Mutu pendidikan merupakan hal penting dalam meningkatkan daya saing bangsa.
Mutu pendidikan harus sejalan dengan berkembangnya teknologi dan ilmu pengetahuan,
sosial dan budaya. Mutu pendidikan di Indonesia saat ini, masih tergolong
rendah dibandingkan dengan negara tetangga. Perlunya peningkatan fasilitas,
sarana dan prasarana agar siswa dapat meningkatkan minat dan semangta dalam
belajar, sehingga potensi yang dimiliki siswa tersalurkan dan dikembangkan
dengan baik.
KaryaTulisIlmiah123.com
Menulis Kreatif dan Inovatif
Jumat, 08 Mei 2020
Mempelajari Program dalam Desain Untuk Bersaing di Indudtri Kreatif
Pendidikan desain grafis di Indonesia merupakan sesuatu yang sangat banyak diminati oleh banyak orang. Banyak sekolah menengah yang menyediakan jurusan multimedia atau desain grafis. Dan jika kita melihat universitas yang ada banyak diantaranya yang menyediakan jurusan desain. Biasanya jurusan yang terdapat pada universitas yang menyediakan jurusan desain memiliki beberapa sub bidang desain yaitu desain produk, desain komunikasi visual, desain interior, desain fashion, dan seni rupa. Kesemua jurusan ini merupakan jurusan yang banyak peminatnya di Indonesia.
Perbaikan Pendidikan untuk Kemajuan Bangsa
Di
era Revolusi Industri 4.0 seperti saat ini dimana peran teknologi sangat
signifikan untuk kemajuan suatu negara. Pendidikan merupakan suatu kunci dari
kemajuan suatu negara, hal tersebut yang mendorong suatu negara berjuang sangat
gigih demi memajukan pendidikan di negaranya.
Kamis, 07 Mei 2020
Ber-Daya dan Ber-Kualitas
Pendidikan nasional
indonesia cenderung masih terbelakang dibandingkan pendidikan negara-negara
lain bahkan negara tetangga kita sekalipun. Banyak lulusan sekolah formal tidak
mengerti terhadap materi pembelajaran yang telah diberikan oleh guru-guru
mereka saat bersekolah dulu.
PENDIDIKAN BERBASIS KEARIFAN LOKAL SEBAGAI DAYA SAING BANGSA
Oleh
: Chelline Jihan Sasmita (J35-CHELLINE)
ABSTRAK
Pendidikan merupakan usaha yang
disengaja dan terencana untuk membantu perkembangan dan potensi kemampuan
individu agar bermanfaat bagi kepentingan hidupnya baik sebagai individu maupun
dalam anggota masyarakat.
Peran yang Kurang Dimaksimalkan dalam Pendidikan Wajib
Pendidikan wajib adalah pendidikan yang
ditempuh pelajar melalui program wajib belajar 12 tahun. Program ini mewajibkan
setiap warga negara Indonesia untuk bersekolah selama 12 tahun pada pendidikan
dasar dan menengah, yaitu dari tingkat kelas 1 Sekolah Dasar (SD) atau Madrasah
Ibtidaiyah (MI) hingga kelas 12 Sekolah Menengah Atas (SMA) atau Madrasah
Aliyah (MA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) atau Madrasah Aliyah Kejuruan
(MAK) (Puan Maharani, 2015).
FUNGSI DAN TUJUAN PENDIDIKAN UNTUK MENINGKATKAN DAYA SAING BANGSA
Abstrak
Dari berbagai perrspektif tentang fungsi dan
tujuan pendidikan telah jelas terlihat bahwa pendidikan di pendidikan berupaya
untuk menciptakan bangsa yang cakap, beriman, bertaqwa kepada Tuhan serta
memilki pengetahuan yang baik dan wawasan kebangsaan.
Investasi Pendidikan Technopreneurship sebagai Daya Saing Bangsa
Oleh : @J07-FARROSZY
Abstrak
Pendidikan
menduduki posisi utama dalam sebuah pembangunan karena sasarannya adalah
peningkatan kualitas sumberdaya manusia, oleh sebab itu pendidikan juga
merupakan alur tengah dari seluruh sektor pembangunan.
