.

Minggu, 22 Oktober 2017

RESENSI JURNAL : ANALISIS GANGGUAN SISTEM TRANSMISI LISTRIK MENGGUNAKAN METODE ROOT CAUSE ANALYSIS (RCA)


Penulis : Luh Nyoman Widyastuti; 
Program Studi Teknik Industri - Fakultas Teknik – Universitas Diponegoro
JL. Prof. Soedarto, SH Tembalang Semarang 50239; Email : Widyastuti9@gmail.com



PENDAHULUAN 

Kehidupan masyarakat saat ini sangat tergantung pada ketersediaan tenaga listrik untuk mendukung kelancaran berbagai macam aktivitas sehari-hari dan mendorong perkembangan sektor industri.
Sementara itu pertumbuhan penduduk, kemajuan ekonomi dan perkembangan industri menyebabkan peningkatan kebutuhan tenaga listrik. Sistem penyaluran (transmisi) sebagai bagian dari sistem tenaga listrik memegang peranan penting dalam penyampaian tenaga listrik dari pusat-pusat pembangkit tenaga listrik kegardu induk distribusi.PT. PLN (Persero) P3B Sumatra adalah salah satu unit bisnis PT PLN (Persero) yang bertindak sebagai pengelola tenaga listrik tegangan tinggi dan tegangan ekstra tinggi di Sumatera. Sistem saluran transmisi yang dipakai oleh PT. PLN (Persero) P3B Sumatera ialah sistem saluran udara (overhead transmission line). Jarak tempuh yang jauh, faktor alam dan penggunaan saluran transmisi yang berada di atas tanah menyebabkan sistem transmisi yang dimiliki PT. 

PLN (Persero) di Sumatera rentan terhadap terjadinya gangguan. Dampak gangguan yang dirasakan oleh pihak PT. PLN (Persero) di Sumatera berupa kehilangan kesempatan menjual tenaga listrik dan memburuknya citra PLN. Sementara dampak yang dirasakan oleh konsumen berupa pemadaman listrik dan resiko kerusakan peralatan elektronik. Dalam upaya mengatasi masalah tersebut maka dalam penelitian ini digunakan metode Root Cause analysis (RCA). Dengan penemuan akar masalah, diharapkan dapat meminimalisir terulangnyamasalah yang sama dikemudian hari dan mampu memberikan rekomendasi tindakan perbaikan sehingga dapat menurunkan kejadian gangguan. 

Konsep RCA
Menurut Rooney dan Heuvel (2004), RCA adalah proses empat langkah yang meliputi: 

1.Pengumpulan data Tanpa lengkap informasi dan pemahaman tentang kejadian tersebut, faktor-faktor penyebab dan akar penyebab yang terkait dengan kejadian tersebut tidak dapat diidentifikasi. Sebagian besar waktu yang dihabiskan dalam menganalisis suatu peristiwa akan dihabiskan dalam pengumpulan data. 

2. Pembuatan diagram faktor penyebab. Dimulai dengan fishbone chart yang dimodifikasi setiap kali fakta yang lebih relevan terungkap. Faktor penyebab adalah semua hal yang berkontribusi (kesalahan manusia dan kegagalan komponen) pada kejadian, yang jika dihilangkan, akan mampu mencegah terjadinya atau mengurangi keparahan. Dalam banyak analisis tradisional, semua perhatian akan dicurahkan pada faktor penyebab yang paling terlihat. 





3.Identifikasi akar penyebab. Langkah ini melibatkan penggunaan diagram keputusan untuk mengidentifikasi alasan yang mendasari atau alasan dari setiap faktor penyebab. Struktur diagram menunjukkan proses penalaran dari para peneliti dengan membantu mereka menjawab pertanyaan tentang mengapa faktor penyebab tertentu ada atau terjadi. Identifikasi akar penyebab membantu penyidik menentukan alasan mengapa peristiwa itu terjadi sehingga masalah di sekitar kejadian dapat diatasi. 

4. Pencarian Rekomendasi dan implementasi. Langkah berikutnya adalah pencarian rekomendasi. Setelah identifikasi akar penyebab untuk faktor penyebab tertentu, rekomendasi yang dapat dicapai untuk mencegah kekambuha.


