.

Jumat, 30 September 2016

ABC analysis

Di dalam dunia industri umumnya dan bidang Agroindustri khususnya, pelaksanaan perencanaan pengendalian produksi dan persediaan merupakan hal mendasar yang harus dilakukan sebelum produksi berjalan. Disebut mendasar karena pada bagian atau seksi atau divisi atau departemen ini harus dapat ditentukan berapa yang akan diproduksi, kapan akan berproduksi, berapa banyak harus menyimpan bahan baku, berapa tenaga kerja yang dibutuhkan, dan berapa bahan baku yang dibutuhkan, serta berbagai kondisi lain yang harus ditentukan yang berkaitan dengan perencanan dan pengendalian produksi. Sehingga hal ini dapat dianggap sebagai sesuatu yang terintegrasi yang mendukung untuk dilakukan pembahasan mengenai topik Prakiraan, persediaan bahan baku, perencanaan kapasitas produksi, dan analisis permintaan produk.

REVIEW JURNAL " Analisis Perancangan Sistem Barcode dalam Menangani Aliran Raw Material Kayu pada Departemen Lumberyard di PT Ebako Nusantara Semarang"



NAMA PENULIS
Devy Christine GM Simanjuntak, Dr.Rer.Oec.Arfan B, ST., MT *)
Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro,
Jl. Prof. Soedarto, SH, Kampus Undip Tembalang, Semarang, Indonesia 50275  Email : devychristinegm@gmail.com

NAMA JURNAL
Industrial Engineering Online Journal Vol 4, No 4 (2015): Wisuda Oktober Tahun 2015
Publisher: Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/ieoj/article/download/9866/9585

LATAR BELAKANG MASALAH
PT Ebako Nusantara Semarang merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang pembuatan furniture berbahan kayu seperti meja, kursi, lemari dan tempat tidur. Perusahaan ini memiliki satu warehause pada divisi lumberyard sebagai tempat penyimpanan kayu yang digunakan sebagai bahan baku pada pembuatan furniture di perusahaan ini. Aktivitas yang dilakukan di warehouse meliputi pemesanan material, penerimaan  material, penyimpanan  material, dan  pengeluaran material. Pendataan dari spesifikasi kayu dan jam masuk-keluar kayu dari warehouse masih dilakukan secara manual dengan menuliskannya pada sebuah kertas yang nantinya ditempelkan pada kayu dan kemudian dilakukan entry data ke komputer.

MASALAH YANG DIANGKAT
Proses pendataan secara manual tersebut dapat menimbulkan beberapa permasalahan seperti:

  • Proses pendataan kayu menjadi tidak cepat sehingga memungkinkan terjadinya delay atau keterlambatan dalam penyuplaian kayu ke unit produksi. 
  • Berpotensi untuk terjadi kesalahan pada saat penulisan spesifikasi material di kertas dan pada saat entry data ke komputer karena jumlah kayu yang banyak dan harus dikerjakan dalam waktu yang singkat.

Dalam mengatasi permasalahan di  atas, maka diusulkan suatu pengganti sistem yang ada di PT Ebako Nusantara  dengan perancangan sistem barcode. Kertas-kertas data (card) yang ada nantinya akan digantikan dengan stiker barcode sehingga  apabila dilakukan scan pada barcode  data akan secara otomatis masuk ke  dalam database di komputer.

TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian pada jurnal ini adalah untuk membuat suatu sistem barcoding yang akan digunakan untuk melakukan pendataan dan identifikasi terhadap material kayu yang ada pada warehouse PT Abako Nusantara Semarang.

METODE PENELITIAN
Langkah-langkah yang digunakan dalam penelitian ini dari awal sampai akhir ditunjukan dalam flowchart di bawah ini



HASIL DAN PEMBAHASAN
Dengan menggunakan sistem barcode, terlihat proses pendataan dan identifikasi material kayu di warehouse PT Abako Nusantara menjadi lebih cepat, tepat, akurat dan sederhana. Berikut adalah flowchart sebelum dan sesudah menggunakan sistem barcode.

