- Pendahuluan
Dalam persaingan
dunia usaha yang semakin ketat, sebuah perusahaan manufaktur harus selalu dapat
mempertahankan kualitas, meningkatakan efesiensi perusahaan serta melakukan
perbaikan terhadap proses produksinya sehingga diperoleh produk yang
handal dengan harga yang kompetitif di pasar
Xie [2003]
menyatakan bahwa untuk memperoleh produk yang kompetitif di pasar dibutuhkan
suatu produk yang cepat tersedia di pasar dan memiliki kehandalan yang
tinggi namun dengan biaya yang rendah
Makalah ini
ditulis untuk mengetahui lebih lanjut tentang DFMA dan keberhasilannya dalam
mengurangi biaya dalam pembuatan suatu produk .
- Latar Belakang
Dalam proses
manufaktur tradisonal, pengembangan suatu produk mengikuti sebuah rangkaian
seperti yang tampak pada gambar 2.1.
Gambar 2.1 Proses Manufaktur Tradisonal [Xie, 2003] |
Proses
berlangsung secara seri, dimana proses berikutnya akan dimulai ketika proses
sebelumnya selesai. Xie [2003] menyatakan bahwa proses manufaktur tradisonal
membuat masing-masing bagian bekerja secara individu sehingga produk yang
dihasilkan memiliki banyak kelemahan seperti waktu yang lebih lama dalam proses
manufaktur, biaya relatif tinggi dengan kualitas yang belum tentu terjamin.
Beberapa perusahaan besar seperti
Motorola, HP maupun Boeing sudah mengimplementasikan teknik baru dalam
mengembangkan suatu produk, salah satunya adalah DFMA (Design for
Manufacture and Assembly)
- Design for Manufacture and Assembly (DFMA)
Kim [2004] dalam presentasinya menyatakan bahwa hampir 40% dari komponen
harga jual suatu produk adalah merupakan biaya manufaktur. Biaya manufaktur
sendiri hampir 50% adalah merupakan komponen biaya komponen dan material,
seperti yang terlihat pada gambar 3.1 berikut ini
Gambar 3.1 Komonen Harga Jual dan Biaya Manufaktur [Kim , 2004] |
Berbicara masalah komponen dan
material, produk yang baik dan mewah pada saat ini relatif banyak mengandung
komponen dan subassembly[http://wings.buffalo.edu, 2007]. Perusahaan-perusahaan
manufaktur saat ini juga merupakan perusahaan dengan bisnin perakitan, seperti
yang terlihat pada table 3.1 berikut ini
Tabel 3.1
Presentase Perakitan Komponen pada Industry Manufaktur [Kim , 2004]
Banyaknya
komponen yang harus dirakit ini mengakibatkan 80% biaya manufaktur tergantung
dari fase awal desiain, karena design awal akan menentukan material, mesin yang
digunakana serta tenaga kerja yang dibutuhkan. Kesalahan pada fase awal desain
akan mengakibatkan membengkaknya biaya manufaktur. [Kim, 2003]
Karena besarnya
komponen biaya perakitan, kecenderungan presentase perakitan di perusahaan
manufaktur dan pentingnya fase awal dari desain suatu produk maka lahirlah
konsep Design for Manufacture and Assembly (DFMA)
DFMA atau Design
for Manufacture and Assembly sendiri merupakan kombinasi dari dua
istilah dalam design manufaktur, yaitu design for manufacture (DFM)
dan design for assembly (DFA).
“DFA is a fairly well established
subset of DFM which involves minimizing cost of assembly.” [Ulrich dan Eppinger, 1995]
Design for
assembly (DFA)
adalah sebuah paradigma desain dimanaengineer menggunakan beberapa
metode seperti analisa, estimasi, perencanaan, dan simulasi untuk menghitung
semua kemungkinan yang terjadi selama proses perakitan kemudian menyesuaikan
bentuk komponen agar mudah dan cepat dirakit sehingga meminimalkan
waktu perakitan yang pada akhirnya dapat mengurangi biaya produk [Xie,
2003]
Kim [2004]
mengatakan bahwa dengan DFA maka akan diperoleh :
a. Kemudahan dalam
proses perakitan komponen
b. Meminimalkan
komponen yang digunakan
c. Mempermudah dan
memperpendek proses perakitan
d. Meminimalkan
kesalahan dalam perakitan yang berakibat memperpanjang proses pembuatan produk
Sedangkan design
for manufacturing (DFM) dapat dikatakan sebagai batasan yang berkaitan
dengan fase awal perancangan produk. Pada fase ini engineer dapat memilih
material, teknologi yang berbeda serta estimsai biaya yang mungkin terjadi.
Rencana rancangan produk yang ada kemudian dianalisa dan dikaji sehigga
kesalahan dapat diperbaiki sedini mungkin berdasarkan umpan balik yang didapat.
Tiga tujuan utama
DFM menurut Xie [2003] adalah :
· Meningkatkan mutu
produk
· Mengurangi biaya
produk
· Mengurangi waktu
yang dibutuhkan untuk pengembangan produk
https://www.researchgate.net/figure/222518857_fig1_Fig-1-Typical-process-of-product-development-Ulrich-and-Eppinger-1995 |
Gambar 3.3 [Ulrich dan Eppinger, 1995]
Kosep dasar DFMA
atau design for manufacture and assembly adalah menganalisa dan memecahkan
masalah manufaktur dan perakitan komponen pada fase awal perancangan, sehingga
kemungkinan beberapa aspek yang berdampak pada hasil akhir keluaran produk
dapat diantisipasi sedini mungkin. Dengan begitu waktu dapat dihemat dan biaya
produksi dapat ditekan.
Machine Design Magazine [1997] menyatakan bahwa :
“DFMA is s set of guidelines developed to ensure that a product
is designed so that it can be easily and efficiently manufactured and assembled
with a minimum of effort, time, and cost”
Referensi:
Kim, S. 2004. Design
and Manufacturing II : Assembly and Joining, [online : diakses 3 Oktober
2017] URL :
http://ocw.mit.edu/NR/rdonlyres/Mechanical-Engineering/2-
https://www.researchgate.net/figure/222518857_fig1_Fig-1-Typical-process-of-product-development-Ulrich-and-Eppinger-1995008Spring2004/32A84B25-E411-4847-8341-3C9776E77B50/0/09assemnjoin_6f1.pdf
Machine Design
Magazine. Design for Manufacture and Assembly. [online : diakses 3
Oktober 2017] URL: http://smaplab.ri.uah.edu/ipd/1_1.pdf
Ulrich, Karl T. dan
Eppinger Steven D. 1995. Product Design and Development,McGraw-Hill,
Inc. 1995
Xie, Xiofan. 2003. Design for
Manufacture and Assembly. [online : diakses 3 oktober 2017 ]
URL :
http://home.utah.edu/~u0324774/pdf/DFMA.pd
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.