.

Sabtu, 21 Oktober 2017

Rekayasa Kualitas Memerlukan Inovasi sebagai Pengembangan Produk dan Menambah Profitabilitas Perusahaan

Dikutip dari "Peran Inovasi: Pengembangan Kualitas Produk dan Kinerja Bisnis" dari Hartini Sri dalam JURNAL MANAJEMEN DAN KEWIRAUSAHAAN, VOL.14, NO. 1, MARET 2012: 63-90.


1. Latar Belakang
Fokus utama inovasi adalah penciptaan gagasan baru, yang ada gilirannya akan diimplementasikan kedalam produk baru, proses baru. Adapun tujuan utama proses inovasi adalah memberikan dan menyalurkan nilai pelanggan yang lebih baik. Inovasi dapat dipandang dengan pendekatan strukturalis dan pendekatan proses. Pendekatan strukturalis meman-dang inovasi sebagai suatu unit dengan parameter yang tetap seperti teknologi dan praktek manaje-men, adapun pendekatan proses memandang inovasi sebagai suatu proses yang kompleks, yang sering melibatkan berbagai kelompok sosial dalam organi-sasi (Swan et al., 1999). Inovasi lebih merupakan aspek budaya organisasi yang mencerminkan tingkat keterbukaan terhadap gagasan baru. Dilain pihak kemampuan inovasi merupakan kemampuan organi-sasi untuk mengadopsi atau mengimplementasikan gagasan baru, proses dan produk baru (Hurley & Hult, 1998).

2. Tujuan Penelitian
Inovasi yang tinggi baik itu inovasi proses maupun inovasi produk akan meningkatkan kemampuan perusahaan menciptakan produk yang berkualitas. Kualitas produk yang tinggi akan meningkatkan keunggulan bersaing perusahaan yang pada akhirnya berdampak pada kinerja perusahaan.
Inovasi merupakan proses teknologis, manajerial dan sosial, dimana gagasan atau konsep baru pertama kali diperkenalkan untuk dipraktekkan dalam suatu kultur (Quinn, Baruch & Zien, 1996). Inovasi merupakan faktor penentu dalam persaingan industri dan merupakan senjata yang tangguh menghadapi persaingan.

Tingkat inovasi diukur dengan pengukuran garis kontinum, dimana tingkat inovasi rendah menggambarkan individu/unit dalam organisasi lemah dalam mengadopsi inovasi, dilain pihak tingkat inovasi yang tinggi menggambarkan posisi adopsi yang kuat dari individu/unit dalam organisasi (Doughfous Petrof & Pons, 1999). Kecenderungan organisasi untuk mengadopsi inovasi bersifat tidak konstan untuk setiap jenis inovasi. Dalam hal ini berbagai karakteristik organisasi berinteraksi bersama dengan berbagai dimensi organisasi untuk menentukan kemungkinan adopsi inovasi dalam organisasi (Cooper, 1998). Adapun jenis inovasi yang banyak digunakan peneliti adalah inovasi produk dan inovasi proses.
Berdasarkan pemaparan diatas, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dampak inovasi terhadap kualitas produk dan kinerja bisnis dari usaha kecil dan menengah di Jawa Timur

3. Metode Penelitian
Inovasi produk didefinisikan sebagai produk atau jasa baru yang diperkenalkan ke pasar untuk memenuhi kebutuhan pasar (Damanpour, 1991). Lukas & Farel 2000 membedakan inovasi produk atas tiga kategori dasar, yaitu “product line extensions, mee to products dan new to the world product. Product line extensions adalah produk yang relatif baru dipasar namun tidak baru bagi perusahaan. Mee to product adalah produk yang relatif baru bagi perusahaan namun relatif sudah dikenal di pasar. New to the world product adalah produk baru baik bagi perusahaan maupun bagi pasar.

Setiap organisasi mendefinisikan kualitas ber-dasarkan tujuan, harapan, budaya, dan pelanggannya masing-masing. Dalam mendefinisikan produk yang berkualitas, terdapat beberapa karateristik yang harus diperhitungkan. Berdasarkan Zhang (2000) terdapat dua variasi pendekatan terhadap konsep kualitas, yaitu pendekatan kualitas yang obyektif dan pendekatan kualitas yang subyektif. Pendekatan obyektif me-nekankan pada pandangan terhadap kualitas secara internal, melalui pendekatan produksi dan penawaran. Adapun pendekatan subyektif menekankan pada pandangan terhadap kualitas secara eksternal yaitu kesesuaian produk atau jasa yang dihasilkan dengan standar eksternal yaitu keinginan atau harapan pelang-gan. Kualitas dapat dilihat dari dua perspektif, yaitu perspektif produsen dan perspekti konsumen (Russel & Taylor, 1996). Dalam perspektif produsen, kualitas produk dikaitkan dengan standard produksi dan biaya, artinya produk dinilai berkualitas jika memiliki kese-suaian terhadap spesifikasi dan memenuhi persyaratan biaya. Adapun dalam perspektif konsumen, kualitas produk dapat tercipta jika terjadi kesesuaian antara perspektif produsen dan perspektif konsumen yang disebut kesesuaian untuk digunakan konsumen (Fitness for Consumer Use). Payne (2000) meman-dang kualitas dari dua perspektif, yaitu internal dan eksternal. Kualitas internal didasarkan pada kesesuai-an dengan spesifikasi atau standar yang telah ditetap-kan perusahaan. Kualitas eksternal didasarkan pada kualitas yang dipersepsikan pelanggan relatif.

Jadi, penelitian ini, merumuskan hipotesis se-bagai berikut:
H1: Inovasi produk akan meningkatkan kualitas produk.
H2: Inovasi proses akan meningkatkan kualitas produk.
H3: Inovasi produk akan meningkatkan kinerja perusahaan.
H4: Inovasi proses akan meningkatkan kinerja perusahaan.

