.

Sabtu, 21 Oktober 2017

Analisis Penggunaan Waktu Kerja Dan Beban Kerja Karyawan

ANALISIS PENGGUNAAN WAKTU KERJA DAN BEBAN KERJA KARYAWAN


Latar Belakang Masalah
 Beberapa tahun yang lalu pemerintah telah menggulirkan program reformasi birokrasi. Diantara tujuan penting yang hendak dicapai dari program tersebut adalah menjadikan negara yang memiliki birokrasi yang bersih, mampu, dan melayani, meningkatkan mutu pelayanan kepada masyarakat, meningkatkan mutu dari pelaksanaan kebijakan/program instansi, meningkatkan efisiensi (biaya dan waktu) dalam pelaksanaan semua segi tugas organisasi. Reformasi Birokrasi dimulai dari penataan kelembagaan dan sumberdaya manusia (SDM) aparatur. Konsekuensi yang nyata dari reformasi birokrasi tersebut adalah institusi atau organisasi harus menunjukkan kinerja yang baik termasuk persoalan efisiensi dan efektifitas kerja. Pengelolaan organisasi yang efektif dan efisien dapat dilakukan di seluruh bidang termasuk bidang pengembangan sumber daya manusia (SDM).  (Syamsul Anwar, 2015)

Landasan Teori

Perencanaan Sumber Daya Manusia
Fokus perhatian dari perencanaan sumber daya manusia (SDM) ialah langkah-langkah tertentu yang diambil oleh manajemen guna lebih menjamin bahwa bagi organisasi tersedia tenaga kerja yang tepat untuk menduduki berbagai kedudukan, jabatan, dan pekerjaan yang tepat pada waktu yang tepat.(Siagian,2009). Perencanaan sumber daya manusia merupakan proses pengambilan keputusan dalam menyewa dan menempatkan staf dalam perusahaan. (Mangkuprawira, 2003). Manfaat perencanaan SDM
antara lain organisasi dapat memanfaatkan SDM yang sudah ada dalam organisasi secara lebih baik, melalui perencanaan SDM yang matang maka produktivitas kerja dari tenaga yang sudah ada dapat ditingkatkan, perencanaan SDM berkaitan dengan penentuan kebutuhan akan tenaga kerja di masa
depan, baik dalam arti jumlah dan kualifikasinya untuk mengisi berbagai jabatan dan menyelenggarakan berbagai aktivitas baru kelak. (Siagian, 2009 dalam Syamsul Anwar, 2015)

Tujuan dari pengamatan ini adalah:

1.    Mampu melakukan pengukuran kerja dengan metode Work sampling
           (Sampel Kerja).
2.    Dapat menghitung presentasi jam operasi pekerja dan jam menganggur (idle) pekerja dalam suatu lingkungan kerja.
3.    Mampu menghitung waktu normal dan waktu baku sesuai dengan waktu observasi yang diperoleh
4.    Mampu melakukan perbaikan kerja dalam metode perancangan dan pengukuran kerja.




Analisis Pekerjaan
Analisis pekerjaan usaha yang sistematik dalam mengumpulkan, menilai, dan mengorganisasikan
semua jenis pekerjaan yang terdapat dalam suatu organisasi. (Siagian, 2009) Analisis pekerjaan atau jabatan dilakukan sebab informasi tersebut dapat menjadi landasan untuk mencocokkan pekerjaan dengan petugas, untuk mengetahui beban kerja yang dilakukan, untuk mengetahui kemungkinan berbagai hambatan yang ditemui para pelaksana, dan menjadi landasan dalam pelaksanaan keseluruhan kegiatan MSDM dalam upaya memenuhi fungsinya. (Hariandja, 2002 dalam Syamsul Anwar, 2015)


