Pendahuluan
Dunia
Industri selalu menghubungkan pemikiran seseorang kepada sebuah prosedur input,
proses, dan output. Ketiga hal ini menjadi bagian penting dalam suatu
perusahaan untuk mengolah data mentah menjadi suatu keluaran.
Perusahaan manufaktur memerlukan informasi untuk melangsungkan roda industrinya. Tanpa informasi yang akurat, perusahaan tidak dapat menentukan kebijakan, keputusan, bahkan peraturan yang dapat menunjang perbaikan maupun perkembangan perusahaan.
Perusahaan manufaktur memerlukan informasi untuk melangsungkan roda industrinya. Tanpa informasi yang akurat, perusahaan tidak dapat menentukan kebijakan, keputusan, bahkan peraturan yang dapat menunjang perbaikan maupun perkembangan perusahaan.
Manajemen
manufaktur menggunakan komputer baik sebagai sistem konseptual maupun sebagai
suatu elemen dalam sistem produksi fisik. Computer-aided
design (CAD), computer-aided
manufacturing (CAM), dan robotik merupakan gambaran dalam penggunaan
komputer dalam sistem produksi fisik.Arysta,dkk.(2015)
Definisi Sistem Informasi Manufaktur
Menurut Erlando.(2016),Sistem Informasi Manufaktur
adalah suatu sistem berbasis komputer yang bekerja dalam hubungannya dengan
sistem informasi fungsional lainnya untuk mendukung manajemen perusahaan dalam
pemecahan masalah yang berhubungan dengan manufaktur produk perusahaan yang
pada dasarnya tetap bertumpu pada input, proses dan output. Sistem ini
digunakan untuk mendukung fungsi produksi yang meliputi seluruh kegiatan yang
terkait dengan perencanaan dan pengendalian proses untuk memproduksi barang
atau jasa. Ruang lingkup sistem informasi manufaktur meliputi Sistem
perencanaan manufaktur, Rencana produksi, Rencana tenaga kerja, Rencana
kebutuhan bahan baku dan Sistem pengendalian manufaktur.
Menurut,Darmansyah,(2012).Sistem
informasi manufaktur meliputi:
1. Input
Data
Internal perusahaan merupakan data intern sistem keseluruhan yang mendukung
proses pengolahan data menjadi informasi yang berguna. Data ini meliputi sumber
daya manusia (SDM), material, mesin, dan hal lainnya yang mendukung proses
secara keseluruhan seperti transportasi, spesifikasi kualitas material,
frekuensi perawatan, dan lain-lain.
Data Eksternal
perusahaan merupakan data yang berasal dari luar perusahaan (environment)
yang mendukung proses pengolahan data menjadi informasi yang berguna.
2.
Proses
Proses pengolahan data menjadi informasi
selalu diidentikkan dengan Database Management System (DBMS). DBMS ini
identik dengan manajemen data, dimana data yang ada harus dijamin akurasi,
kemutakhiran, keamanan, dan ketersediaannya bagi pemakai.
Kegiatan yang terjadi di dalam manajemen data adalah :
1. Pengumpulan (pendokumentasian) data
2. Pengujian data, agar tidak terjadi inkonsistensi data
3. Pemeliharaan data, untuk menjamin akurasi dan kemutakhiran data.
4. Keamanan data, untuk menghindari kerusakan serta penyalahgunaan data.
5. Pengambilan data, bisa dalam bentuk laporan, untuk memudahkan pengolahan data yang lain.
Seperti halnya data input, pengolahan data menjadi informasi memerlukan proses khusus dengan menggunakan metode perhitungan yang sesuai dengan kebutuhan industry yang bersangkutan. Apabila kita belum mengetahui keinginan informasi dari pihak eksekutif, pengolahan data yang ada dapat menimbulkan cost yang inefektif dan inefisiensi.