Dengan Metode manual

Dengan Sistem Barcode

Pada penelitian ini digunakan simbol barcode Code 128 dan software Barcode Generator.

Software Barcode Generator

Stiker barcode yang dirancang harus mampu mengakomodasi informasiinformasi yang dibutuhkan dalam proses penginputan material yang  masuk maupun yang keluar serta  mampu menggantikan proses manual  yang sudah berjalan sebelumnya.. Data material yang akan dimasukan ke dalam sistem barcode adalah jenis kayu, tipe kayu, tebal kayu, tanggal masuk kayu, nama supplier dan lembar  kayu untuk masing-masing kayu.



REVIEW
Pembahasan mengenai proses pembuatan stiker barcode dengan menggunakan software barcode generator tidak dijelaskan sehingga menurut saya kurang lengkap. Informasi yang dimasukan ke dalam sistem barcode kurang lengkap

ABSTRAK
Warehouse merupakan suatu fasilitas yang dirancang khusus oleh suatu perusahaan untuk  mencapai tingkat pelayanan yang paling tinggi dengan total biaya yang paling rendah.  Penanganan bahan baku merupakan hal terpenting dalam mengintegrasikan pengendalian  proses pergudangan tersebut. PT Ebako Nusantara Semarang merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang furniture yang memproduksi kursi, meja, lemari dan  tempat tidur. Perusahaan ini memiliki Lumberyard Department untuk menyimpan material kayu  yang akan digunakan sebagai bahan baku untuk proses produksi. PT Ebako Nusantara Semarang saat ini masih menerapkan sistem manual dalam mengelola warehousenya. Pencatatan secara manual tersebut  membutuhkan waktu yang lama sehingga menyebabkan  proses tidak berjalan dengan efisien. Secara otomatis permasalahan ini akan menimbulkan berbagai dampak negatif dari aspek waktu dan aspek biaya.  Penelitian ini mencoba merancang barcode untuk mengurangi permasalahanpermasalahan yang ada, mulai dari proses penerimaan material, penyimpanan material dan  pengeluaran material sampai ke lantai produksi. Sistem barcode tersebut akan menggantikan sistem manual yang telah ada sebelumnya. Sistem Barcode ini dibuat untuk mempermudah  memonitoring aktivitas yang terjadi di warehouse sehingga dapat mengurangi waktu  penanganan kayu dan kesalahan dalam penginputan data kayu. Sistem manual yang diubah  menjadi sistem otomasi ini menghasilkan aliran proses dari input sampai ke output secara  cepat, tepat, dan akurat. Hal ini dapat dibuktikan dengan pengurangan dari aspek waktu dan aspek biaya yang dikeluarkan.
Kata kunci : warehouse, material, furniture, barcode.

KESIMPULAN
Dengan menggunakan sistem barcode ada beberapa keuntungan yang didapat antara lain menurunkan  presentasi  kesalahan pencatatan dan  mempercepat proses pencatatan  secara cepat, tepat dan akurat.
Dan mempermudah operator dalam  proses pelaksanaan mulai dari material masuk sampai material  keluar menuju lantai produksi.

SARAN
Diperlukannya penelitian selanjutnya untuk membuat system  informasi dalam mengintegrasikan  system barcode yang telah dirancang agar barcode yang  telah dibuat dapat segera  diimplementasikan.

DAFTAR PUSTAKA
Christine Simanjuntak Devi, Arvan, 2015,"Analisis Perancangan Sistem Barcode dalam Menangani Aliran Raw Material  Kayu pada Departemen Lumberyard di PT Ebako Nusantara Semarang". UNDIP. Volume 4, No. 4, http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/ieoj/article/download/9866/9585 , 26 Sep 2016

Review Jurnal : Identifikasi dan Analisis Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada Area Produksi PT. Pelita Cengkareng Paper




