Judul : Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan
Kerja
Nama Penulis : Wahyu Susihono, Feni Akbar Rini
Nama Jurnal : PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN
KERJA (K3) DAN IDENTIFIKASI POTENSI BAHAYA KERJA
Latar Belakang
Perkembangan industri mempunyai korelasi dengan pekerja.
Banyak industri yang prosesnya berdampak negative terhadap kesehatan dan
keselamatan pekerjanya, seperti industri bahan kimia, jasa konstruksi, nuklir,
plastik, besi,baja,dan masih banyak lagi. Sejalan dengan hal ini, maka industri
– industri yang berdampak bagi pekerjanya harus mengelola lingkungan kerjanya
agar dapat menurunkan dampak tersebut. Sikap kritis dari masyarakat dunia juga mendorong
industry yang beresiko ke pekerja untuk menerapkan suatu sistem pengelolaan
yang aman bagi pekerjanya.
Penyusunan program, membuat prosedur, pencatatan dan
mengawasi serta membuat laporan penerapan di lapangan yang berkaitan dengan
keselamatan kerja bagi para pekerja semuanya merupakan kegiatan dari manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja.
Tujuan dan sasaran sistem Manajemen K3 (keselamatan dan
kesehatan kerja) adalah terciptanya sistem K3 di tempat kerja yang melibatkan
segala pihak sehingga dapat mencegah dan mengurangi kecelakaan dan penyakit
akibat kerja dan terciptanya tempat kerja yang aman, efisien, dan produktif.
Landasan Teori
Pengertian Keselamatan dan Kesehatan
Keselamatan kerja adalah membuat kondisi kerja yang aman
dengan dilengkapi alat-alat pengaman, penerangan yang baik, menjaga lantai dan
tangga bebas dari air, minyak, nyamuk dan memelihara fasilitas air yang baik (
Agus 1989). Menurut Malthis dkk (2002), Keselamatan kerja menunjuk pada
perlindungan kesejahteraan fisik dengan tujuan mencegah terjadinya kecelakaan
atau cedera terkait dengan pekerjaan. Husni,L (2005) menyatakan bahwa keselamatan
kerja bertalian dengan kecelakaan kerja, yaitu kecelakaan yang terjadi di tempat
kerja atau dikenal dengan istilah kecelakaan industri. Kecelakaan industri ini
secara umum dapat diartikan sebagai suatu kejadian yang tidak diduga semula dan
tidak dikehendaki yang mengacaukanproses yang telah diatur dari suatu
aktivitas.
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah suatu
sistem yangdirancang untuk menjamin keselamatan yang baik pada semua personel
di tempat kerja agar tidak menderita luka maupun menyebabkan penyakit di tempat
kerja dengan mematuhi/ taat pada hukum dan aturan keselamatan dan kesehatan
kerja, yang tercermin pada perubahan sikap menuju keselamatan di tempat kerja
Dewi,R (2006). Modjo,R (2007), manfaat penerapan program keselamatan dan
kesehatan kerja diperusahaan antara lain a)Pengurangan Absentisme,
b)Pengurangan Biaya KlaimKesehatan, c)PenguranganTurnoverPekerja, d)Peningkatan
Produktivitas. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Wahyu (2006) menunjukkan
bahwa secara individual maupun bersama-sama program keselamatan dan kesehatan
kerja berpengaruh positif terhadap produktivitas kerja.
Definisi Potensi Bahaya
Potensi Bahaya (Hazard) adalah suatukondis/keadaan pada
suatu proses, alat,mesin, bahan atau cara kerja yang secara intrisik/alamiah
dapat menjadikan luka, cidera bahkan kematian pada manusia serta menimbulkan
kerusakan pada alat dan lingkungan.