Kegiatan yang terjadi di dalam manajemen data adalah :
1. Pengumpulan (pendokumentasian) data
2. Pengujian data, agar tidak terjadi inkonsistensi data
3. Pemeliharaan data, untuk menjamin akurasi dan kemutakhiran data.
4. Keamanan data, untuk menghindari kerusakan serta penyalahgunaan data.
5. Pengambilan data, bisa dalam bentuk laporan, untuk memudahkan pengolahan data yang lain.
Seperti halnya data input, pengolahan data menjadi informasi memerlukan proses khusus dengan menggunakan metode perhitungan yang sesuai dengan kebutuhan industry yang bersangkutan. Apabila kita belum mengetahui keinginan informasi dari pihak eksekutif, pengolahan data yang ada dapat menimbulkan cost yang inefektif dan inefisiensi.
3. Output
Informasi yang
dihasilkan dari hasil pengolahan data perlu diklasifikasikan berdasarkan
beberapa subsistem. Dalam hal ini, penulis mengklasifikasikan output data
menjadi 3 bagian yaitu persediaan, produksi dan kualitas, dimana ketiganya ini
tidak meninggalkan unsur biaya yang terjadi di dalamnya.
4.
Persedian
Subsistem persediaan memiliki definisi
setiap produk yang ada dalam perusahaan baik yang disimpan
ataupun akan dibutuhkan. Subsistem persediaan memberikan jumlah stok, biaya holding,
safety stock , dan lain-lain berdasarkan hasil pengolahan data dari input.
Subsistem persediaan biasanya memiliki proses pembelian (purchasing) dan penyimpanan (inventory). Proses yang lain dapat dikembangkan sesuai kebutuhan perusahaan, namun kedua proses ini sudah cukup mewakili keseluruhan proses dalam subsistem persediaan.
Dalam proses pembelian, pihak manajemen informasi perlu mendokumentasi proses pemilihan pemasok hingga kedatangan material dari pemasok untuk kemudian diproses di dalam lantai.
Subsistem persediaan biasanya memiliki proses pembelian (purchasing) dan penyimpanan (inventory). Proses yang lain dapat dikembangkan sesuai kebutuhan perusahaan, namun kedua proses ini sudah cukup mewakili keseluruhan proses dalam subsistem persediaan.
Dalam proses pembelian, pihak manajemen informasi perlu mendokumentasi proses pemilihan pemasok hingga kedatangan material dari pemasok untuk kemudian diproses di dalam lantai.
5. Produksi
Proses pembelian perlu diperhitungkan
dengan mempertimbangkan korelasi antara pembelian dan penyimpanan. Apabila
jumlah penyimpanan kecil, maka frekuensi pembelian diperkirakan semakin banyak
(dengan kuantitas produk yang sedikit) dan biaya semakin besar,. Namun apabila
jumlah penyimpanan besar, maka frekuensi pembelian sedikit (dengan kuantitas
produk yang banyak) dan biaya dapat ditekan, tapi biaya penyimpanan juga
bertambah.
6. Kualitas
Subsistem kualitas
memiliki definisi yang sangat kompleks. Semua hal berhubungan dengan kualitas,
baik waktu, biaya, performa kerja, maupun pemilihan supplier. Banyak hal lain
yang bukan definisi mutlak kualitas namun perlu masuk dalam unsur kualitas
seperti proses perawatan. Proses yang perlu didokumentasi dalam subsistem ini
adalah kontrol proses (Process Control), Perawatan (Maintenance), dan
Spesifikasi (Specification) baik produk jadi maupun material. Masih banyak hal
lain yang perlu didokumentasi, namun secara keseluruhan, tiga proses ini dapat
mencerminkan kualitas produk yang dihasilkan. Proses perawatan termasuk dalam
bagian kualitas karena gangguan proses yang terbesar di lantai produksi adalah
karena masalah perawatan mesin. Proses perawatan ini berhubungan dengan umur
ekonomis mesin, sekaligus berhubungan dengan lamanya perawatan yang dilakukan.
