.

Sabtu, 07 Oktober 2017

Ergonomic design seating

Sari okta viyani
Nim 41616110102


Menurut buku jurnal Ergonomi berasal dari dua kata Yunani kuno yaitu “ergon” dan “nomos”. Ergonberarti kerja, sedangkan Nomos berarti hukum/aturan. Secara keseluruhan ergonomi berarti “hukum / aturan yang berkaitan dengan kerja.

Ergonomi (atau faktor manusia) adalah disiplin ilmu yang bersangkutan dengan pemahaman tentang interaksi antara manusia dan elemen lain dari sistem, dan profesi yang menerapkan prinsip-prinsip teoritis, data dan metode untuk desain untuk mengoptimalkan kesejahteraan dan keseluruhan kinerja sistem manusia. Ergonomi menjadi pilar kesehatan dan menjadi salah satu indikator kesejahteraan
Dalam ergonomi postur tubuh adalah faktor yang sangat penting, salah satunya postur duduk yang setiap orang lakukan setiap hari dalam durasi berjam-jam. Tujuan utama membuat disain ergonomi untuk kursi atau tempat duduk adalah menciptakan sedemikian rupa bentuk kursi sehingga dapat mempertahankan postur tulang punggung yang fisiologis, dengan demikian diharapkan kerja otot tidak perlu berkontraksi. [3] Postur duduk yang ergonomis dimana mempertahankan postur badan yang stabil dan memenuhi hal-hal sebagai berikut :
1.     Menyenangkan dalaam jangka waktu tertentu,                                                                                                    2.   Memuaskan secara fisiologi, dengan duduk kita jadi lebih nyaman, 
3.    Sesuai / serasi / cocok dengan pekerjaan yang dilakukan

 Prinsip duduk normal / santai : 
1.  Lutut fleksi 90 derajat
2.  Tubuh fleksi di atas pada 90 derajat 
3. Pelvis rotasi ke belakang 30 derajat
4. Berat badan bertumpu pada “ischial tuberositas
5. Bagian atas tulang sacrum agak horizontal                                                                                             6.  dibandingkan dengan sitting

Berikut ini konsep-konsep ergonomis yang perlu dilengkapi pada kursi atau tempat duduk : 
1. Keadadaan otot
2. Perilaku duduk                                                                                                                                                  
3. Perilaku dinamis selama duduk
 DESAIN KURSI ERGONOMIS
1.  TINGGI KURSI / SEAT HEIGHT (H)
Harus mewakili 5th % (persentil) wanita, agar kaki tidak menggantung yang dapat menyebabkan tekanan pada pembuluh darah hingga menyebabkan kaki kesemutan, kaki bengkak atau nyeri.
2.  KEDALAMAN KURSI / SEAT DEPTH (D)
Harus mewakili 5th % (persentil) wanita, jika dibuat terlalu sempit maka lutut bisa terpentuk.
3.  SANDARAN KURSI (BACKREST)
Ada 3 tingkatan sandaran:
a.  Sandaran kursi rendah (low level backrest). Biasanya berkisar antara 15-20 mm.
b.  Sandaran kursi menengah (midle level backrest). Menyangga seluruh bagian bahu (Laki-laki; 95
th % ile). Biasanya 645 mm.
c.  Sandaran kursi tinggi (
high level backrest). Kursi direktur, kursi sopir (supaya pada waktu pengereman mendadak leher tidak terbentur / whiplash injury). Menyangga seluruh berat kepala dan leher. Diperlukan ketinggian 900 mm untuk mencakup 95th  %ile kaum lelaki.

4.  BACKREST ANGLE ORRAKE (Α)
§  Semakin miring maka semakin banyak berat badan yang disupport oleh backrest sehingga tekanan kompresi pada batas tulang punggung dan panggul (L5/S1) menjadi berkurang.
§  Semakin besar sudut antara paha dan tulang punggung maka lordosis lumbal bertambah sehingga bagian horizontal dari vertebra yang mengalami tekanan kompresi semakin bertambah.
§  Optimal angle = 100 -110, yakni cocok untuk kursi santai.
§  Sudut yang berlebih adalah tidak cocok untuk ‘low’ atau ‘medium level backrest’ karena menyebabkan bagian atas badan menjadi tidak tersangga.

5.  LEBAR KURSI (SEAT WIDTH)
‘Lebar panggul maximum’ dikurang 5 cm (2.5 kanan & 2.5 kiri).
6.  SEAT ANGLE OR TILT (Β)

7.  SANDARAN LENGAN TANGAN (ARMREST)
§  Penunjang tambahan untuk postur.
§  Membantu berdiri dan duduk ke kursi
§  Nervus ulnaris.
8.  RUANG KAKI (LEGROOM)
a. Lateral legroom (500-600 mm).
b. Vertical legroom
§  Tinggi lutut populasi laki-laki, 95th ile.
§  Tinggi popliteal + ketebalan paha
c. Forward legroom
9.  SEAT SURFACE
§  Mendistribusikan tekanan pada bokong (buttock), dengan mempertimbang; kedalam (shapping) dan kekenyalan (padding).
§  Konsensus dasar disepakati sebagai berikut :
a.       Permukaan kursi rata, ujung depannya bulat.
b.      ‘
Upholstery’ agak kaku ketimbang lembek.
c.       Material pelapis (
covering material) yang berpori, agar menjaga ventilasi/sirkulasi udara.

1. Johana octoberhttps://shefocus.wordpress.com/2013/10/02/ergonomi-tempat-duduk-seating/
2.  Kurniawidjaja, LM. Teori dan Aplikasi Kesehatan Kerja. Jakarta: UI Press; 2010, page
3.   Satrya Chandra. Materi kuliah K508: Ergonomi. FKM Universitas Indonesia                                                4. http://dedylondong.blogspot.co.id/2012/03/dasar-perancangan-meja-dan-kursi.html                            5. http://apklab.bie.telkomuniversity.ac.id/2017/09/18/risiko-ergonomi-ketidaksesuaian-desain-dan-ukuran-tempat-duduk-sepeda-motor-terhadap-antropometri-pada-mahasiswa/


Sekian sediki makalah yang terlampir terimakasih

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.