PENDEKATAN
SUPPLY CHAIN RISK MANAGEMENT PADA AKTIVITAS SUPPLY CHAIN PT.XY
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1.LATAR
BELAKANG
Garam merupakan salah satu kebutuhan
yang merupakan pelengkap dari kebutuhan pangan dan merupakan sumber elektrolit bagi tubuh manusia.Walaupun
Indonesia termasuk Negara maritime,
namun usaha meningkatkan produksi garam belum diminati,
termasuk usaha meningkatkan kualitasnya. Dilain pihak,
untuk kebutuhan garam dengan kualitas baik (kandungankalsiumdan magnesium kurang)
banyak di impor dari luar negeri, terutama dalam hal ini garam beriodium serta garam
industry. Kebutuhan garam nasional dari tahun ke tahun semakin meningkat seiring dengan pertambahan penduduk dan perkembangan industri
di Indonesia. Produksi garam pada PT. XY terjadi kekurangan garam yang
cukup besar dan tidak memenuhi kebutuhan garam nasional. Kegiatan impor garam dari tahun ke tahun terus meningkat.
Untuk menekan kegiatanimporgaram,
PT. XY selaku badan negara seharusnya melakukan perencanaan yang baik dalam kegiatan
supply chain nya dengan melakukan identifikasi risiko yang terjadi pada supply
chain. SCRM
mencoba untuk mengurangi kerentanan rantai pasokan melalui pendekatan holistik terkoordinasi,
melibatkan semua pemangku kepentingan rantai pasokan, yang
mengidentifikas\i dan menganalisa risiko poin kegagalan dalam rantai pasokan. Risiko kekisaran rantai pasokan dari ancaman alam tak terduga memalsukan produk,
dan mencapai seluruh kualitas, keamanan, untuk ketahanan dan integritas produk. Mitigasi berencana untuk mengelola risiko ini dapat melibatkan logistik,
cybersecurity, keuangan dan disiplin manajemen risiko; tujuan akhir
yang untuk menjamin kelangsungan rantai pasokan dalam hal skenario yang
jika tidak akan terganggu bisnis normal dan dengan demikian profitabilitas.
Kadang-kadang, itu mungkin untuk teknik rantai pasokan logistik seperti optimasi rantai pasokan merugikan perencanaan kontingensi
yang
jika tidak akan mengurangi tingkat risiko secara keseluruhan untuk itu rantai pasokan tertentu. Ini juga menjadi lebih umum
di kalangan bisnis terutama produsen untuk mempekerjakan perangkat lunak manajemen kualitas pemasok,
yang mengintegrasikan semua fase siklus rantai pasokan. Pendekatan ini terbukti meningkatkan transparansi,
mengurangi biaya overhead, dan meningkatkan efisiensi operasional.
1.2.PERUMUSAN
MASALAH
Bagaimana mengidentifikasi dan menganalisa risiko pada
supply chain PT. XY sehingga di dapatkan urutan prioritas risiko untuk selanjutnya dilakukan perancangan strategi mitigasi risiko dengan tujuan meningkatkan jumlah penjualan dan distribusi garam serta menurunkan tingkat kegiatan impor garam
di Indonesia.
1.3.
TUJUAN PENELITIAN
·
Mengidentifikasi risiko yang
berpotensi timbul pada Supply Chain PT.XY
·
Menganalisa risiko untuk menentukan urutan prioritas risiko
yang terjadi
·
Merancang strategi mitigasi risiko
· Meningkatkan tingkat penjualan dan distribusi garam oleh
PT.XY serta menurunkan tingkat kegiatan impor garam di Indonesia
1.4.MANFAAT
PENELITIAN
1. Bagi
Perusahaan
I.
Mengetahui risiko-risiko yang
mengganggu kegiatan Supply Chain
II.
Dapat mengklasifikasikan risiko-risiko
yang diprioritaskan , sehingga terdapat cara untuk mengatasinya
2. BagiPeneliti
I.
Mengetahui aplikasi Supply Chain Risk
Management (SCRM) terhadap kemungkinan risiko yang terjadi pada kegiatan Supply
Chain perusahaan.
1.5.SISTEMATIKA
PENULISAN
·
Bab I :
Pendahuluan
·
Bab II :
TinjauanPustaka
·
Bab III :
MetodologiPenelitian
·
Bab IV :
PengeumpulandanPengolaan Data
·
Bab V :
Analisis
·
Bab VI :
Kesimpulandan Saran
BAB
II
2.1.TINJAUAN
PUSTAKA
· Karningsih (2011), Mengidentifikasi risiko pada suatu kegiatan Supply Chain di
suatu perusahaan dengan dengan menggunakan metode Supply Chain Risk Management
berbasis pengembangan SCOR.
· Tang dan Tomlin (2008), Terdapat 6 tipe Supply Chain Risk yang sering terjadi pada
global Supply Chain.
