.

Selasa, 31 Oktober 2017

Resensi Jurnal Pengendalian Bahan Baku

Judul Jurnal : Perencanaan dan Pengendalian Bahan Baku untuk Meningkatkan Efisiensi Produksi dengan Metode Material Requirement Planing dan Analytical Hierarchy Prosess di PT XYZ
Nama Penulis : Muhamad Adi Sungkono, Wiwik Sulistiyowati

Review Jurnsl : Analisis Value Chain di Industri Otomotif


@F05-Dwezka



Judul Jurnal : ANALISIS VALUE CHAIN DI INDUSTRI OTOMOTIF
Nama Penulis : Hendri, ST. MT.
Nama Jurnal : Analisis Value Chain di Industri Otomotif, Jurnal PASTI Volume XI No. 1, 55-65 
Publisher : Teknik Industri Universitas Mercu Buana Jakarta
Reviewer : Dwezka Pamungkas 
Link : http://publikasi.mercubuana.ac.id/index.php/pasti/article/download/1354/108

REVIEW JURNAL : PENERAPAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3)

IMPLEMENTASI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) PADA PROYEK DI KOTA BITUNG (STUDI KASUS PROYEK PEMBANGUNAN PABRIK MINYAK PT.MNS)

Dameyanti Sihombing D. R. O. Walangitan, Pingkan A. K. Pratasis 
Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Sam Ratulangi Manado

Jurnal Sipil Statik Vol.2 No.3, Maret 2014 (124-130) ISSN: 2337-6732 

PENDAHULUAN

Konstruksi bangunan atau proyek konstruksi memang memilki sifat yang khas, antara lain tempat kerjanya di ruang terbuka yang dipengaruhi cuaca, jangka waktu pekerjaan terbatas, menggunakan pekerja yang belum terlatih, menggunakan peralatan kerja yang membahayakan keselamatan dan kesehatan kerja dan pekerjaan yang banyak mengeluarkan tenaga. Berdasarkan sifat-sifat unik itu pula, maka sektor jasa konstruksi mempunyai resiko bahaya kecelakaan fatal. Untuk mencegah kerugian dari proyek konstruksi, diperlukan suatu sistem manajemen K3 yang mengatur dan dapat manjadi acuan bagi konsultan, kontraktor, dan para pekerja konstruksi. Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) dalam pelaksanaan proyek konstruksi dapat memberikan kepastian bahwa kinerjanya akan terus memenuhi persyaratan hukum dan kebijakan yang berlaku serta untuk membantu pencapaian Nihil Kecelakaan dan Kerugian Nihil yang sangat menentukan keberhasilan proyek konstruksi. 

TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi Implementasi K3 dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi dengan berpatokan pada SMK3.

LANDASAN TEORI

 Keselamatan dan Kesehatan Kerja Kecelakaan Kerja adalah sesuatu yang tidak terduga dan tidak diharapkan yang dapat mengakibatkan kerugian harta benda, korban jiwa/luka/cacat maupun pencemaran. Kecelakaan kerja merupakan kecelakaan yang terjadi akibat adanya hubungan kerja. Dengan kondisi fisik yang menurun atau menjadi tidak mampu lagi untuk bekerja, penghasilan berkurang atau menjadi tidak ada. Oleh sebab itu perlu pemberian kompensasi akibat kecelakaan dan penyakit kerja. Logo K3 sesungguhnya memiliki maknamakna yang terkandung didalamnya. Makna dan arti dari logo K3 tersebut diatur didalam keputusan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesa (No: KEP.1135/MEN/ 1987) Tentang Bendera Keselamatan dan Kesehatan kerja. Gambar yang terdapat pada logo K3 tersebut merupakan palang Berwarna Hijau yang dilingkari dengan Roda Bergigi sebelas dengan warna hijau. 
Gambar tersebut sesungguhnya memiliki arti dan makna, yaitu: Lambang dan Makna:  Palang yang berarti bebas dari kecelakaan dan sakit akibat kerja.  Roda gigi memiliki makna bekerja dengan kesegaran jasmani dan rohani.  Warna putih yang digunakan berarti bersih, suci.  Warna hijau yang digunakan memiliki makna selamat, sehat dan sejahtera.  Sedangkan sebelas gerigi roda adalah unsur-unsur 11 Bab dalam Undangundang Keselamatan Kerja (UU/No.1/Th.1970)

Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) 
“Sistem” didefinisikan sebagai sekelompok komponen yang terdiri dari manusia dan/atau bukan manusia (non human) yang diorganisir dan diatur sedemikian rupa sehingga komponen-komponen tersebut dapat bertindak sebagai satu kesatuan dalam mencapai tujuan, sasaran atau hasil akhir (Kerzner, 1989). Dari keseluruhan uraian tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa: “SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA” adalah merupakan bagian dari sistem manajemen secara keseluruhan meliputi struktur organisasi, perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan prosedur, proses dan sumber daya yang dibutuhkan bagi pengembangan penerapan, pencapaian, pengkajian, dan pemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dalam rangka pengendalian resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif.

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Sarana dan Prasarana 
     
           Keselamatan dan Kesehatan Kerja Berdasarkan hasil penelitian maupun pengamatan menunjukkan bahwa sarana dan prasarana K3 PT.MNS sudah cukup lengkap. Sarana yang tersedia mulai dari alat pelindung diri maupun sarana pendukung seperti kondisi lingkungan kerja. Ketersediaan sarana dan prasarana untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja sangat penting karena secara langsung melindungi para karyawan dari gangguan kerja. Hal ini bisa terlihat secara langsung bahwa selama ini belum pernah terjadi kecelakaan kerja yang serius karena sarana maupun prasarana yang selalu tersedia dengan baik. Di PT. MNS kondisi lingkungan kerja pada saat ini cukup baik meskipun masih ada kekurangannya seperti tidak adanya pembatas mesin, mupun lantai yang cukup licin. Kondisi lingkungan yang baik diharapkan mampu menciptakan suasana kerja yang aman dan nyaman. Disamping itu juga, masih terdapat petugas yang lalai mengunakan pelindung pada saat bekerja juga harus diperhatikan, karena alat pelindung menjadi salah satu alat pengaman utama dalam bekerja agar pekerja selamat selama menyelesaikan pekerjaannya. Suma‟mur3 menyatakan bahwa kondisi lingkungan kerja seperti suhu ruang, penerangan dan penggunaan alat pelindung diri menjadi faktor penting seorang bekerja dalam menghasilkan pekerjaan yang berkualitas. Kondisi lingkungan dalam bekerja harus benarbenar diperhatikan agar karyawan dalam bekerja bisa maksimal. Adanya sarana dan prasarana dapat melindungi keselamatan dan mencegah terjadinya kecelakaan dalam bekerja. Sesuai dengan penelitian yang dilakukan Sambudi4 bahwa salah satu cara untuk mengendalikan kecelakaan kerja dengan melengkapi sarana dan prasarana kerja serta adanya alat pelindung diri. 

