Pendidikan nasional
indonesia cenderung masih terbelakang dibandingkan pendidikan negara-negara
lain bahkan negara tetangga kita sekalipun. Banyak lulusan sekolah formal tidak
mengerti terhadap materi pembelajaran yang telah diberikan oleh guru-guru
mereka saat bersekolah dulu.
Anak anak saat bersekolah hanya dididik dan dicekoki ilmu dan materi untuk mengejar kurikulum yang ditetapkan pemerintah. Para siswa tidak diajari bagaimana pentingnya ilmu yang diberikan dan kegunaanya untuk kehidupan sehari hari maupun dalam kehidupan bersosial. Landasan atau dasar mereka belajar yang seperti ini menjadikan mental mereka hanya akan mengikuti dan menuruti suatu sistem tanpa mengetahui dan memiliki kemandirian untuk berpikir dan menentukan pilihan hidup sendiri. Kita mesti merubah metode pembelajaran ini agar dapat mencetak bibit bibit penerus bangsa yang berkualitas dan berdaya saing dengan perkembangan dunia.
Anak anak saat bersekolah hanya dididik dan dicekoki ilmu dan materi untuk mengejar kurikulum yang ditetapkan pemerintah. Para siswa tidak diajari bagaimana pentingnya ilmu yang diberikan dan kegunaanya untuk kehidupan sehari hari maupun dalam kehidupan bersosial. Landasan atau dasar mereka belajar yang seperti ini menjadikan mental mereka hanya akan mengikuti dan menuruti suatu sistem tanpa mengetahui dan memiliki kemandirian untuk berpikir dan menentukan pilihan hidup sendiri. Kita mesti merubah metode pembelajaran ini agar dapat mencetak bibit bibit penerus bangsa yang berkualitas dan berdaya saing dengan perkembangan dunia.
Dalam penilaian
saya, masih banyak kesalahan dalam pola pendidikan nasional Indonesia, hal ini
dapat dilihat dari tingginya tingkat stress dan masih banyaknya siswa yang
tidak naik kelas. Laman website Republika.co.id mengatakan bahwa 44 persen
pelajar merasa stress menghadapi ujian dan tugas. Pola yang membebankan para
siswa dengan tugas tugas yang menuntut mereka setiap hari, serta ujian yang
menunggu mereka setiap pertengahan dan akhir semester jelas membuat tingkat
stress para siswa menjadi tinggi. Akibatnya siswa hanya lebih memntingkan nilai
untuk naik kelas dan lulus sekolah tanpa memeningkan ilmu yang mesti dituntut
dan keterampilan yang bertambah pada masa mereka bersekolah.
Pemerintah seharusnya
mencontoh berbagai negara dengan pola pendidikan yang baik dan berhasil
mencetak lulusan yang berkualitas dan berdaya saing. Kita dapat mencontoh
negara Finlandia yang memiliki kualitas pendidikan terbaik no.1 di dunia.
Pemerintah finlandia memastikan semua warga negara mendapat hak mendapatkan
pendidikan yang sama. Sistem belajar yang diberikan negara tersebut dapat
dibilang menjadi salah satu penyebab rendahnya stress siswa dan tingginya
kualitas lulusan pendidikan negara tersebut. Dalam setiap 45 menit siswa di
Negara Finlandia belajar, mereka memperoleh istirahat sepanjang 15 menit.
Orang-orang di Negara Finlandia mengetahui bahwa kompetensi optimal murid dalam
belajar akan diperoleh jika mereka memiliki kesempatan untuk merehatkan otak
dan mengumpulkan fokus baru. Mereka juga menjadi produktif di jam jam belajar,
sebab mereka paham bahwa mereka akan mendapatkan waktu bermain dan beristirahat
setelah mereka melakukan kegiatan belajar. Kredibilitas dan mutu tenaga
pengajar yang tinggi memungkinkan pemerintah menyerahkan tanggung jawab
membentuk kurikulum dan evaluasi pembelajaran langsung kepada mereka. Hanya
terdapat garis pedoman nasional longgar yang harus diikuti. Ujian Nasional pun
tidak diperlukan. Pemerintah meyakini bahwa guru adalah orang yang paling
mengerti kurikulum dan cara penilaian terbaik yang paling sesuai dengan
siswa-siswa mereka.
Hal tersebut
merupakan sebagian kecil mengapa pendidikan di Negara Finlandia mendapatkan
peringkat no.1 di dunia. Kita mesti belajar dan mengubah sistem serta pola
pendidikan negara kita. Kita tidak bisa terus menerus menggunakan pola dan
sistem pendidikan yang salah dan mencetak lulusan yang tidak memiliki kualitas
dan daya saing. Kita harus berbenah dan segera mengubah sistem pendidikan ini
sebelum jatuhnya Negara Indonesia karena tidak lagi memiliki generasi penerus
yang berkualitas dan berdaya saing untuk menggerakkan negara ini selanjutnya.
https://www.indonesiana.id/read/99111/5-alasan-kenapa-sistem-pendidikan-finlandia-no-1-di-dunia
https://republika.co.id/berita/pendidikan/eduaction/15/03/04/nkoeff-psikolog-44-persen-remaja-stres-hadapi-ujian
https://www.indonesiana.id/read/99111/5-alasan-kenapa-sistem-pendidikan-finlandia-no-1-di-dunia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.