.

Kamis, 12 Maret 2020

Manajemen Konstruksi


Manajemen Konstruksi

oleh : Nida Nadiaturrohmah (@J04-NIDA)
sumber : lukmanulhakim Almamalik

ABSTRAK

Proyek konstruksi adalah proyek yang bersifat unik dibandingkan dengan proyek lainnya, karena walaupun jenis proyek yang akan dibangun di sebuah tempat sama tetapi akan memiliki perbedaan pada proses pelaksanaannya dikarenakan perbedaan kondisi alam, transportasi material, dan faktor lainnya.
Proyek konstruksi merupakan suatu proyek yang memiliki beberapa tahapan/kinerja yang saling berhubungan dengan yang lain. Dalam tahapan/kinerja tersebut harus dilakukan oleh tenaga ahli dibidangnya masing-masing. Tenaga ahli ini dibutuhkan agar proyek yang direncanakan bisa terlaksana sesuai rencana. Tenaga ahli tersebut diantaranya : kontraktor, arsitek, konsultan manajemen konstruksi dan lainnya. Agar lebih sistematis dari tahap awal sampai akhir maka dibutuhkanlah suatu manajamen konstruksi yang tepat yang bisa mengendalikan proyek dari tahap awal/perencanaan sampai dengan proyek selesai.

Kata kunci : Konsultan manajemen konstruksi, manajemen konstruksi



PENDAHULUAN

Manajemen Konstruksi adalah ilmu yang mempelajari dan mempraktikan aspek-aspek manajerial dan teknologi industri konstruksi. Manajemen konstruksi juga dapat diartikan sebagai sebuah modal bisnis yang dilakukan oleh konsultan konstruksi dalam memberi nasehat dan bantuan dalam sebuah proyek pembangunan. Construction Management Association of America (CMAA) menyatakan bahwa ada tujuh kategori utama tanggung jawab seorang manajer konstruksi, yaitu perencanaan proyek manajemen, manajemen harga, manajemen waktu, manajemen kualitas, administrasi kontrak, manajemen keselamatan, dan dan praktik profesional. Pada tahap implementasi/ pelaksanaan akan mulai muncul berbagai masalah mulai dari masalah teknis dan non teknis, baik yang bersifat internal proyek maupun yang bersifat eksternal proyek. Masalah-masalah tersebut pada dasarnya timbul ketika proyek tidak mampu mencapai triangle project constraint dengan baik, yaitu kualitas pekerjaan, waktu dan biaya (Project Management Body of Knowledges, 2008).

Peran Manajemen Konstruksi
Dalam ruang lingkup tanggung jawabnya, manajemen konstruksi memiliki peran yang sangat penting dalam suatu proyek. Dalam mencapai tujuannya, manajemen konstruksi memiliki 4 peran, yaitu:
1.      Agency Construction Management (ACM)
Tahap awal peran manajemen konstruksi adalah sebagai koordinator penghubung antara rancangan konstruksi dengan pelaksana hingga seluruh kontraktor. Dengan kata lain, manajemen konstruksi berperan sebagai sarana penghubung antara pemilik (perancang) proyek dengan para kontraktor untuk mencapai tujuan pemilik.
2.      Extended Service Construction Manajemen (ESCM)
Dalam hal ini, manajemen konstruksi bertindak berdasarkan permintaan dari pihak kontraktor atau disebut pula Extended Service Construction Manajemen (ESCM). Peran ini dilakukan untuk menghindari konflik antara kontraktor dengan perencana proyek.
3.      Owner Construction Management (OCM)
Dalam tahap ini, manajemen konstruksi juga bertanggung jawab atas kelangsungan proyek yang dilaksanakan berdasarkan kepentingan pemilik proyek.
4.      Guaranted Maximum Price Construction Management (GMPCM)
Peran manajemen konstruksi yang terakhir adalah bertanggung jawab kepada pemilik atas waktu, biaya, hingga mutu proyek. Peran manajemen konstruksi sebagai Guaranted Maximum Price Construction Management memungkinkan manajemen konstruksi bertindak sebagai pemberi kerja kepada kontraktor atau pun sub kontraktor.

