.

Sabtu, 24 September 2016

SISTEM KERJA ERGONOMIS



Untuk menunjang kebutuhan hidup manusia memerlukan banyak kebutuhan maupun dari alam ataupun hasil olahan mereka sendiri.
Karena permintaan yang banyak, manusia menciptakan penemuan atau memperbarui penemuan yang ada dalam bidang yang mereka perlukan untuk mempercepat pekerjaan mereka agar dapat memenuhi target yang di butuhkan.
Menurut seorang ilmuwan bernama DR. Roger W. Pease Jr. (Sander & Cormick, 1987) merekomendasikan defini dari ergonomi sebagai berikut: “Ergonomi adalah suatu aplikasi ilmu pengetahuan yang memperhatikan karakteristik manusia yang perlu dipertimbangkan dalam perancangan dan penataan sesuatu yang digunakan, sehingga antara manusia dengan benda yang digunakan tersebut terjadi interaksi yang lebih nyaman dan efektif”. McCormick dan Sanders (1993) mendefinisikan ergonomi dengan menggunakan pendekatan yang lebih komprehensif. Pendekatan ini dilakukan melalui tiga hal pokok yaitu; fokus, tujuan dan ilmu ergonomi.
  • Fokus dari ergonomi adalah manusia dan interaksinya dengan produk, peralatan, fasilitas, prosedur dan lingkungan pekerjaan serta kehidupan sehari-hari.
  • Tujuan ergonomi adalah meningkatkan efektifitas dan efisiensi pekerjaan, memperbaiki keamanan, mengurangi kelelahan dan stress, meningkatkan kenyamanan, penerimaan pengguna yang lebih besar, meningkatkan kepuasan kerja dan memperbaiki kualitas hidup.
  • Pendekatan yang dilakukan dalam ergonomi adalah aplikasi yang sistematis dari informasi yang relevan tentang kemampuan, keterbatasan, karateristik, perilaku dan motivasi manusia terhadap rancangan produk dan prosedur yang digunakan untuk lingkungan tempat menggunakannya.
Berdasarkan pendekatan tersebut diatas maka Chappins (1995) merangkum definisi ergonomi sebagai ilmu yang menggali dan mengaplikasikan informasi-informasi mengenai perilaku, kemampuan, keterbatasan,dan karateristik manusia lainnya untuk merancang peralatan, mesin, sistem, pekerjaan dan lingkungan untuk meningkatkan produktivitas, keselamatan, kenyamanan, dan efektivitas pekerjaan manusia.
Iftikar Z. Sutalaksana dkk (1979) mendefinisikan ergonomi sebagai suatu cabang ilmu yang sistematis untuk memanfaatkan informasi-informasi mengenai sifat, kemampuan dan keterbatasan manusia untuk merancang suatu sistem kerja sehingga orang dapat hidup dan bekerja dalam sistem itu dengan baik mencapai tujuan yang diinginkan melalui pekerjaan dengan efektif, aman dan nyaman. Dalam ergonomi salah satu prinsip yang harus selalu digunakan adalah prinsip fitting the task/ job to man. Hal ini mengandung pengertian bahwa pekerjaan harus disesuaikan dengan kemampuan dan keterbatasan manusia, sehingga hasil yang dicapai dapat menjadi lebih baik.
Kesimpulannya suatu pekerjaan harus menyesuaikan kemampuan dan keterbatasan yang dimiliki oleh manusia. Dengan cara menciptakan alat bantu sgar pekerjaan manusia lebih mudah dan cepat untuk diselesaikan.

Manfaat Ergonomi
Menurut OSHA (dalam “PERANCANGAN ULANG RUANG DAN PERALATAN KERJA DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI BAGI PEMBATIK TULIS PADA PENGRAJIN BATIK TULIS X"),
  • Mengurangi resiko terjadinya cedera seperti MSDs dan biaya pengeluaran kompensasi kesehatan
  • Meningkatkan produktifitas kerja dan memberikan kenyamanan pada pekerja
  • Meningkatkan kualitas produksi
  • Menurunkan angka ketidak hadiran
  • Menurunkan angka turnover pekerja
  • Meningkatkan nilai keselamatan kerja
  • Menurunkan derajat kelelahan yang dialami pekerja (OHSA, 2000)
Meskipun sudah banyak yang menyesuaikan pekerjaan dengan kemampuan manusia, tapi itu belum semua terselesaikan. Seperti contoh:


Keluhan yang sering di rasakan oleh pekerja adalah kelelahan. Kelelahan adalah suatu kondisi dimana tubuh manusia hampir mencapai batas kemampuan dalam beraktifitas. Hal tersebutlah yang mengakibatkan penurunan efisiensi yang mengakibatkan terhambatnya pekerjaan. Kelelahan dibedakan dalam 2 bagian (grandjean, 1993) yaitu :
  1. Kelelahan Otot (muscular fatique)
Kelelahan otot adalah suatu gejala kesakitan yang dirasakan pada otot yang muncul akibat otot terlalu tegang. Pada saat otot diberi stimulus misalnya dengan mengangkat, hal tersebut akan menjadikan berkontraksi dan terjadi ketegangan. Jika stimulus tersebut diberikan secara terus menerus maka dalam jangka waktu lama performansinya akan menurun, yaitu pada kekuatan otot dan gerakan semakin lambat.
Kelelahan otot mengakibatkan hilangnya kemampuan koordinasi gerakan alat-alat tubuh, serta meningkatnya kecenderungan kesalahan dan kecelakaan yang menyertai kelelahan otot.
  1. Kelelahan Umum (General Fatique)
Salah satu gejala kelelahan umum adalah munculnya perasaan letih. Suatu perasaan kelelahan akan teratasi jika diadakan istirahat. Berdasarkan penyebabnya gejala keletihan umum dapat dibedakan menjadi (grandjean, 1993): Visual fatique, General bodly fatique, Mental fatique, Nervous fatique, Kelelahan kronis, dan Circadian fatique. Jika kelelahan tidak disembuhkan, maka pada suatu saat akan terjadi kelelahan kronis yang menyebabkan:
  • Meningkatnya ketidak stabilan psikis (perilaku)
  • Depresi
  • Tidak semangat dalam bekerja.
  • Meningkatnya kecenderungan sakit
Prestasi yang diukur pada output industri merupakan petunjuk yang pertama kali dipakai untuk menilai akibat dari kelelahan. Perubahan prestasi atau performansi kerja berubah secara teratur selama hari kerja dan selama minggu kerja yang berkorelasi dengan perubahan ketegangan dan kelelahan (Grandjean,1993).

Penyelesaian

Untuk mengurangi keluhan yang di alami oleh pekerja, pembuatan tempat duduk baru dengan disain yang telah di tentukan agar mengurangi resiko kelelahan.




Daftar Pustaka
Asih, Endang Widuri; Oesman, Titin Isna (Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta), 2011, Usulan Perancangan Fasilitas Kerja Yang Ergonomis Guna Meningkatkan Kinerja Pekerja Industri Kecil Mozaik ,
Husein, torik (Universitas Mercu Buana); Kholil, M. (Universitas Mercu Buana); Sarsono, Ari (Universitas Mercu Buana), 2009, Industri dan Sistem Teknik Penilaian Journal (INASEA) Vol 10, No 1 (): INASEA Vol. 10 No 1, Penerbit: Industri dan Sistem Teknik Penilaian Journal (INASEA),
Wignjosoebroto, Sritomo, Rahman, Arief, Pramono, Dwi (Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya Kampus ITS Sukolilo Surabaya 60111), Perancangan Lingkungan Kerja dan Alat Bantu yang Ergonomis untuk Mengurangi Masalah Back Injury dan Tingkat Kecelakaan Kerja pada Departemen Mesin Bubut (Studi Kasus PT Atak Indometal Ngingas Waru-Sidoarjo),
Hariyono, Widodo (Program Studi IKM, FKM Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta), Soebijanto (Anatomi, FK UGM, Yogyakarta) , Husodo, Adi Heru (Ilmu Kesehatan Masyarakat, FK UGM, Yogyakarta), Maurits, Lientje Setyawati (Program Studi Ilmu Kesehatan Kerja, FK UGM, Yogyakarta), 2010, PERANCANGAN SISTEM KERJA YANG ERGONOMIS DI INDUSTRI PEMELIHARAAN LOKOMOTIF “BALAI YASA YOGYAKARTA” Studi Gerakan dan Posisi Kerja Sebagai Kontribusi Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Perkeretaapian, VOLUME 13 Halaman 23 – 32, No. 01,
Agustin, Nungki (Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia), 2012, PERANCANGAN ULANG RUANG DAN PERALATAN KERJA DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI BAGI PEMBATIK TULIS PADA PENGRAJIN BATIK TULIS X,


2 komentar:

  1. @C08-Irfan Irfan Arliasyah

    Artikel ini cukup menarik dimana pembaca dapat mengetahui apa itu Ergonomi. Dalam artikel tersebut pembaca dapat mengetahui fokus, tujuan, serta pendekatan yang dilakukan dalam ergonomi. Manfaat apasaja yang terdapat dalam sistem kerja ergonomi dijelaskan dalam artikel tersebut. Selain manfaat, terdapat berbagai keluhan yang ada dalam sistem ergonomi dan pada artikel tersebut juga menjelaskan penyelesain dalam masalah dari sistem ergonomi.

    BalasHapus
  2. Surya Dwiatmaja
    @C12-SURYA

    Assalamualaikum,
    Artikel yang bagus dan menarik. Pada bagian pengertian ergonomi, penulis melampirkan pengertian ergonomi dari beberapa tokoh sehingga pembaca diberikan banyak sudut pandang sehingga dapat memperkuat pemahaman, hal ini sangat bagus menurut saya. Manfaat dari ergonomi yang disampaikan juga cukup lengkap dan tambahan mengenai kelelahan otot juga menarik. Tetapi design ergonomi yang diberikan baru sebatas pada bangku kerja. Bagaimana dengan design pekerja yang hanya menggunakan meja kerja, bagaimana design meja kerja yang baik agar kelelahan pekerja dapat diminimalisir.
    Saran saya agar ditambahkan design ergonomi dari meja kerja tanpa kursi untuk melengkapi referensi bagi pembaca.
    Sekian terimakasih.

    BalasHapus

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.