A. Judul Penelitian 
Identifikasi dan Analisis Risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada Area Produksi PT. Pelita  Cengkareng Paper.
B. Nama Penulis (lengkap dengan asal institusinya)
Riniwati Juliana Marbun, Nia Budi Puspitasari, Wiwik Budiawan Program Studi Teknik Industri, Universitas Diponegoro-Semarang JL. Prof. Sudarto, SH.,Semarang
C. Nama Jurnal (lengkap dengan Volume, No, Bulan, Tahun, Institusi Penebit, dan link jurnal)
Vol 4, No 4, Oktober, 2015, Program Teknik Industri, Fakultas Teknik – Universitas Diponegoro.
D. Latar Belakang Masalah
Pada sebuah perusahaan tidak hanya dituntut untuk memfokouskan pada mesin dan bahan baku saja, tetapi tentang keselamatan karyawan juga menjadi hal utama yang harus diperhatikan. Latar belakang masalahnya selama bekerja para pekerja dihadapi oleh berbagai risiko yang memungkinkan terjadinya kecelakaan kerja. Faktor penyebab suatu kecelakaan dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok menurut Santoso (2004). Pertama, kondisi berbahaya (unsafe condition),  yaitu yang tidak aman dari mesin, peralatan, bahan, dari lingkungan kerja, proses  kerja, sifat pengerjaan dan cara kerja. Kedua, perbuatan berbahaya (unsafe action) yaitu perbuatan berbahaya dari manusia yang dapat terjadi karena kurangnya pengetahuan dan keterampilan, cacat tubuh yang tidak terlihat (bodily defect), ketelitian dan kelemahan daya tahan  tubuh, serta sikap dan perilaku kerja yang tidak baik.
E. Masalah/ Pertanyaan Penelitian
Penerapan manajemen risiko yang terdiri dari Identifikasi risiko lingkungan kerja dan pengukuran bahaya yang merupakan masalah di area produksi PT. Pelita Cengkareng Paper. Salah satu cara yang dapat dilakukan manajemen untuk memperkecil terjadinya risiko di tempat kerja. Apakah akan  memberi pengaruh atau mengurangi resiko kecelakaan kerja di area produksi tersebut?.
F. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini dibuat untuk mengidentifikasi risiko lingkungan kerja dan pengukuran bahaya yang merupakan masalah di area produksi PT. Pelita Cengkareng Paper. Salah satu cara yang dapat dilakukan manajemen untuk memperkecil terjadinya risiko di tempat kerja. Jika seluruh risiko telah diidentifikasi, maka pengendalian untuk menghilangkan atau mengurangi bahaya-bahaya tersebut  dapat diterapkan seperti diungkapkan oleh Landquist (2010) penilaian risiko diperlukan untuk memberikan dukungan keputusan dan remediasi tindakan sehingga memungkinkan penggunaan efisiensi sumber daya yang tersedia.
G. Metode
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode JHA (Job Hazard Analysis) dengan tujuan mendapatkan risk event. Menurut Rausand (2005), Job Hazard Analysis digunakan pada tahap identifikasi risiko dengan menguraikan pekerjaan untuk mengetahui potensi bahaya apa saja yang terdapat pada pekerjaan sehingga dapat diketahui risk event. Tahap kedua, melakukan analisis risiko untuk menentukan besarnya suatu risiko menggunakan analisis Semi Kuantitatif, yakni metode Fine. Metode Wiliam T. Fine adalah salah satu metode analisis semi kuantitatif yaitu mengkalkulasikan risiko  berdasarkan formula matematika. Metode ini terdiri dari tiga faktor utama yaitu consequences, exposure, dan probability yang telah ditentukan rating atau nilainya. Nilai dari ketiga factor tersebut dikalikan untuk mengetahui tingkat risiko (Dickson, 2001). Tahap ketiga, evaluasi risiko dengan membandingan tingkat risiko yang telah dihitung dengan kriteria standar yang digunakan. Tahap terakhir adalah, pengendalian risiko menggunakan Hierarki pengendalian bahaya dengan memberikan rekomendasi pengendalian untuk mencegah atau meminimasi bahaya yang terjadi berdasarkan tingkatan risiko yang sudah dianalisa dari evaluasi risiko.
H. Hasil Penelitian
Berdasarkan analisis penelitian yang telah dilakukan, bahwa aktivitas-aktivitas kerja yang berpotensi menimbulkan bahaya pada area gudang yakni gudang bahan baku kertas dan bahan baku kimia dilakukan penjabaran proses kerja didalam area tersebut menjadi langkah-langkah yang kemudian akan diketahui risk event atau kejadian yang berisiko pada keselamatan dan kesehatan kerja. Risk event yang diketahui dapat dikelompokkan menjadi 5 kategori potensi bahaya, potensi bahaya tersebut yaitu: Kejatuhan materal, menghirup debu, terkena atau tergores benda tajam, tertabrak alat transportasi, dan air radiator.
I. Review/ Komentar
Riview atau komentar berikut  ini dibuat berdasarkan penelitian dan pengamatan yang dilakukan selama kegiatan penelitian dan berdasarkan teori atau pemahaman yang diketahui oleh penulis, antara lain :