Informasi mengenai proses perawatan akan sangat mendukung penjadualan produksi,
sehingga tidak terlalu banyak preemption (penghentian proses) dalam setiap
stasiun kerja.
Manfaat Sistem
Informasi Manufaktur
Menurut,Apriansyah,(2012).Manfaat
digunakannya sistem informasi manufaktur di dalam perusahaan adalah sebagai
berikut :
a. Hasil
produksi perusahaan lebih cepat dan tepat waktu karena sistem informasi
manufaktur menggunakan komputer sebagai alat prosesnya.
manufaktur menggunakan komputer sebagai alat prosesnya.
b. Perusahaan lebih cepat memperoleh informasi
yang akurat dan terperca.
c. Arsip
lebih terstruktur karena menggunakan sistem database
d. Sistem
informasi manufaktur yang berupa fisik robotik, hasil produksi semakin cepat,
Kesimpulan
Sistem merupakan kesatuan banyak hal
yang terintegrasi untuk menjadi sebuah fungsi atau menghasilkan tujuan
tertentu. Sistem Informasi Manufaktur (SIMa) bertujuan menghasilkan informasi
manufaktur yang berguna untuk perusahaan. Kegiatan manufaktur mendukung proses
bisnis sebuah perusahaan. Kegiatan ini perlu diperhatikan untuk kelangsungan
perusahaan. Oleh karena itu, komitmen perusahaan untuk menjalankan sistem
informasi manufaktur haruslah sangat tinggi agar proses yang terjadi di lantai
produksi menjadi menguntungkan bagi perusahaan. Sumber daya manusia adan teknologi
merupakan komponen yang terintegrasi untuk menjalnkan sistem informasi
manufaktur ini. Komponen ini merupakan komponen pendukung sekaligus komponen
utama untuk melaksanakan SIMa. SIMa dalam sebuah industri perlu
mendokumentasikan semua data mulai dari input, proses, hingga output produksi
agar didapatkan hasil (informasi) yang sesuai dengan keinginan perusahaan.
Setiap komponen data dapat menunjang proses pengolahan untuk menjadi informasi
yang berguna bagi departemen persediaan, departemen produksi dan juga
departemen kualitas.
Daftar
Pustaka
Apriansyah,Agung.
2012. Definisi Sitem Informasi Manufaktur.
Dalam: http://agungapri.blogspot.co.id/2012/11/definisi-sistem-informasi-manufaktur.html
(Diakses tanggal 6 oktober 2017).
Darmansyah. Sistem Informasi Manufaktur. Dalam
: http://darmansyah.weblog.esaunggul.ac.id/2012/11/22/sistem-informasi-manufaktur
(Diakses tanggal 7 Oktober 2017)
Erlando, Rhino.2015. Sistem Informasi Manufaktur. Dalam : http://rhinoerlando.blogspot.co.id/2015/11/sistem-informasi-manufaktur.html (Diakses tanggal 7 Oktober )
Trasetiya, Gandis, Anita
NurJayanti,Nindya Daka Arysta,Dessi Ulfindah,Elvin Ariviana Putrui. Sistem
Informasi Manufaktur.Dalam : http://anitanindyadesielvingandis.blogspot.co.id/2015/12/sistem-informasi-manufaktur.html
(Diakses tanggal7 Oktober 2017)
Yahya,B.N. Sistem Informasi Manufaktur Dalam Kerangka Kerja Sistem
Informasi Manajemen.Volume.3,NO.2,Desember 2001: 80 – 86.
Dalam : http://download.portalgaruda.org/article.php?article=66574&val=350&title=SISTEM%20INFORMASI%20MANUFAKTUR%20DALAM%20KERANGKA%20KERJA%20SISTEM%20INFORMASI%20MANAJEMEN)
(Diakses Tanggal 6-Oktober 2017)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.