.

Jumat, 30 September 2016

Resensi Jurnal : Analisis Frekuensi Kedatangan Bus Transjakarta di Waktu Sibuk & Tidak Sibuk



A. Judul Penelitian : 


Analisis Frekuensi Kedatangan Bus Transjakarta di Waktu Sibuk & Tidak Sibuk

B. Nama Penulis :


- Tanjasi, Wizi Dewi     ( Binus University )
- Wijaya, Hartono         ( Binus University )
- Rackman, Susanto      ( Binus University )
- Gunawan, Fergyanto  ( Binus University )

C. Nama Jurnal :


Industrial and Systems Engineering Assessment Journal (INASEA) Vol 13, No 2 (2012): INASEA Vol. 13 No. 2

D. Latar Belakang Masalah :


     Kemacetan yang terjadi di Ibu kota Jakarta disebabkan oleh peningkatan jumlah volume kendaran yang tidak diimbangi dengan peningkatan volume jalan. Laju rata rata pembangunan jalan di Jakarta hanya berkembang sekitar 0,01 persen setiap tahunnya dibandingkan dengan jumlah penambahan kendaraan yang mencapai 11 persen setiap tahunnya (Yudiatna, 2010). Menurut Departemen Perhubungan kemacetan di Jakarta menghabiskan biaya minimal 28,1 Triliun rupiah setiap tahunnya (Traffic Jams Cost, 2011) Ia menambahkan, sektor bahan bakar merupakan bagian yang paling banyak menghabiskan biaya (10,7 triliun rupiah), diikuti oleh sektor perekonomian (9,7 triliun rupiah), sektor kesehatan (5,8 triliun rupiah) dan kerugian pemilik angkutan umum (1,9 triliun rupiah). Tingginya angka persentase penambahan kendaraan pada setiap tahunnya menandakan bahwa masyarakat lebih suka menggunakan kendaraan pribadi dibandingkan dengan angkutan umum (Yudiatna, 2010). Hal ini dikarenakan angkutan umum yang ada sekarang ini belum mampu memberikan keamanan dan kenyamanan bagi masyarakat.
    Pemerintah berharap dengan adanya TransJakarta, pengguna kendaraan pribadi akan beralih menggunakan TransJakarta sebagai alat transportasinya sehingga pada akhirnya tingkat kemacetan lalu lintas pun akan ikut berkurang dikarenakan berkurangnya jumlah penggunaan kendaraan pribadi di jalan raya. Namun seiring berjalannya TransJakarta, sering terdengar keluhan dari pengguna moda transportasi ini bahwa waktu kedatangan bus TransJakarta sangat lama, sehingga mereka perlu memiliki tingkat kesabaran yang tinggi untuk menunggu kedatangan bus tersebut (Wresti & Suprihadi, 2011).

E. Masalah / Pertanyaan Penelitian


    Mengetahui tingkat frekuensi secara aktual kedatangan bus TransJakarta pada jam sibuk maupun tidak sibuk di semua koridor TransJakarta.

F. Tujuan Penelitian


   Mengetahui kedatangan bus TransJakarta secara realtime pada semua koridor Transjakarta pada waktu sibuk / peak period frequency (07.00 - 10.00) dan tidak sibuk / off peak period frequency (10.00 - 12.00)

G. Metode Penelitian


   Ada 2 Metode Penelitian yang dilakukan untuk mencapai tujuan penelitian, diantaranya :
- Melakukan studi kepustakaan dari standar sistem Bus Rapid Transit oleh Institute for Transportation and Development Policy (ITDP).
- Langkah kedua yang dilakukan adalah dengan mengumpulkan data frekuensi kedatangan bus TransJakarta pada waktu sibuk (07. 00-10. 00 WIB) dan tidak sibuk (10. 00-12. 00 WIB). Pengumpulan data ini dilakukan di salah satu stasiun pada setiap koridor dari bulan Februari-Maret 2012.