HASIL DAN PEMBAHASAN 

Pengumpulan data Gangguan yang terjadi pada sistem transmisi listrik dapat berupa gangguan trafo daya dan gangguan pada saluran transmisi (SUTT)

Analisis Fault tree
digunakan untuk menjabarkan penyebab gangguan jaringan transmisi listrik. Dari pengolahan data, didapatkan 21 basic event yang menyebabkan gangguan jaringan tegangan tinggi (SUTT) antara lain: 

Kesalahan manusia

1)pemeliharaan alat kurang.
2)Kesalahan dalam setting impedasi. Impedansi merupakan perbandingan antara arus dan tegangan yang mengalir.
Jika impedansi yang disetting salah, maka relai akan salah membandingkan dan menilai keadaan sistem.
3)Lemahnya pengawasan tower. Bagian bawah dari tower terdiri dari kabel besi yang bernilai jual cukup tinggi. Lemahnya pengawasan tower akan membuka peluang terjadinya tindakan pencurian.
4)Kompetensi pelaksana pemasangan alat kurang. Menyebabkan alat tidak dapat terpasang sempurna.
5)Kurangnya pengawasan pemasangan alat
6)Komponen yang tidak lengkap
mengakibabkan alat tidak dapat berfungsi
sempurna.
7)Temuan inspeksi yang terlambat
ditindaklanjuti. 


KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian mengenai
gangguan dapat disimpulkan sebagai berikut:
1) Kejadian dasar yang menyebabkan
gangguan saluran tranmisi ada empat,
yaitu: gangguan peralatan, gangguan
material, gangguan manusia,dan gangguan
alam.
2) Basic event penyebab gangguan saluran transmisi listrik ada dua puluh satu dengan prioritas berdasarkan kejadian yang paling dominan adalah: arus gangguan lebih besar dari kemampuan alat menetralkan, konduktor mengalami korosi
yang disebabkan debu polusi dan terpaan iklim, kompetensi pelaksana pemasangan alat kurang, kurangnya koordinasi dengan masyarakat sekitar, dan temuan inspeksi yang terlambat ditindaklanjuti.
3)Usulan perbaikan gangguan saluran
transmisi berdasarkan akar penyebab yang paling dominan adalah
a) Pertimbangkan untuk mengandakan
jumlah TLA yang dipasang di titik rawan sambaran petir,
b)Penggantian konduktor aluminium berinti kawat baja (ACSR) dengan konductor Aluminium Conductor Composite Core (ACCC),
c)Sosialisasi dengan pihak perhutani dan warga sekitar (pemilik kebun) untuk memotong pohon yang ketinggiannnya mendekati ROW menara transmisi,
d)Respon yang lebih cepat terhadap hasil temuan inspeksi lapangan, dan
e)Peningkatan kompetensi pelaksana
pemasangan alat. 

Saran
Berdasarkan hasil penelitian terhadap gangguan sistem transmisi listrik milik PT. PLN (Persero) saran perbaikan yang diperlukan untuk pengembangan dan
penelitian lebih lanjut sebagai berikut : 
Analisis yang dilakukan pada penelitian

ini hanya pada faktor gangguan saluran
udara teganggan tinggi (SUTT), untuk
penelitian selanjutnya dapat dilakukan
analisis pada faktor gangguan
transformator (Trafo).  


DAFTAR PUSTAKA
A. Arismunandar Dr, S. Kuwara Dr, 2004. Buku Pegangan Teknik Tegangan Listrik Jilid II. Jakarta; PT. Pradnya Paramita.

Agus Surasa, Heru. 2007. Analisis Penyebab Loses Energi Listrik Akibat Gangguan Jaringan Distribusi Menggunakan Metode Fault Tree Analysis dan Failure Mode And Effect Analysis di PT. PLN (PERSERO) Unit Pelayanan
Jaringan Sumberlawang. Tugas Akhir
Sarjana, Jurusan Teknik Industri. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.

Andersen, B., & Fagerhaug, T. 2009.
Root Cause Analysis: Simplified Tools and Techniques, Second Edition.
Milwaukee: American Society for
QualityPress.

Blanchard, Benjamin S. 2004. Logisticts Engineering And Management sixth edition. New Jersey; Penerbit Pearson Prentice Hall.


Beecroft et al., 2003. The Executive Guide to Improvement and Change.
Milwaukee: American Society for
Quality Press. 

Federal Aviation Administration (FAA). Lee et al. 2010. Root Cause Analysis Handbook: A Guide to Efficient and Effective Incident Investigation,Third Edition. ABS Consulting.Performance Review Institute ed. 2006. Root Cause Corrective Action Booklet.
 













 



 

 




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.