2. Cara Pelaksanaan Pencegahan 
         Perusahaan  melaksanakan beberapa program lain untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja. program tersebut antara lain pelatihan, penyuluhan, pemeriksaan kesehatan rutin, serta pengarahan sebelum pekerja melakukan pekerjaannya. Program yang dibuat oleh perusahaan dapat mencegah terjadinya kecelakaan kerja pada PT.MNS karena selama ini program tersebut sangat efektif dan berjalan dengan baik. Program pelaksanaan pencegahan sangat penting untuk menjalankan suatu manajemen K3. Agar berjalan dengan baik maka perlu program yang dilaksanakan secara rutin oleh perusahaan. Saat ini perusahaan belum melakukan program pencegahan secara kontinu karena program yang dilakukan hanya sekali saja kecuali pengarahan sebelum bekerja. Suma‟mur3 menyatakan bahwa pelaksanaan program pencegahan kecelakaan kerja dapat menurunkan biaya yang dikeluarkan perusahaan. Begitu juga dengan yang dilakukan oleh PT.MNS, program-program pencegahan kecelakaan diharapkan mampu menurunkan biaya. Penelitian yang sama juga dihasilkan oleh Nurhayati1 bahwa adanya program keselamatan dan kecelakaan kerja dapat menurunkan biaya akibat kecelakaan kerja. Namun, perlu ada perbaikan program pelaksanaan pencegahan kecelakaan seperti adanya poster-poster K3 sehingga penerapan sistem manajemen K3 bisa berjalan lebih baik lagi.

Kesimpulan 

Proyek Pembangunan Pabrik Minyak PT.MNS Implementasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) sudah berjalan cukup baik, karena di proyek ini penyelenggara pekerjaan konstruksi (Kontraktor) telah menyediakan alat pelindung diri (APD) bagi para pekerja dan adanya sosialisasi tentang K3 juga sudah dilakukan oleh pihak kontraktor dan Para pekerja cukup memahaminya namun masi ada saja pekerja yang berkesan tidak peduli dengan Keselamatan dan Kesehatan kerja tersebut, dapat dilihat dari hasil questioner menyatakan, 100% (Ya) karena pekerjaan konstruksi (kontraktor) telah memberikan alat pelindung diri (APD); 98% mengetahui apa yang dimaksud dengan Keselamatan dan Kesehatan Kerja; dan 100% pekerja menyatakan adanya jaminan Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Walaupun telah di fasilitasi oleh Kontraktor ada saja pekerja yang lebih memilih tidak menggunakan alat pelindung diri, dan bekerja hanya berdasarkan pengalaman dan mengabaikan keamanan dan kesehatan kerja, Ini yang menyebabkan kurangnya jaminan keselamatan bagi para pekerja dari segi keselamatan kerja. Sikap pekerja terhadap penerapan program keselamatan dan kesehatan kerja cukup baik, sehingga diharapkan agar pekerja mempertahankan dan semakin meningkatkan sikapnya terhadap pelaksanaan program K3 di perusahaan terutama dalam hal pembangunan Pabrik Mintak PT.MNS.


DAFTAR PUSTAKA

Keputusan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia No: kep 1135/men/1987, Tentang Bendera Keselamatan dan kesehatan Kerja. 

Kerzner, H, 1998. Project Management : A System Approach to Planning, Scheduling and Controling, 5th edition. Canada.

Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia Nomor: PER.05/MEN/1996, Sistem Manajemen K3 didalam suatu perusahaan

Senin, 30 Oktober 2017

MIGAS








PEMBUATAN SCM MIGAS


BAMBANG  HARY P
(41616110027)

Teknik Industri


UNIVERSITAS MERCU BUANA
MERUYA - JAKARTA BARAT


PERAN STRATEGIS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT DALAM INDUSTRI HULU MINYAK DAN GAS BUMI

  PERAN STRATEGIS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT DALAM INDUSTRI HULU MINYAK DAN GAS BUMI 

Supply Chain Management secara harfiah dapat diartikan sebagai seperangkat pendekatan untuk mengefisienkan integrasi supplier, manufaktur, gudang dan penyimpanan, sehingga barang diproduksi dan didistribusikan dalam jumlah yang tepat, lokasi yang tepat, waktu yang tepat, untuk meminimasi biaya dan memberikan kepuasan layanan terhadap konsumen. Pendekatan integrasi disini diartikan sebagai suatu sistem yang terhubung sehingga suatu kegiatan produksi tidak terganggu. Pada saat ini banyak perusahaan yang menerapkan Supply Chain Management untuk meningkatkan daya saing perusahaan dengan yang lainnya, salah satunya adalah industri hulu minyak dan gas bumi (migas). Supply Chain Management merupakan suatu alat bersaing strategik bagi perusahaan yang menjadikan masalah logistik sebagai strategi bersainganya untuk dapat memenangkan persaingan. Tujuan pembuatan jurnal ini adalah untuk mengetahui peran Supply Chain Management dalam industri hulu migas khususnya dalam sistem operasi dan produksi migas yang berguna untuk memberikan value kepada konsumen dalam hal availability dan kecepatan  layanan, sehingga konsumen akan merasakan suatu keunggulan dari hasil akhir.

