.

Selasa, 03 Oktober 2017

Design for Manufacture and Assembly (DFMA)


  1. Pendahuluan
Dalam persaingan dunia usaha yang semakin ketat, sebuah perusahaan manufaktur harus selalu dapat mempertahankan kualitas, meningkatakan efesiensi perusahaan serta melakukan perbaikan terhadap proses produksinya sehingga diperoleh produk yang handal dengan harga yang kompetitif di pasar
Xie [2003] menyatakan bahwa untuk memperoleh produk yang kompetitif di pasar dibutuhkan suatu produk yang cepat tersedia di pasar dan memiliki kehandalan yang tinggi namun dengan biaya yang rendah
Makalah ini ditulis untuk mengetahui lebih lanjut tentang DFMA dan keberhasilannya dalam mengurangi biaya dalam pembuatan suatu produk .
  1. Latar Belakang
Dalam proses manufaktur tradisonal, pengembangan suatu produk mengikuti sebuah rangkaian seperti yang tampak pada gambar 2.1.

Gambar 2.1 Proses Manufaktur Tradisonal [Xie, 2003]

Proses berlangsung secara seri, dimana proses berikutnya akan dimulai ketika proses sebelumnya selesai. Xie [2003] menyatakan bahwa proses manufaktur tradisonal membuat masing-masing bagian bekerja secara individu sehingga produk yang dihasilkan memiliki banyak kelemahan seperti waktu yang lebih lama dalam proses manufaktur, biaya relatif tinggi dengan kualitas yang belum tentu terjamin.
Beberapa perusahaan besar seperti Motorola, HP maupun Boeing sudah mengimplementasikan teknik baru dalam mengembangkan suatu produk, salah satunya adalah DFMA (Design for Manufacture and Assembly)
  1. Design for Manufacture and Assembly (DFMA)
Kim [2004] dalam presentasinya menyatakan bahwa hampir 40% dari komponen harga jual suatu produk adalah merupakan biaya manufaktur. Biaya manufaktur sendiri hampir 50% adalah merupakan komponen biaya komponen dan material, seperti yang terlihat pada gambar 3.1 berikut ini
Gambar 3.1 Komonen Harga Jual dan Biaya Manufaktur [Kim , 2004]

 

Berbicara masalah komponen dan material, produk yang baik dan mewah pada saat ini relatif banyak mengandung komponen dan subassembly[http://wings.buffalo.edu, 2007]. Perusahaan-perusahaan manufaktur saat ini juga merupakan perusahaan dengan bisnin perakitan, seperti yang terlihat pada table 3.1 berikut ini
Tabel 3.1 Presentase Perakitan Komponen pada Industry Manufaktur [Kim , 2004]

Banyaknya komponen yang harus dirakit ini mengakibatkan 80% biaya manufaktur tergantung dari fase awal desiain, karena design awal akan menentukan material, mesin yang digunakana serta tenaga kerja yang dibutuhkan. Kesalahan pada fase awal desain akan mengakibatkan membengkaknya biaya manufaktur. [Kim, 2003]
Karena besarnya komponen biaya perakitan, kecenderungan presentase perakitan di perusahaan manufaktur dan pentingnya fase awal dari desain suatu produk maka lahirlah konsep Design for Manufacture and Assembly (DFMA)
DFMA atau Design for Manufacture and Assembly sendiri merupakan kombinasi dari dua istilah dalam design manufaktur, yaitu design for manufacture (DFM) dan design for assembly (DFA).
“DFA is a fairly well established subset of DFM which involves minimizing cost of assembly.” [Ulrich dan Eppinger, 1995]
Design for assembly (DFA) adalah sebuah paradigma desain dimanaengineer menggunakan beberapa metode seperti analisa, estimasi, perencanaan, dan simulasi untuk menghitung semua kemungkinan yang terjadi selama proses perakitan kemudian menyesuaikan bentuk komponen agar mudah dan cepat dirakit sehingga meminimalkan waktu perakitan yang pada akhirnya dapat mengurangi biaya produk [Xie, 2003]
Kim [2004] mengatakan bahwa dengan DFA maka akan diperoleh :
a. Kemudahan dalam proses perakitan komponen
b. Meminimalkan komponen yang digunakan
c. Mempermudah dan memperpendek proses perakitan
d. Meminimalkan kesalahan dalam perakitan yang berakibat memperpanjang proses pembuatan produk

Sedangkan design for manufacturing (DFM) dapat dikatakan sebagai batasan yang berkaitan dengan fase awal perancangan produk. Pada fase ini engineer dapat memilih material, teknologi yang berbeda serta estimsai biaya yang mungkin terjadi. Rencana rancangan produk yang ada kemudian dianalisa dan dikaji sehigga kesalahan dapat diperbaiki sedini mungkin berdasarkan umpan balik yang didapat.
Tiga tujuan utama DFM menurut Xie [2003] adalah :
· Meningkatkan mutu produk
· Mengurangi biaya produk
· Mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk pengembangan produk
https://www.researchgate.net/figure/222518857_fig1_Fig-1-Typical-process-of-product-development-Ulrich-and-Eppinger-1995

Gambar 3.3 [Ulrich dan Eppinger, 1995]
Kosep dasar DFMA atau design for manufacture and assembly adalah menganalisa dan memecahkan masalah manufaktur dan perakitan komponen pada fase awal perancangan, sehingga kemungkinan beberapa aspek yang berdampak pada hasil akhir keluaran produk dapat diantisipasi sedini mungkin. Dengan begitu waktu dapat dihemat dan biaya produksi dapat ditekan.
Machine Design Magazine [1997] menyatakan bahwa :
“DFMA is s set of guidelines developed to ensure that a product is designed so that it can be easily and efficiently manufactured and assembled with a minimum of effort, time, and cost” 

Referensi:
Kim, S. 2004. Design and Manufacturing II : Assembly and Joining, [online : diakses 3 Oktober 2017] URL : http://ocw.mit.edu/NR/rdonlyres/Mechanical-Engineering/2-
https://www.researchgate.net/figure/222518857_fig1_Fig-1-Typical-process-of-product-development-Ulrich-and-Eppinger-1995008Spring2004/32A84B25-E411-4847-8341-3C9776E77B50/0/09assemnjoin_6f1.pdf
Machine Design Magazine. Design for Manufacture and Assembly. [online : diakses 3 Oktober 2017] URL: http://smaplab.ri.uah.edu/ipd/1_1.pdf
Ulrich, Karl T. dan Eppinger Steven D. 1995. Product Design and Development,McGraw-Hill, Inc. 1995
Xie, Xiofan. 2003. Design for Manufacture and Assembly. [online : diakses 3 oktober 2017 ]

URL : http://home.utah.edu/~u0324774/pdf/DFMA.pd

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.