  • Lanjutkan follow up penelitian mengenai penilaian risiko yang penulis lakukan dan terapkan kegiatan penilaian risiko secara berkala

  • Lakukan pemasangan safety sign di berbagai tempat strategis yang mudah terlihat dan terbaca pada masing-masing area. Safety sign sebaiknya dibuat dengan ukuran besar dan dapat memantulkan cahaya sehingga dapat terbaca pada malam hari.

  • Pemberian pelatihan kepada pekerja untuk mengenali potensi bahaya dan risiko di tempat kerja serta bagaimana cara untuk mencegah dan menanggulangi bahaya tersebut.

  • Melakukan sosialisasi secara rutin mengenai K3 terutama mengenai potensi bahaya dan risiko yang ada di tempat kerja. Sosialisasi dapat dilakukan dalam bentuk safety briefing.

  • Penempatan pekerja yang berkompetensi pada bidang pekerjaan yang memiliki potensi risiko tinggi dan memastikan bahwa pekerja mampu dan mengetahui pekerjaan yang mereka lakukan.

  • Mengadakan pemeriksaan kesehatan karyawan secara berkala

  • Menyediakan air minum dan memberika himbauan kepada pekerja untuk banyak minum, karena kondisi lingkungan kerja yang lumayan panas.

J. Abstrak Jurnal
PT. Pelita Cengkareng Paper merupakan salah satu perusahaan industry daur ulang kertas di Cengkareng, Banten. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan bagian HSE mengenai kecelakaan kerja yang ada di PT. Pelita Cengkareng Paper, sebagian besar kecelakaan kerja terjadi di area produksi. Berdasarkan tingkat keparahan, kecelakaan tersebut dapat di kategorikan ke dalam  kasus  kecelakaan  ringan, sedang, kritis dan fatal seperti pekerja jari terluka oleh benda tajam, lebam atau bengkak di kaki, tangan patah, dan kaki terpotong. Dari hasi observasi juga sangat memungkinkan pekerja mengalami gangguan pernafasan karena menghirup debu material. Berdasarkan kasus–kasus  tersebut, perlu adanya upaya identifikasi dan analisis risiko keselamatan dan kesehatan kerja yang terintegrasi ke dalam manajemen risiko yang dimulai dengan identifikasi risiko pada proses kerja operator sampai dengan menentukan tingkat risiko kecelakaan kerja dan menghubungkannya dengan fakta kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang pernah terjadi di PT. Pelita Cengkareng Paper. Sehingga secara mudah risiko dapat diminimalkan dengan menentukan pengendalian yang tepat. Identifikasi risiko menggunakan metode JHA(Job Hazard Analysis). Metode ini bertujuan mengetahui risiko yang ditimbulkan agar kemudian potensi kecelakaan dan penyakit akibat kerja dapat dikendalikan dengan menguraikan langkah-langkah pekerjaan. Penilaian risiko dilakukan dengan menggunakan standar manajemen risiko AS/NZS 4360:2004 metode semi kuantitatif W.T. Fine J dengan menganalisa nilai kemungkinan, pemajanan dan konsekuensi dari setiap potensi bahaya untuk mendapatkan  tingkat risiko yang kemudian dibandingkan standar level risiko. Hasil penelitian menyatakan bahwa level risiko yang dimiliki pada aktivitas kerja di area produksi meliputi very high, substantial, priority 3, dan acceptable.
K. Daftar Pustaka
 Australian/  New  Zealand Standard. 2004. Australian Standad/New Zealand Standar 4360:2004”Risk Management”.
Dickson, T. 2001. Calculating Risk: Fine’s Mathematical Formula 30 Years Later. Australian Journal of Outdoor Education.
Landquist,   H.   2013. Evaluating the needs of risk assessment methods of potentially polluting shipwrecks. Department of Shipping and Marine Technology, Chalmers University of Technology. Gothenburg: Sweden
Santoso, G. 2004. Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja. Jakarta: Penerbit PP.

