.

Kamis, 29 September 2016

Review Jurnal "PENGUKURAN KINERJA KLATER DENGAN MENGGUNAKAN MODEL KONSEPTUAL CARPINETTI PADA UKM SENTRA MEBEL DI DESA TAHUNAN JEPARA"








A. Judul Penelitian

PENGUKURAN KINERJA KLATER DENGAN MENGGUNAKAN MODEL KONSEPTUAL CARPINETTI PADA UKM SENTRA MEBEL DI DESA TAHUNAN JEPARA



B. Nama Penulis

Ihsani, Ahmad ( Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro)
Handayani, Naniek Utami ( Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro)
Suliantoro, Herry ( Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro)



C. Nama Jurnal

Industrial Engineering Online Journal Vol 5, No 1 (2016): wisuda januari Tahun 2016, Dalam link : ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/ieoj/article/download/10657/10339



D.  Latar Belakang Masalah

Jepara sejak dulu sudah terkenal dengan tempat produksinya mebel dan perabot kayu dari jenis kayu jati. Terdapat beberapa klaster yang ada dijepara yaitu klaster furniture, klaster furniture acceccories dan klaster convection. Pada awal terkenalnya produk mebel dijepara, UKM ini mampu berkontribusi banyak dalam pemasukan devisa negara. Berdasarkan data ekspor dari dinas perindustrian dan perdagangan kabupaten jepara mencatat bahwa puncak dari kontribusi tersebut terjadi pada tahun 2004 yaitu sebesar 134.500.648,46 USD dengan volume pengiriman 61.817.687,75 KG. Namun seiring berjalannya waktu kontribusi tersebut mengalami penurunan hingga pada tahun 2014 yaitu sebesar 114.781.164,54 USD dengan volume pengiriman 31.181784,46 KG.



E.  Masalah

Seiring meningkatnya terus harga dasar BBM (bahan bakar minyak) hingga sampai awal tahun 2015 maka harga dasar bahan mentah pun juga jadi terus meningkat sehingga memaksa para pengrajin untuk menaikkan harga produk. Akibat dari meningkatnya terus harga dasar bahan mentah membuat jumlah permintaan menurun sehingga membuat para pengrajin untuk mensiasati dengan menggunakan teknologi menggabungkan kayu-kayu berukuran kecil yang harganya relatif lebih murah dengan menggunakan lem dan press dan membuat produk dengan kualitas yang lebih rendah.

Secara umum permasalahan yang di hadapi industri kayu jepara dapat di bedakan menjadi dua kategori, yaitu masalah internal dan masalah eksternal. Masalah internal yang terdapat pada pengrajin adalah pengrajin dalam mengelola keuangan atau manajemen keuangan yang mengakibatkan pengrajin mengalami kesulitan dalam memanajemen keuangannya. ketidakmampuan ini mengakibatkan pemilik usaha tidak bisa mengantisipasi perubahan-perubahan yang terjadi, dimana perubahan harga bahan mentah menjadi naik. Masalah eksternal yang dihadapi yaitu kurang adanya institusi-institusi pendukung yang mendukung berjalannya produk mebel dijepara.



F.  Tujuan Penelitian

berdasarkan survey pendahuluan yang dilakukan Kebanyakan para pengrajin mereka bekerja secara sendiri-sendiri, mulai dari pengadaan bahan baku, proses produksi, permodalan, sampai pemasaran. Hal tersebut menyebabkan posisi tawar mereka menjadi lemah dan inilah yang terjadi hingga saat ini. Pemasaran produk mereka dilakukan secara sendiri-sendiri tanpa ada kebersamaan. Apapun hasilnya, pemasaran sendiri-sendiri ini menyebabkan posisi tawar yang rendah di hadapan para pembeli. Dengan demikian keuntungan yang diperoleh menjadi kurang maksimal.

Oleh sebab itu perlu adanya pengukuran kinerja klaster untuk mengetahui sejauh mana performa atau pencapaian faktor–faktor yang berpengaruh pada kinerja klaster secara keseluruhan dan juga untuk memperbaiki kelemahan–kelemahan manajerial dan operasional dalam sebuah sistem klaster tersebut



G.  Metode

Penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahap yaitu survey pendahuluan, penyusunan indikator berdasarkan model konseptual pengukuran kinerja klaster, pengumpulan data, analisis data dan memberikan rekomendasi pada kinerja yang perlu perbaikan.



H.  Hasil Penelitian

Dari hasil penelitian mengenai pengukuran kinerja klaster dengan menggunakan model dari Carpinetti pada sentra UKM mebel didesa Tahunan Jepara dengan menggunakan metode pembobotan AHP dan scoring system untuk menilai indikator serta traffic light system untuk menunjukkkan indikator mana yang perlu perbaikan. Terdapat beberapa kesimpulan yang dapat menjawab tujuan dari penelitian ini yaitu.

1. Pada penyusunan indikator pada awalnya terdapat 30 indikator yang dibuat namun setelah dilakukan konfirmasi pengecekan KPI yang disebarkan kepada 131 UKM pada sentra mebel didesa Tahunan Jepara terdapat satu indikator yang tidak diperlukan yaitu pada indikator green produktifitas. Berdasarkan wawancara alasan mereka mengatakan tidak butuh karena KPI no 28 dengan Kpi no 29 mempunyai makna yang sama yaitu Pengelolaan limbah industri.

