Materi Pembelajaran 4
Tata Bahasa, Ejaan, dan Gaya Bahasa Ilmiah
🎯 Kompetensi yang
Diharapkan
Setelah mempelajari modul ini, mahasiswa diharapkan mampu:
- Memahami
hakikat kaidah bahasa dalam penulisan akademik
- Menerapkan
struktur kalimat dan gramatika yang efektif
- Menggunakan
ejaan sesuai EYD V secara konsisten
- Memilih
diksi dan gaya bahasa akademik yang tepat
- Melakukan
revisi bahasa ilmiah secara mandiri dan kolaboratif
✍️ Pendahuluan
“Bahasa adalah cermin nalar dan integritas ilmiah.” –
Damaianti & Wahya (2021)
Dalam dunia akademik, bahasa bukan sekadar alat komunikasi,
melainkan representasi dari cara berpikir, struktur logika, dan profesionalisme
penulis. Kaidah bahasa yang baik dan benar menjadi fondasi utama dalam
membangun teks ilmiah yang kredibel, jelas, dan dapat dipertanggungjawabkan.
Penulisan akademik yang mematuhi kaidah bahasa menunjukkan
komitmen terhadap standar keilmuan dan penghargaan terhadap pembaca sebagai
mitra dalam pertukaran pengetahuan. Sebaliknya, kesalahan dalam struktur
kalimat, ejaan, atau diksi dapat menurunkan kualitas tulisan dan mengaburkan
pesan ilmiah yang ingin disampaikan.
📚 Materi Inti
A. Hakikat Kaidah Bahasa Akademik
Kaidah bahasa dalam konteks akademik merujuk pada
seperangkat aturan yang mengatur penggunaan bahasa secara sistematis dan
konsisten. Ini mencakup:
- Tata
bahasa dan struktur kalimat
- Ejaan
sesuai Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI)
- Pemilihan
kata (diksi) yang tepat
- Gaya
bahasa yang objektif dan formal
Menurut Prasetyo (2022), penulisan akademik yang mematuhi
kaidah bahasa mencerminkan ketelitian dan keseriusan penulis dalam menyampaikan
gagasan ilmiah. Dalam lingkungan akademik, kaidah bahasa menjadi indikator
profesionalisme dan integritas ilmiah.
B. Tata Kalimat dan Struktur Gramatikal
Kalimat adalah satuan gramatikal terkecil yang memuat
pikiran utuh. Dalam teks akademik, jenis kalimat yang digunakan meliputi:
- Kalimat
deklaratif: menyampaikan informasi secara objektif
- Kalimat
imperatif: digunakan dalam saran atau instruksi
- Kalimat
interogatif: muncul dalam bentuk retoris
- Kalimat
eksklamatif: jarang digunakan karena tidak sesuai dengan karakter ilmiah
Kalimat efektif memiliki lima ciri utama:
- Kehematan:
menghindari kata berlebihan
- Kepaduan:
unsur kalimat saling mendukung
- Kejelasan:
tidak menimbulkan tafsir ganda
- Kesatuan:
satu pokok pikiran
- Logika:
hubungan antarbagian kalimat runtut dan masuk akal
Contoh kalimat tidak efektif: “Para mahasiswa-mahasiswa
sedang belajar di dalam kelas.” Kalimat efektif: “Mahasiswa sedang belajar di
kelas.”
Struktur SPOK (Subjek–Predikat–Objek–Pelengkap–Keterangan)
menjadi dasar keterbacaan dan koherensi tulisan. Penyimpangan struktur dapat
menyebabkan ambiguitas atau kesalahan interpretasi.
Kesalahan umum dalam struktur kalimat meliputi:
- Kalimat
tidak lengkap
- Kalimat
ambigu
- Struktur
paralel yang tidak seimbang
Menurut Hasanuddin (2022), struktur kalimat yang bermasalah
dapat menurunkan kredibilitas penulis dan mengganggu alur pemikiran pembaca.