Fungsi Manajemen Konstruksi
Dilihat dari pengertiannya, manajemen konstruksi menerapkan fungsi-fungsi manajemen pada suatu proyek dengan memanfaatkan sumber daya dengan efektif dan efisien untuk mencapai tujuan proyek. Fungsi-fungsi tersebut, seperti ditulis di atas adalah:
1.      Perencanaan (Planning)
Sebagai perencana, manajemen konstruksi berfungsi untuk menentukan apa yang harus dikerjakan, kapan harus mengerjakannya, dan bagaimana cara mengerjakan proyek tersebut. Manajemen konstruksi berkewajiban untuk pengambilan keputusan atas proses pembuatan konstruksi.
2.      Pengorganisasian (Organizing)
Setelah melakukan perencanaan, manajemen kosntruksi berfungsi untuk membentuk organisasi dalam pembuatan proyek. Manajemen konstruksi mengorganisir beberapa divisi untuk melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya dalam proses pembuatan proyek serta berhak untuk memberikan pengembangan serta penempatan beberapa tenaga kerja dalam suatu divisi.
3.      Pengarahan (Actuating)
Dalam hal ini, manajemen konstruksi dapat melakukan pembinaan motivasi, memberikan pelatihan, bimbingan, dan arahan lainnya kepada bawahan dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya yang telah direncanakan.
4.      Pengontrolan (Controlling)
Pengontrolan manajemen konstruksi adalah untuk melakukan pengawasan terhadap kegiatan proyek diseluruh divisi serta mengevaluasi deviasi (penyimpangan) yang terjadi selama proyek berlangsung hingga menentukan pencegahan dini untuk menghindari kegagalan.

Selain keempat fungsi utama di atas, Manajemen Konstruksi juga berfungsi sebagai:
  1. Cost Control, yaitu mengatur pembiayaan yang menyangkut seluruh kegiatan proyek agar tercapai tujuan yang telah disepakati bersama pemilik proyek dan para kontraktor.
  2. Quality Control, yaitu untuk menjaga dan mengawasi kesesuaian antara perencanaan dan pelaksanaan proyek.
  3. Time Control, yaitu mengantisipasi terjadinya perubahan kondisi di lapangan diluar prediksi sehingga berdampak pada waktu pelaksanaan proyek.
Tujuan Manajemen Konstruksi
Adapun sasaran utama manajemen konstruksi adalah mengelola fungsi manajemen dengan efektif dan efisien sehingga memperoleh hasil yang optimal sesuai kesepakatan dengan pemilik proyek. Dalam mencapai sasaran utamanya, manajemen konstruksi berorientasi pada pelaksanaan pengawasan biaya (Cost Control), pengawasan mutu (Quality Control), dan pengawasan waktu (Time Control). Dalam melaksanakan peran dan fungsinya, manajemen konstruksi dapat dimulai dari tahap perencanaan. Namun pada kondisi tertentu, manajemen konstruksi dapat dimulai dari tahap-tahap lainnya sesuai dengan kesepakatan, tujuan dan kondisi proyek yang bersangkutan. Agar tidak terjadi kesenjangan atau kesalahpahaman antara kontraktor dengan pemilik proyek, manajer konstruksi bertanggungjawab untuk mengelola teknis operasional proyek, menerima masukan-masukan dan atau keputusan yang berkaitan dengan teknis operasional proyek konstruksi baik dari pemilik proyek maupun para kontraktor yang mencakup seluruh tahapan proyek mulai dari persiapan hingga penyerahan proyek.

Tugas Manajemen Konstruksi
  • Mengawasi jalannya pekerjaan di lapangan apakah sesuai dengan metode konstruksi yang benar atau tidak.
  • Meminta laporan progres dan penjelasan pekerjaan tiap item dari kontraktor secara tertulis.
  • MK berhak menegur dan menghentikan jalannya pekerjaan apabila tidak sesuai dengan kesepakatan.
  • Berhubungan langsung dengan owner atau wakil owner dalam menyampaikan segala sesuatu di proyek.
  • Menyampaikan progres pekerjaan kepada owner langsung.
  • Mengesahkan adanya perubahan kontrak yang diajukan oleh kontraktor.
  • Memeriksa gambar shop drawing dari kontraktor sebelum dimulai pelaksanaan pekerjaan.
  • Selalu meninjau ulang metode pelaksanaan pekerjaan oleh kontraktor agar memenuhi syarat K3LMP “Kesehatan dan Keselamatan Kerja, Lingkungan, Mutu dan Pengamanan”.
  • Memberikan Site Instruction secara tertulis apabila ada pekerjaan yang harus dikerjakan namun tidak ada di kontrak untuk mempercepat jadwal.
Manfaat Manajemen Konstruksi
Manfaat manajemen konstruksi dapat dilihat dari beberapa segi :