Pendidikan dan degradasi moral pemuda
Oleh : Muhammad
Zainal Abidin (@j18-ZAINAL)
Pendidikan adalah bagaimana
manusia membangun peradaban menjadi lebih baik.pendidikan dapat menjadi ketahanan
berbangsa dan bernegara oleh karena itu pemerintah indonesia mewajibkan
pendidikan 9 tahun untuk seluruh masyarakat dikarenakan pendidikan kunci utama
kemajuan suatu bangsa bernegara.
Pentingnya Pendidikan Karakter Untuk Kemajuan Bangsa
@J27-KHALIL, Quiz 09
Pembahasan
Pendidikan karakter adalah pendidikan
yang sangat penting bagi kita terutama bagi anak-anak yang masih dalam dunia
pendidikan, karena pendidikan karakter dalam dunia pendidikan ini dijadikan
sebagai wadah atau proses untuk membentuk pribadi anak agar menjadi pribadi
yang baik.
Peningkatan Akses Mengenyam Pendidikan Tinggi Upaya Menguatkan Kualitas SDM Indonesia untuk Mendorong Daya Saing Bangsa
Oleh: Rifaldi Panjaitan (@J11-RIFALDI)
ABSTRAK
Pendidikan
menjadi penting karena efek yang dihasilkan akan mendorong sumber daya manusia
tersebut menjadi ujung tombak peradaban suatu bangsa (Wirawan, 2019). Peran pendidikan,
terutama pendidikan tinggi, akan sangat membantu pemerintah sebagai strategi
jitu untuk meningkatkan daya saing manusia Indonesia dalam menghadapi pola pendidik
baru dan arus globalisasi (Sulisworo, 2016).
PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR MENINGKATKAN DAYA SAING BANGSA DITENGAH PERSAINGAN GLOBAL
ABSTRAK
Dalam ekonomi dunia yang global,
daya saing menjadi sangat penting untuk memastikan bahwa Indonesia dapat
berperan aktif dan mengambil keuntungan dari perdagangan internasional. Tanpa
daya saing, Indonesia hanya akan menjadi konsumen atau pasar dari berbagai
barang dan jasa negara lain yang lebih kompetitif (dari sisi mutu dan harga).
Rabu, 06 Mei 2020
REORIENTASI PENDIDIKAN NASIONAL DALAM MENYIAPKAN DAYA SAING BANGSA
Abstrak
Artikel
ini mencoba menjelaskan strategi pendidikan nasional dalam menghadapi
tantangan-tantangan globalisasi. Globalisasi telah
mengubah mindset para pengambil kebijakan di negara-negara maju di kawasan Asia Timur untuk merubah sistem
and tata kelola pendidikan mereka melalui desentralisasi, marketisasi dan
internasionalisasi untuk meningkatkan daya saing pendidikan mereka. Para pembuat
kebijakan di Indonesia harus mereformasi sistem dan tata kelola
pendidikan dalam hal regulasi, aturan
dan pembiayaan. Ada tiga langkah
yang harus diambil untuk mengatasi problem pendidikan
nasional: (1) meninjau kembali dan memperbaharui kerangka legal pendidikan
nasional yang lama; (2) meningkatkan proses pendidikan yang mampu memperkuat keterampilan mengajar dan pembelajaran para pendidik, dan (3)
membangun budaya kewargaan dan mengembangkan kesadaran belajar masyarakat.
Kata Kunci:
pendidikan nasional, daya saing negara, sistem dan tata kelola pendidikan
PENDAHULUAN
Salah satu topik yang menarik dan tidak
pernah usang adalah pembicaraan mengenai pendidikan. Pendidikan ada seiring
dengan adanya penciptaan manusia. Pendidikan bukan hanya memiliki dasar filosofis dan menjadi obyek kajian ilmu tetapi juga memiliki nilai praksis
yang sangat penting bagi upaya regenerasi umat manusia. Pendidikan merupakan
wahana untuk melahirkan generasi penerus dan menjadi kunci bagi kelangsungan
suatu bangsa. Pendidikan telah diakui sebagai medium penting bagi suatu negara
dalam membentuk karakter bangsa sekaligus
mencirikan kualitas bangsa tersebut.