· Geraldin, dkk (2007), Menganalisa dan mengevaluasi risiko yang
berpotensi timbul pada suatu Supply Chain dengan pengembangan metode FMEA dan QFD.
· Tang (2006), Menjelaskan tentang 9
strategi mitigasi yang
dapat digunakan untuk mengatasi gangguan risiko serta mendapatkan robust supply chain.
·
Anderson Dale (2001), Perhitungan nilai
RPN dengan menggunakan skala Failure Effect Severity, Probability of Occurance,
and Probability of Failure Defection.
BAB
III
METODOLOGI
PENELITIAN
3.1.STUDI LITERATUR
I. Supply Chain Managament :sebuah ‘proses payung’ di mana produk diciptakan dan disampaikan kepada konsumen dari sudut struktural. Sebuah supply chain merujuk kepada jaringan yang rumit dari hubungan yang
mempertahankan organisasi dengan rekan bisnisnya untuk mendapatkan sumber produksi dalam menyampaikan kepada konsumen. (Kalakota, 2000). Tujuan yang
hendak dicapai dari setiap rantai suplai adalah untuk memaksimalkan nilai yang
dihasilkan secara keseluruhan (Chopra, 2001,). Rantai suplai yang
terintegrasiakan meningkatkan keseluruhan nilai yang
dihasilkan oleh rantai suplai tersebut.
II.
Risk
Management :Risk Management / Manajemen Resiko adalah sebuah cara yang
sistematis dalam memandang sebuah resiko dan menentukan dengan tepat penanganan resiko tersebut.
III.
Strategi Mitigasi Risiko
:adalah satu proses
manajemen risiko setelah tahap asesmen risiko adalah penyusunan rencana mitigasi/respons risiko.
Dalam proses ini,
pemilik risiko menyusun serangkaian rencana aksi penanganan guna memperkecil eksposur risiko.
Dalam ISO 31000:2009, istilah mitigasi risiko disebut “risk treatment”.
Standar tersebut menyebutkan penanganan risiko adalah pemilihan satu atau lebih pilihan untuk memodifikasi risiko dan melaksanakan serangkaian pilihan tersebut.
IV.
FMEA : adalah salah satu metode analisa failure/potensi kegagalan yang
diterapkan dalam pengembangan produk, system engineering dan manajemen operasional.
V.
QFD : suatu metodologi terstruktur
yang digunakan dalam proses
perencanaan dan pengembangan produk untuk menetapkan spesifikasi kebutuhan dan keinginan konsumen,
serta mengefaluasi secara sistematiska pabilitas suatu produk atau jasa dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen.
3.2.STUDI LAPANGAN
Survei kondisi lapangan yang sebenarnya
3.3.TAHAP PEMETAAN AKTIVITAS
SUPPLY CHAIN DI PT.XY
Menggunakan metode model Supply Chain Operation
Refference (SCOR).
Model SCOR adalah salah satu model darioperasi supply chain, yang
pada dasarnya merupakan model berdasarkan proses. Model ini mengintegrasikan tiga unsur utama dalam manajemen,
yaitu business
process reengineering (BPR), benchmarking, dan best practice analysis (BPA) kedalam kerangka lintas fungsi supply chain. SCOR
membagi proses-proses supply chain menjadi lima
proses intiyaitu plan, source, make, deliver, return. SCOR
memiliki tiga level proses dari yang umum hingga ke yang detail.
3.4.TAHAP PENGUMPULAN DATA
Ø Apasaja yang menjadirisiko
(what)
Ø Dimanakahrisikoterjadi
(where)
Ø Bagaimanarisikobisaterjadi
(how)
Ø Mengaparisikobisaterjadi
(why)
3.5. TAHAP PENGOLAHAN DATA
ü Menentukan severity dari
risk event
ü Menentukan occurrence dari
risk agent
ü Menentukan correlation
ü Perhitungannilairisiko (
risk priority number)
3.6.TAHAP ANALISA
Penyusunan strategi mitigasi risiko : Salah
satu proses manajemen risiko setelah tahap asesmen risiko adalah penyusunan rencana mitigasi/responsrisiko.
Dalam proses ini,
pemilik risiko menyusun serangkaian rencana aksi penanganan guna memperkecil eksposur risiko.
Dalam ISO 31000:2009, istilah mitigasi risiko disebut “risk
treatment”.Standar tersebut menyebutkan penanganan risiko adalah pemilihan satu atau lebih pilihan untuk memodifikasi risiko dan melaksanakan serangkaian pilihan tersebut.Dalam
COSO Integrated Framework 2004, mitiga sirisiko disebut “risk response“. Dalam melakukan respon srisiko,
pemilik risiko mengidentifikasi dan mengevaluasi respons yang memungkinkan yang
terkait risiko.Manajemen memilih serangkaian aksi tindak lanjut selaras dengan selera dan toleransi risiko perusahaan.
