A. Judul Penelitian :
B. Nama Penulis :
- Tanjasi, Wizi Dewi ( Binus University )
- Wijaya, Hartono ( Binus University )
- Rackman, Susanto ( Binus University )
- Gunawan, Fergyanto ( Binus University )
C. Nama Jurnal :
Industrial and Systems Engineering Assessment Journal (INASEA) Vol 13, No 2 (2012): INASEA Vol. 13 No. 2
D. Latar Belakang Masalah :
Kemacetan yang terjadi di Ibu kota Jakarta disebabkan oleh peningkatan jumlah volume kendaran yang tidak diimbangi dengan peningkatan volume jalan. Laju rata rata pembangunan jalan di Jakarta hanya berkembang sekitar 0,01 persen setiap tahunnya dibandingkan dengan jumlah penambahan kendaraan yang mencapai 11 persen setiap tahunnya (Yudiatna, 2010). Menurut Departemen Perhubungan kemacetan di Jakarta menghabiskan biaya minimal 28,1 Triliun rupiah setiap tahunnya (Traffic Jams Cost, 2011) Ia menambahkan,
sektor bahan bakar merupakan bagian yang paling banyak menghabiskan biaya (10,7 triliun rupiah),
diikuti oleh sektor perekonomian (9,7 triliun rupiah), sektor kesehatan (5,8 triliun rupiah) dan
kerugian pemilik angkutan umum (1,9 triliun rupiah). Tingginya angka persentase penambahan kendaraan pada setiap tahunnya menandakan
bahwa masyarakat lebih suka menggunakan kendaraan pribadi dibandingkan dengan angkutan
umum (Yudiatna, 2010). Hal ini dikarenakan angkutan umum yang ada sekarang ini belum mampu
memberikan keamanan dan kenyamanan bagi masyarakat.
Pemerintah berharap dengan adanya TransJakarta, pengguna kendaraan pribadi akan
beralih menggunakan TransJakarta sebagai alat transportasinya sehingga pada akhirnya tingkat
kemacetan lalu lintas pun akan ikut berkurang dikarenakan berkurangnya jumlah penggunaan
kendaraan pribadi di jalan raya. Namun seiring berjalannya TransJakarta, sering terdengar keluhan
dari pengguna moda transportasi ini bahwa waktu kedatangan bus TransJakarta sangat lama,
sehingga mereka perlu memiliki tingkat kesabaran yang tinggi untuk menunggu kedatangan bus
tersebut (Wresti & Suprihadi, 2011).
E. Masalah / Pertanyaan Penelitian
Mengetahui tingkat
frekuensi secara aktual kedatangan bus TransJakarta pada jam sibuk maupun tidak sibuk di semua koridor
TransJakarta.
F. Tujuan Penelitian
Mengetahui kedatangan bus TransJakarta secara realtime pada semua koridor Transjakarta pada waktu sibuk / peak period frequency (07.00 - 10.00) dan tidak sibuk / off peak period frequency (10.00 - 12.00)
G. Metode Penelitian
Ada 2 Metode Penelitian yang dilakukan untuk mencapai tujuan penelitian, diantaranya :
- Melakukan studi kepustakaan dari standar sistem Bus
Rapid Transit oleh Institute for Transportation and Development Policy (ITDP).
- Langkah kedua yang dilakukan adalah dengan mengumpulkan data frekuensi kedatangan
bus TransJakarta pada waktu sibuk (07. 00-10. 00 WIB) dan tidak sibuk (10. 00-12. 00 WIB).
Pengumpulan data ini dilakukan di salah satu stasiun pada setiap koridor dari bulan Februari-Maret
2012.