Berdasarkan pengalaman negara-negara maju
seperti Amerika Serikat, Inggris, Belgia, Jerman dan Finlandia, untuk memajukan negara, diperlukan reformasi melalui
bidang pendidikan. Demikian halnya yang dilakukan oleh negara-negara Asia Timur, seperti Hong Kong, China,
Singapura, Taiwan, Korea Selatan,
dan Jepang. Negara-negara tersebut melakukan kebijakan penting dalam rangka
menghadapi tantangan sekaligus peluang yang dihadirkan oleh globalisasi dengan
memperkuat daya saingnya secara internal dan eksternal, yaitu mereformasi
sistem pendidikan dan mengubah pengelolaan pendidikan (Mok, dkk., 2005).
Sementara itu dalam konteks keindonesiaan,
dapat dikatakan bahwa sejak krisis keuangan yang menimpa Indonesia sampai
sekarang, bangsa Indonesia masih berjuang untuk membangun sikap dan mental
budaya masyarakat untuk memiliki daya saing. Menurut Ali (2014:1), lahirnya
reformasi di Indonesia sejak tahun 1998 telah membangkitkan kembali harapan
masyarakat tentang pembangunan nasional untuk menuju bangsa Indonesia yang
mandiri, maju, makmur dan berdaya saing tinggi. Mandiri berarti mampu
mewujudkan kehidupan sejajar dan sederajat dengan bangsa lain dengan
mengandalkan pada kemampuan dan kekuatan sendiri. Maju bermakna tingkat
kemakmuran yang juga tinggi disertai dengan sistem dan kelembagaan politik dan
hukum yang mantap. Adil berarti tidak ada pembatasan/diskriminasi dalam bentuk
apapun, baik antar individu, gender, maupun wilayah. Makmur berarti seluruh
kebutuhan hidup masyarakat Indonesia telah terpenuhi sehingga dapat memberikan
makna dan arti penting bagi bangsa-bangsa lain (Kementrian PPN/Bappenas,
2014:1)
PEMBAHASAN
Setelah mencermati
beberapa pengalaman negara-negara maju dalam melakukan upaya
melakukan reformasi pendidikan dan pengelolaan sistem pendidikan maka menurut
penulis sudah selayaknya apabila bangsa Indonesia melalui pemerintah meninjau
kembali sistem pendidikan nasional. Peninjauan ini bukan
berarti harus merubah
total sistem pendidikan nasional, tetapi meninjau kembali beberapa
konsep yang kurang relevan dengan tuntutan perubahan global, khususnya yang
terkait substansi pendidikan dan model pengelolaannya. Penguatan kembali “core
pendidikan” sesuai kultur bangsa Indonesia nampaknya perlu mendapatkan
prioritas. Menurut Nuryanta (2014), beberapa nilai inti (core values)
pendidikan nasional adalah nilai keagamaan, keadilan, kebebasan, persamaan,
cinta tanah air, kesesuaian,
kemerdekaan, kebudayaan, kemanusiaan, kekeluargaan, gotong royong, keramah tamahan, kedisiplinan,
menghargai perbedaan, negara maritim dan kewarganegaraan yang harus ditumbuhkan
sejak awal pendidikan, khususnya mulai dari pendidikan pra-sekolah.
Konsep Negara Maritim
yang diprioritaskan oleh Presiden Joko Widodo
perlu mendapat perhatian serius. Kalau pada konsep sebelumnya “laut” adalah “pemisah” antar pulau, maka sekarang konsep
tersebut telah berubah menjadi “pemersatu” antar pulau. Konsep ini memerlukan
perubahan mindset seluruh warga negara. Masyarakat harus dipahamkan
bahwa laut bukanlah halangan akan tetapi menjadi wahana transportasi untuk
negara maritim, terutama beberapa tahun ke depan yang sangat mungkin
menggantikan transportasi darat. Perubahan mindset ini harus mulai disebarluaskan kepada masyarakat melalui
pendidikan. Konsekuensi
logisnya adalah masyarakat Indonesia tidak boleh lagi takut “laut”. Maka
pembelajaran renang perlu dimasukkan ke dalam kurikulum, bahkan perlu
diwajibkan. Hal ini sejalan dengan ajaran Rasulullah SAW, bahwa renang adalah salah satu materi pelajaran yang wajib
diberikan kepada peserta didik, sebagaimana sabda Beliau: “ajarilah anak-anakmu memanah,
berkuda dan berenang” (HR. Ath-Thawawi).