Teknik Identifikasi Potensi Bahaya
Menurut Safety Enginer Career Workshop (2003),Phytagoras
Global Development teknik identifikasi bahaya adalah alat untuk mengidentifikasi
berbagai kelemahan potensi resiko yang terdapat dalam proses desain atau
operasi suatu sistem atau unit plan yang dapat menimbulkan berbagai konsekuensi
yang tidak diinginkan terjadi dan menentukan rekomendasi atau tindakan yang
dapat dilakukan untuk eliminasi berbagai resiko atau permasalahan yang
mengganggu jalannya proses tersebut atau mengurangi konsekuensi yang dapat
ditimbulkan secara sistematis, terstruktur dan baku.
Pengertian Resiko
Beberapa pengertian resiko yaitu diantaranya, kesempatan
sesuatu terjadi yang akan berdampak pada tujuan. Resiko diukur menurut
kemungkinan dan konsekuensi. Kemungkinan dan konsekuensi dari terjadinya
luka–luka dan penyakit. Kombinasi dari konsekuensi atau kemungkinan kejadian
dan konsekuensi dari suatu perisriwa tertentu. Bahaya yang mempunyai potensi
dan kemungkinan menimbulkan dampak atau kerugian, kesehatan maupun yang lainnya
biasanya dihubungkan dengan resiko (risk).Berdasarkanpemahaman tersebut, resiko
dapat diartikan sebagai kemungkinan terjadinya suatu dampak atau konsekuensi.
HIRA (Hazzard Identification and Risk Assesment)
Hira (Hazzard Identification and Risk Assesment) merupakan
suatu metode atauteknik untuk mengidentifikasi potensi bahaya kerja dengan
mendefinisikan karakteristik bahaya yang mungkin terjadi dan mengevaluasi
resiko yang terjadi melalui penilaian resiko dengan menggunakan matriks
penilaian resiko.
FTA (Fault Tree Analysis)
Analisis pohon kegagalan merupakan analisis induktif yaitu
suatu kejadian disebabkan oleh kejadian sebelumnya. Kejadian sebelumnya
disebabkan oleh kejadian lain lebih lanjut, kegagalankomponen atau kegagalan
operator. Masing-masing kegagalan dianalisis lebih lanjut penyebabnya sehingga
sampai pada kondisi kejadian dasar (basic event). Analisis pohon kegagalan
dapat untuk mengkuantifikasi kegagalan sistem, komponen, fungsi atau operasi.
Model pohon kegagalan dapat dipergunakan untuk menentukan a) Kombinasi beberapa
kegagalan, b) Probabilitas gagal, c) Titik lemah kritis pada sistem,
komponen,fungsi atau operasi. Kejadian puncak (Top Event) dari pohon kegagalan
menunjukkankejadian atau kondisi yang tidak diinginkan (undesired
event/undesired state) dari suatu sistem sehingga hasilnya merupakan kegagalan
atau ketidaktersediaan (unavailability)sistem. Penyusunan pohon kegagalan
merupakan proses berulang dengan mendapatkan umpan balik dari proses PSA
lainnya.
Metode Penelitian
.A. Obyek dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian di divisi Produksi bagian Fluid Utility PT
LTX Kota Cilegon. Perusahaan ini memproduksi tinplate yang dijual pada pasar
Internasional. Area dibagian Fluids Utility terdiri dari area boiler, area
kompresor, area Train Demin Water,area Waste Water Treatment Plan (WWTP), area
Filter Press, dan areaColling Water.Waktu penelitian dilakukan selama 31 hari
pada tahun 2013.
B. Pengumpulan Data Penelitian
a. Data Potensi bahaya di tempat kerja bagian Produksi
bagianFluid Utility, area boiler, area kompresor, area Train Demin Water, area Waste
Water Treatment Plan (WWTP), area Filter Press, dan area Colling Water
b. Data penerapan SMK3 di PT LTX
c. Identifikasi Potensi Bahaya
1) HIRA (Hazzard Identification and Risk Asseement)
Mendefinisikan karakteristik bahaya yang mungkin terjadi dan
evaluasi resik. Teknik identifikasi bahaya terdiri dari survey keselamatan
kerja, patrol keselamatan kerja, mengambil sampel keselamatan kerja, audit
keselamatan kerja, pemeriksaan lingkungan, laporan kecelakaan, laporan yang
nyaris terjadi dan masukan dari para karyawan.