H. Hasil Penelitan
Pada Waktu Sibuk : Pada waktu sibuk penumpang TransJakarta lebih banyak dibandingkan dengan waktu non sibuk, namun hal ini tidak diseimbangi dengan jumlah armada TransJakarta yang mengakibatkan penumpukan penumpang. Bus TransJakarta yang datang pun bervariasi sesuai dengan koridornya, ada yang 3 menit, 3-5 menit, 5-7
menit, dan 7-10 menit. Jika melihat garis titik-titik pada waktu kedatangan 3 menit terdapat 2
koridor yang memiliki nilai median di bawah 3 menit, yaitu pada koridor 1 dan 3. Sedangkan pada
koridor 2, 4, 5, 6, 7, 8, dan 9 memiliki rentang waktu kedatangan bus TransJakarta antara 3-5 menit.
Namun di sisi lain, terdapat beberapa koridor yang memiliki frekuensi waktu kedatangan yang
cukup lama di jam sibuk, yaitu pada koridor 10 dan 11. Kedua koridor tersebut memiliki rentang
waktu kedatangan bus TransJakarta 7-10 menit. Hal tersebut tentu menjadi suatu permasalahan
bagi penumpang yang menunggu di jam sibuk. Menurut hasil pengamatan, pada koridor 11
memang masih terbilang baru mengoperasikan TransJakarta, sehingga belum banyak masyarakat
yang menggunakan TransJakarta sebagai moda transportasi mereka. Ditambah lagi kondisi daerah
pada koridor 11 tidak terlalu padat bila dibandingkan dengan koridor yang lain.
Pada Waktu Non Sibuk : Pada waktu non sibuk penumpang TransJakarta jauh lebih sedikit dibandingkan waktu sibuk. Hal ini juga menyebabkan kedatangan bus TransJakarta lebih lama dari waktu sibuk. Waktunya bervarian mulai dari 7 menit, 7-15 menit,, tergantung koridornya. Koridor yang datang pada non sibuk pada waktu 7 menit dari hasil penelitian cukup banyak, diantaranya koridor 1, 2, 3, 4, 6, 7, 8 dan 9. Sedangkan koridor 5, 10, dan 11 memiliki frekuensi kedatangan 7-15 menit. Hal ini dipengaruhi oeh beberapa faktor diantaranya kondisi lalu lintas yang tidak dapat diperidiksi, kondisi kendaraan lain yang memasuki jalur khsus Bus TransJakarta ini, dan kondisi fisik bus TransJakartanya itu sendiri.
I. Kesimpulan
TransJakarta yang merupakan penerapan sistem BRT di Jakarta memiliki tujuan untuk
mengurangi angka kemacetan dengan membuat para pengguna kendaraan pribadi beralih
menggunakan TransJakarta sebagai moda transportasi mereka. Untuk mewujudkan hal tersebut,
tentu diperlukan improvisasi terus menerus terhadap perbaikan pelayanan baik dari segi
infrastruktur maupun waktu kedatangan bus TransJakarta sendiri. Dari hasil pengumpulan
data terlihat bahwa hampir semua koridor mendapatkan peringkat tertinggi, yaitu 3 dan 4 pada
frekuensi waktu sibuk walaupun terdapat 2 koridor yang mendapatkan peringkat terendah. Sama
halnya dengan frekuensi pada waktu tidak sibuk, semua koridor tidak ada yang mendapatkan
peringkat terendah, walaupun ada beberapa koridor yang masih bisa ditingkatkan lagi performa
kedatangannya. Walaupun terlihat frekuensi kedatangan bus TransJakarta di waktu sibuk dan tidak
sibuk sudah terlihat memenuhi standar yang cukup tinggi, namun masih banyaknya variansi waktu
kedatangan bus serta adanya outlier dari waktu kedatangan membuat TransJakarta masih perlu
peningkatan lagi agar semakin cepat dan konsisten sehingga penumpang pun tidak perlu menunggu
lama untuk menggunakan TransJakarta yang tentu saja akan meningkatkan kepuasan penumpang
sendiri.
