.

Sabtu, 24 September 2016

PENERAPAN METODE SIX SIGMA DENGAN PENDEKATAN DMAIC PADA PROSES HANDLING PAINTED BODY BMW X3 (STUDI KASUS: PT. TJAHJA SAKTI MOTOR)

Judul jurnal                 : PENERAPAN METODE SIX SIGMA DENGAN PENDEKATAN DMAIC PADA PROSES HANDLING PAINTED BODY BMW X3 (STUDI KASUS: PT. TJAHJA SAKTI MOTOR)
                          
Volume & halaman     : Volume IX hal 1-9

Penulis                         : Dino Caesaron, Tandianto
Peringkas                     : Arif Ibnu Budiyawan
Tanggal                       : 20 september 2016
Topik                           : Pengendalian dan Penjaminan Mutu



ABSTRAK
Kualitas adalah pemenuhan kebutuhan dan harapan pelanggan atau bahkan dapat melebihi
kebutuhan  dan  harapan  dari pelanggan  tersebut.  Setiap  perusahaan  perlu  meningkatkan
kualitas  baik  produk  maupun  proses  yang  ada.  Six  sigma  adalah  sebuah  sistem  yang
komprehensif dan fleksibel untuk mencapai, mempertahankan, dan memaksimalkan sukses
bisnis.  Salah  satu  alat dalam  melaksanakan  six  sigma  adalah  Define,  Measure,  Analyze,
Improve dan  Control  (DMAIC).
PT.  TSM (PT.Tjahja Sakti Motor)  merupakan  salah satu anak perusahaan PT. Astra International Tbk yang bergerak dibidang otomotif, dan sebagaiagen  pemegang  merk  mobil  BMW.  Penelitian  ini  fokus  pada  divisi handling  khususnyaproduk  Painted  Body  BMW  X3.  Dalam  proses  handling  Painted  Body  BMW  X3  masih berada dalam  keadaan  stabil  dengan  tidak  adanya  data  proporsi  yang  berada diluar  bataskendali  dengan  hasil akhir  P =0,2; UCL  10,68; LCL=0.  Tingkat sigma  dari  produksiPainted Body BMW X3 saat ini berada di level 3,3  sigma sehingga diperlukan perbaikan yang dilakukan untuk mencapai  level 6 sigma. Menggunakan alat diagram pareto denganmenggunakan  data  cacat  produksi  yang  ada,  didapat 4  jenis  defect  yaitu  Flex  (31,3%),Chip  (24,7%),  Contamination  (18,7%),  Scratch  (13.3%)  yang  akan  dijadikan  prioritas dalam penanganan masalah.

Kata Kunci: Six sigma, DMAIC, Diagram Pareto, Fishbone, FMEA


PENDAHULUAN
Untuk  menghasilkan  produk  dengan  kualitas terbaik,  perusahaan  harus  melakukan  perbaikan  kualitas  dan  perbaikan  proses  dengan harapan tercapainya tingkat cacat produk hingga tidak ada cacat. Metode  Six  Sigma  sering  digunakan  oleh  perusahaan  untuk  pengendalian  kualitas produk dengan meminimasi  jumlah cacat atau defect.
PT.  TSM  (Tjahja  Sakti  Motor)  merupakan  salah  satu  anak  perusahaan  PT.  Astra International Tbk  yang  bergerak  dibidang  otomotif,  dan  sebagai  agen  pemegang  merk mobil  BMW,  Peugeot dan  Mini  Cooper,  berkantor  di Jalan  Gaya  Motor  Selatan  No.1 Sunter  II.  Sebagai  agen  pemegang  merek  mobil  merek  BMW,  PT  TSM  ini melakukan kegiatan impor dan logistic. Dalam proses handling yang dilakukan masih banyak terdapat cacat khususnya pada Painted Body BMW X3. Dalam data tahun 2013 persentase jumlah cacat yang terjadi adalah 20% (24 dari 120 Painted Body BMW X3). Oleh karena itu, PT. TSM perlu  melakukan  perbaikan  agar  proses  produksi dapat berjalan  dengan  lancar  dan komponen yang ada dalam kualitas yang baik.

TINJAUAN PUSTAKA
Kualitas
Prawirosentono (2007), mendefinisikan kualitas suatu produk adalah keadaan fisik, fungsi,  dan  sifat suatu  produk  bersangkutan  yang  dapat memenuhi  selera  dan  kebutuhan konsumen dengan memuaskan sesuai nilai uang yang telah dikeluarkan.