Sementara
itu, konsep sekolah pemikiran (thinking school) yang dikembangkan oleh
pemerintah Singapura dalam menghasilkan peserta didik yang kritis, kreatif dan
inovatif perlu digalakkan dalam pendidikan di Indonesia. Kalau di Indonesia ada
LEMHANAS yang dijadikan sebagai pendidikan yang strategis dan mendidik kalangan
elit politik minoritas (legislatif, eksekutif, pimpinan perguruan tinggi, militer) maka model ini dapat diadopsi tetapi
pesertanya harus diperluas. Pola pendidikan
di LEMHANAS harus dibangun untuk generasi
muda yang potensial sehingga
menjaring banyak peserta didik potensial yang diperlukan dalam mendukung proses
pembangunan bangsa. Alasan ini untuk mengatasi kenyataan bahwa berdasarkan
laporan Kementrian Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
tahun 2014, masih terdapat 2,1% anak usia 7-12 tahun dan 10,5% anak usia 13-15
tahun yang tidak sekolah pada tahun 2012. Sebagian besar anak usia 13-15 tahun
yang tidak sekolah adalah lulusan SD/MI yang tidak melanjutkan ke jenjang SMP/MTs (Kementrian PPN/Bappenas, 2014: 6).
KESIMPULAN
Setelah
mencermati, membahas dan menganalisis pendidikan nasional maka penulis
menyimpulkan sebagai berikut:
a. Sistem pendidikan
nasional yang bersumber pada UU No Tahun 2003
belum mampu menghasilkan sumber daya manusia sesuai
dengan tujuannya. Oleh karena itu perlu ditinjau kembali dan bahkan direformasi untuk memperkuat
daya saing manusia Indonesia.
b. Proses pendidikan diperbaiki
dengan perbaikan pendidikan
guru atau pendidik yang mampu memahami proses pendidikan dari sisi
folosofis, epistimologis maupun praksis. Pengajaran dan pembelajaran ditempuh dengan metode yang dialogis, interaktif
dan komunikatif.
c. Reformasi budaya dan menumbuh kembangkan kesadaran belajar warga
negara Indonesia adalah
solusi terhadap berbagai
faktor yang mempengaruhi
pendidikan nasional.
DAFTAR PUSTAKA
Mok,
Ka Ho. 2006. Education Reform and Education Policy in East Asia. New
York: Routledge: Taylor & Francis Group
Kementrian
PPN/Bappenas.2014.Rancangan Awal Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional 2015-2019: Buku I Agenda
Pembangunan Nasional. Jakarta: Kementrian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Bapan Perencanan Pembangunan Nasional.
Kementrian
PPN/Bappenas. 2014. Rencana Teknokratik RPJM 2015- 2019 Sub Bidang Pendidikan. Jakarta: Kementrian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bapan
Perencanan Pembangunan Nasional.
Ali,
Muhammad. 2014. Pendidikan Untuk Pembangunan Nasional: Menuju Bangsa
Indonesia yang Mandiri
dan Berdaya Saing
Tinggi. Edisi Kedua. Bandung: PT.
Imperial Bhakti Utama
PENIGKATAN MUTU PENDIDIKAN DAN KARAKTER BANGSA
(sumber,
penulis 2020)
ABSTRAK
Pendidikan merupakan sebagian
dari kehidupan masyarakat dengan nilai pembelajaran . sebagian orang tidak
mengerti tentang pendidikan sehingga terjadi keterbelakngan pendidikan yang
mempengaruhi masa depan. Konsekuensinya, dunia pendidikan terbiasa dengan
ketidakmampuan atau bahkan memang tidak siap menghadapi kemungkinan
perubahan-perubahan yang melingkari esensinya, sebab setiap tataran perubahan
akan membawa nilai-nilai baru. Nilai-nilai baru ini ada yang sejalan dengan
nilai-nilai yang berlaku, tetapi banyak yang justru berlawanan dengan
nilai-nilai yang tertata serta menjadi nilai baku. Salah satu contohnya adalah
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah membawa perubahan di
hampir semua aspek kehidupan manusia. Selain manfaat bagi kehidupan manusia di
satu sisi perubahan tersebut juga telah membawa manusia ke dalam era persaingan
global yang semakin ketat. Agar mampu berperan dalam persaingan global, maka
bangsa Indonesia yang pasti mengikuti arus perhelatan kompetisi antarbangsa,
perlu terus mengembangkan dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM)
khususnya generasi penerus bangsa.