Beban Kerja
Beban kerja menunjukkan intensitas suatu tugas atau pekerjaan. Perubahan beban kerja akan cendrung merubah tingkatan tekanan (stress), tepatnya mempengaruhi kinerja karyawan. (Shah, 2011). Beban kerja merupakan konsekuensi dari pelaksanaan aktivitas yang diberikan kepada seseorang/ pekerja. (Simanjuntak, 2010).  Beban kerja merujuk kepada parameter waktu, artinya adalah persentase
penggunaan waktu kerja efektif yang digunakan pekerja selama jam kerjanya. Beban kerja merupakan
faktor penting dalam menetapkan kebijakan MSDM di dalam sistem, misalnya perencanaan kebutuhan
karyawan. (Niebel,2002).Beban kerja tidak hanya menghitung waktu untuk kerja produktif tetapi juga
termasuk aspek manusia seperti kelelahan, kebutuhan pribadi, dan hambatan yang tidak bisa dihindari.
Faktor ini dinamakan allowance. (Barnes, 1980). Beban kerja yang dibebankan kepada karyawan
dapat terjadi dalam tiga kondisi :

Pertama, beban kerja sesuai standar.
Kedua, beban kerja yang terlalu tinggi(over capacity).  
Ketiga, beban kerja yang terlalu rendah (under capacity).

Beban kerja yang terlalu berat atau ringan akan berdampak terjadinya inefisiensi kerja. Beban kerja yang terlalu ringan berarti terjadi kelebihan tenaga kerja. Kelebihan ini menyebabkan organisasi harus menggaji jumlah karyawan lebih banyak dengan produktifitas yang sama sehingga terjadi inefisiensi biaya. Sebaliknya,jika terjadi kekurangan tenaga kerja atau banyaknyapekerjaan dengan jumlah karyawan yang dipekerjakan sedikit, dapat menyebabkan keletihan fisik maupun psikologis bagi karyawan. Akhirnya karyawan pun menjadi tidak produktif karena terlalu lelah.

METODE PENELITIAN
a. Pengukuran Waktu Pengukuran Waktu kerja (Time Study) pada dasarnya merupakan suatu usaha untuk menentukan lamanya waktu kerja yang diperlukan oleh seorang operator untuk menyelesaikan suatu pekerjaan (Niebel, 1988). Pengukuran waktu secara garis besar terdiri dari 2 jenis, yaitu pengukuran waktu langsung dan pengukuran waktu tidak langsung. (Wignjosoebroto, 2000 dalam Rinawati dkk).
b. Pengukuran pendahuluan Pengukuran pendahuluan merupakan hal yang harus dilakukan untuk mengetahui berapa kali pengukuran harus dilakukan untuk tingkat ketelitian dan keyakinan yang diinginkan. Setelah pengukuran tahap pertama dilakukan, selanjutnya dilakukan uji keseragaman data, perhitungan jumlah pengukuran yang diperlukan, dan bila jumlah belum mencukupi dilanjutkan dengan pengukuran pendahuluan tahap kedua dan seterusnya sampai pengukuran mencukupi tingkat ketelitian dan keyakinan yang dikehendaki. (Rinawati dkk).
Hasil dan Pembahasan
Pengukuran kerja adalah suatu aktivitas untuk menentukan waktu yang dibutuhkan oleh seorang operator yang memiliki skill rata-rata dan terlatih baik dalam melaksanakan sebuah kegiatan kerja dalam kondisi dan tempo kerja yang normal. Tujuan pokok dari aktivitas ini, berkaitan erat dengan usaha menetapkan waktu standar. Secara historis  dijumpai dua macam pendekatan didalam menentukan waktu standar ini,yaitu pendekatan dari bawah ke atas (bottom-up) dan pendekatan dari atas ke bawah (top-down).
Pendekatan bottom-up dimulai dengan mengukur waktu dasar (basic time) dari suatu elemen kerja, kemudian menyesuaikannya dengan tempo kerja (rating performance) dan menambahkannya dengan kelonggaran-kelonggaran waktu (allowances time) seperti halnya kelonggaran waktu untuk melepas lelah, kebutuhan personal, dan antisipasi terhadap delays. Pendekatan dari atas kebawah (top-down) banyak digunakan dalam berbagai kontrak dengan para pekerja, dimana waktu standar adalah waktu yang dibutuhkan oleh seorang pekerja dengan kualifikasi tertentu untuk melakukan suatu pekerjaan yang bekerja dalam kondisi biasa, digunakan untuk menentukan besarnya jumlah insentif yang harus dibayar pada pekerja diatas upah dasarnya. Apapun definisi yang digunakan, pendekatan yang dipakai untuk menghitung waktu standar biasanya adalah pendekatan bottom-up. Untuk menjelaskan prosedur penentuan waktu standar dengan pendekatan bottom-up maka terlebih dulu perlu dipahami beberapa definisi sebagai berikut:
§  Waktu normal (normal time), yaitu waktu rata-rata yang dibutuhkan operator terlatih untuk melakukan suatu pekerjaan dalam kondisi kerja biasa dan bekerja dalam kecepatan normal, dalam hal ini tidak termasuk waktu longgar untuk kebutuhan pribadi dan waktu tunggu yang mungkin akan sangat penting jika pekerjaan tersebut dilakukan selama 8 jam
§  Kecepatan normal (normal pace), yaitu rata-rata kecepatan operator yang terlatih dan bekerja secara bersungguh-sungguh untuk melakukan pekerjaan selama 8 jam dalam satu hari.
§  Waktu aktual (actual time), yaitu waktu yang dibutuhkan oleh seorang pekerja untuk melakukan suatu pekerjaan yang didapatkan secara langsung dari hasil pengamatan.
§  Kelonggaran (allowance time), yaitu sejumlah waktu yang ditambahkan dalam waktu normal untuk memenuhi kebutuhan pribadi, waktu-waktu tunggu yang tak dapat dihindari, dan kelelahan.
Kesimpulan
Penelitian ini telah mengukur tingkat penggunaan waktu kerja dan beban kerja karyawan. Secara
keseluruhan rata-rata penggunaan waktu kerja karyawan sebesar 81% yang sudah mencapai nilai optimal. Beban kerja rata-rata karyawan sebesar 0,92 yang hampir mencapai nilai ideal 1. Unit kerja A diusulkan untuk ditambah sebanyak 1 orang karyawan sedangkan unit kerja E diusulkan untuk dikurangi 1 orang karyawan. Pemindahan karyawan dari unit E ke unit A akan membuat tingkat beban kerja antar unit kerja akan menjadi lebih seimbang. Tingkat beban kerja karyawan dapat berubah suatu waktu, misalnya terjadi perubahan deskripsi kerja ataupun terjadi peningkatan dan penurunan jumlah mahasiswa yang cukup signifikan. Untuk itu tingkat beban kerja perlu dievaluasi secara periodik.


