.

Sabtu, 07 Oktober 2017

STANDARISASI INDUSTRI



oleh : Fadjar Yusra
@F14-Fadjar 

Pendahuluan
Di dunia industri apapun, ada satu hal yang mutlak kebenarannya dan keberlakuannya. Bahwa industri ada karena fungsinya untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen.
Sehingga pemicu bagi keberadaan semua industry terlepas dari jenis, ukuran, sifat, dan atribut lainnya adalah adanya konsumen dan berbagai kebutuhan dan keinginannya.
Hal ini kemudian berkembang menjadi faktor kunci penentu sukses tidaknya bahkan lebih jauh bertahan tidaknya suatu perusahaan, yaitu kemampuan dalam memberikan produk dan pelayanan yang bisa memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen, yang pada akhirnya akan terukur dalam derajat pencapaian kepuasan dari konsumen bersangkutan.
Tidaklah mudah untuk memenuhi apa yang diminta oleh konsumen. Bahkan dalam skala yang lebih mikro, tidaklah mudah untuk bisa menghasilkan produk dan pelayanan yang konsisten dan seragam sepanjang waktu.

Pengertian Standarisasi
Menurut Farelly (2013), standarisasi merupakan penentuan ukuran yang harus diikuti dalam memproduksikan sesuatu, sedang pembuatan banyaknya macam ukuran barang yang akan diproduksikan merupakan usaha simplifikasi. Standardisasi adalah proses pembentukan standar teknis , yang bisa menjadi standar spesifikasi , standar cara uji , standar definisi prosedur standar (atau praktik), dll. Standardisasi dalam konteks manajemen persediaan dan bahan-bahan itu mencakup aspek, setiap item ada gunanya dalam perusahaan tidak harus dibeli atau dibuat. Membuat atau membeli juga menguraikan proses standarisasi, di mana dapat digunakan baut, sekrup mungkin mengganti baut jadi akhirnya itu adalah pendekatan standar.

Standarisasi Industri
Sulit rasanya berharap produk dan pelayanan yang dihasilkan akan bisa memenuhi persyaratan konsumen, bilamana berbagai proses ini tidak kita perhatikan aspek operasionalisasinya. Dengan kata lain, berbagai proses di perusahaan haruslah kita buatkan standarisasi dalam operasionalisasinya sedemikian sehingga produk dan pelayanan yang dihasilkannya akan mampu memenuhi persyaratan dari konsumen. Standarisasi operasional dari berbagai proses pada perusahaan inilah yang kemudian dikenal dengan standarisasi sistem, yang akan mengatur aspek teknis dan manajerial dari berbagai proses tersebut.

Menurut Ras (2009), standarisasi sistem yang luas dikenal dan diadopsi oleh berbagai perusahaan dari berbagai industri adalah Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008. Mutu disini adalah terminologi yang akan mencerminkan ukuran dari kemampuan perusahaan dalam menghasilkan produk dan pelayanan yang bisa memenuhi persyaratan konsumen.
Jakarta Kompas (2014), kementerian Perindustrian hingga Maret 2014 sudah menetapkan 94 Standar Nasional Indonesia wajib. Adanya standar bagi sektor industri strategis dinilai penting dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN yang akan diberlakukan akhir 2015."Hal yang penting ketika kita memasuki Masyarakat Ekonomi ASEAN pada akhir tahun depan, SNI (Standar Nasional Indonesia), terutama bagi sektor yang penting dan strategis, sudah bisa kita keluarkan," kata Menteri Perindustrian MS Hidayat, Kamis (20/3), di Jakarta.

Purnama (2012), Undang undang perindustrian mengatur beberapa macam hal yang berhubungan dengan peridustrian. UU nomer 5 tahun 1984 didalamnya tertulis jelas mengenai aturan-aturan tenatang perindustrian. Didialam undang-undang ini juga di jelaskan mengenai berbagai istilah dalam industri.

Organisasi Internasional untuk Standardisasi (bahasa Inggris: International Organization for Standardization disingkat ISO atau Iso) adalah badan penetap standar internasional yang terdiri dari wakil-wakil dari badan standardisasi nasional setiap negara. Didirikan pada 23 Februari 1947, ISO menetapkan standar-standar industrial dan komersial dunia. ISO, yang merupakan lembaga nirlaba internasional, pada awalnya dibentuk untuk membuat dan memperkenalkan standardisasi internasional untuk apa saja.
Menurut Yulianto (2012), Tujuan penyusunan standar adalah untuk memfasilitasi perdagangan, pertukaran, dan alih teknologi melalui :

1.    Peningkatan mutu dan kesesuaian produksi pada tingkat harga yang layak
2.    Peningkatan kesehatan, keamanan dan perlindungan lingkungan, dan pengurangan limbah
3.    Kesesuaian dan keandalan inter-operasi yang lebih baik dari berbagai komponen untuk menghasilkan barang maupun jasa yang lebih baik
4.    Penyederhanaan perancangan produk untuk peningkatan keandalan kegunaan barang dan jasa
5.    Peningkatan efisiensi distribusi produk dan kemudahan pemeliharaannya
6.    Pengguna (konsumen) lebih percaya pada barang dan jasa yang telah mendapatkan jaminan sesuai dengan standar internasional. Jaminan terhadap kesesuaian tersebut dapat diperoleh baik dari pernyataan penghasil barang maupun melalui pemeriksaan oleh lembaga independen.

Jenis – jenis ISO

ISO 9001
ISO 9001 merupakan sistem manajemen mutu dan merupakan persyaratan sistem manajemen yang paling populer di dunia. ISO 9001 telah mengalami beberapa kali revisi dan revisi yang paling akhir adalah ISO 9001:2008. Salah satu ciri penerapan ISO 9001 adalah diterapkannya pendekatan proses. Pendekatan proses ini bertujuan untuk meningkatkan efektivitas sistem manajemen mutu. Pendekatan ini mensyaratkan organisasi untuk melakukan identifikasi, penerapan, pengelolaan dan melakukan peningkatan berkesinambungan (continual improvement).

ISO 14001
Berbeda dengan standar ISO 9001 yang berkaitan dengan sistem manajemen mutu, maka ISO 14001 merupakan standar yang berisi persyaratan-persyaratan sistem manajemen lingkungan. Konsep yang dipakai dalam ISO 14001 pada prinsipnya sama dengan ISO 9001, yaitu perbaikan berkesinambungan hanya dalam ISO 14001 adalah dalam mengelola lingkungan.

ISO 22000
Perusahaan makanan atau minuman dituntut untuk memperhatikan aspek kesehatan dan keselamatan pelanggannya, sehingga harus meningkatkan pengendalian kontrol internalnya terutama dalam proses produksi.

ISO/IEC 27001

Pada tahun 2005, The International Organization for Standardization menerbitkan standar yang kenal dengan ISO/IEC 27001.  ISO/IEC 27001 merupakan standar sistem manajemen keamanan informasi atau dikenal juga dengan Information Security Management System (ISMS). ISO/IEC 27001 sekarang ini telah banyak diterapkan oleh perusahaan-perusahaan yang banyak menggunakan aplikasi IT dalam kegiatan bisnisnya.
ISO/TS 16949
Upaya perusahaan otomotif dalam menjaga mutu produk salah satunya dengan menerapkan ISO/TS 16949. Pada dasarnya ISO/TS 16949 merupakan Technical Specification yang dikeluarkan oleh ISO sebagai sistem manajemen mutu untuk industri otomotif. Sebagaimana jenis-jenis standar yang dikeluarkan oleh The International Organization for Standardization, ISO/TS 16949 mempunyai konsep perbaikan berkesinambungan, pengendalian terhadap rantai pasok, tindakan perbaikan dan pencegahan.

ISO 50001
ISO 50001 adalah sebuah standar untuk sistem manajemen energi. Standar tersebut bertujuan membantu organisasi dalam membangun sistem dan proses untuk meningkatkan kinerja, efisiensi, dan konsumsi energi. Standar tersebut berlaku bagi semua jenis dan ukuran organisasi. ISO 50001 dirancang untuk membantu organisasi agar lebih baik dalam menggunakan aset energinya, untuk mengevaluasi dan memprioritaskan penggunaan teknologi hemat energi, serta untuk mendorong efisiensi pada seluruh rantai suplai. ISO 50001 juga dirancang agar dapat terintegrasi dengan standar manajemen lain, terutama ISO 14001 (Sistem Manajemen Lingkungan) dan ISO 9001 (Sistem Manajemen Mutu).

Contoh standarisasi menurut Rachmat (2016) :
 
oleh : Fadjar Yusra
Kesimpulan
Berbagai standar industri yang berlaku--baik terhadap produk ataupun terhadap system ditujukan untuk memastikan dan menjamin bahwa konsumen akan mendapatkan produk dan
pelayanan sesuai dengan apa yang menjadi kebutuhan dan keinginannya, serta bahwa
konsumen akan terpenuhi kepuasannya terhadap fungsi dan karakteristik yang baik dari produk dan pelayanan yang bersangkutan. Implementasi dari berbagai standar ini, tidaklah bergantung pada perlu tidaknya perusahaan atau industri yang bersangkutan terhadap standar yang ada dan berlaku. Semuanya kembali pada mau tidaknya dan peduli tidaknya pihak perusahaan
terhadap terpenuhinya kebutuhan dan keinginan konsumen dan tercapainya kepuasan konsumen! Nah, bagaimana dengan Anda?  

Daftar Pustaka :
Farelly. Alfenro.(2013). Pengertian Standarisasi. Dalam : http://alvenrofarelly.blogspot.co.id/2013/03/pengertian-standarisasi.html (Diakses : 5 Oktober 2017)
Kompas. Jakarta (2014). Standarisasi Industri Mutlak. Dalam : http://www.kemenperin.go.id/artikel/8841/Standardisasi-Industri-Mutlak (Diakses : 5 Oktober 2017)
Purnama, Rieja. (2012). UU Perindustrian. Dalam : http://bingz-rieja.blogspot.co.id/2012/07/uu-perindustrian.html (Diakses : 5 Oktober 2017)
Rachmat, Gabriella Velicia.(2016).Yoghurt dan Standarisasi dalam skala industry. Dalam : https://www.scribd.com/doc/168616199/Yoghurt-Dan-Standarisasi-Dalam-Skala-Industri#  (Diakses : 5 Oktober 2017)
Ras, Sachbudi Abbas.(2015). Standarisasi di Industri. Dalam : http://www.infometrik.com/wp-content/uploads/2009/06/Standarisasi-di-Industri.pdf (Diakses : 5 Oktober 2017)
Yulianto, Maulidan.(2012). Tentang ISO International Standard. Dalam : http://freedomtoinform.blogspot.co.id/2012/12/tentang-iso-international-standards.html (Diakses : 5 Oktober 2017)







Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.