PENDAHULUAN
Peningkatan Sumber Manusia (SDM) harus dilakukan secara
terencana, terarah, intensif, efektif dan efisien dalam proses, agar bangsa ini
kalah bersaing dalam menjalani era globalisasi tersebut.Untuk mengantisipasi
permasalahan tersebut pembekelan di bidang pendidikan dititik beratkan pada
pembangunan kualitas fisik dan mental generasi muda yang merupakan penerus yang
disiapkan untuk meneruskan perjuangan generasi sebelumnya guna mewujudkan
cita-cita bangsa Indonesia, sebagaimana tercantum dalam pembukaan Undang-Undang
Dasar 1945. Pemerintah, masyarakat, dan juga stakeholder lainnya perlu untuk
mengambil langkah-langkah konkret-antisipatif dalam mempersiapkan dan
merencanakan pendidikan yang benar-benar menjadi "mesin pencetak"
generasi bangsa yang kompetitif dan handal.
PEMBAHASAN
Dalam perumusan pendidikan,
peranan peserta didik dimasa yang akan datang adalah berperan menjadi manusia
Indonesia berkualitas yang senantiasa mampu memecahkan persoalan-persoalan
kebutuhan hidupnya secara mandiri dan pada gilirannya dapat memberikan
kontribusi dalam mewujudkan terciptanya masyarakat yang adil dan sejahtera.
Dengan demikian, generasi bangsa Indonesia merupakan generasi yang menjadi
"rahmat" bagi peradaban global untuk turut ikut andil menciptakan
peradaban yang humanis berlandaskan pada semangat Ketuhanan Yang Maha Esa. Akan
tetapi, keberhasilan pendidikan dalam mewujudkan sumber daya manusia (SDM) yang
sesuai dengan cita-ideal tersebut di atas dapat terukur kadar mutunya. Artinya,
kadar kualitas sumber daya manusia (SDM) yang terukur akan menjadi tolok ukur
untuk menambal sulam (rekonstruksi) atau bahkan mendekonstruksi pendidikan dari
waktu ke waktu. Salah satu keberhasilan pendidikan dalam mewujudkan sumber daya
manusia (SDM) adalah dengan mengukur kualitas sumber daya manusia (SDM) yang
ditandai dengan meningkatnya kualitas pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang
lebih dinamis dan mandiri dalam kehidupan masyarakat, berbangsa, dan beragama
dengan tatanan nasional dan internasional. Maka, dalam konteks tujuan
pendidikan nasional terealisasi dalam tujuan dan fungsi pendidikan nasional
yang tertuang dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun
2003
Implikasi dari harapan itu
menuntut manusia berkualitas untuk senantiasa mampu memecahkan
persoalan-persoalan kebutuhan hidupnya secara mandiri yang dilandasai keimanan
dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa serta mampu untuk memberikan
kontribusi dalam mewujudkan terciptanya masyarakat yang adil dan sejahtera.
Strategi yang paling tepat untuk membawa manusia agar mampu menapak kualitas
hidupnya dapat dilakukan dengan pendekatan pembinaan secara simultan dan
profesional. Peranan guru sebagai pendidik yang andal dan berkualitas merupakan
salah satu faktor yang strategis untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional
tersebut. Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20/2003 Pasal 42
ayat (1) menyebutkan pendidik harus memiliki kualifikasi minimum dan
sertifikasi sesuai dengan jenjang kewenangan mengajar, sehat jasmani dan
rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
Uraian Pasal 42 itu cukup jelas bahwa untuk menjadi guru sebagai tahapan awal
harus memenuhi persyaratan kualifikasi minimal (latar belakang pendidikan
keguruan/umum dan memiliki akta mengajar). Setelah guru memenuhi persyaratan
kualifikasi, maka guru akan dan sedang berada pada tahapan kompetensi. Namun
fenomena menun jukkan bahwa pendidik di sekolah masih banyak yang tidak
memenuhi persyaratan tersebut. Hal ini mengindikasikan bahwa peningkatan mutu
di sekolah dalam rangka menghasilkan peserta didik sesuai dengan yang
diharapkan masih belum optimal.
