@G40-Olga
Olga Sefrina
Berkurangnya sumber cadangan minyak bumi menimbulkan kekhawatiran karena minyak bumi merupakan salah satu bahan bakar yang digunakan hampir di setiap negara. Oleh karena itu dibutuhkan bahan bakar alternatif yang dapat menghasilkan energi dan dapat diproduksi secara ulang oleh manusia. Salah satu alternatif yang dapat menggantikan minyak bumi adalah bioarang.
Bioarang
menurut Ismu Uti Adam (1998, p.10) adalah arang (salah satu jenis bahan bakar)
yang dibuat dari aneka macam bahan hayati atau biomassa, misalnya kayu, ranting,
daun-daunan, rumput, jerami dan limbah pertanian lainnya. Bioarang biasanya
dibuat dari bahan yang dianggap sampah, namun sebenarnya dapat diolah menjadi
arang.
Dalam jurnalnya Indah, dkk (2012) menyebutkan Indonesia sebagai
salah satu negara penghasil minyak kelapa sawit terbesar kedua setelah Malaysia,
Indonesia menyumbangkan limbah berupa tempurun kelapa sawit yang jumlahnya
mencapai 60% dari produksi minyak inti atau PKO sementara limbah tersebut hanya
dianggap sebagai limbah yang tidak memiliki nilai ekonomi dan belum
dimanfaatkan secara optimal. Dengan dikelolanya limbah tempurung kelapa sawit
menjadi bioarang tentunya merupakan solusi yang tepat untuk mengurangi limbah
tersebut dan menjadikannya sebagai bahan bakar alternatif. ( Archenita, Dwina. dkk. 2010)
Muzi, dkk (2004) mengatakan bahwa kandungan karbon dalam briket bioarang
menghasilkan nilai panas pada briket, apabila kandungan karbon meningkat maka
nilai panas yang dihasilkan juga tinggi. Menurut Petir Papilo (2012) briket bioarang yang berasal dari
tandan kosong sawit dan tempurung kelapa ini memiliki prospek yang dapat
diandalkan karena pemanfaatan limbah tandan kosong sawit dan tempurung kelapa
menjadi briket sangat menguntungkan bagi petani dan konsumen. Biayanya lebih
murah dan terjangkau dibanding menggunakan arang kayu, minyak tanah dan kompor
gas.
Pengolahan
briket relatif sederhana dan prinsipnya dapat dilakukan secara swadaya oleh
masyarakat. Pada dasarnya proses pembuatan briket dilakukan dengan tujuan
menciptakan energi melalui proses pengurangan kadar air yang terkandung dalam
satu bahan yang disebut karbonisasi, pada umumnya proses ini dilakukan pada
temperatur 500-8000C, kandungan zat yang mudah menguap akan hilang sehingga
akan terbentuk struktur pori awal.
Secara umum
proses pembuatan briket dilalui dengan proses pencacahan terhadap bahan baku,
kemudian dilakukan proses pengeringan dan pencetakan dengan melakukan proses
penekanan dengan mesin press sehingga diperoleh briket yang berbentuk padat
(Petir Papilo, 2012).
Syarat briket yang baik adalah briket yang permukaannya halus
dan tidak meninggalkan bekas hitam di tangan. Selain itu, sebagai bahan bakar,
briket juga harus memenuhi Kriteria sebagai berikut:
1) Mudah
dinyalakan
2) Tidak
mengeluarkan asap
3) Emisi gas
hasil pembakaran tidak menganding racun
4) Kedap air
dan hasil pembakaran tidak berjamur bila disimpan pada waktu lama
5)
Menunjukkan upaya laju pembakaran (waktu, laju pembakaran dan suhu pembakaran)
yang baik.
Dengan
tersedianya bahan baku yang melimpah dan berkelanjutan (sustainable) dari
limbah kelapa sawit berupa tempurung kelapa untuk nantinya dapat diolah menjadi
bioarang diharapkan dapat mengurangi dan mengatasi permasalahan kelangkaan
energi yang terjadi saat ini. Bioarang
dari tempurung kelapa selain sebagai energi alternatif, juga memiliki kelebihan
yaitu lebih murah dan mengatasi masalah lingkungan (mengurangi jumlah sampah).
Diharapkan nantinya bioarang bukan hanya dijadikan sebagai sumber alternatif
namun dapat menggantikan bahan bakar minyak.
Daftar Pustaka
Archenita, Dwina. dkk. 2010. Pengolahan Limbah Daun Kering Sebagai Briket
Untuk Alternatif Pengganti Bahan Bakar Minyak. Rekayasa Sipil. Vol. VI, No.
2.
Arni. Dkk. 2014. Studi Uji Karakteristik Fisis Briket Bioarang Sebagai Sumber Energi Alternatif.
Arni. Dkk. 2014. Studi Uji Karakteristik Fisis Briket Bioarang Sebagai Sumber Energi Alternatif.
Online Jurnal of Natural Science, Vol.3, No.1, hlm. 89-98.
Muzi, Ilham dan Surahma Asti Mulasari. 2004.
Perbedaan Konsentrasi Perekat Antara
Briket Bioarang Tandan Kosong Sawit Dengan Briket Bioarang Tempurung Kelapa
Terhadap Waktu Didih Air. KESMAS. Vol. 8, No.1.
Papilo, Petir. 2012. Briket Pelepah Kelapa Sawit Sebagai Sumber Energi Alternatif Yang Bernilai Ekonomis Dan Ramah Lingkungan. Jurnal Sains, Teknologi dan Industri. Vol.9, No.2.
Papilo, Petir. 2012. Briket Pelepah Kelapa Sawit Sebagai Sumber Energi Alternatif Yang Bernilai Ekonomis Dan Ramah Lingkungan. Jurnal Sains, Teknologi dan Industri. Vol.9, No.2.
Suryani, Indah. dkk. 2012. Pembuatan Briket Arang
Dari Campuran Buah Bintaro Dan Tempurung Kelapa Menggunakan Perekat Amilum.
Jurnal Teknik Kimia. Vol. 18, No.1.
Uti Adam, Usman. 1998. Membuat Briket Bioarang. Yogyakarta: Kanisius.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.