.

Jumat, 04 Desember 2015

Dampak Menghirup CO


Pernahkah Anda merasa pusing saat naik bus. Merasa mual setelah lama mengemudi. Mungkin rasa ingin pingsan setelah turun dari bus. Semua itu menandakan bahwa Anda keracunan karbon monoksida (CO). Karbon monoksida merupakan salah satu senyawa yang di hasilkan dari emisi gas buang kendaraan bermotor. Karbon monoksida tidak berbau dan tidak berwarna. Menyebabkan senyawa ini mudah terhirup manusia.
Karbon monoksida banyak dihasilkan dari kendaraan berbahan bakar bensin. Indonesia sendiri masyarakatnya cenderung menggunakan bensin. Menandakan semakin besarnya karbon monoksida yang di hasilkan. Belum lagi jumlah kendaraan yang terus meningkat. Tak terbayang risiko keracunan bagi pengguna jalan. Seperti pengguna kendaraan bermotor sendiri, pengguna mobil, dan juga orang di pinggir jalan.
Dampak bagi tubuh apabila karbon monoksida terhirup :
  1. Menghambat pasokan oksigen untuk tubuh : Afinitas karbon monoksida (CO) dengan hemoglobin (Hb) 200 kali lebih cepat dari pada afinitas oksigen (O2) dengan hemoglobin (Hb). Proses ini akan membentuk karboksihemoglobin (COHb). Reaksi ini yang menghambat pasokan oksigen ke seluruh tubuh. Jantung dan otak merupakan organ yang butuh oksigen dalam jumlah yang cukup.
  2. Mengganggu fungsi saraf : Ketika kadar COHb dalam darah berkisar 2-5% akan mengganggu fungsi saraf sentral, mengganggu fungsi indra tubuh, dan penglihatan akan kabur.
  3. Mengganggu fungsi jantung : Fungsi jantung akan mengalami perubahan ketika kadar COHb >5%. Tubuh juga mengalami gangguan pulmonary atau paru-paru.
  4. Dalam jumlah banyak : Seseorang yang mengalami keracunan CO dengan kadar tinggi dapat tidak sadarkan diri, lemas, mual, pusing, dan juga sesak napas. Lebih dari itu dapat mengalami kematian.
Kendaraan bermotor merupakan kebutuhan yang penting. Peningkatan jumlah kendaraan bermotor menjadi masalah tersendiri. Penting bagi kita menjaga kesehatan di jalan raya. Mengguanakan masker atau penutup hidung untuk mengurangi risiko keracunan CO.

DATA DAN HASIL
GAS KARBON MONOKSIDA
Karbon monoksida adalah gas yang terdiri dari satu atom karbon (C) dan satu atom oksigen (O). Ia terdiri dari satu atom karbon yang secara kovalen berikatan dengan satu atom oksigen. Dalam ikatan ini, terdapat dua ikatan kovalen dan satu ikatan kovalen koordinasi antara atom karbon dan oksigen. Gas ini tidak berbau, tidak berwarna, tidak berasa dan tidak mengiritasi. Namun karbon monoksida ini mudah terbakar dan sangat beracun apabila terhirup oleh manusia dan memasuki sistem peredaran darah. Karbon monoksida terjadi akibat proses pembakaran yang tidak sempurna akibat kurangnya oksigen. Hal ini bisa terjadi pada kendaraan bermotor, alat pemanas, tungku kayu, bahkan asap rokok.