Manajemen Peningkatan Mutu Terpadu merupakan
konsep manajemen sekolah sebagai inovasi dalam penyelenggaraan pendidikan di
sekolah yang diharapkan dapat memberikan perubahan yang lebih baik sesuai
dengan perkembangan, tuntutan, dan dinamika masyarakat dalam menjawab
permasalahan-permasalahan pengelolaan pendidik Undang-Undang No. 20 Tahun 2003
tentang Sisdiknas (Sistem Pendidikan Nasional) 2003 Beserta Penjelasannya, (Bandung:
Fokus Media, 2003)
pada tingkat sekolah. Komponen
terkait untuk meningkatkan mutu tersebut ialah mutu sekolah, guru, siswa
kurikulum, dukungan dana dan suatu sarana dan prasarana serta peran orangtua
siswa. Di antara komponen di atas yang paling berperan dalam mening- katkan
mutu ialah meningkatkan peran dan fungsi guru serta peran kepemimpinan kepala
sekolah agar semakin profesional dalam melak- sanakan tugasnya. Dalam
meningkatkan profesional guru diperlukan suatu pendekatan pembinaan manajemen
mutu terpadu. Oleh sebab itu, transformasi menuju mutu terpadu dalam pendidikan
prosesnya dimulai dengan mengembangkan suatu visi mutu:
1. Difokuskan pada pemenuhan
berbagai kebutuhan dari pelanggan.
2. Mempersiapkan secara total
keterlibatan masyarakat dalam suatu program.
3. Menyusun beberapa sistem untuk
mengukur nilai tambah dari pendidikan.
Sistem penunjang di mana staf dan
peserta didik perlu mengelola perubahan. Melakukan upaya peningkatan dan
perbaikan terus-menerus kemudian senantiasa berusaha untuk menghasilkan produk
pendidikan ke arah yang lebih baik.Kepala sekolah dan guru diharapkan mampu
meningkatkan kemampuannya, dalam meningkatkan kinerjanya sesuai dengan bidang
nya masing-masing. Usaha meningkatkan mutu pendidikan tersebut melalui
pendekatan konsep manajemen mutu terpadu. Dengan pendekatan konsep manajemen
terpadu tersebut, diharapkan kepala sekolah dan guru mampu meningkatkan
kemampuannya secara maksimal dalam pengelolaan layanan pembelajaran peserta didik
yang muaranya pada peningkatan mutu pendidikan.
Pendidikan karakter bukan hanya
berurusan dengan penanaman nilai bagi siswa, namun merupakan sebuah usaha
bersama untuk menciptakan sebuah lingkungan pendidlkan tempat setiap individu
dapat menghayati kebebasannya sebagai sebuah prasyarat bagi kehidupan moral
yang dewasa
Secara umum, kita sering
mengasosiasikan istilah karakter dengan apa yang disebut dengan temperamen yang
memberinya sebuah definisi yang menekankan unsur psikososial yang dikaitkan
dengan pendidikan
Jika kita lihat dari pengalaman
sejarah bangsa, pendidikan karakter sesungguhnya bukan hal baru dalam tradisi
pendidikan di Indonesia. Beberapa pendidik Indonesia modern yang kita kenal,
seperti R.A. Kartini, Ki Hadjar Dewantara, Soekarno, Hatta, Tan Malaka,
Moh.Natsir, dil, telah mencoba menerapkan semangat pendidlikan karakter sebagai
pembentuk kepribadian dan identitas bangsa sesuai dengan konteks dan situasi
yang mereka alami. Membentuk wajah bangsa merupakan keprihatinan pokok para
cendekiawan kita. Dengan caranya masing-masing, mereka mencoba membayangkan dan
menggagas sebuah bangsa yang memiliki identitas. Dari pemikiran dan gagasan
ini, munculah keindonesiaan yang mesti kita perjuangkan dengan kerja keras,
melalui perjuangan sengt yang mengorbankan banyak nyawa dan harta. Dari sini
jelas terlhat bagaimana membentuk wajah
bangsa terjadi ketika ada pemikiran bersama tentang menjadi sebuah bangsa
mandiri.