- Segi waktu :
  1. Dengan system fast track tidak perlu menunggu perencanaan selesai seluruhnya
  2. Waktu yang digunakan untuk perencanaan dapat lebih panjang
  3. Pengadaan material/ peralatan impor dapat diukur secara dini sehingga kemungkinan terlambat            lebih kecil

- Segi kualitas
  1. Mutu lebih terjamin karena tim MK ikut membantu kontroktor dalam hal metode pelaksanaan,            implementasi, dan Quality Control
  2. Mutu dan kemampuan kontraktor spesialis lebih terseleksi oleh pemilik proyek dibantu dengan            tim MK
  3. Kesempatan untuk penyempurnaan rancangan relative banyak

Segi program pemerintah
  1. Pemerataan kesempatan pekerjaan dengan paket-paket kepada pengusaha kontraktor yang baru            berkembang dapat direalisir
  2.  Pemilik proyek tidak perlu mengeluarkan banyak staf


PERMASALAHAN

Apakah memang perlu memakai jasa konsultan manajemen konstruksi pada proyek?  Hal yang pasti menjadi pertimbangan para owner yaitu jasa konsultan manajemen konstruksi memakan biaya 1-3% dari nilai proyek itu sendiri. Dalam suatu proyek berskala besar perlunya pengelolaan yang terarah dan baik, karena suatu proyek memiliki keterbatasan sehingga tujuan akhir dari suatu proyek dapat tercapai. Owner pasti menginginkan tidak terdapat kesalahan dan keterlamabatan dalam pengerjaan suatu proyek. Untuk itu jika suatu proyek memiliki tingkat kerumitan yang tinggi dan kompleks, jika departemen yang terlibat jumlahnya banyak dan diperlukan koordinasi, dan jika banyak faktor luar yang harus diperhatikan, maka owner tidak perlu ragu untuk memakai jasa konsultan manajemen konstruksi untuk bantu mengelola dari tahap awal sampai akhir. Dimana dikelola dalam lingkup manajemen proyek yaitu mutu, biaya, waktu, keselamatan kerja dan kesehatan, lingkungan, sumberdaya, resiko dan sistem informasi. Konsultan manajemen konstruksi juga dapat meminimalisir, mengantisipasi, dan mampu mengatasi permasalahan yang terjadi dalam suatu proyek konstruksi. 


KESIMPULAN

Dalam hal ini jika owner memilih jasa konsultan manajemen konstruksi yang berpengalaman dalam menangani banyak masalah proyek biaya tentu tidak akan menjadi masalah yang penting untuk membayar konsultan manajemen konstruksi meningat banyaknya manfaat/profit yang akan didapat setelahnya, penerapan manajemen konstruksi tentu akan sangat berpengaruh terhadap kinerja proyek dari tahap awal hingga proyek itu selesai.


DAFTAR PUSTAKA


Umam, M.,S, Syafitri, D., Hidayat, A., & Kristiani F., 2017. Pengukuran Kinerja Konsultan Manajemen Konstruksi Pada Tahap Implementasi Proyek Konstruksi. Semarang: UNDIP.
Project Management Institute, 2008. Project Management Body of Knowledges. USA: Project Management Institute.
Setiawan, Samhis., 2020. Pengertian Manajemen Konstruksi – Peran, Fungsi, Tujuan, Tugas, Manfaat, Tipe, Tahapan : Gurupendidikan.com, Edisi 7 Februari 2020.
Dalam https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-manajemen-konstruksi/ . [Diakses tanggal : 19  Maret 2020]

4 komentar:

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.