C. Ejaan Bahasa Indonesia (EYD V)
Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD) telah
mengalami beberapa pembaruan:
- Ejaan
Van Ophuijsen (1901)
- Ejaan
Republik (1947)
- EYD
(1972)
- PUEBI
(2015)
- EYD V
(2022)
EYD V mengatur:
- Huruf
kapital: awal kalimat, nama orang, gelar, bangsa, hari besar
- Huruf
miring: judul karya, istilah asing, penekanan kata
- Kata
serapan: adaptasi fonologis dan morfologis
- Tanda
baca: koma, titik koma, tanda hubung, tanda kurung
Contoh kata serapan:
- computer
→ komputer
- democracy
→ demokrasi
- zeitgeist
→ zeitgeist
Penggunaan tanda baca yang tidak tepat dapat menyebabkan
distorsi makna. Oleh karena itu, penulis akademik harus memahami dan menerapkan
aturan tanda baca sesuai dengan pedoman yang berlaku.
D. Pilihan Kata dan Gaya Bahasa Akademik
Bahasa akademik harus:
- Objektif
dan netral
- Menggunakan
kosakata ilmiah dan istilah teknis
- Menghindari
metafora dan kata emosional
- Menggunakan
kata ganti seperti “penulis” atau “kami”
- Menghindari
“saya” untuk menjaga formalitas
- Hemat
dan padat dalam diksi
- Menggunakan
istilah yang berterima dan sesuai KBBI
Contoh diksi tidak hemat: “Anak dari tetangga saya” → “Anak
tetangga saya”
Gaya bahasa akademik menuntut konsistensi, kejelasan, dan
kepatuhan terhadap norma ilmiah. Pemilihan kata yang tepat membantu memperkuat
argumen dan menjaga profesionalisme tulisan.
E. Revisi Bahasa Ilmiah
Kesalahan berbahasa dalam naskah akademik meliputi:
- Gramatika:
struktur kalimat tidak seimbang
- Ejaan:
kapitalisasi, kata serapan, tanda baca
- Diksi:
kata tidak tepat atau terlalu informal
- Struktur
paragraf: tidak logis atau tidak kohesif
- Konsistensi
gaya penulisan
Teknik self-editing meliputi:
- Membaca
ulang naskah
- Memeriksa
struktur kalimat
- Memeriksa
ejaan dan tanda baca
- Memeriksa
diksi dan konsistensi
- Menggunakan
pedoman EYD V
Umpan balik dari dosen atau sejawat membantu penulis melihat
kekurangan yang mungkin terlewatkan. Menurut Jurnal Trunojoyo (2023), umpan
balik berfungsi sebagai alat refleksi dan penyempurnaan naskah.
Teknologi yang dapat digunakan:
- Grammarly
- Turnitin
- DupliChecker
- Korektor
daring
Latihan koreksi naskah berdasarkan studi kasus teks
mahasiswa dapat meningkatkan kemampuan dalam mengidentifikasi dan memperbaiki
kesalahan.
🌱 Implikasi dan Solusi
Kaidah bahasa bukan hanya soal teknis, tetapi juga
menyangkut etika dan tanggung jawab ilmiah. Implikasi dari penerapan kaidah
bahasa yang baik:
- Meningkatkan
kualitas dan keterbacaan tulisan
- Memperkuat
argumen dan logika ilmiah
- Menunjukkan
profesionalisme penulis
- Meningkatkan
kredibilitas institusi akademik
- Mempermudah
proses publikasi dan akreditasi
Solusi yang dapat diterapkan:
- Pelatihan
literasi bahasa secara berkala
- Modul
pembelajaran berbasis praktik
- Penggunaan
alat bantu penulisan
- Pembudayaan
revisi dan umpan balik
- Penerapan
asesmen bahasa dalam penilaian karya ilmiah
✅ Kesimpulan
Kaidah bahasa dalam teks akademik adalah fondasi utama dalam
menghasilkan karya ilmiah yang kredibel, jelas, dan profesional. Penguasaan
tata kalimat, ejaan, diksi, dan gaya akademik mencerminkan kemampuan berpikir
kritis dan integritas penulis. Revisi dan refleksi berkelanjutan adalah bagian
tak terpisahkan dari proses akademik yang bermutu.
Menulis akademik bukan hanya soal menyampaikan ide,
tetapi juga soal berpikir secara sistematis dan bertanggung jawab.