Namun terjadi merosotnya karakter
berbangsa di Indonesia hal ini bisa terjadi karena pengaruh luar. Seharusnya
pendidikan yang diajarkan harus melangsungkan pendidikan karakter di kehidupan
bermasyarakat. Pengembangan karakter atau kekuatan yang dimaksudkan ini
dilakukan terutama melalui pendidikan . dalam pendidkan ini diajarkan
pendidikan dengan karakter yang cerdas
sebagai proses pembelajaran yang menanamkan dan menempatkan kaidah
kaidah moral. Hasil yang diharapkan bisa
membangun karakter bangsa demi pembangunan bangsa dengan karakter sifat-sifat pribadi yang
relative stabil, keberanian untuk menempuh bahaya dan resiko untuk kepentingan
bersama.
Cara untuk meningkatkan karakter
yaitu :
·
- Menggali potensi pada diri.
Yaitu
dengan melakukan evaluasi dan juga seleksi dari nilai dan norma yang terunggul
untuk dikembangkan mendorong dan meningkatkan karakteristik suatu bangsa
- Upaya mengembangkan karakter luhur.
Hal itu hanya akan
terjadi bila dalam masyarakat terjadi proses komunikasi yang sehat di dalam
anggota-anggotanya. Interaksi sehat terlaksana jika tiap pihak menjalankan
prinsip persamaan derajat, kesamaan atas keterlibatan dan keterbukaan. Langkah
membangun interaksi sehat ini memerlukan pemahaman dan latihan yang terus
menerus. Bila hal ini berhasil dilakukan akan terbangun komunitas yang
anggota-anggotanya memiliki jalinan hubungan erat. Sikap luhur seperti
kejujuran, keadilan, tanggung jawab, dan toleran sebagaimana disebutkan
sebelumnya akan tumbuh subur dalam lingkungan masyarakat yang memiliki
interaksi sehat.
- Jalur-jalur interaksi sehat.
jalur
interaksi sehat merupakan benih tumbuhnya karakter komunitas yang responsif.
- toleransi
Toleransi ini mencegah dan melawan perilaku yang tidak
etis. Dengan menjaga perbedaan yang ada di bangsa ini , sehingga tetap menjadi
satu sesuai dengan bhineka tunggal ika
KESIMPULAN
Dalam pendidikan dan karakter
bangsa harus dari dalam diri sendiri, pendidikan sangat penting karena menjadi
tolak ukur sebagai penerus bangsa dimasa depan dengan karakter yang baik
sehingga mewujudkan terciptanya masyarakat yang adil dan sejahtera
DAFTAR PUSTAKA
Arbangi.2016. Manajemen mutu pendidikan . Jakarta
: Prenada Media, 2016
Prayitno.manullag,belferik. Pendidikan karakter dalam pembangunan bangsa.
Koesoma,doni. Pendidikan
karakter. Jakarta : PT Grasindo
Proses Pembelajaran untuk Peningkatan Kualitas SDM, Pendidikan Nasional, dan Daya Saing Bangsa
Proses Pembelajaran untuk Peningkatan Kualitas SDM, Pendidikan Nasional, dan Daya Saing Bangsa
(Oleh: @J04_NIDA)
Sumber
: Putri Lestari (12010110084)
Abstrak
Suroso (2003:212) yang
mengutip dari laporan Darmono (1996) bahwa dari 3300 jurnal ilmiah dari
beberapa negara yang tercakup dalam Science Citation Index (SCI), sumbangan
ilmuwan Indonesia dalam pengembangan iptek dunia hanya 0,12% masih di bawah
negara tetangga seperti Filipina 0,35% dan Singapura 0,179%.