Walker & Ruekert (1987) mengemukakan 3 dimensi dalam pengukuran kinerja suatu perusahaan, yaitu effectiveness, efficiency, dan adaptivenes.
Dalam pengukuran kinerja terdapat 2 perspektif yaitu subjectives concept dan objective concept. Pada budaya bisnis di Asia informasi tentang kinerja per-usahaan biasanya merupakan suatu rahasia perusaha-an, sehingga perusahaan enggan memberikan data kinerjanya. Darwes (1999), Jaworski & Kohli (1993) membuktikan kuatnya hubungan antara pengukuran obyektif dan subjective response. Banyak variasi dimensi yang digunakan dalam riset, Adapun be-berapa dimensi tersebut antara lain dikemukakan oleh Robbinson (1990), Kaplan & Norton (1996), Walker & Ruekert (1987) and Ranchod (2004).

4. Hasil dan Pemmbahasan
Inovasi produk sebagai tingkat keinovasian perusahaan dalam desain produk dan tambahan atribut produk, diukur 3 item pernyataan, yaitu banyaknya penelitian yang dilakukan perusahaan berkaitan dengan pengembangan produk, banyaknya penciptaan produk baru dan kepemimpinan perusaha-an dalam pengembangan produk baru. Inovasi proses sebagai tingkat keinovasian perusahaan dalam proses produksi, diukur dengan 3 item pernyataan, yaitu per-baikan terus menerus pada proses produksi, alokasi dana penelitian untuk perbaikan proses produksi dan frekuensi pelatihan perusahaan berkaitan dengan perbaikan proses produksi. Kualitas produk diukur dengan 2 item pernyataan, yaitu tingkat pengembalian produk dan tingkat keluhan pelanggan.
Kinerja merupakan hasil yang dicapaiperusahaan dalam aspek keuangan dan aspek non keuangan.

hasil studi ini membukti-kan bahwa inovasi produk dan inovasi proses berpengaruh signifikan terhadap kualitas produk. Hal ini dapat diartikan bahwa perubahan pada inovasi produk dan inovasi proses akan berdampak pada perubahan kualitas produk.

Namun inovasi produk dan inovasi proses ini tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Hal ini dapat diartikan bahwa perubahan pada inovasi produk maupun inovasi proses tidak berdampak pada perubahan kinerja perusahaan. Hal ini disebabkan para pesaing dapat meniru dengan cepat inovasi produk yang dihasilkan perusahaan demikian pula halnya dengan inovasi proses. Akibatnya, inovasi produk yang dilakukan perusahaan tidak dianggap istimewa, sehingga inovasi tidak berdampak pada profitabilitias dan pertumbuhan perusahaan.

Hasil studi ini tidak sesuai dengan pendapat yang menyebutkan bahwa inovasi berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja perusahaan. Innovation skills, juga berdampak pada kinerja pemasaran secara langsung. Begitu juga studi Hurley & Hult (1998) yang berpendapat bahwa inovasi berperan sebagai mediator antara orientasi pasar dengan kinerja perusahaan, tidak dapat dibuktikan dalam studi ini.

Hasil studi ini membuktikan kualitas produk berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan. Hal ini dapat diartikan perubahan kualitas produk akan berdampak pada perubahan kinerja perusahaan. Nilai estimasi positif menunjukkan hubungan searah. Semakin tinggi kualitas produk, semakin tinggi pula kinerja perusahaan. Rendahnya komplain akan ber-dampak pada kepuasan pelanggan yang pada akhir-nya akan menciptakan loyalitas pelanggan. Semakin tinggi loyalitas pelanggan akan menekan biaya promosi perusahaan dan meningkatkan volume pen-jualan. Tingginya loyalitas pelanggan berarti tinggi pula retensi pelanggan. Hal ini akan meningkatkan market share, yang pada akhirnya akan meningkatkan laba perusahaan dan meningkatnya penjualan.

5. Rekomendasi
Berdasar hasil penelitian bahwa inovasi per-usahaan tidak mempengaruhi kinerja perusahaan secara langsung, tapi berpengaruh signifikan terhadap kualitas produk. Adapun kualitas produk mempengaruhi signifikan terhadap kinerja perusahaan. Dengan demikian kualitas produk menjadi variabel mediasi yang penting dalam keterkaitan inovasi perusahaan dengan kinerja, maka perlu dilakukan penelitian explorasi inovasi perusahaan seperti apa yang dibutuhkan perusahaan sehingga meningkatkan kualitas produk yang ditawarkan.

6. Daftar Pustaka

Chaney, P., Devinney, T. & Winer, R. 1991. The Impact of New Product Introductions on the Market Value of Firms. Journal of Business, 64(4): 573-610.

Cooper, J.R.1998. A Multidimensional Approach to the Adoption of Innovation. Management Decision, 36(8): 493-502.

Daghfous, N., Petrof, J. & Pons, F. 1999. Value and Adoption of Innovations: A Cross-Cultural Study. The Journal Consumer Marketing, 16(4): 314-331.

Damanpour, F. 1991. Organizational Innovation: A Meta Analysis of Effect of Determinants and Moderators. Academy of Management Jour-nal, 34(3): 555-590.

Day, G.S. & Wensley, R. 1998. Assessing Advan-tage: a Framework for Diagnosing Compe-titive Superiority. Journal of Marketing, 52(2): 1-20.

Flynn, B.1994. The Relationships between Quality Management Practices, Infrastructure and Fast Product Innovation, Benchmarking for Quality Management & Technology, 1(1): 48-64.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.