Daftar Pustaka :

Syamsul Anwar1, Jasjrit2,program,Program Studi Sistem Produksi Industri, Akademi Teknologi Industri Padang,Analisis Penggunaan Waktu Kerja Dan Beban Kerja Karyawan Dengan Pendekatan Sampling Di PT X, Juli 2015, https://www.researchgate.net/profile/Syamsul_Anwar2/publication/280485421_Analisis_Penggunaan_Waktu_Kerja_dan_Beban_Kerja_Karyawan_dengan_Pendekatan_Sampling_Pekerjaan_di_PT_X/links/55b6005c08ae092e9655ab8d/Analisis-Penggunaan-Waktu-Kerja-dan-Beban-Kerja-Karyawan-dengan-Pendekatan-Sampling-Pekerjaan-di-PT-X.pdf

Nevi Viliyanti Febriyana, Endah Rahayu Lestari, Sakunda Anggarini, Teknologi Industri Pertanian.FTP-Universitas Brawijaya, Analisis Pengukuran Waktu Dengan Metode Pengkuran Secara Tidak Langsung Pada Bagian Pengemasan Di PT JAFRA COMFEED INDONESIA TBK, Vol 4, No 1, http://download.portalgaruda.org/article.php?article=371500&val=8331&title=ANALISIS%20PENGUKURAN%20WAKTU%20KERJA%20DENGAN%20METODE%20PENGUKURAN%20KERJA%20SECARA%20TIDAK%20LANGSUNG%20PADA%20BAGIAN%20PENGEMASAN

Dyiah Ika Rinawati, Diana Puspitasari, Fatrin Muljadi, Program Studi Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro,Penentuan Waktu Dan Jumlah Tenaga Kerja Optimal Pada Produksi Batik Cap (Studi Kasus: IKM Batik Saud Effendy, Laweyan), J@TI UNDIP Vol VII, No 3, September 2012, http://ejournal.undip.ac.id/index.php/jgti/article/view/4536/4136



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.