Antibiotik dari Makhluk Hidung




Semakin hari, manusia modern semakin rentan terhadap penyakit dengan bakteri sebagai sumbernya. Banyaknya media penyebaran yang kita temui setiap hari memicu tubuh dengan sistem imun yang rendah untuk terjangkit dengan mudah.

Antibiotik atau antibakteri hadir sejak tahun 1930-an untuk melawan bakteri penyebab penyakit. Dosis yang tepat dengan anjuran dokter harusnya sudah pas untuk melumpuhkan bakteri dan menghentikan reproduksinya dalam organ tubuh yang terjangkit.

Namun, penggunaan ‘tanggung’ karena minimnya informasi dan terlena dengan gejala sakit yang mulai hilang, biasanya resep antibiotik tidak dihabiskan. Bakteri yang belum sepenuhnya mati akan bermutasi dan kebal akan dosis antibiotik yang dikonsumsi pasien. Bukannya sembuh tapi malah menumbuhkan bakteri yang resisten terhadap antibiotik.

Mutasi bakteri ini merupakan mimpi buruk bagi manusia, khususnya para staf medis. Masa efektif antibiotik juga akan berakhir jika bakteri sudah menunjukan resistensi pada jenis antibiotik tertentu dengan dosis maksimal. Pada tingkat ini, bakteri tersebut sudah disebut ‘superbug’.

Setelah teixobactin ditemukan awal 2015 lalu oleh sekumpulan peneliti dari University of Northeastern di Boston, AS, baru-baru ini para ilmuan dari University of Tuebingen, German, tidak mau kalah dengan mengemukakan adanya penemuan antibiotik baru yang dapat melawan superbug.

Berbeda dengan teixobactin yang diproduksi  Eleftheria terrae yang ditanam dalam tanah, sumber antibiotik ini tidak lain adalah bakteri yang hidup dalam hidung manusia.

Seperti dilansir oleh jurnal ilmiah Nature, Andreas Peschel, pemimpin penelitian tersebut mengatakan bahwa salah satu bakteri patogen penyebab beberapa penyakit, Stapphylococcus aureus, ternyata hidup dalam hidung 30% populasi dunia. Sedangkan bagi hidung manusia yang tidak ‘dihinggapi’ Stapphylococcus aureus ini bersemayam bakteri rivalnya.

Bakteri yang memiliki kode genetik lugdunin ini kemudian disebut dengan Stapphylococcus lugdunensis. Hasil riset mengemukakan keberhasilan Stapphylococcus lugdunensis dalam melawan infeksi Stapphylococcus aureus pada kulit dengan sampel percobaan tikus.

Infeksi sembuh dengan tidak meninggalkan bakteri penyebab sama sekali. Stapphylococcus lugdunensis ini juga dipercaya dapat menyembuhkan infeksi MRSA (Methicilin-resistant Stapphylococcus aureus) yang menyerang tulang, paru, bahkan jantung.

Tak diayal bahwa hasil riset ini membawa cahaya baru bagi dunia medis. Dengan ditemukannya satu sumber antibiotik baru dalam tubuh manusia membuka jalan untuk penelitian lebih lanjut mengenai ribuan variasi bakteri yang tinggal dengan kita. Namun demikian akan memakan waktu lebih untuk melakukan uji coba nyata pada manusia yang terkena infeksi, dan mempatenkan antibiotik ini sebagai obat baru yang ampuh.