Six Sigma
Six  sigma  merupakan  suatu  sistem  yang  komprehensif  dan  fleksibel  untuk mencapai,  mempertahankan,  dan  memaksimalkan  sukses  bisnis.  Six  Sigma  secara  unik dikendalikan oleh pemahaman  yang kuat terhadap kebutuhan pelanggan, pemakaian  yang disiplin  terhadap  fakta,  data,  dan  analisis  statistik,  dan  perhatian  yang  cermat  untuk mengelola,  memperbaiki,  dan  menanamkan  kembali proses  bisnis.

DMAIC
Define
Critical to Quality (CTQ)
Karakteristik  kualitas  (CTQ)  kunci ditetapkan  seyogianya  berhubungan  langsung  dengan  kebutuhan  spesifik  pelanggan  yang  diturunkan  secara  langsung  dari  persyaratan-persyaratan output dan pelayanan (Gaspersz, 2002).
Measure
·         Peta Kontrol (Control Chart)
Peta kontrol pada dasarnya merupakan alat analisis  yang dibuat mengikuti metode statistik,  dimana  data  yang  berkaitan  dengan  kualitas  produk  atau  proses  akan  diplotkan dalam sebuah peta.
·         Kinerja Baseline
Kinerja Baseline ini digunakan untuk mengetahui level sigma perusahaan.
·         Diagram Pareto
Diagram pareto ini pertama kali ditemukan oleh Vifredo  Pareto  yaitu  konsep  20-80  atau  20%  dari  populasi penduduk  menguasai  80% kekayaan  di  Italy,  muncul  nama  M.  Juran  sebagai  doktor  yang  membedah  lebih  lanjut penemuan Pareto.
Analyze
Diagram Sebab Akibat (Fishbone Diagram)
Diagram  ini  berguna  untuk  menganalisa  dan  menemukan  faktor-faktor  yang berpengaruh  secara  signifikan  didalam  menentukan  karakteristik  kualitas  output  kerja.
Improve
Failure Mode Effect and Analyze (FMEA)
FMEA  merupakan  suatu tool  penilaian  yang  penting  untuk  mengevaluasi potensi kegagalan yang kritis ketika sebuah kegagalan terjadi.
Control
Tahap control merupakan tahap terpenting karena perbaikan ulang terhadap proses tidak  diinginkan  dan  keuntungan  dari  perbaikan  yang  terus-menerus  harus  didapatkan

METODE PENELITIAN
Data produksi dan cacat produksi periode tahun 2013 digunakan untuk melakukan analisis  pengendalian  kualitas  dengan  pendekatan  DMAIC. DMAIC  menghilangkan  langkah-langkah  proses  yang  tidak  produktif,  dan  fokus  pada  pengukuran-pengukuran  baru, penerapan teknologi untuk peningkatan  kualitas  menuju target  Six Sigma. Tahapan dalampenelitian ini meliputi:
Define
Tahap  ini  merupakan  tahap  awal dalam  Six Sigma.  Pada  tahap  ini akan  dilakukan penentuan  sasaran  dan  identifikasi  jumlah  total cacat  produk.  Pada  tahap  ini  pula didefinisikan CTQ berdasarkan input dari pelanggan terhadap kualitas produk.
Measure
menentukan  cacat dominan yang merupakan CTQ dengan menggunakan diagram pareto, mengukur nilai total DPMO dan tingkat sigma.
Analyze
Tahap ini merupakan tahap menganalisa, mencari dan menemukan akar penyebab dari  suatu  masalah.  Hal ini  dapat dengan  menggunakan  diagram  sebab  akibat
Improve
Pada  tahap  ini,  FMEA  (Failure  Mode  and  Effect Analysis)  digunakan  untuk menentukan  prioritas  rencana  perbaikan.  FMEA  adalah  sistematika  dari  aktivitas  yang mengidentifikasi dan  mengevaluasi  tingkat  kegagalan  (failure)  potensial yang  ada  pada sistem, produk atau proses terutama pada bagian akar-akar fungsi produk atau proses pada faktor-faktor  yang  mempengaruhi        produk  atau  proses

Control
Tahap  ini  merupakan  tahap  untuk  mengendalikan  proses  yang  sudah  diperbaiki.