Hasil Dan Pembahasan
Potensi bahaya kerja di PT LTX bagian
fluid utility dengan menggunakan metode HIRA teridentifikasi potensi bahaya
sebanyak 35 potensi bahaya kerja di bagianfluid utility yang terdiri dari 6
area sebagai area identifikasi. Potensi bahaya kerja yang teridentifikasi dilakukan
penilaian lebih lanjut. Proses identifikasi, diperoleh potensi bahaya kerja di
area boiler yaitu 10 potensi bahaya kerja. Area kompresor yaitu 5 potensi
bahaya kerja. Area train demin water yaitu 3 potensi bahaya kerja. Area WWTP
yaitu 6 potensi bahaya kerja.Area filter press yaitu 7 potensi bahaya kerja,
dan di area colling water yaitu 4 potensibahaya kerja.
Penilaian resiko potensi bahaya kerja yang diidentifikasi
terdiri dari nilai resiko, kategori resiko, dan program pengendalian resiko yang
terjadi. Potensi bahaya yang teridentifikasi di area Boiler yaitu kebisingan ≥
85db, temperatur ruangan meningkat 33-35C, karyawan merasa kegerahan kepanasan
suhu tubuh 33-35C, letak pressure control terlalu tinggi yaitu 2-5 meter dari
lantai, kebocoran gas, ledakan boiler, kebocoran air dalam pipa, display
control panel Boiler tidak selurus dengan mata atau dibawah mata ±0.5
meter,tersandung, letakcontrol panel barner dan blower tidak selurus dengan
mata atau ±0.5meter.
Nilai resiko yang terjadi pada potensi bahaya kerja di area
boiler terdiri dari 2C, 1D, 1D, 2D, 2E, 5E, 1D, 2D, 2D, dan 2D. Kategori resiko
yang dominan dari nilai resiko padapotensi bahaya kerja di area Boiler adalah L
atau low risk yang berarti kendalikan dengan prosedur rutin. Potensi bahaya
kerja di area boiler dengan kategori L menunjukkan masih ada kemungkinan
potensi yang ada dapat terjadi, untuk dapat lebih memperkecil terjadi potensi
bahaya kerja perlu kendalikan prosedur dengan rutin yaitu seperti pengawasan penggunaan
APD, pengawasan terhadap lingkungan dan mesin atau perlatan kerja lain yang dapat
menimbulkan bahaya kerja.
Potensi bahaya kerja di area Kompresor yang teridentifikasi
yaitu kebisingan ≥ 85db, temperatur ruangan meningkat 33-35 C, letak pressure
control tanki angin tidak selurus dengan mata atau diatas mata±1 meter,
letakcontrol panel tidak selurus dengan mata atau dibawah mata ±0.5 meter,
potensi kesulitan pengoperasian panel energi. Nilai resiko dari potensi bahaya
kerja di area Kompresor terdiri dari 2C, 1D, 2D, 2D, dan 1C. Kategori resiko
yang dominandari nilai resiko pada potensi bahaya kerja di area Kompresor
adalah L atau low risk yang berarti sama seperti di area Boiler melakukan
program pengendaliansecara prosedur rutin.
Potensi bahaya kerja di area Train Demin Water
teridentifikasi yaitu kebocoran instalasi pipa, letak pressure control dan control
panel tidak selurus dengan mata atau diatas mata ±0.5 meter, display control
box tidak cukup jelas dan tidak ada SOP yang tertulis. Nilai resiko dari
potensi bahaya kerja di areaTrain Demin Water yaitu 2D, 2D, dan 1E,sehingga
kategori resiko yang dominan adalah L yang berarti sama dengan area Boiler dan Kompresor
dikendalikan dengan prosedur rutin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.