Daftar pustaka
  • Thompson, Avery. “The Superbug-Beating Antibiotics May Come From Your Nose”. 08 September 2016, pkl. 17.10.
  • “Jangan Sembarangan Mengonsumsi Antibiotik”. 08 September 2016, pkl. 17.20.
  • BBC. “Antibiotik jenis baru ditemukan dari persaingan bakteri hidung”. 08 September 2016, pkl. 17.40.
  • S, Deddy. “Sumber Antibiotik Ada di Hidung Kita”. 08 September 2016, pkl. 17.45.
  • Syah, Efran. “Apa yang Dimaksud Antibiotik? Apakah Aman?”. 08 September 2016, pkl. 17.45.
  • Wikipedia. “Antibiotik”. 08 September 2016, pkl. 17.50.
  • BBC. “25 Jenis Antibiotik Baru Ditemukan”. 08 September 2016, pkl. 20.21.
  • Wikipedia. “Teixobactin”. 08 September 2016, pkl. 20.27




Efisiensi Letak Pabrik

Tema : Perancangan Tata Letak Fasilitas


     

    Membangun sebuah industri mudah-mudah gampang. Ada yang nekat langsung terjun tanpa memperhitungkan konsekuensi dan tahap selanjutnya, ada yang matang merencanakan berbagai aspek kesuksesan dalam membangun usaha dari nol.
     Berbagai faktor harus diatur dengan cermat untuk memudahkan jalan menuju produksi barang yang dinanti dan disukai konsumen. Inovasi, kreativitas, efisiensi, dan kualitas merupakan beberapa aspek yang dimiliki produk unggul. Produsen dikatakan sukses jika produk yang dijual memiliki nilai-nilai aspek yang disebutkan.
     Seperti pepatah hemat pangkal kaya, para pengusaha tingkat atas pasti setuju dengan efisiensi sebagai kunci sukses. Tanpa menyisihkan aspek sukses usaha yang lain, efisiensi mampu menjadi kata kunci dalam sebuah produksi. Hemat itu efisiensi, baik efisiensi waktu, biaya, tenaga kerja, tempat, dan lain-lain. Industri yang berjalan pesat akan melakukan efisiensi tingkat tinggi dalam menekan pemborosan atau pemakaian uang.
     Contoh efisiensi tempat yaitu perancangan tata letak fasilitas. Tata letak fasilitas  adalah hal dasar dalam kegiatan produksi. Pabrik yang bagus akan memaksimalkan lahan yang dipakai hingga tidak ada petak yang kosong yang tak dipakai sarana produksi. Ini pun tentu tanpa merusak estetika. Sehingga didapatkan biaya tempat atau area minimum dengan produktivitas optimal, peningkatan kapasitas produksi, fleksibilitas, dan pengurangan biaya.
     Menurut Jay Heizer dan Barry Render, “penataan lokasi merupakan suatu keputusan yan gsangat penting utnuk dapat menunjang efisiensi sebuah proses operasional dalam jangka panjang.” Selain itu, fungsi dan manfaat dari pengaturan tata letak pabrik ini adalah “Memanfaatkan area utnuk penempatan lokasi mesin serta fasilitas-fasilitas yang dapat menunjang proses produksi lainnya, penyimpanan material baik yang bersifat temporer dan permanen, kelancaran gerakan perpindahan material, serta personal tenaga kerja dan sebagainya.” (Wignjosoebroto, 2003, hlm 16).
     Perancangan tata letak fasilitas ini tergantung pada proses produksi. Ada industri yang hanya membutuhkan beberapa ruang dalam memproduksi barang, ada juga industri dengan alur produksi yang panjang dengan banyak mesin hingga membutuhkan banyak ruang dan departemen.
     Dalam teori tata letak fasilitas, beberapa komponen yang mempengaruhi efisiensi harus diperhatikan, seperti : tipe tata letak, aliran bahan, dan tipe proses produksi. Hal penting lainnya menurut Anthony Handoko yaitu jarak, waktu, dan biaya. Menurutnya, jarak perpindahan baran dan bahan yang jauh akan membutuhkan waktu yang lebih banyak. Dengan melakukan perancangan tata letak maka jarak dan waktu dapat diperpendek hingga pemborosan jarak dan waktu semakin kecil.
     Biasanya tahap awal perancangan tata letak dilihat dari layout lantai. Kemudian dengan pengamatan dan pengukuran beberapa data diperlukan, seperti :
1. ukuran departemen produksi
2. block layout produksi
3. urutan proses produksi
 (Renata, dkk, 2013)
     Untuk lebih detailnya, perancang yang cermat juga akan memperhatikan ciri-ciri tata letak yang baik, tipe-tipe tata letak, pola umum aliran bahan, tipe-tipe proses produksi, ergonomi, entopometri, dan peta operasi. Semua komponen tersebut dapat dirancang menggunakan beberapa metode, Contohnya ARC (Activity Relationship Chart), AHP (Analytic Hierarchy Process), algoritma BLOCPLAN, atau CORELAP.
     Analisis dengan metode-metode yang berkaitan dengan tata letak fasilitas ini akan menghasilkan momen perpindahan dan layout score. Momen perpindahan adalah frekuensi pindah barang dikalikan meter (jarak). Setelah data diproses dan didapatkan hasil akan diperoleh momen perpindahan yang rendah dengan layout score tinggi. Itulah yang dinamakan tata letak fasilitas yang baik.  
     Kesalahan dalam perancangan tata letak pabrik ini akan mengacu pada pemborosan yang dapat mengakibatkan kebangkrutan perusahaan dalam waktu lama jika tidak direncanakan dengan matang.