Kata Kunci: supply chain managemet, sistem operasi dan produksi industri hulu migas

I.     PENDAHULUAN

Awal tahun 2015 ini, industri migas mengalami kelesuan dimana harga minyak turun drastis dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Banyak perusahaan migas yang terpaksa melakukan perencanaan ulang terhadap kegiatan operasi dan produksinya agar tetap memperoleh keuntungan. Dalam jurnal ini, penulis tidak melakukan analisa terhadap kegiatan operasi dan produksi industri migas itu sendiri, namun lebih kepada peran strategis Supply Chain Management sebagai bagian dari strategi korporasi dalam mendukung kegiatan operasi dan produksi industri migas.

Perlu dketahui juga bahwa saat ini produksi minyak nasional masih dibawah dari konsumsi minyak nasional. Hal ini membuat Indonesia menjadi nett importir untuk minyak. Pemerintah Indonesia pun ikut campur tangan dalam kegiatan eksplorasi, pengembangan dan produksi, baik di darat (onshore) maupun di lepas pantai (offshore) untuk meningkatkan produksi migas nasional melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan SKK Migas. Peraturan Pemerintah di sektor hulu maupun hilir dibuat untuk menata bisnis menjadi optimal untuk mengimbangi tingkat risiko bisnis yang tinggi terutama di bidang eksplorasi. Saat ini 85% lapangan produksi di Indonesia telah memasuki tahap kejenuhan, sementara produksi minyak mengalami penurunan rata-rata sebesar 15% per tahun sehingga dibutuhkan penemuan dan pengembangan baru untuk memenuhi permintaan

II.       METODE PENELITIAN 

Jurnal ini disusun menggunakan metode penelitian kepustakaan, yaitu metode penelitian yang mencari sumber dari beberapa buku dan artikel yang telah ada.

III.     PEMBAHASAN


Supply chain atau dapat diterjemahkan “rantai pasokan” adalah rangkaian hubungan antar perusahaan atau aktivitas yang melaksanakan penyaluran pasokan barang atau jasa dari tempat asal sampai ke pembeli atau pelanggan. Supply chain menyangkut hubungan yang terus-menerus mengenai barang, uang dan informasi. Barang umumnya mengalir dari hulu ke hilir, uang mengalir dari hilir ke hulu, sedangkan informasi mengalir baik dari hulu ke hilir maupun dari hilir ke hulu. Dilihat secara horizontal, ada lima komponen utama atau pelaku dalam supply chain, yaitu supplier (pemasok), manufacturer (pabrik pembuat barang), distributor (pedagang besar), retailer (pengecer), dan customer (pelanggan).

Dengan demikian, manajemen supply chain pada hakikatnya adalah perluasan dan pengembangan konsep dan arti dari manajemen logistik. Kalau manajemen logistik mengurusi arus barang, termasuk pembelian, pengendalian tingkat persediaan, pengangkutan, penyimpanan dan distribusi dalam satu perusahaan, maka manajemen supply chain mengurusi hal yang sama tetapi meliputi dari bahan mentah sampai dengan barang jadi yang dibeli dan digunakan oleh pelanggan.