H. Hasil Penelitan


   Pada Waktu Sibuk : Pada waktu sibuk penumpang TransJakarta lebih banyak dibandingkan dengan waktu non sibuk, namun hal ini tidak diseimbangi dengan jumlah armada TransJakarta yang mengakibatkan penumpukan penumpang. Bus TransJakarta yang datang pun bervariasi sesuai dengan koridornya, ada yang 3 menit, 3-5 menit, 5-7 menit, dan 7-10 menit. Jika melihat garis titik-titik pada waktu kedatangan 3 menit terdapat 2 koridor yang memiliki nilai median di bawah 3 menit, yaitu pada koridor 1 dan 3. Sedangkan pada koridor 2, 4, 5, 6, 7, 8, dan 9 memiliki rentang waktu kedatangan bus TransJakarta antara 3-5 menit. Namun di sisi lain, terdapat beberapa koridor yang memiliki frekuensi waktu kedatangan yang cukup lama di jam sibuk, yaitu pada koridor 10 dan 11. Kedua koridor tersebut memiliki rentang waktu kedatangan bus TransJakarta 7-10 menit. Hal tersebut tentu menjadi suatu permasalahan bagi penumpang yang menunggu di jam sibuk. Menurut hasil pengamatan, pada koridor 11 memang masih terbilang baru mengoperasikan TransJakarta, sehingga belum banyak masyarakat yang menggunakan TransJakarta sebagai moda transportasi mereka. Ditambah lagi kondisi daerah pada koridor 11 tidak terlalu padat bila dibandingkan dengan koridor yang lain.
   Pada Waktu Non Sibuk : Pada waktu non sibuk penumpang TransJakarta jauh lebih sedikit dibandingkan waktu sibuk. Hal ini juga menyebabkan kedatangan bus TransJakarta lebih lama dari waktu sibuk. Waktunya bervarian mulai dari 7 menit, 7-15 menit,, tergantung koridornya. Koridor yang datang pada non sibuk pada waktu 7 menit dari hasil penelitian cukup banyak, diantaranya koridor 1, 2, 3, 4, 6, 7, 8 dan 9. Sedangkan koridor 5, 10, dan 11 memiliki frekuensi kedatangan 7-15 menit. Hal ini dipengaruhi oeh beberapa faktor diantaranya kondisi lalu lintas yang tidak dapat diperidiksi, kondisi kendaraan lain yang memasuki jalur khsus Bus TransJakarta ini, dan kondisi fisik bus TransJakartanya itu sendiri. 

I. Kesimpulan


   TransJakarta yang merupakan penerapan sistem BRT di Jakarta memiliki tujuan untuk mengurangi angka kemacetan dengan membuat para pengguna kendaraan pribadi beralih menggunakan TransJakarta sebagai moda transportasi mereka. Untuk mewujudkan hal tersebut, tentu diperlukan improvisasi terus menerus terhadap perbaikan pelayanan baik dari segi infrastruktur maupun waktu kedatangan bus TransJakarta sendiri. Dari hasil pengumpulan data terlihat bahwa hampir semua koridor mendapatkan peringkat tertinggi, yaitu 3 dan 4 pada frekuensi waktu sibuk walaupun terdapat 2 koridor yang mendapatkan peringkat terendah. Sama halnya dengan frekuensi pada waktu tidak sibuk, semua koridor tidak ada yang mendapatkan peringkat terendah, walaupun ada beberapa koridor yang masih bisa ditingkatkan lagi performa kedatangannya. Walaupun terlihat frekuensi kedatangan bus TransJakarta di waktu sibuk dan tidak sibuk sudah terlihat memenuhi standar yang cukup tinggi, namun masih banyaknya variansi waktu kedatangan bus serta adanya outlier dari waktu kedatangan membuat TransJakarta masih perlu peningkatan lagi agar semakin cepat dan konsisten sehingga penumpang pun tidak perlu menunggu lama untuk menggunakan TransJakarta yang tentu saja akan meningkatkan kepuasan penumpang sendiri.