2. Pada hasil pengukuran kinerja yang dilakukan terdapat tiga tolak ukur yang dipakai yaitu baik, cukup, dan perlu perbaikan. Terdapat 19 Kinerja yang dinilai baik dari 29 indikator, sedangkan kinerja yang dinilai cukup ada sembilan dari 29 indikator, dan kinerja yang dinilai perlu perbaikan ada satu yaitu pada kinerja jumlah permintaan.

3. Pada hasil pengukuran didapat satu kinerja yang perlu perbaikan yaitu pada jumlah permintaan. Rekomendasi perbaikan tentang jumlah permintaan adalah yaitu dengan meningkatkan frekuensi penggunaan barang maksudnya adalah menggunakan nilai tambah pada produk tersebut misalnya pada pensil yang diatasnya ada penghapusnya. Kemudian dengan mengembangkan penggunaan barang yaitu dengan berinovasi produk misalnya material diganti dengan kualitas produk atau bentuk produk disesuaikan dengan permintaan pelanggan dll. Dan yang terakhir adalah menemukan penggunaan baru yaitu dengan membuat produk baru yang lebih baik



I.  Review Jurnal

Penelitian menggunakan pembobotan AHP dan scoring system untuk menilai indicator serta traffic light system ini cukup bagus, terbukti bisa dilihat dari hasil penelitiannya bisa mengetahui sejauh mana performa atau pencapaian faktor–faktor yang berpengaruh pada kinerja klaster secara keseluruhan dan juga untuk memperbaiki kelemahan–kelemahan manajerial dan operasional dalam sebuah sistem klaster tersebut.



J.  Abstrak

 Sentra mebel di desa Tahunan Jepara merupakan sentra yang berkontribusi banyak terhadap pendapatan daerah Kabupaten Jepara, namun kontribusi tersebut mengalami penurunan dari tahun ketahun. Penurunan kinerja ini disebabkan oleh faktor internal dan eksternal mulai dari manajemen keuangan sampai institusi pendukung. Untuk mengembangkan industri kecil dan menengah secara masal dilakukan dengan pengembangan klaster. Untuk mengetahui kinerja dari klaster tersebut maka perlu adanya pengukuran kinerja untuk mengetahui sejauh mana performa atau pencapaian faktor–faktor yang berpengaruh pada kinerja klaster secara keseluruhan dan juga untuk memperbaiki kelemahan–kelemahan manajerial dan operasional dalam sebuah sistem klaster. Pengukuran kinerja klaster dilakukan dengan menggunakan model konseptual dari carpinetti (2008) untuk melakukan pengukuran kinerja pada Sentra mebel di desa Tahunan Jepara dan memberikan rekomendasi perbaikan terhadap kinerja yang dinilai kurang baik. Pada hasil pengukuran kinerja dibuat 29 indikator dan terdapat 9 kinerja yang dinilai cukup tapi perlu adanya peningkatan dan satu kinerja yang dinilai tidak baik yaitu pada variabel kinerja perusahaan tentang jumlah permintaan. Maka kinerja tersebut harus segera dilakukan perbaikan untuk meningkatkan performa kinerja klaster tersebut. Dari hasil pengukuran didapat satu kinerja yang kurang baik dan memerlukan perbaikan yaitu pada kinerja jumlah permintaan. Turunnya jumlah permintaan dikarenakan karena harga bahan baku mentah mengalami kenaikan harga seiring menaiknya harga BBM (bahan bakar minyak) yang terjadi sampai pertengahan 2014. Hal itu memaksa para pelaku bisnis untuk menaikkan harga produk yang dijual.


K. Daftar Pustaka

Carpinetti, L., Galdamez E., and Gerolamo, M. (2008) A Measurement System For Managing Performance Of Industrial Clusters: A Conceptual Model And Research Cases. International Journal of Productivity and Performance Management Vol. 57 No. 5, pp. 405–419.
Cohen, D., Prusak, L. (2001). In Good Company: How Social Capital Makes Organizations Work. Harvard Business School Press, Boston, MA.
Effendi, R. dan Dwiprabowo, H. (2007). Kajian Pengembangan Industri Furniture Kayu Melalui Pendekatan Kluster Industri. Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan. Vol. 4 No. 3.
Nugroho, Bhinukti Prapto (2011). Panduan Pengembangan Klaster Industri. Jakarta: Badan Pengkajian Dan Penerapan Teknologi Press.
Porter, M. (2000). Cluster And The New Economics Of Competition. Harvard Business Review. Vol. 76 No. 6, pp. 77-90
Schmitz, H. (1995). Collective efficiency: growth path for small-scale industry. The Journal of Development Studies. Vol. 31 No. 4 p. 529.






2 komentar:

  1. penulisannya bisa menjadi masukan untuk para UKM dengan tujuan menjadi lebih baik.
    untuk sarannya, cara penulisannya mohon diperbaiki lagi.

    BalasHapus
  2. @B19-HARTANDI
    penulisannya bisa menjadi masukan untuk para UKM dengan tujuan menjadi lebih baik.
    untuk sarannya, cara penulisannya mohon diperbaiki lagi.

    BalasHapus

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.