J. Abstrak
Tingginya lalu lintas di Jakarta membuat masalah kemacetan lalu lintas menjadi suatu hal yang
tidak dapat terhindarkan. Masalah tersebut muncul karena peningkatan volume kendaraan yang tidak
disertai dengan peningkatan volume jalan. Untuk mengatasi masalah kemacetan lalu lintas tersebut,
Pemerintah Daerah Jakarta menerapkan sistem Bus Rapid Transit di Jakarta, yang dikenal dengan nama
TransJakarta, pada tahun 2004,diharapkan pengguna kendaraan pribadi akan beralih ke TransJakarta,
sehingga bisa mengurangi kemacetan lalu lintas. Namun sampai saat ini, TransJakarta masih memiliki
jumlah penumpang yang rendah dan belum memenuhi harapan tersebut,
K. Daftar Pustaka
- Alvinsyah, & Zulkati, A. (2005). Impact on The Existing Corridor Due to Implementation of New
Public Transport Corridor: Case Study Jakarta BRT Systems. Journal of the Eastern Asia
Society for Transportation Studies, 6, 467-469 .
- Alvinsyah, Soehodho, S. , & Nainggolan, P. J. (2005). Public Transport User Attitude Based on
Choice Model Parameter Characteristics: Case Study Jakarta Busway System. Journal of
the Eastern Asia Society for Transportation Studies, 6, 480-491.
- Campo, C. (2010). Bus Rapid Transit: Theory and Practice in the United States and Abroad.
Tesis master S2 tidak dipublikasikan. School of Civil and Environmental Engineering,
George Institute of Technology, Georgia, USA.
- Cybriwsky, R. , & Ford, L. R. (2001). City Profile: Jakarta. Cities, 18(3), 199-201.
- Mochtar, M. Z. , & Hino, Y. (2006). Pricipal issues to Improve the Urban Transport Problems.
Mem. Fac Eng. , Osaka City Univ, 47, 31-38.
- Soehodho, S. , Hyodo, T. , Fujiwara, A. , & Montalbo, C. J. (2005). Transportation Issues and
Future Condition in Tokyo, Jakarta, Manila and Hiroshima. Proceedings of the Eastern
Asia Society for Transportation Studies, 5, 2391-2404.
- The Jakarta Post. (2011, Oktober). Traffic Jams Cost Jakarta $3b annually. The Jakarta Post.
Diakses dari http://www.thejakartapost.com/news/2011/02/10/traffic-jams-cost-jakarta-3bannually.htm
- Weinstock, A. , Hook, W. , Replogle, M. , & Cruz, R. (2011). Recapturing Global Leadership In
Bus Rapid Transit: A Survey of Select US Cities. New York: Institute for Transportation
and Development Policy (ITDP)
- Wresti, M. C. , & Suprihadi, M. (2011, Oktober 27). Inilah tujuh Keluhan terhadap Busway.
KOMPAS. com. Diakses dari
http://megapolitan.kompas.com/read/2011/10/27/09485725/Inilah. Tujuh. Keluhan.
terhadap. Bisway
- Yudiatna, D. T. (2010). Balanced scorecard (BSC) for public transport performance measurement
based on service dominant logic (S-D logic) framework: Case study Jakarta public
transport authority and Värmlandstraffik AB (Tesis master S2 tidak dipublikasikan).
Faculty of Engineering of Gadjah Mada University and Master of Service Science Program
in Karlstad University
@B23-YUNITA
BalasHapusKomentar : ya saya setuju TransJakarta menerapkan sistem BRT di Jakarta yg tujuan nya mengurangi angka kemacetan dengan membuat para pengguna kendaraan pribadi beralih menggunakan TransJakarta sebagai moda transportasi Mereka.
Saran : Dikasih gambar busway val biar bagus
@B33-FITRIA
BalasHapusSaya setuju dengan mba yunita, sebaiknya menambahkan gambar busway nya biar lebih menarik lagi.
@B25- DIKY
BalasHapusSaya setuju dengan mba yunita,
Sebaik nya penambahan kendaraan pada setiap tahunnya ditingkatkan , agar masyarakat lebih suka menggunakan kendaraan ang diangkutan umum dibandingkan dengan kendaraan pribadi.
saya setuju dengan Mba yunita
BalasHapusAlangkah baiknya di berikan suatu contoh transportasi di negara luar yg sudah menerapkan proses tersebut.
BalasHapus