HASIL DAN PEMBAHASAN
Data cacat Produksi
Beberapa  cacat produksi  yang  terjadi  pada  proses  handling  yaitu,  chip,  scratch, flex,  dent,  contamination  dan  damage.
Define (Critical to Quality)
Tahap  awal dalam  pendekatan  DMAIC  adalah  identifikasi  hal-hal  terkait kualitas yang menjadi prioritas (critical to quality),
Measure (Peta NP, DPMO dan Tingkat Sigma)
Setelah  memastikan  proses  handling  berada  dalam  batas  kendali,  selanjutnya perhitungan DPMO dan level sigma dilakukan
Analyze (Diagram Pareto, Diagram Tulang Ikan)
Penentuan  jenis  cacat dominan  dilakukan  dengan  menggunakan  diagram  pareto dan diagram  tulang  ikan (fishbone diagram).
Improve (Failure Mode & Effect Analysis)
Pada  tahap  ini,  akar  permasalahan  yang  telah  diuraikan  dengan  menggunakan diagram tulang ikan, akan dianalisis dengan cara mengidentifikasi modus kegagalan, efek dan  sebab  modus  kegagalan  serta  dihitung  nilai prioritas  penyelesaian  masalah  (RPN) dengan  menggunakan  alat FMEA.
Control
Dalam  tahap  ini perlu  adanya  suatu  rekaman  atau  histori  data perbaikan  sehingga  dapat dilakukan  suatu  perbandingan  apakah  proses  dapat  lebih  baik dibandingkan dengan  proses  perbaikan  sebelumnya.  Beberapa  alat yang  dapat digunakan untuk melakukan  hal ini diantaranya adalah,  check sheet, kinerja baseline, quality report, FMEA, peta control, dan pendokumentasian.

PENUTUP
Simpulan
Beberapa  simpulan  yang  didapatkan  antara  lain:  berdasarkan  peta  control  NP, proses  handling  PT.  TSM  masih  berada  dalam  batas  kendali,  terlihat tidak  adanya  cacat yang diluar batas kendali (khususnya batas  kendali atas).  Terdapat 4 jenis cacat dominan dalam  proses  handling,  yaitu  flex  (31,3%);          chip  (24,7%);  contamination  (18,7%); dan scratch (13,3%). 
Saran
Adapun  usulan-usulan  yang  diberikan  untuk  PT.  TSM  adalah:  menentuan  standar penggantian  lap  sebanyak  maksimal 2x  pemakaian  pada  body  mobil.  Mendesain  ulang pengait yang mudah dibuka dan kuat, dengan menggunakan engsel agar memudahkan pada saat  unloading.  Memberikan  standard  penggunaan  alat  bantu  pada  pekerjaan  yang  lebih tinggi. Menyusun painted body dengan menggunakan cover body agar terhindar dari benda asing yang dapat menyebabkan cacat pada body.


Review
Jurnal penerapan metode six sigma dengan pendekatan dmaic pada proses handling painted body bmw x3 (studi kasus: pt. Tjahja sakti motor) tersebut sudah cukup baik, tinjauan pustakanya cukup lenkap, metode dan pembahasanya mudah di pahami. Namun akan lebih baik jika data-data yang di tampilkan bisa lebih lengkap dengan menampilkan level sigma sebelum dan sesudah perbaikan.


DAFTAR PUSTAKA
Dewi  S.H.  2012.  Minimasi  Defect  Produk  dengan  Konsep  Six  Sigma.  Jurnal  Teknik Industri. Vol. 13 No. 1, hal 43-50. 
Gasperz Vincent. 2002. Pedoman Implementasi Program Six Sigma Terintegritas dengan ISO,  9001:2000,  MBNQA  dan  HACCP.  Penerbit PT.  Gramedia  Pusaka  Utama,Jakarta. 
Hetharia, Dorina, & Kathy Angriani Sunandar. 2011. Usaha Peningkatan Mutu Kain Grey TS-8151  di  Departemen  Weaving  PT.  Istem.  Jurnal  Teknik  Industri,  ISSN:1411-6340. 2011.
Prawirosentono Suryadi. 2007. Filosofi Baru Tentang Manajemen Mutu Terpadu Abad 21 “Kiat Membangun Bisnis Kompetitif”. Jakarta: Bumi Aksara. 2007.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.