Hakikatnya manajemen supply chain adalah integrasi lebih lanjut dari manajemen logistik antar perusahaan yang terkait, dengan tujuan lebih meningkatkan kelancaran arus barang, meningkatkan efisiensi penggunaan ruangan, kendaraan, dan fasilitas lainnya, mengurangi tingkat persediaan barang, mengurangi biaya, dan lebih meningkatkan layanan lain yang diperlukan oleh pelanggan akhir.
Menurut Wikipedia (2008), seperti  yang dikutip               dari halaman http://id.wikipedia.org/ , definisi dari supply chain management adalah sebagai berikut :

Rantai suplai rantai pasokan, jaringan logistik, atau jaringan suplai adalah sebuah sistem terkoordinasi yang terdiri atas organisasi, sumber daya manusia, aktivitas, informasi, dan sumber-sumber daya lainnya yang terlibat secara bersama-sama dalam memindahkan suatu produk atau jasa baik dalam bentuk fisik maupun virtual dari suatu pemasok kepada pelanggan. Badan usaha yang melaksanakan  fungsi suplai pada umumnya terdiri dari manufaktur, penyedia layanan jasa, distributor, dan saluran penjualan (seperti: pedagang eceran, ecommerce, dan pelanggan (pengguna akhir). Aktivitas rantasi suplai (rantai nilai dan proses siklus hidup) mengubah bahan baku dan bahan pendukung menjadi sebuah barang jadi yang dapat dikirimkan kepada pelanggan pengguna akhir. Rantai suplai menghubungkan rantai nilai. Ada berbagai jenis model rantai suplai, yang masing-masing menghubungkan mulai dari sisi hulu hingga hilir.

Tujuan utama supply chain management adalah untuk memenuhi permintaan pelanggan melalui penggunaan sumber daya yang pailng efisien, termasuk kapasitas distribusi, persediaan, dan sumber daya manusia.

Beberapa  perusahaan  memilih  untuk  mengalihdayakan  supply  chain  management mereka dengan bekerja sama dengan penyedia jasa logistik pihak ketiga.

Menurut  Schroeder  (2003),  Supply  Chain  Management  adalah  perencanaan, desain, dan control akan aliran informasi dan barang sepanjang supply chain yang bertujuan untuk memenuhi persyaratan kebutuhan dari pelanggan secara efisien untuk masa sekarang dan masa yang akan datang.


Peran Supply Chain Dalam Industri Migas


Kegiatan ekplorasi, pengeboran dan berbagai proyek untuk meningkatkan produksi di sektor hulu migas menuntut dukungan pengelolaan sumberdaya perusahaan secara tepat guna. Tantangan utama yang dihadapi adalah untuk tetap beroperasi secara (lebih) efisien ketika biaya rata-rata pencarian dan produksi minyak semakin tinggi. Harga minyak yang tinggi hanya bisa dinikmati bilamana biaya modal dan operasional yang dikeluarkan masih menyumbangkan marjin yang dikehendaki melalui pendapatan minyak dalam volume produksi yang ekonomis. Ketika pendapatan dan kualitas produk minyak mentah bergantung pada kemampuan produksi sumur yang dieksploitasi dan kondisi reservoir di dalam bumi, maka strategi bisnis generik perusahaan minyak hulu adalah dengan meminimalkan biaya. Tuntutan beroperasi secara efisien ini memunculkan berbagai upaya terobosan dan kerjasama untuk menurunkan biaya bersama di beberapa komunitas perminyakan dunia, seperti CRINE (Cost Reduction in New Era) di kalangan pelaku operasi migas di North Sea, CORAL (Cost Reduction Alliance) di Malaysia, ataupun CRIS (Cost Reduction Indonesian Style) di Indonesia. Kisah sukses penerapan inisiatif CRINE telah kita dengar, namun tidak demikian halnya dengan upaya-upaya yang dilakukan di Indonesia. Begitu banyaknya stakeholder yang terlibat dalam penentuan kebijakan dan dalam operasi industri migas, yang seringkali tidak ’alligned’, merupakan salah satu sebab yang menciptakan kompleksitas untuk mengadakan perbaikan. Sedang faktor lain yang tak kalah pentingnya adalah kondisi rantai suplai yang terkait dengan industri migas yang kurang terintegrasi, baik dalam kegiatan eksplorasi (seismic), pengeboran (drilling) maupun (eksploitasi).

