagi agar menciptakan alat yang
paling efisien dan efektif dntenusaja ramah lingkungan.
Itulah beberapa inovasi teknologi dan
sains di bidang pertanian. Inovasi dan penemuan-penemuan lain diharapkan dapat
mempermudah petani dan dapat menarik minat generasi muda untuk menjadi petani.
Dengan semakin meningkatnya jumlah petani maka otomatis bangsa kita dapat
mencapai kedaulatan dalam bidang pangan. Pemerintah sebagai alat negara juga
harus mengeluarkan kebijakan yang pro dengan petani lokal agar para petani juga
merasa tenang dan tidak khawatir dengan gempuran produk-produk dali luar negri.
Satu lagi, berkurangnya lahan pertanian sebagai lahan perumahan atau pu usah
harus dibarengi dengan penambahan lahan pertanian yang baru sehingga lahan
pertanian tidak berkurang. Perijinan pengubahan fungsi lahan pertanian menjadi
fungsi lain juga harus diperketat agar tidak menghilangkan lahan yang masih
produktif.
Terimakasih
..
Daftar
pustaka :
Deil . Daftar 29 pangan yang diimpor Ri sampai November .
2017
.http://bisnis.liputan6.com/read/791549/daftar-29-bahan-pangan-yang-diimpor-ri-sampai-november.
Diakses pada 04 September 2017
Balai
besar penelitian tanaman padi . 2015 . Kelemahan
Padi Hibrida. http://bbpadi.litbang.pertanian.go.id/index.php/tahukah-anda/194-kelemahan-padi-hibrida.
Diakses pada 04 September 2017
Balai
besar penelitian tanaman padi. 2015. Pengertian Umum Varietas, Galur, Inbrida,
dan Hibrida. http://bbpadi.litbang.pertanian.go.id/index.php/berita/info-teknologi/content/188-pengertian-umum-varietas-galur-inbrida-dan-hibrida.
Diakses pada 04 September 2017
Balai besar penelitian tanaman padi.
2015. Pembentukan varietas unggul padi di Indonesia. 2015. http://bbpadi.litbang.pertanian.go.id/index.php/berita/info-aktual/content/241-pembentukan-varietas-unggul-padi-di-indonesia.
Diakses pada 04 September 2017
BBPP KETINDAN. 2013. Sistem Jajar
Legowo dapat Meningkatkan Produktivitas . http://bbppketindan.bppsdmp.pertanian.go.id/blog/sistem-jajar-legowo-dapat-meningkatkan-produktifitas-padi.
Diakses tanggal 06 September 2017.
Infopertanian.com.
2014. Tanam Padi dengan Sistem Jajar Legowo. http://www.informasipertanian.com/2013/07/tanam-padi-dengan-sistem-jajar-legowo.html.
Diakses pada tanggal 06 September 2017
Pusat Pelatihan
Kewirausahaan Sampoerna. 2008. Tehnik dan bBudidaya Penanaman Padi System of
Rice Intensification. http://sri.ciifad.cornell.edu/countries/indonesia/extmats/indoSampoernaManual09.pdf. Diakses tanggal 08 September 2017
Rice Transplanter. Transhttp://web.ipb.ac.id/~tepfteta/elearning/media/Teknik%20Mesin%20Budidaya%20Pertanian/Transplanter/Mesin%20Tanam%20Bibit%20Padi4april.htm. Diakses tanggal 08 September 2017
Mesin Panen Padi. http://web.ipb.ac.id/~tepfteta/elearning/media/Teknik%20Mesin%20Budidaya%20Pertanian/Mesin%20panen%20padi%20dan%20rumput/Mesin%20Panen%20Padi4april.htm.
Diakses tanggal 08 September 2017
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus@f15-Qi indah
BalasHapus1.Pada gambar mindmap belum ada nama dan logo
2.Pada gambar tidak tercantum sumber yang terletak di bawah gambar
3.Nama penulis tidak ada di bagian paling atas blog
4.Pada daftar pustaka, tidak ada nama penulis dan tahun tulis
Namun secara keseluruhan sudah bagus
Terimakasih atas masukannya mbk. Akan saya perbaiki utuk kedepannya. Untuk nama penulis dalam daftar pustaka, memang ada sebagian sumber yang mengatasnamakan suatu lembaga mbk, sehingga tidak diketahui nama penulis.
HapusBangga bertani mbk 😊👍🏾