📌 Ringkasan 5 Poin
Penting
- Kaidah
bahasa adalah fondasi kejelasan dan kredibilitas ilmiah
- Kalimat
efektif dan struktur SPOK meningkatkan keterbacaan
- EYD
V menjadi pedoman resmi penulisan akademik
- Diksi
dan gaya akademik harus objektif, hemat, dan berterima
- Revisi
dan umpan balik adalah proses esensial dalam penulisan ilmiah
🔍 Pertanyaan Pemantik
- Mengapa
teks akademik menuntut bahasa baku, sedangkan komunikasi sehari-hari
tidak?
- Bagaimana
struktur kalimat akademik memengaruhi persepsi pembaca?
- Apakah
istilah asing boleh digunakan dalam teks ilmiah? Bagaimana penulisannya
menurut EYD V?
- Bagaimana
gaya bahasa akademik mencerminkan sikap ilmiah penulis?
- Apa
dampak kesalahan ejaan dan gramatika terhadap etika akademik?
🧠 Latihan Reflektif
- Dalam
penulisan tugas kuliah terakhir Anda, bagian mana yang menurut Anda paling
rentan terhadap kesalahan kaidah bahasa? Mengapa?
- Sejauh
mana Anda sudah menerapkan ejaan sesuai PUEBI dalam menulis karya ilmiah,
dan apa kesulitan yang Anda alami dalam proses tersebut?
- Apakah
Anda pernah mengalami kesalahpahaman akibat penggunaan kalimat atau kata
yang tidak tepat dalam tulisan akademik? Bagaimana Anda mengatasinya?
- Bagaimana
Anda menilai pentingnya revisi bahasa dalam proses penyusunan teks ilmiah?
Apakah Anda rutin melakukannya?
- Apa
langkah konkret yang akan Anda ambil untuk meningkatkan ketelitian
berbahasa dalam setiap karya akademik Anda ke depan?
📖 Glosarium
- Ambiguitas:
Keadaan makna yang ganda atau tidak jelas, yang dapat menimbulkan berbagai
penafsiran.
- Deklaratif:
Jenis kalimat yang menyatakan informasi atau fakta secara langsung.
- Diksi:
Pilihan kata dalam penulisan yang mencerminkan ketepatan dan kesesuaian
makna.
- EYD
V: Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan edisi kelima, pedoman
resmi penulisan bahasa Indonesia.
- Kohesi:
Keterkaitan antar unsur dalam teks yang membentuk kesatuan makna.
- Koherensi:
Alur logis antar kalimat atau paragraf dalam teks.
- Netralitas:
Sikap tidak memihak dalam penyampaian informasi.
- Objektivitas:
Penyampaian informasi berdasarkan data dan fakta, bukan opini pribadi.
- SPOK:
Struktur kalimat: Subjek, Predikat, Objek, Pelengkap, Keterangan.
- Self-editing:
Proses menyunting tulisan sendiri untuk memperbaiki kesalahan dan
meningkatkan kualitas.
📚 Referensi Ilmiah
- Damaianti,
V. S., & Wahya, W. (2021). Membaca Kritis dan Kreatif untuk
Mahasiswa. Rajawali Pers.
- Mahsun,
M. (2021). Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Rajawali Pers.
- Badan
Bahasa (2022). Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (EYD V).
- Prasetyo,
H. (2022). Literasi Kritis dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia.
- Hasanuddin
(2022). Analisis Kalimat dan Paragraf dalam Bahasa Akademik.
- Jurnal
Trunojoyo (2023). Persepsi Mahasiswa terhadap Umpan Balik Dosen.
- Jurnal
UHAMKA (2023). Latihan Koreksi Bahasa Ilmiah Mahasiswa.
- Website
Planet (2023). Ulasan Teknologi Penulisan Akademik.
- Hyland,
K. (2019). Second Language Writing. Cambridge University Press.
- Swales,
J. M., & Feak, C. B. (2012). Academic Writing for Graduate Students.
University of Michigan Press.
🔖 Hashtag
#KaidahBahasaAkademik #KalimatEfektif #EYDV #PenulisanIlmiah
#LiterasiBahasa #GayaBahasaAkademik #RevisiBahasa #AcademicWriting #BahasaBaku
#KomunikasiIlmiah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar