.

Jumat, 06 Oktober 2017

BENCHMARKING DAN PENGUKURAN PERFORMANSI



BENCHMARKING DAN PENGUKURAN PERFOMANSI

Pendahuluan

SEJARAH 

Sejarah ringkas kemunculan benchmarking menurut Moch Wahib Dariyadi


Generasi Pertama
Ganerasi pertama ini dapat dipandang sebagai rekayasa terbalik atau analisis produk kompetitif  yang berorientasi pada produk.  Pada tahap ini rekayasa terbalik cenderung menjadi pendekatan teknis yang berbasis rekayasa bagi perbandingan produk yang mencakup pembongkaran dan evaluasi terhadap karakteristik produk yang bersifat teknis.


     Generasi Ke-dua
Generasi ke-dua ini disebut benchmarking kompetitif yang  bergerak melampaui perbandingan yang berorientasi produk untuk mencakup perbandingan terhadap proses-proses dari para pesaing.

·         Generasi ke-tiga
Generasi ke-tiga ini disebut juga benchmarking proses.  Benchmarking ini muncul ketika para makin banyak eksekutif pengawas mutu mengakui bahwa proses pembelajaran  terhadap produk akan lebih mudah bila dilakukan terhadap perusahaan-perusahaan di luar industri mereka daripada studi-studi mengenai daya saing.  Perusahaan-perusahaan yang saling bersaing memiliki batas alamiah di mana mereka saling merahasiakan  berbagai informasi mengenai perusahaannya.  Namun garis batas dan hambatan perdagangan ini tidak berlaku bagi perusahaan-perusahaan yang tidak bersaing secara langsung.  Ketiadaan hambatan untuk saling berbagi informasi ini telah mendorong suatu pergeseran yang memperluas penerapan benchmarking, sebab benchmarking bukan hanya diarahkan kepadapara pesaing, namun justru diarahkan pada perusahaan-perusahaan dari bidang-bidang industri lain yang menjalanklan praktik-praktik bisnis yang sudah diakui kekuatannya. 
· 
     Generasi ke-empat 
     Generasi ke-empat disebut sebagai benchmarking strategis.  Benchmarking strategis didefinisikan sebagai proses sistematis untuk mengevaluasi alternatif-alternatif, mengimplementasikan strategi-strategi dan meningkatkan kinerja dengan memahami dan mengadaptasi strategi-strategi sukses dari mitra-mitra eksternal yang berpartisipasi salam aliansi-aliansi bisnis yang berkesinambungan.   

·         Generasi ke-lima
Generasi ke-lima merupakan generasi akhir implementasi benchmarking.  Menurut pandangan ini, masa depan benchmarking terletak pada aplikasi global, di mana perdagangan internasional, perbedaan-perbedaan proses budaya serta proses bisnis antar perusahaan dijembatani, dan aplikasi–aplikasinya bagi pengembangan proses bisnis dipahami.  Generasi ini disebut dengan benchmarking global.

Menurut Eka sulistiyana macam macam dan melakukan Langkah langkah benchmarking :

Macam-macam Benchmarking itu sendiri adalah sebagai berikut :
  • Benchmarking Internal, yaitu dengan membandingkan operasi suatu bagian dengan bagian internal lainnya dalam suatu organisasi.
  • Benchmarking kompetitif adalah dengan mengadakan perbandingan dengan berbagai pesaing
  • Benchmarking Fungsional ialah dengan mengadakan perbandingan fungsi atau proses dari perusahaan-perusahaan yang berada di berbagai industri; dan
  • Benchmarking Generik adalah dengan proses bisnis fundamental yang cenderung sama di setiap industri.
Untuk melakukan Benchmarking, maka dapat dilakukan dengan empat cara sebagai berikut:
  1. Riset in-house, melakukan penilaian terhadap informasi dalam perusahaan sendiri maupun informasi yang ada di publik
  2. Riset Pihak Ketiga, membiayai kegiatan benchmarking yang akan dilakukan oleh perusahaan surveyor
  3. Pertukaran Langsung, pertukaran informasi secara langsung dapat dilakukan melalui kuesioner, survei melalui telepon, dll
  4. Kunjungan Langsung, melakukan kunjungan ke lokasi mitra benchmarking (cara ini dianggap yang paling efektif )
Menurut Tengku Shahindra Metode Metode Benchmarking

Langkah metode 12 terlalu luas untuk dijabarkan. Agar mudah, metode 12 tersebut bisa diringkas menjadi 6 bagian utama yakni : 
  1. Identifikasi problem apa yang hendak dijadikan subyek. Bisa berupa proses, fungsi, output dsb.
  2. Identifikasi industri/organisasi/lembaga yang memiliki aktifitas/usaha serupa. Sebagai contoh, jika anda menginginkan mengendalikan turnover karyawan sukarela di perusahaan, carilah perusahaan-perusahaan sejenis yang memiliki informasi turnover karyawan sukarela.
  3. Identifikasi industri yang menjadi pemimpin/leader di bidang usaha serupa. Anda bisa melihat didalam asosiasi industri, survey, customer, majalah finansial yang mana industri yang menjadi top leader di bidang sejenis.
  4. Lakukan survey pada industri untuk pengukuran dan praktek yang dilakukan.Anda bisa menggunakan survey kuantitatif atau kualitatif untuk mendapatkan data dan informasi yang relevan sesuai problem yang diidentifikasi di langkah awal.
  5. Kunjungi ’ best practice’ perusahaan untuk mengidentifikasi area kunci praktek usaha. Beberapa perusahaan biasanya rela bertukar informasi dalam suatu konsorsium dan membagi hasilnya didalam konsorsium tersebut.
  6. Implementasikan praktek bisnis yang baru dan sudah diperbaiki prosesnya. Setelah mendapatkan best practice perusahaan, dan mendapatkan metode/teknik cara pengelolaannya, lakukan proyek peningkatan kinerja dan laksanakan program aksi untuk implementasinya.


Menurut Budi Kho Jenis jenis bechmarking yaitu :

Benchmarking dapat dilakukan secara Internal yang membandingkan kinerja beberapa kelompok atau tim di dalam Organisasi atau pun secara Eksternal yang membandingkan kinerja suatu organisasi dengan organisasi lainnya atau antar Industri. Benchmarking dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, diantaranya adalah :
  • Strategic Benchmarking, yaitu Benchmarking yang mengamati bagaimana orang atau organisasi lain mengungguli persaingannya.
  • Process Benchmarking, yaitu Benchmarking yang membandingkan proses-proses kerja.
  • Functional Benchmarking, yaitu Benchmarking yang melakukan perbandingan pada Fungsional kerja tertentu untuk meningkatkan operasional pada fungsional tersebut.
  • Performance Benchmarking, yaitu Benchmarking yang membandingkan kinerja pada produk atau jasa.
  • Product Benchmarking, yaitu Benchmarking yang membandingkan produk pesaing dengan produk sendiri untuk mengetahui letak kekuatan (Strength) dan kelemahan (Weakness) produknya.
  • Financial Benchmarking, yaitu Benchmarking yang membandingkan kekuatan financial untuk mengetahui daya saingnya.

Referensi
 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.