Beberapa definisi yang menjelaskan tentang Value Engineering secara umum merupakan teknik perancangan sistem yang sistematis dengan menggunakan teknik-teknik untuk mengidentifikasi fungsi - fungsi yang diperlukan, menerapkan nilai-nilai dan mengembangkan alternatif-alternatif sehingga tercapai keseimbangan fungsional terbaik antara biaya keadaan dan performansi dari suatu sistem atau produk.
Menurut Tarore dkk(2013), definisi Rekayasa Nilai dari Society of American Value Engineers diartikan sebagai berikut:
Rekayasa Nilai adalah usaha yang terorganisasi secara sistematis dan mengaplikasikan suatu teknik yang telah diakui, yaitu teknik mengaplikasikan suatu produk atau jasa yang bertujuan memenuhi fungsi yang diperlukan dengan harga yang terendah (paling ekonomis).
Dengan kata lain, Rekayasa Nilai bermaksud memberikan suatu yang optimal bagi sejumlah uang yang dikeluarkan, dengan memakai teknik yang sistematis untuk menganalisis dan mengendalikan total biaya produk. Rekayasa Nilai akan membantu membedakan dan memisahkan antara yang diperlukan dan tidak diperlukan, dimana dapat dikembangkan alternatif yang memenuhi keperluan (dan meninggalkan yang tidak perlu) dengan biaya terendah.
Setiap orang tertarik untuk menghemat biaya, setiap orang berusaha untuk mencari suatu investasi yang dapat menghasilkan pengembalian investasi yang sebesar-besarnya. Ketika pertama kali VE studi diperkenalkan, tidak ada orang menduga bahwa penghematannya demikian besar, sehingga konsep dari VE ini menyebar demikian pesatnya. Program VE adalah “ Proven Technique ” yang dipakai untuk mengatasi biaya yang tidak diperlukan.
Arti nilai ( Value ) sulit dibedakan dengan biaya ( Cost ) atau harga ( Price ). Nilai mengandung arti subyektif apalagi bila dihubungkan dengan moral, estetika, sosial, ekonomi. Pengertian nilai dibedakan dengan biaya karena hal-hal sebagai berikut (Soeharto,2001) : 1. Ukuran nilai ditentukan oleh fungsi atau kegunaannya sedangkan harga atau biaya ditentukan oleh substansi barangnya atau harga komponen-komponen yang membentuk barang tersebut. 2. Ukuran nilai cenderung kearah subyektif sedangkan biaya tergantung pada ( Monetary Vaue ) pengeluaran yang telah dilakukan untuk mewujudkan barang tersebut.
Biaya adalah jumlah segala usaha dan pengeluaran yang dilakukan dalam mengem-bangkan, memproduksi dan aplikasi produk. Penghasil produk selalu memikirkan akibat dari adanya biaya terhadap kualitas, realibilitas, dan main tainability karena ini akan berpengaruh terhadap biaya bagi pemakai. Biaya pengem-bangan merupakan komponen yang cukup besar dari total biaya. Sedangkan perhatian terhadap biaya produksi amat diperlukan karena mengandung sejumlah biaya yang tidak perlu ( Unnecessary Cost ).
Menurut Thoengsal (2014), dalam melakukan suatu proses rekayasa nilai sebaiknya dilakukan pada tahap perencanaan (Planning) agar kita dapat mengatahui secara dini elemen-elemen biaya yang dapat kita optimalkan. Hal ini dilakukan karena jika kita melakukan suatu analisis value engineering pada saat proses konstruksi berlangsung tentunya akan menyita waktu pekerjaan, biaya konsultasi tambahan, sehingga banyak kehilangan (Loss) yang terjadi jika dilakukan pada phase pelaksanaan/ konstruksi. Pengertian tersebut dapat diilustrasikan pada gambar di bawah ini. Ada beberapa alasan mengapa konsep value engineering (VE) dirasa perlu dan penting untuk diterapkan dalam suatu proyek konstruksi antara lain:
•Keterbatasan Anggaran Proyek, masalah keterbatasan anggaran dalam proyek menjadi unsur yang dapat berisiko terhadap kelangsungan pelaksanaan suatu proyek konstruksi dikarenakan biaya merupakan unsur yang penting untuk mengwujudkan suatu proyek. Dengan kendala keterbatasan biaya yang sering ditemukan dalam proyek maka konsep VE dapat menjadi salah satu solusi yang efektif dan efisien untuk diterapkan sehingga dapat berpotensi dalam mereduksi biaya yang tidak perlu (Safe Potential).
•Harga Sumber Daya Proyek Yang Terus Meningkat, hal ini yang dimaksudkan yaitu sumber daya berupa material, peralatan/machine, gaji pekerja (man power) dan metode kerja yang realitanya cenderung mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Melihat permasalahan ini maka penerapan konsep VE dapat menjadi suatu pilihan dalam memecahkan permasalahan tersebut.
•Tingkat Inflasi dan Suku Bunga Yang Terus Meningkat, hal ini juga dapat menjadi suatu hambatan dalam melaksanakan suatu proyek konstruksi dikarenakan tingkat inflasi yang terus meningkat dapat berpotensi dalam meningkatkan anggaran suatu proyek dari tahun ke tahun baik untuk proyek swasta maupun pemerintah yang tentunya juga berbanding lurus terhadap peningkatan nilai suku bunga.