Kualitas sumber daya
manusia Indonesia yang diukur dari Human Development Index juga belum
menggembirakan. Pada tahun 2019 Indonesia menduduki rangking 111 dari 183
negara di bawah Singapore (9), Brunei Darussalam (43), Malaysia (61), dan
Philippines (106). Kualitas sumber daya manusia Indonesia dalam bidang kemajuan
IPTEK juga masih sedikit dan belum menggembirakan jika dibandingan dengan
amoral, korupsi, dan kejahatan yang jumlahnya lebih besar.
Mohammad Ali (2009) Pembangunan
sumber daya manusia memiliki peran yang sangat penting dalam mewujudkan manusia
Indonesia yang maju dan mandiri sehingga mampu berdaya saing dalam era
globalisasi. Dalam kaitan itu, pembangunan sumber daya manusia diarahkan pada
peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia yang ditandai dengan
meningkatnya Human Development Index dan Indeks Pembangunan Gender (IPG).
Kata kunci : Kualitas
SDM, Pendidikan nasional , Daya saing bangsa.
Pembahasan
Dari data Human
Developmen Index pada tahun 2019 tersebut dapat disimpulkan bahwa kualitas
pendidikan nasional di Indonesia masih memperhatinkan karena pendidikan nasional
merupakan salah faktor dalam pengingkatan sumber daya manusia, walaupun banyak
sekali upaya yang telah dilakukan pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan
nasional seperti beberapa penggantian kurikulum dan sistem pembelajaran,
perubahan manajemen pembelajaran, bahkan penggantian UU sistem pendidikan
nasional. Namun, upaya yang dilakukan pemerintah tersebut nampaknya belum
memberikan hasil yang menggembirakan.
Komponen terpenting dalam
proses pembelajaran adalah guru. Oleh karena itu, untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran yang akan berujung pada peningkatakan kualitas pendidikan maka
mutu guru yang harus dibenahi. Sumarsono (2003:19) menyatakan bahwa guru memang
harus dibantu dari segi kognisi dan kesadaran untuk mengerti isi perubahan dan
menyadari bahwa perubahan itu memang perlu. Sikap moral untuk mau berubah harus
dibangun; sikap sebagai tukang yang pasif dan menanti diubah menjadi sikap
professional yang harus aktif, proaktif, kreatif, penuh inisiatif dan kritis.
Oleh karena itu untuk meningkatkan kualitas pembelajaran maka perlu dilakukan
berbagai upaya peningkatan kualitas mengajar dosen/guru.
Beberapa upaya
peningkatan kualitas pendidikan nasional yang mungkin dapat diterapkan :
1. Menaikan
upah dan gaji guru/dosen,
2. Pelatihan
dan sarana
3. Memberikan
gambaran dan membandingan dengan tenaga guru/dosen internasional
4. Mereformasi
sistem pendidikan nasional dan mengadopsi beberapa strategi yang ditempuh
negara-negara maju dan negara-negara Asia Timur
5. Memberikan penghargaan dan sanksi hukuman (reward
and punishment). Secara bertahap guru/dosen diawasi , sehingga kinerja guru/dosen
terpantau dengan baik
6. Mengatasi guru/dosen yang belum siap menghadapi
berbagai perubahan
Kesimpulan
Perlu disadari
peningkatan kualitas SDM memang sangat tergantung pada tenaga pengajar. Segala
upaya dalam peningkatan mutu pendidikan, keberhasilannya tergantung pada tenaga
pengajar. Konsekuensinya, dalam upaya peningkatan mutu pendidikan untuk daya
saing bangsa penumbuhan kesadaran mutu di kalangan tenaga pengajar sangat
diperlukan. Di samping itu yang tak kalah penting untuk diupayakan adalah aspek
kesejahteraan tenaga pengajar sebagai sarana untuk memotivasi tumbuhnya kesadaran
kualitas/mutu.
Daftar
Pustaka
Suroso. (2002). In Memoriam Guru. Yogyakarta: Jendela
Nanang, N., (2015). Reorientasi Pendidikan Nasional
Dalam Menyiapkan Daya Saing Bangsa. Yogyakarta: UII
Ali, M., (2009). Pendidikan untuk Pembangunan Nasional
: Menuju Bangsa Indonesia yang Mandiri dan Berdaya Saing Tinggi. Bandung: PT.
Imperial Bhakti Utama
Langganan:
Postingan (Atom)