BAHAYA GAS KARBON MONOKSIDA
Gas karbon monoksida (CO) yang masuk dalam sistem peredaran darah akan menggantikan posisi oksigen dalam berikatan dengan hemoglobin (Hb) dalam darah. Gas CO akhirnya mudah masuk ke dalam jantung, otak dan organ vital penunjang kehidupan manusia lainnya. Gas ini sifatnya sangat beracun bagi tubuh manusia, sehingga akibatnya bisa fatal. Ikatan CO dan Hb dalam darah akan membentuk karboksi haemoglobin. Ini menyebabkan dua hal:
  1. Oksigen akan kalah bersaing dengan karbon monoksida sehingga kadar oksigen dalam darah manusia akan menurun drastis. Seperti yang kita tahu, oksigen diperlukan dalam proses metabolisme tubuh sel, jaringan dan organ dalam tubuh manusia. Dengan keberadaan CO di dalam darah, maka akan menghambat metabolisme tubuh manusia.
  2. Gas CO akan menghambat terjadinya proses respirasi atau oksidasi sitokrom. Hal ini akan mengakibatkan pembentukan energi tidak maksimal. Karbon monoksida akan berikatan langsung dengan sel otot jantung dan sel tulang. Akibatnya terjadi keracunan CO pada sel tersebut dan merembet pada sistem saraf manusia.
Jika seseorang mengalami paparan CO 1.000 ppm selama beberapa menit akan menimbulkan kejenuhan karboksi haemoglobin. Orang tersebut akan bekurang kesadarannya atau pingsan. Sedangkan jika ditambah beberapa menit lagi maka dapat mengakibatkan kematian.
GEJALA KERACUNAN GAS KARBON MONOKSIDA
Paparan karbon monoksida dalam jumlah besar akan menimbulkan gejala seperti keracunan, yakni sakit kepala, rasa mual dan muntah. Gejala ini akan bertambah dengan rasa lelah, mengeluarkan keringat cukup banyak, pola pernafasan menjadi cepat dan pendek, adanya rasa gugup dan berkurangnya fungsi penglihatan. Puncak dari gejala ini adalah berkurangnya kesadaran bahkan hingga pingsan yang sebelumnya ditandai dengan sakit dada yang sangat mendadak. Jika terjadi nyeri dada, maka CO sudah berada di jantung. Banyak kasus kematian akibat keracunan karbon monoksida ini terjadi karena kesulitan bernafas dan edema paru yang disebabkan adanya kekurangan oksigen pada level sel, dimana sel tidak mendapatkan cukup oksigen dari darah karena justru mengikat gas CO.
PERTOLONGAN PERTAMA PADA KORBAN KERACUNAN KARBON MONOKSIDA
Jika ada seseorang yang mengalami keracunan karbon monoksida, maka pertolongan pertama yang bisa dilakukan adalah membawa korban ke tempat terbuka, bisa diusahakan yang terbuka dan hijau dan jauh dari sumber karbon monoksida. Longgarkan pakaian korban supaya lebih mudah bernafas. Jika memiliki oksigen murni, bisa diberikan kepada korban sebagai pertolongan untuk dihidurp. Pastikan korban keracunan masih bernafas dengan menyentuh hidung, denyut jantung dan nadi. Setelah korban siuman, pastikan dalam keadaan tenang karena jika korban terlalu banyak bergerak maka kebutuhan oksigen akan meningkat dan ia akan pingsan kembali. Setelah itu segera bawa korban ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.
BEBERAPA TIPS MENCEGAH ATAU MENGURANGI PENCEMARAN UDARA :
  1.  Mengurangi penggunaan kendaraan bermotor, contohnya : jalan kaki, bersepeda, atau menggunakan kendaraan umum. 
  2. Selalu merawat kendaraan bermotor dengan baik agar tidak boros bahan bakar dan asapnya tidak mencemari udara. 
  3. Menggunakan bahan bakar tanpa timbal (unleaded). 
  4. Mengurangi penggunaan bahan bakar fosil dan menggantinya dengan bahan bakar yang ramah lingkungan, misalnya : biodiesel.
  5.  Mengatur emisi kendaraan bermotor, yaitu dengan memasang alat pengubah katalik.
  6.  Mengembangkan teknologi mesin yang tidak menggunakan bahan bakar fosil, misalnya dengan membuat mobil listrik.
  7.  Ikut berpartisipasi dalam program car free day.
  8.  Menanam sebanyak-banyaknya pohon disekitar lingkungan kita.
3.       KESIMPULAN
  1. Karbon monoksida adalah suatu gas yang tidak berbau, tidak berwarna, tidak berasa dan tidak mengiritasi. Namun karbon monoksida ini mudah terbakar dan sangat beracun apabila terhirup oleh manusia dan memasuki sistem peredaran darah. Karbon monoksida terjadi akibat proses pembakaran yang tidak sempurna akibat kurangnya oksigen. 
  2. Gas karbon monoksida (CO) yang masuk dalam sistem peredaran darah akan menggantikan posisi oksigen dalam berikatan dengan hemoglobin (Hb) dalam darah. Gas CO akhirnya mudah masuk ke dalam jantung, otak dan organ vital penunjang kehidupan manusia lainnya. Gas ini sifatnya sangat beracun bagi tubuh manusia, sehingga akibatnya bisa fatal. 
  3. Untuk mencegah karbon monoksida yang berlebih dilingkungan kita dapat melakukan penghamatan energi, menanam dan merawat pohon dengan baik. Dengan begitu kota Jakarta akan menjadi bersih dan lebih nyaman.
DAFTAR PUSTAKA

http://kesehatan.kompasiana.com/medis/2013/11/04/dampak-menghirup-karbon-monoksida-co-605225.htmlhttp://rianfirman.blogspot.com/2013/10/karbon-monoksida-dan-dampak-bagi.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.