Daftar pustaka

Artikel Ilmiah : Ergonomic Work



ERGONOMI TEMPAT KERJA

PENDAHULUAN

Abstrak

Ergonomi berasal dari bahasa Latin yaitu ERGON (KERJA) dan NOMOS (HUKUM ALAM) dan dapat didefenisikan sebagai studi tentang aspek-aspek manusia dalam lingkungan kerjanya yang ditinjau secara anatomi, fisiologi, spokologi, erngineering, manajemen dan desain/perancanagan. Ergonomic berkenaan pula dengan optimasi, efesiensi, kesehatan, keselamatan dan kenyamanan manusia di tempat kerja, di rumah, dan tempat-tempat rekreasi. Ergonomi yaitu ilmu yang penerapanya berusaha untuk menyerasikan pekerjaan dan lingkungan terhadap orang atau sebaliknya dengan tujuan tercapainya produktivitas dan efisiensi yang setinggi-tingginya melalui pemanfaatan factor manusia seoptimal-optimalnya. (Dr. Suma’mur P.K, M.Sc : 1989 hal 1 ). Ergonomi adalah komponen kegiatan dalam ruang lingkup hiperkes yang antara lain meliputi penyerasian pekerjaan terhadap tenaga kerja secara timbale balik untuk efisiensi dan kenyamanan kerja.

LATAR BELAKANG

Perkembangan teknologi saat ini begitu pesat, sehingga peralatan sudah menjadi kebutuhan pokok pada lapangan pekerjaan.Artinya peralatan dan teknologi merupakan salah satu penunjang yang penting dalam upaya meningkatkan produktivitas untuk berbagai jenis pekerjaan. Disamping itu,akan terjadi dampak negatifnya bila kita kurang waspada menghadapi bahaya potensial yang mungkin akan timbul. Hal ini tentunya dapat di cegah dengan adanya antisipasi berbagai resiko. Antara lin kemungkinan terjadinya penyakit akibat kerja, penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan dan kecelakaan akibat kerja yang dapat menyebkan kecacataan dan kematian. Antisipasi ini harus dilakukan oleh semua pihak dengan cara penyesuaian antara pekerja, proses kerja dan lingkungan kerja. Pendekatan ini dikenal sebagai pendekatan ergonomic.

