.

Kamis, 07 September 2017

BIOARANG DARI TEMPURUNG KELAPA SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF










@G40-Olga  
Olga Sefrina 
Berkurangnya sumber cadangan minyak bumi menimbulkan kekhawatiran karena minyak bumi merupakan salah satu bahan bakar yang digunakan hampir di setiap negara. Oleh karena itu dibutuhkan bahan bakar alternatif yang dapat menghasilkan energi dan dapat diproduksi secara ulang oleh manusia. Salah satu alternatif yang dapat menggantikan minyak bumi adalah bioarang.

Bioarang menurut Ismu Uti Adam (1998, p.10) adalah arang (salah satu jenis bahan bakar) yang dibuat dari aneka macam bahan hayati atau biomassa, misalnya kayu, ranting, daun-daunan, rumput, jerami dan limbah pertanian lainnya. Bioarang biasanya dibuat dari bahan yang dianggap sampah, namun sebenarnya dapat diolah menjadi arang.

Dalam jurnalnya Indah, dkk (2012) menyebutkan Indonesia sebagai salah satu negara penghasil minyak kelapa sawit terbesar kedua setelah Malaysia, Indonesia menyumbangkan limbah berupa tempurun kelapa sawit yang jumlahnya mencapai 60% dari produksi minyak inti atau PKO sementara limbah tersebut hanya dianggap sebagai limbah yang tidak memiliki nilai ekonomi dan belum dimanfaatkan secara optimal. Dengan dikelolanya limbah tempurung kelapa sawit menjadi bioarang tentunya merupakan solusi yang tepat untuk mengurangi limbah tersebut dan menjadikannya sebagai bahan bakar alternatif. (Archenita, Dwina. dkk. 2010)

Muzi, dkk (2004) mengatakan bahwa kandungan karbon dalam briket bioarang menghasilkan nilai panas pada briket, apabila kandungan karbon meningkat maka nilai panas yang dihasilkan juga tinggi. Menurut Petir Papilo (2012) briket bioarang yang berasal dari tandan kosong sawit dan tempurung kelapa ini memiliki prospek yang dapat diandalkan karena pemanfaatan limbah tandan kosong sawit dan tempurung kelapa menjadi briket sangat menguntungkan bagi petani dan konsumen. Biayanya lebih murah dan terjangkau dibanding menggunakan arang kayu, minyak tanah dan kompor gas.

Pengolahan briket relatif sederhana dan prinsipnya dapat dilakukan secara swadaya oleh masyarakat. Pada dasarnya proses pembuatan briket dilakukan dengan tujuan menciptakan energi melalui proses pengurangan kadar air yang terkandung dalam satu bahan yang disebut karbonisasi, pada umumnya proses ini dilakukan pada temperatur 500-8000C, kandungan zat yang mudah menguap akan hilang sehingga akan terbentuk struktur pori awal.

Secara umum proses pembuatan briket dilalui dengan proses pencacahan terhadap bahan baku, kemudian dilakukan proses pengeringan dan pencetakan dengan melakukan proses penekanan dengan mesin press sehingga diperoleh briket yang berbentuk padat (Petir Papilo, 2012).

Syarat briket yang baik adalah briket yang permukaannya halus dan tidak meninggalkan bekas hitam di tangan. Selain itu, sebagai bahan bakar, briket juga harus memenuhi Kriteria sebagai berikut:
1) Mudah dinyalakan
2) Tidak mengeluarkan asap
3) Emisi gas hasil pembakaran tidak menganding racun
4) Kedap air dan hasil pembakaran tidak berjamur bila disimpan pada waktu lama
5) Menunjukkan upaya laju pembakaran (waktu, laju pembakaran dan suhu pembakaran) yang baik.

Dengan tersedianya bahan baku yang melimpah dan berkelanjutan (sustainable) dari limbah kelapa sawit berupa tempurung kelapa untuk nantinya dapat diolah menjadi bioarang diharapkan dapat mengurangi dan mengatasi permasalahan kelangkaan energi yang terjadi saat ini.  Bioarang dari tempurung kelapa selain sebagai energi alternatif, juga memiliki kelebihan yaitu lebih murah dan mengatasi masalah lingkungan (mengurangi jumlah sampah). Diharapkan nantinya bioarang bukan hanya dijadikan sebagai sumber alternatif namun dapat menggantikan bahan bakar minyak.

Daftar Pustaka

Archenita, Dwina. dkk. 2010. Pengolahan Limbah Daun Kering Sebagai Briket Untuk Alternatif Pengganti Bahan Bakar Minyak. Rekayasa Sipil. Vol. VI, No. 2.

Arni. Dkk. 2014. Studi Uji Karakteristik Fisis Briket Bioarang Sebagai Sumber Energi Alternatif.
Online Jurnal of Natural Science, Vol.3, No.1, hlm. 89-98.

Muzi, Ilham dan Surahma Asti Mulasari. 2004. Perbedaan Konsentrasi Perekat Antara Briket Bioarang Tandan Kosong Sawit Dengan Briket Bioarang Tempurung Kelapa Terhadap Waktu Didih Air. KESMAS. Vol. 8, No.1.


Papilo, Petir. 2012. Briket Pelepah Kelapa Sawit Sebagai Sumber Energi Alternatif Yang Bernilai Ekonomis Dan Ramah Lingkungan. Jurnal Sains, Teknologi dan Industri. Vol.9, No.2.

Suryani, Indah. dkk. 2012. Pembuatan Briket Arang Dari Campuran Buah Bintaro Dan Tempurung Kelapa Menggunakan Perekat Amilum. Jurnal Teknik Kimia. Vol. 18, No.1.

Uti Adam, Usman. 1998. Membuat Briket Bioarang. Yogyakarta: Kanisius.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.