.

Sabtu, 24 September 2016

PENINGKATAN JAMINAN KUALITAS ASSEMBLY LINE



ABSTRAK
Artikel ini membahas peningkatan jaminan kualitas assembly line di industri otomotif yang memproduksi kendaraan niaga.
Kendaraan ini adalah produk yang bertaraf global, artinya kendaraan niaga yang harus mampu memenuhi bukan hanya permintaan pasar domestik melainkan juga spesifikasi dan permintaan pasar mancanegara. Oleh sebab itu untuk tetap dapat mempertahankan kepuasan konsumen terhadap kualitas produk, salah satu upaya yang dapat digunakan meningkatkan jaminan kualitas perusahaan adalah dengan mengimplementasikan aktivitas quality assurance network.

Kata kunci:  jaminan kualitas, aktivitas quality assurance network.

1. PENDAHULUAN

Perusahaan yang dikaji dalam penelitian ini adalah perusahaan yang bergerak dalam industri otomotif, dengan produk terbaru yang diluncurkan adalah kendaraan niaga, suatu inovasi produk yang ditujukan untuk pasar global. Dengan menyandang predikat sebagai produk yang bertaraf internasional, dapat dipastikan bahwa kualitas dari kendaraan niaga ini diharapkan mampu menjawab permintaan dan tantangan pasar mancanegara pula. Salah satu komponen yang sangat mempengaruhi kualitas dari kendaraan niaga ini adalah kualitas mesin (engine) mobil itu sendiri. Di perusahaan ini, engine untuk kendaraan niaga dikenal dengan istilah engine TR, dimana untuk menjadi satu unit engine secara utuh diperlukan proses perakitan terhadap komponen-komponen yang ada. Proses perakitan ini dilakukan di assembly line engine TR atau assy line TR. 
Salah satu upaya untuk dapat bersaing dengan kompetitor dan mempertahankan pangsa pasar adalah dengan senantiasa memberikan kepuasan terhadap konsumen. Oleh sebab itu salah satu upaya yang dapat digunakan untuk mengevaluasi dan meningkatkan tingkat jaminan kualitas assembly line TR adalah lewat aktivitas quality assurance network (QA network).
Perumusan masalah dari penelitian ini adalah “Apakah terjadi penurunan jumlah item evaluasi aktivitas QA network yang belum berhasil mencapai target QA rank antara kondisi perusahaan sekarang dan kondisi perusahaan setelah implementasi proyek improvement?” Tujuan dari penelitian ini memberikan usulan upaya peningkatan level jaminan kualitas proses yang terdapat di assembly line engine TR. Upaya ini diwujudkan melalui peningkatan QA rank dari item evaluasi aktivitas QA network yang belum berhasil mencapai target. Dengan adanya upaya ini diharapkan dapat memperkuat tingkat jaminan kualitas assembly line engine TR.
Area yang menjadi fokus penelitian adalah area assembly line engine TR, dengan tipe engine adalah tipe 1TR dan 2TR.


2. AKTIVITAS QUALITY ASSURANCE NETWORK

Salah satu metode untuk mendiagnosis dan mengevaluasi tingkat kekuatan jaminan kualitas dalam setiap proses yang ada adalah dengan aktivitas QA network. Dengan dilakukannya diagnosis terhadap tingkat kekuatan jaminan kualitas proses, maka dapat diketahui proses-proses mana saja yang masih lemah dan perlu perbaikan (Liker, 2004).

2.1 Definisi dan Tujuan Aktivitas QA Network

Aktivitas QA network adalah suatu aktivitas untuk mengevaluasi tingkat jaminan dari item-item jaminan kualitas (QA), menemukan titik lemah dari proses (point dengan level jaminan yang rendah), dan menuju penyelesaian terhadap perbaikan proses. Sasaran akhir dari aktivitas QA network ini adalah mencegah produk “Not Good (NG) ” terkirim dan mencapai konsumen. Tujuan pokok dari aktivitas QA network (Engine Plant PT Toyota Astra Motor, 1996) adalah:
  1. Melakukan evaluasi dan mendiagnosis level jaminan kualitas dari karakteristik kualitas proses proses yang ada
  2. Memberikan dasar dan prioritas untuk melaksanakan perbaikan (improvement) pada item yang membutuhkan,
  3. Membangun “quality mindedness” terhadap seluruh pihak terkait yang melakukan aktivitas QA network.
 2.2 Konsep Aktivitas QA Network