Standar manajemen risiko COSO Integrated Framework 2004 maupun ISO
31000:2009 menyebutkan 4 strategi mitigas irisiko, yaitu:
1. Hindari (avoid)
2. Kurangi (reduce)
3. Berbagidenganpihakketiga (share)
4. Terima (accept)
Adapun teknik identifikasi dapat berupa
checklist, pengalaman, catatan, flow chart, brainstorming, analisis sistem dan teknik
engineering.
3.7.JADWAL
PENELITIAN
No.
|
Kegiatan
|
1
|
2
|
3
|
TGL
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
1.
|
StudiPendahuluan
|
||||||||
2.
|
IdentifikasiPerumusanmasalah
|
||||||||
3.
|
StudiLapangan
|
||||||||
4.
|
Pengumpulan Data
|
||||||||
5.
|
Pengolahan Data
|
||||||||
6.
|
Analisa
|
||||||||
7.
|
Kesimpulan
|
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
v Garammerupakansalahsatukebutuhan
yang
merupakanpelengkapdarikebutuhanpangandanmerupakansumberelektrolitbagitubuhmanusia.Kebutuhangaramnasionaldaritahunketahunsemakinmeningkatseiringdenganpertambahanpendudukdanperkembanganindustri
di Indonesia. Produksigarampada PT. XY terjadikekurangangaram yang
cukupbesardantidakmemenuhikebutuhangaramnasional.
Kegiatanimporgaramdaritahunketahunterusmeningkat.Untukmenekankegiatanimporgaram,
PT. XY selakubadannegaraseharusnyamelakukanperencanaan yang baikdalamkegiatan
supply chain nyadenganmelakukanidentifikasirisiko yang terjadipada supply
chain. Hal inidilakukandenganMenggunakanmetode model Supply Chain Operation
Refference(SCOR).Model SCOR adalahsalahsatu model darioperasi supply chain, yang
padadasarnyamerupakan model berdasarkan proses.Adapunteknikidentifikasidapatberupa
checklist, pengalaman, catatan, flow chart, brainstorming, analisissistemdanteknik
engineering.
v Denganmengunakanpendekatan
Supply Chain Risk Managamentiniuntukmengatasirisikopada Supply Chain
suatuperusahaandapatmengurangikerugianataukegagalan.Denganinikitadapatmengidentifikasirisikodanmenanganinya.
Untukitumetodeinisangatbaikdigunakandalampermasalahan supply chain. Agar
kitadapatmengurangiimporgaramdari Negara laindanmemanfaatkankekayaanalam Negara
kitadenganbaik.
DAFTAR PUSTAKA
•
Anderson, Dale. (2001).
Hazard Analysis in Engineering Design. Lousiana Tech University.
•
Chapman, P., Christopher,
M., Juttner, U., Peck, H. & Wilding, R. (2002). “Identifying and managing
supply-chain vulnerability” .Logistics & transportfocus: the journal of
the Institute of Logistics and Transport.,Vol. 4, 59-64.
•
Chopra, S. and Sodhi, S.M.
(2004), “Managing risk to avoid supply-chain breakdown”, Sloan Management
Review, Vol. 46 No. 1, pp. 53-61.
• Geraldin,
LaudineHenriette. (2007).
ManajemenRisikodanAksiMitigasiuntukMenciptakanRantaiPasok yang Robust. Tesis
Magister TeknikIndustri, InstitutTeknologiSepuluhNopember, Surabaya.
•
Karningsih, P. D. (2011).
Development of a Knowledge Based Supply Chain Risk Identification System.
Doctor Philosophy, University of New South Wales.
•
KementrianKelautandanPerikanan
(2012). Lindungigaramlokal, KKP konsistentegakkan HPP garam.
http://www.kkp.go.id/index.php/mobile/arsip/c/8147/lindungi-garam-lokal-kkp-konsisten-tegakkan-hpp-garam/?category_id=34.
Diaksestanggal 5 Desember 2012.
•
LembagaKebijakanPengadaanBarang/JasaPemerintah
(2012). KeputusanPresidenNomor 80 Tahun 2003 &Perubahannya.
http://www.lkpp.go.id/v2/contentlist-detail.php?mid=2619353719&id=0031073778.
Diaksestanggal 5 Desember 2012.
•
Pujawan, I N. & ER, M.
(2010). Supply Chain Management. Surabaya, Guna Widya.
•
Simchi-Levi, D., Kaminsky,
P. & E, S. L. (2000). Designing and Managing the Supply Chain, Boston,
McGraw Hill.
•
Tang, C.S. (2006a), “Perspectives
in supply chain risk management: a review”, International Journal of Production
Economics, Vol. 103, pp. 451-488.
•
Tang, C.S. (2006b),
“Robust strategies for mitigating supply chain disruptions”, International
Journal of Logistics: Research and Application, Vol. 9 No. 1, pp. 33-45.
•
Tang, C.S. & Tomlin,
B. (2008), “The power of flexibility for mitigating supply chain risks”,
International Journal of Production Economics, Vol. 116, pp. 12-27.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.