REVIEW JURNAL
B
1.
JUDUL JURNAL :
PENINGKATAN JAMINAN KUALITAS ASSEMBLY LINE ( STUDI KASUS DI INDUSTRI
OTOMOTIF )
2.
NAMA PENULIS :
Jani Rahardjo, dan I Nyoman Sutapa
Arigraha Santoso dan Halim Junaidi
Teknik Industri, Universitas kristen
Petra
3.
ABSTRAK :
Artikel ini membahas
peningkatan jaminan kualitas assembly line di industri otomotif yang memproduksi
kendaraan niaga. Kendaraan ini adalah produk yang bertaraf global, artinya
kendaraan niaga yang harus mampu memenuhi bukan hanya permintaan pasar domestik
melainkan juga spesifikasi dan permintaan pasar mancanegara. Oleh sebab itu
untuk tetap dapat mempertahankan kepuasan konsumen terhadap kualitas produk,
salah satu upaya yang dapat digunakan meningkatkan jaminan kualitas perusahaan
adalah dengan mengimplementasikan aktivitas quality assurance network.
4. PENDAHULUAN :
Perusahaan yang dikaji dalam penelitian ini adalah
perusahaan yang bergerak dalam industri otomotif, dengan produk terbaru yang
diluncurkan adalah kendaraan niaga, suatu inovasi produk yang ditujukan untuk
pasar global. Dengan menyandang predikat sebagai produk yang bertaraf
internasional, dapat dipastikan bahwa kualitas dari kendaraan niaga ini
diharapkan mampu menjawab permintaan dan tantangan pasar mancanegara pula.
Salah satu komponen yang sangat mempengaruhi kualitas dari kendaraan niaga ini
adalah kualitas mesin (engine) mobil itu sendiri. Di perusahaan ini, engine
untuk kendaraan niaga dikenal dengan istilah engine TR, dimana untuk
menjadi satu unit engine secara utuh diperlukan proses perakitan
terhadap komponen-komponen yang ada. Proses perakitan ini dilakukan di assembly
line engine TR atau assy line TR.
Salah satu upaya untuk dapat
bersaing dengan kompetitor dan mempertahankan pangsa pasar adalah dengan
senantiasa memberikan kepuasan terhadap konsumen. Kepuasan konsumen dapat
dilihat dari tolok ukur bagaimana kualitas produk itu sendiri di mata konsumen.
Untuk memenuhi tolok ukur kualitas tersebut perusahaan diharapkan mampu
memberikan suatu jaminan kualitas atas proses dan produk yang diproduksi.
Karena unit engine TR dirakit dalam suatu assembly line, maka
kualitas akhir engine tersebut sangatlah bergantung pada proses-proses
yang ada di assembly line itu sendiri. Semakin tinggi tingkat jaminan
kualitas yang melekat pada proses-proses dalam assembly line dapat
mengakibatkan semakin rendahnya unit engine cacat yang dihasilkan dan
mengalir ke tangan konsumen. Oleh sebab itu salah satu upaya yang dapat
digunakan untuk mengevaluasi dan meningkatkan tingkat jaminan kualitas assembly
line TR adalah lewat aktivitas quality assurance network (QA
network).
5.
RUMUSAN MASALAH :
Apakah terjadi penurunan jumlah item evaluasi
aktivitas QA network yang belum berhasil mencapai target QA rank antara
kondisi perusahaan sekarang dan kondisi perusahaan setelah implementasi proyek improvement?
6.
TUJUAN :
Tujuan dari penelitian ini memberikan usulan upaya
peningkatan level jaminan kualitas proses yang terdapat di assembly line
engine TR. Upaya ini diwujudkan melalui peningkatan QA rank dari item
evaluasi aktivitas QA network yang belum berhasil mencapai target.
Dengan adanya upaya ini diharapkan dapat memperkuat tingkat jaminan kualitas assembly
line engine TR. Area yang menjadi fokus penelitian adalah area assembly
line engine TR, dengan tipe engine adalah tipe 1TR dan 2TR.
7.
METODE PENELITIAN :
Sistematika pengerjaan
penelitian ini mengikuti siklus PDCA, yaitu dengan urutan tahapan Plan-Do-Check-Action
(International Public Affairs and Operations Management Consulting Division
Toyota Motor Co., 1995). Hal awal yang dilakukan dalam tahap perencanaan adalah
melakukan orientasi proses dan melakukan studi tentang konsep QA network.
Pengamatan dan orientasi awal ini ditujukan guna mengenal dan memberikan
gambaran secara global tentang proses produksi perusahaan. Pengamatan awal
hanya dilakukan pada area yang menjadi fokus penelitian yaitu area assembly
line engine TR.
8.
HASIL PENELITIAN :
A. Pemetaan Item QA Network Assembly Line
Data
yang diambil adalah kondisi item QA network. Pengamatan dan pengambilan
data dilakukan sebanyak dua kali yaitu pengambilan data saat assembly line berjalan
dengan takt time 2,19 menit dan saat berjalan dengan takt time 1,6
menit.
B. Perancangan dan Implementasi Improvement
Setelah
dilakukan diskusi dengan pihak produksi dan QC dan dengan menggunakan
pertimbangan di atas maka diperoleh bahwa item-item yang
menjadi fokus penelitian adalah:
1. Proses
pengolesan threebond pada switch oil pressure,
2.
Proses pemasangan key sliding,
3.
Proses pemasangan bolt plate balance
shaft
4. Proses pemasangan thermostat.
9.
KESIMPULAN :
Dari
penelitian ini, akhirnya didapatkan bahwa perbandingan prosentase pencapaian
target
antara
kondisi sebelum dan kondisi sesudah improvement:
Tabel 7. Perbandingan Pencapaian Target Item Evaluasi
untuk Engine 1TR
Stage
|
Sebelum
|
Sesudah
|
Item
yang dievaluasi
|
435
|
435
|
Item
yang mencapai target
|
403
|
406
|
Prosentase
pencapaian target
|
92.64%
|
93.33%
|
Tabel
8. Perbandingan Pencapaian Target Item
Evaluasi untuk Engine 2TR
Stage
|
Sebelum
|
Sesudah
|
Item
yang dievaluasi
|
488
|
488
|
Item
yang mencapai target
|
447
|
451
|
Prosentase
pencapaian target
|
91.60%
|
93.33%
|
Berdasarkan data
prosentase peningkatan hasil pencapaian QA network di atas maka tampak
bahwa upaya improvement
yang dilaksanakan lewat rangkaian aktivitas QA network telah
berhasil
menurunkan jumlah item evaluasi yang masih berada di luar target. Pada
akhirnya segala upaya improvement yang sudah dihasilkan juga membawa
pengaruh positif dalam meningkatkan level jaminan kualitas assembly line TR
di perusahaan ini.
10.
REVIEW :
Meningkatkan kualitas
assembly line pada dunia industri otomotif produksi kendaraan niaga agar dapat
bersaing dalam pasar international dan tetap menjaga kepuasan konsumen.
11.
LINK JURNAL :
http://jurnalindustri.petra.ac.id/index.php/ind/article/viewFile/16404/16396
@B33-FITRIA
BalasHapusJadi untuk meningkatkan kualitas assembly line pada dunia industri otomotif produksi kendaraan niaga agar dapat bersaing dalam pasar international dan tetap menjaga kepuasan konsumen.