Beberapa konsep dasar yang berhubungan dengan implementasi aktivitas QA network (Engine Plant PT Toyota Astra Motor, 1996) adalah:
  1. Pencegahan terjadi (occurrence prevention), merupakan segala bentuk pencegahan yang dapat mencegah munculnya kecacatan pada produk. Beberapa contoh dari pencegahan terjadi adalah: Penggunaan interlock pada rak komponen yang dapat mencegah operator salah dalam pengambilan komponen,  penggunaan pokayoke pada proses perakitan yang dapat mencegah operator salah rakit, penggunaan komponen yang tidak bisa dipasang salah untuk mencegah operator salah rakit, Penggunaan torque controllers yang dapat mencegah timbulnya proses pengencangan baut atau mur di luar standard.
  2. Pencegahan terkirim (flow out prevention), pencegahan terkirim merupakan segala bentuk pencegahan yang mencegah produk cacat mengalir terus hingga ke konsumen.
  3. Target ranking, merupakan ranking atau tingkat jaminan kualitas yang dikehendaki untuk dimiliki oleh suatu item evaluasi.
  4. Proses evaluasi, merupakan proses membandingkan antara ranking riil item evaluasi yang diperoleh berdasarkan observasi langsung dengan ranking yang menjadi target ranking yang telah ditetapkan. Jika ternyata ranking item evaluasi tersebut tidak mencapai target, maka perlu direncanakan upaya perbaikan (improvement).
2.3 Langkah-Langkah Aktivitas QA Network
Langkah-langkah kerja yang umum diperlukan dalam melakukan aktivitas QA network (Engine Plant PT Toyota Astra Motor, 1996) adalah:
  1.  Mempersiapkan tabel standard evaluasi. Tabel ini merupakan dasar yang dapat digunakan dalam memberikan penilaian seberapa kuat pencegahan terjadi maupun pencegahan terkirim dapat mendeteksi dan mencegah produk cacat mengalir. Terdapat sarana yang cukup untuk mencegah keabnormalan sehingga kecacatan 100% tidak akan muncul Peralatan yang digunakan bergantung dari operator; kecacatan masih bisa muncul akibat manusia. Sarana yang ada masih kurang; peralatan yang digunakan masih sangat bergantung pada manusia, operator bekerja berdasarkan standard kerja. Tidak ada alat bantu apapun dan tidak ada standard kerja; operator harus bekerja dengan mengandalkan pengalaman dan keahlian semata. Sedangkan dasar berpikir yang digunakan untuk menyusun tabel standar evaluasi untuk pencegahan terkirim adalah seperti Tabel 2.

2. Mempersiapkan matriks QA network.
3. Menentukan nilai target, merupakan kegiatan perencanaan nilai target jaminan kualitas untuk setiap karakteristik kualitas.
4. Mempersiapkan tabel QA network. Sebelum membuat tabel QA network perlu ditentukan karakteristik kualitas yang sesuai untuk bagian-bagian yang dievaluasi di setiap proses yang didiagnosis. Setelah segala kemungkinan karakteristik kualitas diperoleh maka barulah disusun suatu tabel QA network.
5. Melakukan evaluasi dan diagnosis terhadap tabel QA network Langkah-langkah rinci yang terjadi pada tahap ini adalah: Memberi ranking pencegahan terjadi dan pencegahan terkirim yang sesuai berdasarkan tabel standard evaluasi dan tabel QA network; melakukan diagnosis dan memasukkan hasil evaluasi, nilai target yang telah ditetapkan, dan proses yang belum mencapai target di dalam tabel QA network; membuat hasil evaluasi berupa laporan proses mana saja yang belum mencapai target dan perlu mendapatkan perhatian khusus; melaporkan hasil evaluasi ke manajer guna memperoleh persetujuan kemudian mendistribusikan ke bagian terkait untuk penyusunan langkah perbaikan dan peningkatan. 
6. Memutuskan kebijakan Kaizen untuk proses perbaikan (improvement).
7. Mempromosikan dan menjalankan Kaizen. Setelah rencana improvement tersusun rapi, langkah selanjutnya adalah implementasi dari rencana improvement itu sendiri.
8. Me-manage tabel QA network. Beberapa hal yang dapat dilakukan terkait dengan proses me-manage tabel QA network adalah: Membuat papan buletin, file dan lain-lain untuk memonitor status proses sekarang; Senantiasa memperbaharui status proses bila terjadi perubahan seperti terjadinya relayout fasilitas.


3. METODE PENELITIAN

Sistematika pengerjaan penelitian ini mengikuti siklus PDCA, yaitu dengan urutan tahapan Plan-Do-Check-Action (International Public Affairs and Operations Management Consulting Division Toyota Motor Co., 1995).

  1. Melakukan orientasi proses dan melakukan studi tentang konsep QA network. Pengamatan dan orientasi awal ini ditujukan guna mengenal dan memberikan gambaran secara global tentang proses produksi perusahaan. Pengamatan awal hanya dilakukan pada area yang menjadi fokus penelitian yaitu area assembly line engine TR.
  2. Rangkaian kegiatan yang perlu dilakukan adalah melakukan rangkaian aktivitas QA network. Rangkaian aktivitas ini diawali dengan kegiatan penyusunan tabel standard evaluasi, dilanjutkan dengan penyusunan matriks QA
  3. Maka diperoleh peta QA network untuk assembly line engine TR. Berdasarkan peta QA network tersebut dapat dianalisis item-item mana yang masih belum mencapai target. Item-item tersebut akan menjadi target proses perbaikan dan peningkatan.
  4. Setelah proses perancangan desain perbaikan dilakukan maka aktivitas selanjutnya yang dapat dilakukan adalah implementasi perbaikan itu sendiri. Selama proses implementasi, kegiatan evaluasi dan monitor hasil perbaikan dan peningkatan perlu dilaksanakan. Hasil kegiatan monitor tersebut pada akhirnya digunakan sebagai pedoman evaluasi dan rancangan perbaikan terhadap kekurangan-kekurangan yang masih ada pada desain sebelumnya. 


4. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

4.1 Pemetaan Item QA Network Assembly Line
Data yang diambil adalah kondisi item QA network. Pengamatan dan pengambilan data dilakukan sebanyak dua kali yaitu pengambilan data saat assembly line berjalan dengan takt time 2,19 menit dan saat berjalan dengan takt time 1,6 menit. Dari kedua hasil pemetaan yang dilakukan tersebut maka dapat dibuat suatu rangkuman mengenai tingkat pencapaian hasil pemetaan QA network berdasarkan setiap kepentingan sebagai berikut:


Gambar 5. Grafik Perbandingan Tingkat Pencapaian untuk Engine 1TR

Dari hasil pemetaan item QA network assembly line dengan takt time 1,6 menit maka dapat dilihat ada beberapa item yang masih belum berhasil mencapai target yang telah ditentukan.

4.2 Perancangan dan Implementasi Improvement

Langkah berikut dalam penelitian ini adalah menentukan improvement apa yang bisa dilakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan level jaminan kualitas item-item tersebut. Karena ternyata jumlah item yang masih belum mencapai target masih banyak, maka perlu dilakukan penyeleksian dan pemberian prioritas item mana saja yang paling memungkinkan untuk ditingkatkan terlebih dahulu sehingga dapat diperoleh suatu hasil yang konkret.

5. KESIMPULAN

Dari penelitian ini, akhirnya didapatkan bahwa perbandingan prosentase pencapaian target antara kondisi sebelum dan kondisi sesudah improvement:

Tabel 7. Perbandingan Pencapaian Target Item Evaluasi untuk Engine 1TR


Stage
Sebelum
Sesudah

Item yang dievaluasi
435
435

Item yang mencapai target
403
406

Prosentase pencapaian target
92.64%
93.33%

Tabel 8. Perbandingan Pencapaian Target Item Evaluasi untuk Engine 2TR


Stage

Sebelum
Sesudah


Item yang dievaluasi
488
488



Item yang mencapai target
447
451



Prosentase pencapaian target
91.60%
92.42%





Berdasarkan data prosentase peningkatan hasil pencapaian QA network di atas maka tampak bahwa upaya improvement yang dilaksanakan lewat rangkaian aktivitas QA network telah berhasil menurunkan jumlah item evaluasi yang masih berada di luar target. Pada akhirnya segala upaya improvement yang sudah dihasilkan juga membawa pengaruh positif dalam meningkatkan level jaminan kualitas assembly line TR di perusahaan ini.




DAFTAR PUSTAKA

Jurnal PENINGKATAN JAMINAN KUALITAS ASSEMBLY LINE  (Jani Rahaedjo, et al.) Jani Rahardjo dan I Nyoman Sutapa, Arigraha Santoso dan Halim Junaidi, Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Industri - Universitas Kristen Petra. 

 Engine Plant PT Toyota Astra Motor, 1996. Quality Assurance Network for Assembly and Machining Line. Jakarta: PT Toyota Astra Motor.

International Public Affairs and Operations Management Consulting Division Toyota Motor Co., 1995. The Toyota Production System. Aichi Perfecture: Toyota Motor Corporation.

Liker, J. K., 2004. The Toyota Way. New York: McGraw-Hill.

4 komentar:

  1. @C20-ERNA

    Dalam pembahasan artikel ini sangat bermanfaat untuk pengembangan diri dalam mempelajari Quality improvement untuk mencapai target perusahaan dengan menggunakan rangkaian QA Network untuk reduce Quality yang belum mencapai target.

    BalasHapus
  2. @C32-ELMAR


    Dalam kualitas diperlukan pengembangan . Penting sekali untuk meningkatkan kualitas suatu proses produksi dan tidak ketergantungan dalam suatu prosea . Mencoba berinovasi memperbaiki output produksi

    BalasHapus
  3. @C03-ARIF
    Menurut saya artikel ini masih banyak yang harus di perbaiki. masih banyak yang masih kurang benar menurut saya, sebagai contoh
    antara pendahuluan dengan rumusan masalah seharusnya terdapat kesinambungan. tetapi pada artikel ini menurut saya kurang nyambung.
    yang kedua, isi dari tujuan penelitian adalah jawaban dari rumusan masalah yang di tentukan. tetapi pada artikel ini juga masih belum nyambung.
    saran saya adalah agar penulis bisa memperbaiki artikel tersebut agar menjadi lebih baik.
    maaf jika ada salah kata.
    terimakasih

    BalasHapus
  4. C16-bahrudin
    Dalam industri manufaktur peningkatan jaminan kualitas sebanding dengan sumber daya manusia yang di kerjakan . QA network telah membantu dalam merepair atau meneliti barang barang yang ng apakah bisa di repai atau tidak . Dan bagi anak-anak teknik industri ini sangat membantu dan adanya wawasan lebih bagi mahasiswa .

    BalasHapus

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.