Sari okta viyani
Nim 41616110102
Menurut buku jurnal Ergonomi berasal dari dua kata Yunani kuno yaitu “ergon” dan
“nomos”. Ergonberarti kerja, sedangkan Nomos berarti hukum/aturan. Secara keseluruhan ergonomi berarti
“hukum / aturan yang berkaitan dengan kerja.
Ergonomi (atau faktor manusia) adalah disiplin ilmu yang bersangkutan dengan pemahaman tentang interaksi antara manusia dan elemen lain dari sistem, dan profesi yang menerapkan prinsip-prinsip teoritis, data dan metode untuk desain untuk mengoptimalkan kesejahteraan dan keseluruhan kinerja sistem manusia. Ergonomi menjadi pilar kesehatan dan menjadi salah satu indikator kesejahteraan
Ergonomi (atau faktor manusia) adalah disiplin ilmu yang bersangkutan dengan pemahaman tentang interaksi antara manusia dan elemen lain dari sistem, dan profesi yang menerapkan prinsip-prinsip teoritis, data dan metode untuk desain untuk mengoptimalkan kesejahteraan dan keseluruhan kinerja sistem manusia. Ergonomi menjadi pilar kesehatan dan menjadi salah satu indikator kesejahteraan
Dalam ergonomi postur tubuh adalah faktor yang sangat penting,
salah satunya postur duduk yang setiap orang lakukan setiap hari dalam durasi
berjam-jam. Tujuan utama membuat disain ergonomi untuk kursi atau tempat duduk
adalah menciptakan sedemikian rupa bentuk kursi sehingga dapat mempertahankan
postur tulang punggung yang fisiologis, dengan demikian diharapkan kerja otot
tidak perlu berkontraksi. [3] Postur duduk yang ergonomis dimana mempertahankan
postur badan yang stabil dan memenuhi hal-hal sebagai berikut :
1. Menyenangkan dalaam jangka waktu tertentu, 2. Memuaskan secara fisiologi, dengan duduk kita jadi lebih nyaman,
3. Sesuai / serasi / cocok dengan pekerjaan yang dilakukan
Prinsip duduk normal / santai :
1. Lutut fleksi 90 derajat
2. Tubuh fleksi di atas pada 90 derajat
3. Pelvis rotasi ke belakang 30 derajat
4. Berat badan bertumpu pada “ischial
tuberositas”
5. Bagian atas tulang sacrum agak
horizontal 6. dibandingkan dengan sitting
Berikut ini konsep-konsep ergonomis yang perlu dilengkapi pada
kursi atau tempat duduk :
1. Keadadaan otot
2. Perilaku duduk
3. Perilaku dinamis selama duduk
3. Perilaku dinamis selama duduk
DESAIN KURSI ERGONOMIS
1. TINGGI KURSI / SEAT HEIGHT (H)
Harus mewakili 5th % (persentil) wanita, agar kaki tidak
menggantung yang dapat menyebabkan tekanan pada pembuluh darah hingga
menyebabkan kaki kesemutan, kaki bengkak atau nyeri.
2. KEDALAMAN KURSI / SEAT DEPTH (D)
Harus mewakili 5th % (persentil) wanita, jika dibuat terlalu
sempit maka lutut bisa terpentuk.
3. SANDARAN
KURSI (BACKREST)
Ada 3 tingkatan sandaran:
a. Sandaran kursi rendah (low level backrest). Biasanya berkisar antara 15-20 mm.
b. Sandaran kursi menengah (midle level backrest). Menyangga seluruh bagian bahu (Laki-laki; 95th % ile). Biasanya 645 mm.
c. Sandaran kursi tinggi (high level backrest). Kursi direktur, kursi sopir (supaya pada waktu pengereman mendadak leher tidak terbentur / whiplash injury). Menyangga seluruh berat kepala dan leher. Diperlukan ketinggian 900 mm untuk mencakup 95th %ile kaum lelaki.
a. Sandaran kursi rendah (low level backrest). Biasanya berkisar antara 15-20 mm.
b. Sandaran kursi menengah (midle level backrest). Menyangga seluruh bagian bahu (Laki-laki; 95th % ile). Biasanya 645 mm.
c. Sandaran kursi tinggi (high level backrest). Kursi direktur, kursi sopir (supaya pada waktu pengereman mendadak leher tidak terbentur / whiplash injury). Menyangga seluruh berat kepala dan leher. Diperlukan ketinggian 900 mm untuk mencakup 95th %ile kaum lelaki.
4. BACKREST ANGLE ORRAKE (Α)
§
Semakin miring maka semakin banyak berat badan yang disupport
oleh backrest sehingga tekanan kompresi pada batas tulang punggung dan panggul
(L5/S1) menjadi berkurang.
§
Semakin besar sudut antara paha dan tulang punggung maka
lordosis lumbal bertambah sehingga bagian horizontal dari vertebra yang
mengalami tekanan kompresi semakin bertambah.
§
Optimal angle = 100 -1100 , yakni
cocok untuk kursi santai.
§
Sudut yang berlebih adalah tidak cocok untuk ‘low’ atau ‘medium level
backrest’ karena menyebabkan bagian atas badan menjadi tidak
tersangga.
5. LEBAR
KURSI (SEAT WIDTH)
‘Lebar panggul maximum’ dikurang 5 cm (2.5 kanan & 2.5
kiri).
6. SEAT ANGLE OR TILT (Β)
7. SANDARAN LENGAN TANGAN (ARMREST)
§
Penunjang tambahan untuk postur.
§
Membantu berdiri dan duduk ke kursi
§
Nervus ulnaris.
8.
RUANG KAKI (LEGROOM)
a. Lateral legroom (500-600 mm).
b. Vertical legroom
§
Tinggi lutut populasi laki-laki, 95th ile.
§
Tinggi popliteal + ketebalan paha
c. Forward legroom
9. SEAT SURFACE
§
Mendistribusikan tekanan pada bokong (buttock), dengan mempertimbang; kedalam (shapping) dan kekenyalan (padding).
§
Konsensus dasar disepakati sebagai berikut :
a.
Permukaan kursi rata, ujung depannya bulat.
b. ‘Upholstery’ agak kaku ketimbang lembek.
c. Material pelapis (covering material) yang berpori, agar menjaga ventilasi/sirkulasi udara.
1. Johana octoberhttps://shefocus.wordpress.com/2013/10/02/ergonomi-tempat-duduk-seating/
2. Kurniawidjaja, LM. Teori dan Aplikasi Kesehatan Kerja. Jakarta: UI Press; 2010, page
b. ‘Upholstery’ agak kaku ketimbang lembek.
c. Material pelapis (covering material) yang berpori, agar menjaga ventilasi/sirkulasi udara.
1. Johana octoberhttps://shefocus.wordpress.com/2013/10/02/ergonomi-tempat-duduk-seating/
2. Kurniawidjaja, LM. Teori dan Aplikasi Kesehatan Kerja. Jakarta: UI Press; 2010, page
3. Satrya Chandra. Materi kuliah K508: Ergonomi. FKM Universitas Indonesia 4. http://dedylondong.blogspot.co.id/2012/03/dasar-perancangan-meja-dan-kursi.html 5. http://apklab.bie.telkomuniversity.ac.id/2017/09/18/risiko-ergonomi-ketidaksesuaian-desain-dan-ukuran-tempat-duduk-sepeda-motor-terhadap-antropometri-pada-mahasiswa/
Sekian sediki makalah yang terlampir terimakasih
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.