Penulis : Luh Nyoman Widyastuti;
Program Studi Teknik Industri - Fakultas Teknik – Universitas Diponegoro
JL. Prof. Soedarto, SH Tembalang Semarang 50239; Email : Widyastuti9@gmail.com
PENDAHULUAN
Kehidupan
masyarakat saat ini sangat tergantung pada ketersediaan tenaga listrik untuk
mendukung kelancaran berbagai macam aktivitas sehari-hari dan mendorong perkembangan
sektor industri.
Sementara itu pertumbuhan penduduk, kemajuan ekonomi dan perkembangan industri menyebabkan peningkatan kebutuhan tenaga listrik. Sistem penyaluran (transmisi) sebagai bagian dari sistem tenaga listrik memegang peranan penting dalam penyampaian tenaga listrik dari pusat-pusat pembangkit tenaga listrik kegardu induk distribusi.PT. PLN (Persero) P3B Sumatra adalah salah satu unit bisnis PT PLN (Persero) yang bertindak sebagai pengelola tenaga listrik tegangan tinggi dan tegangan ekstra tinggi di Sumatera. Sistem saluran transmisi yang dipakai oleh PT. PLN (Persero) P3B Sumatera ialah sistem saluran udara (overhead transmission line). Jarak tempuh yang jauh, faktor alam dan penggunaan saluran transmisi yang berada di atas tanah menyebabkan sistem transmisi yang dimiliki PT.
Sementara itu pertumbuhan penduduk, kemajuan ekonomi dan perkembangan industri menyebabkan peningkatan kebutuhan tenaga listrik. Sistem penyaluran (transmisi) sebagai bagian dari sistem tenaga listrik memegang peranan penting dalam penyampaian tenaga listrik dari pusat-pusat pembangkit tenaga listrik kegardu induk distribusi.PT. PLN (Persero) P3B Sumatra adalah salah satu unit bisnis PT PLN (Persero) yang bertindak sebagai pengelola tenaga listrik tegangan tinggi dan tegangan ekstra tinggi di Sumatera. Sistem saluran transmisi yang dipakai oleh PT. PLN (Persero) P3B Sumatera ialah sistem saluran udara (overhead transmission line). Jarak tempuh yang jauh, faktor alam dan penggunaan saluran transmisi yang berada di atas tanah menyebabkan sistem transmisi yang dimiliki PT.
PLN (Persero) di Sumatera
rentan terhadap terjadinya gangguan. Dampak gangguan yang dirasakan oleh pihak
PT. PLN (Persero) di Sumatera berupa kehilangan kesempatan menjual tenaga
listrik dan memburuknya citra PLN. Sementara dampak yang dirasakan oleh
konsumen berupa pemadaman listrik dan resiko kerusakan peralatan elektronik.
Dalam upaya mengatasi masalah tersebut maka dalam penelitian ini digunakan
metode Root Cause
analysis (RCA). Dengan penemuan akar masalah, diharapkan dapat meminimalisir terulangnyamasalah
yang sama dikemudian hari dan mampu memberikan rekomendasi tindakan perbaikan sehingga
dapat menurunkan kejadian gangguan.
Konsep RCA
Menurut
Rooney dan Heuvel (2004), RCA adalah proses empat langkah yang meliputi:
1.Pengumpulan
data Tanpa lengkap informasi dan pemahaman tentang kejadian tersebut,
faktor-faktor penyebab dan akar penyebab yang terkait dengan kejadian tersebut
tidak dapat diidentifikasi. Sebagian besar waktu yang dihabiskan dalam menganalisis
suatu peristiwa akan dihabiskan dalam pengumpulan data.
2. Pembuatan
diagram faktor penyebab. Dimulai
dengan fishbone chart yang dimodifikasi
setiap kali fakta yang lebih relevan terungkap. Faktor penyebab adalah semua
hal yang berkontribusi (kesalahan manusia dan kegagalan komponen) pada
kejadian, yang jika dihilangkan, akan mampu mencegah terjadinya atau mengurangi
keparahan. Dalam banyak analisis tradisional, semua perhatian akan dicurahkan
pada faktor penyebab yang paling terlihat.
3.Identifikasi
akar penyebab. Langkah ini melibatkan penggunaan diagram keputusan untuk
mengidentifikasi alasan yang mendasari atau alasan dari setiap faktor penyebab.
Struktur diagram menunjukkan proses penalaran dari para peneliti dengan
membantu mereka menjawab pertanyaan tentang mengapa faktor penyebab tertentu
ada atau terjadi. Identifikasi akar penyebab membantu penyidik menentukan
alasan mengapa peristiwa itu terjadi sehingga masalah di sekitar kejadian dapat
diatasi.
4. Pencarian
Rekomendasi dan implementasi. Langkah berikutnya adalah pencarian rekomendasi.
Setelah identifikasi akar penyebab untuk faktor penyebab tertentu, rekomendasi
yang dapat dicapai untuk mencegah kekambuha.