J. Abstrak 


   Tingginya lalu lintas di Jakarta membuat masalah kemacetan lalu lintas menjadi suatu hal yang tidak dapat terhindarkan. Masalah tersebut muncul karena peningkatan volume kendaraan yang tidak disertai dengan peningkatan volume jalan. Untuk mengatasi masalah kemacetan lalu lintas tersebut, Pemerintah Daerah Jakarta menerapkan sistem Bus Rapid Transit di Jakarta, yang dikenal dengan nama TransJakarta, pada tahun 2004,diharapkan pengguna kendaraan pribadi akan beralih ke TransJakarta, sehingga bisa mengurangi kemacetan lalu lintas. Namun sampai saat ini, TransJakarta masih memiliki jumlah penumpang yang rendah dan belum memenuhi harapan tersebut,

K. Daftar Pustaka


- Alvinsyah, & Zulkati, A. (2005). Impact on The Existing Corridor Due to Implementation of New Public Transport Corridor: Case Study Jakarta BRT Systems. Journal of the Eastern Asia Society for Transportation Studies, 6, 467-469 .
- Alvinsyah, Soehodho, S. , & Nainggolan, P. J. (2005). Public Transport User Attitude Based on Choice Model Parameter Characteristics: Case Study Jakarta Busway System. Journal of the Eastern Asia Society for Transportation Studies, 6, 480-491.
- Campo, C. (2010). Bus Rapid Transit: Theory and Practice in the United States and Abroad. Tesis master S2 tidak dipublikasikan. School of Civil and Environmental Engineering, George Institute of Technology, Georgia, USA.
- Cybriwsky, R. , & Ford, L. R. (2001). City Profile: Jakarta. Cities, 18(3), 199-201.
- Mochtar, M. Z. , & Hino, Y. (2006). Pricipal issues to Improve the Urban Transport Problems. Mem. Fac Eng. , Osaka City Univ, 47, 31-38.
- Soehodho, S. , Hyodo, T. , Fujiwara, A. , & Montalbo, C. J. (2005). Transportation Issues and Future Condition in Tokyo, Jakarta, Manila and Hiroshima. Proceedings of the Eastern Asia Society for Transportation Studies, 5, 2391-2404.
- The Jakarta Post. (2011, Oktober). Traffic Jams Cost Jakarta $3b annually. The Jakarta Post. Diakses dari http://www.thejakartapost.com/news/2011/02/10/traffic-jams-cost-jakarta-3bannually.htm
- Weinstock, A. , Hook, W. , Replogle, M. , & Cruz, R. (2011). Recapturing Global Leadership In Bus Rapid Transit: A Survey of Select US Cities. New York: Institute for Transportation and Development Policy (ITDP)
- Wresti, M. C. , & Suprihadi, M. (2011, Oktober 27). Inilah tujuh Keluhan terhadap Busway. KOMPAS. com. Diakses dari http://megapolitan.kompas.com/read/2011/10/27/09485725/Inilah. Tujuh. Keluhan. terhadap. Bisway
- Yudiatna, D. T. (2010). Balanced scorecard (BSC) for public transport performance measurement based on service dominant logic (S-D logic) framework: Case study Jakarta public transport authority and Värmlandstraffik AB (Tesis master S2 tidak dipublikasikan). Faculty of Engineering of Gadjah Mada University and Master of Service Science Program in Karlstad University

5 komentar:

  1. @B23-YUNITA

    Komentar : ya saya setuju TransJakarta menerapkan sistem BRT di Jakarta yg tujuan nya mengurangi angka kemacetan dengan membuat para pengguna kendaraan pribadi beralih menggunakan TransJakarta sebagai moda transportasi Mereka.


    Saran : Dikasih gambar busway val biar bagus

    BalasHapus
  2. @B33-FITRIA

    Saya setuju dengan mba yunita, sebaiknya menambahkan gambar busway nya biar lebih menarik lagi.

    BalasHapus
  3. @B25- DIKY

    Saya setuju dengan mba yunita,

    Sebaik nya penambahan kendaraan pada setiap tahunnya ditingkatkan , agar masyarakat lebih suka menggunakan kendaraan ang diangkutan umum dibandingkan dengan kendaraan pribadi.

    BalasHapus
  4. saya setuju dengan Mba yunita

    BalasHapus
  5. Alangkah baiknya di berikan suatu contoh transportasi di negara luar yg sudah menerapkan proses tersebut.

    BalasHapus

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.