Beberapa tahun lalu, supply chain belum dianggap sebagai strategic asset di sebagian besar perusahaan dalam industri migas, sehingga pengembangan strategi supply chain belum banyak dilakukan guna mendukung stretegi bisnis  organisasi  secara  keseluruhan.  Fungsi  purchasing  (lalu  berkembang  sebagai  procurement)  lebih   banyak dilakukan secara tradisional. Pembelian atau  pengadaan barang dan jasa lebih menekankan pada kriteria harga terendah dari hasil lelang di antara supplier atau kontraktor. Fungsi procurement juga merupakan aktivitas yang terpisah dari logistik (yang lebih dilihat sebagai pengganti fungsi distribusi


IV. Kesimpulan dan Saran


Secara umum dapat disimpulkan peran strategis Supply Chain Management bagi industri migas adalah adalah :

1.  Supply Chain Management secara fisik dapat mengelola kebutuhan material yang dibutuhkan industri migas dari hulu hingga hilir termasuk kegiatan inventorynya.
2.    Supply Chain Management berfungsi sebagai mediasi pasar, yaitu memastikan apa yang dipasok oleh rantai suplai mencerminkan aspirasi pelanggan atau konsumen akhir tersebut.
3.    Supply Chain Management secara menyeluruh membantu industri migas untuk menciptakan sinkronisasi dan koordinasi aktivitas-aktivitas yang berkaitan dengan aliran material baik di dalam maupun di luar perusa- haan.

Adapun saran yang dapat disampaikan dalam jurnal ini adalah :

1.    Pemerintah harus berperan aktif dalam membantu industri migas khususnya terkait dengan regulasi yang dikeluarkan untuk meningkatkan kinerja setiap tahap dalam supply chain management.
2.    Untuk dapat menerapkan Supply Chain Management secara efektif, perusahaan harus mampu menyediakan dan mengelola database terkait yang memadai (lengkap dan akurat) serta membangun partnership dengan supplier maupun distributor yang terpilih.


DAFTAR PUSTAKA


Sumber buku:

Gasperz, Vincent, Dr. (2001). Total Quality Management, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Gunasekaran, A., Patel, C., Tirtiroglu, E., (2001), Performance Measurement and Metrics in a Supply Chain Environment, Inter- national Journal of Production and Operations Management, 21(2001),


Sumber internet:




WAREHOUSE MANAGEMENT SYSTEM



Judul Artikel : PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI WAREHOUSE MANAGEMENT SYSTEM DI PT. PERTAMINA DPPU NGURAH RAI
Nama Penulis : Andy Bastian Fauzi, Ida Bagus Gede Dwidasmara , JELIKU - Jurnal Elektronik Ilmu Komputer Universitas Udayana Volume 1 No 2 - Nopember 2012 page. 48-53
Publisher: Jurusan Ilmu Komputer - Universitas Udayana

Reviewer : Nando Dwi Novianto (41616110053)
 


PENDAHULUAN
Pada era globalisasi saat ini, segala sesuatunya dituntut untuk dikerjakan secara cepat, tepat dan praktis. Termasuk di dalam suatu instansi atau perusahaan yang menginginkan proses pencatatan dan pengolahan data dilakukan dengan cepat. Untuk itu diperlukan suatu sistem yang dapat mencatat dan mengolah data perusahaan secara praktis, mudah dioperasikan serta tidak membutuhkan tenaga kerja yang banyak.
Warehouse Management System merupakan suatu software yang dirancang untuk mendukung manajemen pergudangan yang digunakan untuk mengelola dan mengendalikan proses yang terjadi didalam supply chain (rantai pasok) di PT. Pertamina DPPU Ngurah Rai seperti receiving (penerimaan), putaway (penyimpanan), dan picking (pengambilan). Penelitian yang akan dilakukan adalah merancang serta mengimplementasikan Warehouse Management System dengan memanfaatkan kemajuan teknologi berbasis web. Manfaat dari sistem ini agar dapat diterapkan pada instansi-instansi yang ada, sehingga pengolahan data-data lebih terstruktur serta lebih menghemat waktu dan tenaga kerja dalam penerapannya.