HASIL DAN
PEMBAHASAN
Pengumpulan
data Gangguan yang terjadi pada sistem transmisi listrik dapat berupa gangguan
trafo daya dan gangguan pada saluran transmisi (SUTT)
Analisis Fault
tree
digunakan
untuk menjabarkan penyebab gangguan jaringan transmisi listrik. Dari pengolahan
data, didapatkan 21 basic event yang menyebabkan gangguan jaringan tegangan
tinggi (SUTT) antara lain:
Kesalahan
manusia
1)pemeliharaan
alat kurang.
2)Kesalahan
dalam setting impedasi. Impedansi
merupakan perbandingan antara arus
dan tegangan yang mengalir.
Jika impedansi yang disetting salah, maka relai akan salah membandingkan dan menilai keadaan sistem.
Jika impedansi yang disetting salah, maka relai akan salah membandingkan dan menilai keadaan sistem.
3)Lemahnya
pengawasan tower. Bagian bawah dari tower terdiri dari kabel besi yang bernilai
jual cukup tinggi. Lemahnya pengawasan tower akan membuka peluang terjadinya
tindakan pencurian.
4)Kompetensi
pelaksana pemasangan alat kurang. Menyebabkan alat tidak dapat terpasang
sempurna.
5)Kurangnya
pengawasan pemasangan alat
6)Komponen
yang tidak lengkap
mengakibabkan
alat tidak dapat berfungsi
sempurna.
7)Temuan
inspeksi yang terlambat
ditindaklanjuti.
KESIMPULAN
Berdasarkan
hasil penelitian mengenai
gangguan
dapat disimpulkan sebagai berikut:
1) Kejadian
dasar yang menyebabkan
gangguan
saluran tranmisi ada empat,
yaitu:
gangguan peralatan, gangguan
material,
gangguan manusia,dan gangguan
alam.
2) Basic
event penyebab gangguan saluran transmisi listrik ada dua puluh satu dengan
prioritas berdasarkan kejadian yang paling dominan adalah: arus gangguan lebih
besar dari kemampuan alat menetralkan, konduktor mengalami korosi
yang
disebabkan debu polusi dan terpaan iklim, kompetensi pelaksana pemasangan alat
kurang, kurangnya koordinasi dengan masyarakat sekitar, dan temuan inspeksi yang
terlambat ditindaklanjuti.
3)Usulan
perbaikan gangguan saluran
transmisi
berdasarkan akar penyebab yang paling dominan adalah
a) Pertimbangkan
untuk mengandakan
jumlah TLA
yang dipasang di titik rawan sambaran petir,
b)Penggantian
konduktor aluminium berinti kawat baja (ACSR) dengan konductor Aluminium
Conductor Composite Core (ACCC),
c)Sosialisasi
dengan pihak perhutani dan warga sekitar (pemilik kebun) untuk memotong pohon
yang ketinggiannnya mendekati ROW menara transmisi,
d)Respon
yang lebih cepat terhadap hasil temuan inspeksi lapangan, dan
e)Peningkatan
kompetensi pelaksana
pemasangan
alat.
Saran
Berdasarkan
hasil penelitian terhadap gangguan
sistem transmisi listrik milik PT. PLN
(Persero) saran perbaikan yang diperlukan
untuk pengembangan dan
penelitian
lebih lanjut sebagai berikut :
Analisis
yang dilakukan pada penelitian
ini hanya
pada faktor gangguan saluran
udara
teganggan tinggi (SUTT), untuk
penelitian
selanjutnya dapat dilakukan
analisis
pada faktor gangguan
transformator
(Trafo).
DAFTAR
PUSTAKA
A.
Arismunandar Dr, S. Kuwara Dr, 2004. Buku Pegangan Teknik Tegangan Listrik
Jilid II. Jakarta; PT. Pradnya Paramita.
Agus Surasa, Heru. 2007. Analisis
Penyebab Loses Energi Listrik Akibat Gangguan Jaringan Distribusi Menggunakan Metode
Fault Tree Analysis dan Failure Mode And Effect Analysis di PT. PLN (PERSERO)
Unit Pelayanan
Jaringan
Sumberlawang. Tugas Akhir
Sarjana,
Jurusan Teknik Industri. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
Andersen, B.,
& Fagerhaug, T. 2009.
Root Cause
Analysis: Simplified Tools and Techniques, Second Edition.
Milwaukee:
American Society for
QualityPress.
Blanchard,
Benjamin S. 2004. Logisticts
Engineering And Management sixth edition. New Jersey; Penerbit Pearson Prentice
Hall.
Beecroft et al., 2003. The Executive Guide to Improvement and Change.
Milwaukee:
American Society for
Quality
Press.
Federal
Aviation Administration (FAA). Lee et al. 2010. Root Cause Analysis Handbook: A
Guide to Efficient and Effective Incident Investigation,Third Edition. ABS
Consulting.Performance Review Institute ed. 2006. Root Cause Corrective Action
Booklet.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.