Pengukuran kerja adalah suatu
aktivitas untuk menentukan waktu yang dibutuhkan oleh seorang operator yang
memiliki skill rata-rata dan terlatih baik dalam melaksanakan sebuah kegiatan
kerja dalam kondisi dan tempo kerja yang normal. Perkembangan teknologi yang
semakin canggih membuat masyarakat pengguna jasa pelayanan kesehatan lebih
memilih pelayanan yang praktis, pelayanan yang bermutu, sarana dan prasarana
yang lengkap dan tenaga kerja yang berkualitas dan professional. Rumah Sakit
XYZ perlu melakukan pengukuran beban kerja dikarenakan jumlah pengunjung dari
tiap tahun mengalami kenaikan rata – rata 8 % pada tiap poliklinik. Dampak
psikis yang terjadi akibat perawat harus melayani pasien yang berlebih seperti
perawat menjadi gampang marah kepada pasien dan perawat bekerja dengan
tergesa-gesa dalam melayani pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur
beban kerja mental perawat pada instalasi rawat jalan Rumah Sakit XYZ.
Penelitian dilakukan dengan metode Nasa-TLX (National Aeronautics and Space
Administration Task Load Index). Hasil dari NASA-TLX menunjukan bahwa kebutuhan
mental yang dominan mempengaruhi beban kerja pada poliklinik Internist.
Untuk kebutuhan fisik yang dominan mempengaruhi beban kerja pada poliklinik fisioterapi. Sedangkan untuk kebutuhan waktu yang dominan mempengaruhi beban kerja pada poliklinik bedah dan mata. Masing-masing beban mental perawat berada pada kategori tinggi. Berdasarkan pada hasil penelitian beban kerja ini diharapkan manajemen rumah sakit dapat melakukan pembagian tugas dan pengalokasian perawat dengan lebih baik.
Untuk kebutuhan fisik yang dominan mempengaruhi beban kerja pada poliklinik fisioterapi. Sedangkan untuk kebutuhan waktu yang dominan mempengaruhi beban kerja pada poliklinik bedah dan mata. Masing-masing beban mental perawat berada pada kategori tinggi. Berdasarkan pada hasil penelitian beban kerja ini diharapkan manajemen rumah sakit dapat melakukan pembagian tugas dan pengalokasian perawat dengan lebih baik.
METODE PENELITIAN
Penelitian dilakukan di Rumah Sakit
XYZ sebuah organisasi yang bergerak di bidang jasa perawatan medis. Penelitian
ini dilakukan dengan menggunakan jenis penelitian deskriptif yaitu suatu
penelitian yang bertujuan untuk membuat gambaran atau deskripsi tentang keadaan
secara objektif dengan menggunakan metode NASA-TLX. Data yang dikumpulkan
berupa data hasil penyusunan kuesioner beban kerja mental berdasarkan ke 6
indikator NASA-TLX.
Metode
NASA-TLX (National Aeronautics and Space Administration Task Load Index)
merupakan metode yang digunakan untuk menganalisis beban kerja mental yang
dihadapi oleh pekerja yang harus melakukan berbagai aktivitas dalam
pekerjaannya. Metode NASA-TLX dikembangkan oleh Sandra G. dari NASA-ames
research center dan Lowell E. Staveland dari San Jose state university pada
tahun 1981. Metode ini di kembangkan berdasarkan munculnya kebutuhan pengukuran
subjektif yang terdiri dari skala Sembilan faktor ( Kesulitan tugas, tekanan
waktu, jenis aktivitas, usaha fisik, usaha mental, performansi, frustasi,
stress dan kelelahan). Dari Sembilan faktor ini disederhanakan lagi menjadi 6
yaitu Kebutuhan Mental demand (MD), Physical demand (PD), Temporal
demand (TD), Performance (P), Frustation level (FR).
Objek dalam penelitian ini adalah 8
orang perawat yang bekerja pada poliklinik bedah, mata, fisioterapi, internist
dan neurologi.
Langkah-langkah pengukuran beban
kerja mental dengan menggunakan NASA-TLX adalah sebagai berikut:
1. Pembobotan hasil kuesioner.
2. Pemberian rating.
3. Perhitungan nilai WWL.
4. Pengkategorian penilaian beban
kerja.
KESIMPULAN
Hasil pengukuran beban kerja
dengan metode NASA-TLX (National Aeronautics and Space Administration Task
Load Index) menunjukkan bahwa faktor kebutuhan fisik (PD) yang dominan
mempengaruhi beban kerja perawat bedah 1, mata, fisioterapi 1, fisioterapi 2,
fisioterapi 3, internist dan neurologi. Sedangkan pada perawat
bedah 2 yang dominan dalam mempengaruhi beban kerja yaitu faktor performansi
(P). Sedangkan dari hasil tahap penilaian menunjukkan beban kerja perawat pada
poliklinik bedah, mata, fisioterapi, internist dan neurologi masuk
dalam kategori beban kerja tinggi. Berdasarkan pada skala kategori beban kerja
dapat diketahui bahwa yang menjadi faktor dalam penilaian beban kerja ini yaitu
kebutuhan fisik dari perawat. Hal ini dikarenakan perawat tidak hanya bertanggung
jawab melayanani pasien melainkan perawat pada setiap poliklinik harus juga
bertanggung jawab dalam menjaga kebersihan dalam lingkungan poliklinik sehingga
pada kasus ini perawat harus menanggung dua tugas sekaligus.
Daftar Pustaka
Fiansyah, Adera. 2010. Pengukuran waktu Kerja. Dalam http://aderafiansyah.blogspot.co.id/2010/08/pengukuran-waktu-kerja.html. Diakses 19 September 2016.
Fathoni. Indah Kesuma S. 2011. ANALISIS PENILAIAN KINERJA RUMAH SAKIT DENGAN PENERAPAN BALANCED SCORECARD (STUDI KASUS RUMAH “ABC”). Dalam http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jsi/article/download/735/275. Diunduh 18 September 2016.
Hidayat, T.Fariz. Sugiharto
Pujangkoro. Anizar. 2013. PENGUKURAN BEBAN KERJA PERAWAT MENGGUNAKAN METODE
NASA-TLX DI RUMAH SAKIT XYZ. e-Jurnal Teknik Industri FT USU Vol 2. Dalam http://id.portalgaruda.org/index.php?ref=browse&mod=viewarticle&article=110651. Diunduh 20 September 2016.
Tambunan, Ellery. 2014. Analisis Pengukuran Kerja. Dalam http://ellery-frans.blogspot.co.id/2014/03/analisis-pengukuran-kerja.html. Diakses 20 September 2016.
Ximenes, Basu. 2012. Analisis Perancangan Kerja. Dalamhttp://wwwpti.blogspot.co.id/2012/01/analisis-perancangan-kerja.html. Diakses 21 September 2016.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.