PEMBAHASAN
Warehouse Management System atau Sistem Manajemen Pergudangan di PT Pertamina DPPU Ngurah Rai yang terdiri dari informasi data stok barang dan informasi transaksi barang dimana terdapat barang masuk dan barang keluar.
Dalam perancangan sistem terdiri dari beberapa bagian, yaitu :
1. ERD(Entity Relationship Diagram)
ERD (Entity Relationship Diagram) adalah model konseptual yang mendeskripsikan hubungan antara penyimpanan dalam DFD.

2. DFD (Data Flow Diagram)
DFD (Data Flow Diagram) merupakan alat perancangan sistem yang berorientasi pada alur data dengan konsep dekomposisi dapat digunakan untuk penggambaran analisa maupun rancangan sistem yang mudah dikomunikasikan oleh profesional sistem kepada pemakai maupun pembuat program.

Antarmuka Sistem
Antarmuka Warehouse management system dirancang dengan bahasa pemrograman PHP yang dibuat dengan aplikasi Dreamweaver. Implementasi antarmuka sistem ini menampilkan transaksi barang masuk, transaksi barang keluar, proses input data, proses edit data, proses hapus data, laporan stok barang, dan laporan transaksi.



1. Antarmuka transaksi barang masuk




Halaman ini berisikan transaksi barang yang masuk dari pemasok yang diinputkan oleh pegawai.


2. Antarmuka transaksi barang keluar
Halaman ini berisikan transaksi barang keluar yang ditujukan ke pengguna barang dan diinputkan oleh pegawai.


3. Antarmuka proses tambah data

Halaman ini berisikan form untuk menambah data barang. Dimana setiap barang jenis baru akan diinputkan dari halaman ini oleh pegawai.


4. Antarmuka proses ubah dan hapus data

Pada halaman ini pegawai dapat melakukan proses edit data dan hapus data stok. Jika pada kolom action di-klik delete maka data dengan record tersebut akan dihapus, sedangkan jika yang di klik adalah edit data maka akan masuk ke halaman form ubah data seperti gambar 10.


5. Antarmuka laporan stok barang

Halaman ini menampilkan laporan stok barang yang terdiri dari keterangan barang, jumlah stok tersisa, lokasi menyimpan barang, jumlah minimum barang dan lain-lain.


6. Antarmuka laporan transaksi

Halaman ini berisi laporan transaksi barang masuk maupun barang keluar dengan memasukkan nomor katalog barang dan tanggal transaksinya.


KESIMPULAN
kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian yang telah dilakukan ini adalah Warehouse management system dapat beroperasi sesuai tujuan pembuatannya yaitu dapat mempercepat lead time proses karena proses yang terjadi seperti pencatatan data barang, pencatatan data transaksi, penghitungan jumlah barang, serta pencetakan laporan dilakukan secara komputerisasi.

DAFTAR PUSTAKA
Firdaus. 2007. PHP dan MySQL dengan Dreamweaver. Maxikom. Palembang.
Peranginangin, K. 2006. Aplikasi web dengan php dan mysql. Andi. Yogyakarta.
Pujawan, I N. 2005. Supply chain management. Guna Widya. Surabaya.
Setiawan, A.R. 2010. Aplikasi Sistem Informasi Gudang PT. Antika Raya. Laporan Akhir. Program Studi Matematika Jurusan Matematika Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Diponegoro. Semarang. Tidak Diterbitkan.