•Teknologi Yang Mengalami Kemajuan, dengan perkembangan kemajuan teknologi baik dari aspek teknologi material, metode kerja, mesin, peralatan dsb, maka hal ini dapat menjadi sumber peluang munculnya inovasi dan kreatifitas bagi para VE team dalam mengwujudkan penerapan suatu konsep value engineering (VE) pada proyek-proyek konstruksi.
Rekayasa mempunyai karakteristik (Zimerman, L.W and Hart, 1982) sebagai berikut:
a. Berorientasi fungsi, perancangan dimulai dengan identifikasi fungsi-¬fungsi yang dibutuhkan.
b. Pendekatan sistematis, perancangan harus dilakukan dengan mempertimbangkan seluruh dimensi permasalahan.
c. Multi disiplin, perancangan melibatkan berbagai keahlian.
d. Berorientasi pada siklus hidup produk, analisa mencakup keseluruhan siklus hidup produk.
e. Pola pikir kreatif, proses perancangan harus dapat mengidentifikasi alternatif-alternatif pemecahan masalah kreatif.
Menurut Pristianti (2015), penerapan rekayasa nilai harus diusahakan pada tahap konsep perencanaan. Sebab mempunyai fleksibilitas yang maksimal untuk mengadakan perubahan-perubahan tanpa menimbulkan biaya tambahan untuk perencanaan ulang. Dengan berkembangnya proses perencanaan, biaya untuk mengadakan perubahanperubahan akan bertambah, sampai akhirnya sampai pada suatu titik yang tidak mempunyai penghemtan yang dapat dicapai.
Dalam rekayasa nilai, yang diperhitungkan hanya nilai ekonomisnya saja yaitu meliputi :
a. Nilai guna
Menunjukkan tingkat kegunaan dan pelayanan atau fungsi yang dapat diberikan oleh sistem.
b. Nilai prestise
Sesuatu yang membuat produk tersebut diinginkan konsumen disamping nilai gunanya
c. Nilai Tukar (Exchange Vane)
Menunjuikkan ukuran pengeluaran keuangan yang dipakai konsumen untuk memiliki produk tersebut.
d. Nilai Biaya (Cost Value)
Merupakan jumlah uang yang digunakan produsen untuk membuat produk tersebut.
Menurut Thoengsel(2014), dalam penerapan VE khusunya pada industri konstruksi manfaat secara umum yang dapat diberikan yaitu:
1. Dapat mencegah dan mereduksi timbulnya potensi biaya yang tidak perlu (Loss Cost) pada item pekerjaan konstruksi.
2. Dapat mencegah terjadinya pemebengkakan biaya pada akhir pelaksanaan proyek konstruksi.
3. Dapat menciptakan peningkatan budaya, daya inovasi dan kreatifitas bagi para insinyur penyelenggara konstruksi baik dari lembaga konsultan, kontraktor maupun pihak pemilik proyek/owner.
4. Dapat melahirkan para pakar-pakar Value Engineers Specialist sebagai suatu cabang ilmu keteknikan yang berorientasi kepada kinerja tim dari beberapa disiplin bidang keinsinyuran.
5. Dapat menjadi suatu pembelajaran bagi pihak penyelenggara konstruksi bahwa proses perencanaan dan perancangan suatu proyek konstruksi harus dilakukan secara matang dan optimal dalam hal ini konsep penerapan VE dapat dilakukan pada tahap ini dikarenakan tingkat kompleksitas yang tinggi jika proses VE dilakukan pada tahap pelaksanaan konsruksi.
Daftar Pustaka:
Tarore. H, dkk. 2013. Aplikasi Rekayasa Nilai Pada Proyek Kontruksi Perumahan (Studi Kasus Perumahan Taman Sari Metropolitan Manado PT. Wika ). Jurnal Sipil Statik. Volume 1. No.5. Dalam :http://download.portalgaruda.org/article.php?article=108076&val=1013. (diakses pada tanggal 5 Oktober).
Azis. S, dkk. 2016. Penerapan Rekayasa Nilai (Value Engineering) pada Pekerjaan Struktur Balok dan Kolom Gedung Poliklinik Universitas Brawijaya Malang. temuilmiah iplbi. Dalam: http://temuilmiah.iplbi.or.id/wp-content/uploads/2016/12/IPLBI2016-H-121-128-Penerapan-Rekayasa-Nilai-Value-Engineering-Pada-Pekerjaan-Struktur-Balok-Dan-Kolom.pdf. (diakses pada tanggal 6 Oktober).
Thoengsel. J,. 2014. Value Engineering (Rekayasa Nilai). blogspot. Dalam:http://jamesthoengsal.blogspot.co.id/p/blog-page_22.html. (diakses pada tanggal 6 Oktober).
Pristianti. U.H,. Penerapan Rekayasa Nilai Pada Pembangunan Gedung RSUD Gambiran Tahap II Kota Kediri. its. Dalam: http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-10728-Paper.pdf. (diakses pada tanggal 6 Oktober).
Anonim. 2010. Rekayasa Nilai : Sebuah Definisi. blogspot. Dalam:http://sangpenyampai.blogspot.co.id/2010/04/rekayasa-nilai-sebuah-definisi.html. (diakses pada tanggal 6 Oktober).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.