A. Judul Penelitian
PENGUKURAN KINERJA KLATER DENGAN MENGGUNAKAN MODEL
KONSEPTUAL CARPINETTI PADA UKM SENTRA MEBEL DI DESA TAHUNAN JEPARA
B. Nama Penulis
Ihsani, Ahmad ( Program Studi Teknik Industri
Universitas Diponegoro)
Handayani, Naniek Utami ( Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro)
Suliantoro, Herry ( Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro)
Handayani, Naniek Utami ( Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro)
Suliantoro, Herry ( Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro)
C. Nama Jurnal
Industrial Engineering Online Journal Vol 5, No 1
(2016): wisuda januari Tahun 2016, Dalam link : ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/ieoj/article/download/10657/10339
D. Latar
Belakang Masalah
Jepara sejak dulu sudah
terkenal dengan tempat produksinya mebel dan perabot kayu dari jenis kayu jati.
Terdapat beberapa klaster yang ada dijepara yaitu klaster furniture,
klaster furniture acceccories dan klaster convection. Pada awal
terkenalnya produk mebel dijepara, UKM ini mampu berkontribusi banyak dalam
pemasukan devisa negara. Berdasarkan data ekspor dari dinas perindustrian dan
perdagangan kabupaten jepara mencatat bahwa puncak dari kontribusi tersebut
terjadi pada tahun 2004 yaitu sebesar 134.500.648,46 USD dengan volume
pengiriman 61.817.687,75 KG. Namun seiring berjalannya waktu kontribusi
tersebut mengalami penurunan hingga pada tahun 2014 yaitu sebesar
114.781.164,54 USD dengan volume pengiriman 31.181784,46 KG.
E. Masalah
Seiring meningkatnya terus
harga dasar BBM (bahan bakar minyak) hingga sampai awal tahun 2015 maka harga
dasar bahan mentah pun juga jadi terus meningkat sehingga memaksa para pengrajin
untuk menaikkan harga produk. Akibat dari meningkatnya terus harga dasar bahan
mentah membuat jumlah permintaan menurun sehingga membuat para pengrajin untuk
mensiasati dengan menggunakan teknologi menggabungkan kayu-kayu berukuran kecil
yang harganya relatif lebih murah dengan menggunakan lem dan press dan membuat
produk dengan kualitas yang lebih rendah.
Secara umum permasalahan yang
di hadapi industri kayu jepara dapat di bedakan menjadi dua kategori, yaitu
masalah internal dan masalah eksternal. Masalah internal yang terdapat pada
pengrajin adalah pengrajin dalam mengelola keuangan atau manajemen keuangan
yang mengakibatkan pengrajin mengalami kesulitan dalam memanajemen keuangannya.
ketidakmampuan ini mengakibatkan pemilik usaha tidak bisa mengantisipasi
perubahan-perubahan yang terjadi, dimana perubahan harga bahan mentah menjadi
naik. Masalah eksternal yang dihadapi yaitu kurang adanya institusi-institusi
pendukung yang mendukung berjalannya produk mebel dijepara.
F. Tujuan Penelitian
berdasarkan survey pendahuluan
yang dilakukan Kebanyakan para pengrajin mereka bekerja secara sendiri-sendiri,
mulai dari pengadaan bahan baku, proses produksi, permodalan, sampai pemasaran.
Hal tersebut menyebabkan posisi tawar mereka menjadi lemah dan inilah yang
terjadi hingga saat ini. Pemasaran produk mereka dilakukan secara
sendiri-sendiri tanpa ada kebersamaan. Apapun hasilnya, pemasaran
sendiri-sendiri ini menyebabkan posisi tawar yang rendah di hadapan para
pembeli. Dengan demikian keuntungan yang diperoleh menjadi kurang maksimal.
Oleh sebab
itu perlu adanya pengukuran kinerja klaster untuk mengetahui sejauh mana
performa atau pencapaian faktor–faktor yang berpengaruh pada kinerja klaster
secara keseluruhan dan juga untuk memperbaiki kelemahan–kelemahan manajerial
dan operasional dalam sebuah sistem klaster tersebut
G. Metode
Penelitian
ini dilakukan melalui beberapa tahap yaitu survey pendahuluan, penyusunan
indikator berdasarkan model konseptual pengukuran kinerja klaster, pengumpulan
data, analisis data dan memberikan rekomendasi pada kinerja yang perlu
perbaikan.
H. Hasil Penelitian
Dari hasil penelitian mengenai
pengukuran kinerja klaster dengan menggunakan model dari Carpinetti pada sentra
UKM mebel didesa Tahunan Jepara dengan menggunakan metode pembobotan AHP dan scoring
system untuk menilai indikator serta traffic light system untuk
menunjukkkan indikator mana yang perlu perbaikan. Terdapat beberapa kesimpulan
yang dapat menjawab tujuan dari penelitian ini yaitu.
1.
Pada penyusunan indikator pada awalnya terdapat 30 indikator yang dibuat namun
setelah dilakukan konfirmasi pengecekan KPI yang disebarkan kepada 131 UKM pada
sentra mebel didesa Tahunan Jepara terdapat satu indikator yang tidak
diperlukan yaitu pada indikator green produktifitas. Berdasarkan wawancara
alasan mereka mengatakan tidak butuh karena KPI no 28 dengan Kpi no 29
mempunyai makna yang sama yaitu Pengelolaan limbah industri.