            Rumusan masalah
        Rumusan masalah yang kiranya dapat di susun dalam topic kali ini antara lain:
1.      Apakah yang dimaksud dengan ergonomi ditempat kerja?
2.      Apakah tujuan dari ergonomi di tempat kerja?
3.      Apa manfaat pelaksanaan dari ergonomi ditempat kerja?
            Ergonomi mempelajari perilaku manusia dalam kaitannya dengan pekerjaan manusia. Sasaran penelitian ergonomi ialah manusia pada saat bekerja dalam lingkungan. Secara singkat dapat dikatakan bahwa ergonomi ialah penyesuaian tugas pekerjaan dengan kondisi tubuh manusia ialah untuk menurunkan stress atau tekanan yang akan dihadapi. Salah satu upaya yang dilakukan antara lain menyesuaikan ukuran tempat kerja dengan dimensi tubuh agar tidak melelahkan, pengaturan suhu, cahaya dan kelembapan. Hal ini bertujuan agar sesuai dengan kebutuhan tubuh manusia. Ada salah satu definisi yang menyebutkan bahwa ergonomi bertujuan untuk “fitting the job to the worker”. Ergonomi juga bertujuan  sebagai ilmu terapan biologi manusia dan hubungannya dengan ilmu teknik bagi pekerja dan lingkungan kerjanya, agar mendapatkan kepuasan kerja yang maksimal selain meningkatkan produktivitasnya. (ILO)
.                     
            Pelaksanaan dan penerapan ergonomi di tempat kerja di mulai dari yang sederhana dan pada tingkat individual terlebih dahulu. Rancangan ergonomi akan dapat meningkatkan efisiensi, efektivitas dan produktivitas kerja, serta dapat menciptakan system serta lingkungan yang cocok, aman, nyaman dan sehat.
       Adapun tujuan penerapan ergonomic adalah sebagai berikut :
1.      Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental dengan meniadakan beban kerja tambahan(fisik dan mental), mencegah penyakit akibat kerja, dan meningkatkan kepuasan kerja
2.      Meningkatkan kesejahteraan social dengan jalan meningkatkan kualitas kontak sesame pekerja, pengorganisasian yang lebih baik dan menghidupkan system kebersamaan dalam tempat kerja.
3.      Berkontribusi di dalam keseimbangan rasional antara aspek-aspek teknik, ekonomi, antropologi dan budaya dari sistem manusia-mesin untuk tujuan meningkatkan efisiensi sistem manusia-mesin.

Manfaat Ergonomi
1.       Menurunnya angka kesakitan akibat kerja.
2.       Menurunnya kecelakaan kerja.
3.       Biaya pengobatan dan kompensasi berkurang.
4.       Stress akibat kerja berkurang.
5.       Produktivitas membaik.
6.       Alur kerja bertambah baik.
7.       Rasa aman karena bebas dari gangguan cedera.
8.       Kepuasan kerja meningkat


KESIMPULAN

Penerapan Ergonomi di tempat kerja bertujuan agar pekerja saat bekerja selalu dalam keadaan sehat, nyaman, selamat, produktif dan sejahtera. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut, perlu kemauan, kemampuan dan kerjasama yang baik dari semua pihak. Pihak pemerintah dalam hal ini Departemen Kesehatan sebagai lembaga yang bertanggungjawab terhadap kesehatan masyarakat, membuat berbagai peraturan, petunjuk teknis dan pedoman K3 di Tempat Kerja serta menjalin kerjasama lintas program maupun lintas sektor terkait dalam pembinaannya

                                                            SARAN

Pendekatan disiplin ergonomi diarahkan pada upaya memperbaiki performansi kerja manusia seperti menambah kecepatan kerja, accuracy, keselamatan kerja disamping untuk mengurangi energi kerja yang berlebihan serta mengurangi datangnya kelelahan yang terlalu cepat.


Daftar Pustaka

Nurmianto, Eko. 2008, “Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasinya”, Guna Widya : Surabaya
Suma’mur, 1989, “Ergonomi Untuk Produktivitas Kerja”, PT Temprint: Jakarta
      Cermin Dunia Kedokteran No. 154, 2007
Pusat Kesehatan Kerja Departemen Kesehatan RI