2.
Pada hasil pengukuran kinerja yang dilakukan terdapat tiga tolak ukur yang
dipakai yaitu baik, cukup, dan perlu perbaikan. Terdapat 19 Kinerja yang
dinilai baik dari 29 indikator, sedangkan kinerja yang dinilai cukup ada
sembilan dari 29 indikator, dan kinerja yang dinilai perlu perbaikan ada satu
yaitu pada kinerja jumlah permintaan.
3. Pada hasil pengukuran
didapat satu kinerja yang perlu perbaikan yaitu pada jumlah permintaan.
Rekomendasi perbaikan tentang jumlah permintaan adalah yaitu dengan
meningkatkan frekuensi penggunaan barang maksudnya adalah menggunakan nilai
tambah pada produk tersebut misalnya pada pensil yang diatasnya ada
penghapusnya. Kemudian dengan mengembangkan penggunaan barang yaitu dengan
berinovasi produk misalnya material diganti dengan kualitas produk atau bentuk
produk disesuaikan dengan permintaan pelanggan dll. Dan yang terakhir adalah
menemukan penggunaan baru yaitu dengan membuat produk baru yang lebih baik
I. Review Jurnal
Penelitian
menggunakan pembobotan AHP dan scoring system untuk menilai indicator serta
traffic light system ini cukup bagus, terbukti bisa dilihat dari hasil
penelitiannya bisa mengetahui sejauh mana performa atau pencapaian
faktor–faktor yang berpengaruh pada kinerja klaster secara keseluruhan dan juga
untuk memperbaiki kelemahan–kelemahan manajerial dan operasional dalam sebuah
sistem klaster tersebut.
J. Abstrak
Sentra mebel di desa
Tahunan Jepara merupakan sentra yang berkontribusi banyak terhadap pendapatan
daerah Kabupaten Jepara, namun kontribusi tersebut mengalami penurunan dari
tahun ketahun. Penurunan kinerja ini disebabkan oleh faktor internal dan
eksternal mulai dari manajemen keuangan sampai institusi pendukung. Untuk
mengembangkan industri kecil dan menengah secara masal dilakukan dengan
pengembangan klaster. Untuk mengetahui kinerja dari klaster tersebut maka perlu
adanya pengukuran kinerja untuk mengetahui sejauh mana performa atau pencapaian
faktor–faktor yang berpengaruh pada kinerja klaster secara keseluruhan dan juga
untuk memperbaiki kelemahan–kelemahan manajerial dan operasional dalam sebuah
sistem klaster. Pengukuran kinerja klaster dilakukan dengan menggunakan model
konseptual dari carpinetti (2008) untuk melakukan pengukuran kinerja pada
Sentra mebel di desa Tahunan Jepara dan memberikan rekomendasi perbaikan
terhadap kinerja yang dinilai kurang baik. Pada hasil pengukuran kinerja dibuat
29 indikator dan terdapat 9 kinerja yang dinilai cukup tapi perlu adanya
peningkatan dan satu kinerja yang dinilai tidak baik yaitu pada variabel
kinerja perusahaan tentang jumlah permintaan. Maka kinerja tersebut harus
segera dilakukan perbaikan untuk meningkatkan performa kinerja klaster
tersebut. Dari hasil pengukuran didapat satu kinerja yang kurang baik dan
memerlukan perbaikan yaitu pada kinerja jumlah permintaan. Turunnya jumlah
permintaan dikarenakan karena harga bahan baku mentah mengalami kenaikan harga
seiring menaiknya harga BBM (bahan bakar minyak) yang terjadi sampai
pertengahan 2014. Hal itu memaksa para pelaku bisnis untuk menaikkan harga
produk yang dijual.
K. Daftar
Pustaka
Carpinetti, L., Galdamez E., and Gerolamo, M. (2008) A
Measurement System For Managing Performance Of Industrial Clusters: A
Conceptual Model And Research Cases. International Journal of Productivity and
Performance Management Vol. 57 No. 5, pp. 405–419.
Cohen, D., Prusak, L. (2001). In Good Company: How Social
Capital Makes Organizations Work. Harvard Business School Press, Boston, MA.
Effendi, R. dan Dwiprabowo, H. (2007). Kajian Pengembangan
Industri Furniture Kayu Melalui Pendekatan Kluster Industri. Jurnal Penelitian
Sosial dan Ekonomi Kehutanan. Vol. 4 No. 3.
Nugroho, Bhinukti Prapto (2011). Panduan Pengembangan
Klaster Industri. Jakarta: Badan Pengkajian Dan Penerapan Teknologi Press.
Porter, M. (2000). Cluster And The New Economics Of
Competition. Harvard Business Review. Vol. 76 No. 6, pp. 77-90
Schmitz, H. (1995). Collective efficiency: growth path for
small-scale industry. The Journal of Development Studies. Vol. 31 No. 4 p. 529.
penulisannya bisa menjadi masukan untuk para UKM dengan tujuan menjadi lebih baik.
BalasHapusuntuk sarannya, cara penulisannya mohon diperbaiki lagi.
@B19-HARTANDI
BalasHapuspenulisannya bisa menjadi masukan untuk para UKM dengan tujuan menjadi lebih baik.
untuk sarannya, cara penulisannya mohon diperbaiki lagi.