.

Kamis, 29 September 2016

Pemodelan Risiko Pendapatan Proyek InfrastrukturJalan Tol dengan Pendekatan Fault Tree Analysis

REVIEW JURNAL : Pemodelan Risiko Pendapatan Proyek InfrastrukturJalan Tol dengan Pendekatan Fault Tree Analysis



A. Judul Penelitian
 Pemodelan Risiko Pendapatan Proyek InfrastrukturJalan Tol dengan Pendekatan Fault Tree Analysis
B. Penulis
Trisita Novianti

C.Nama Jurnal
Jurnal Teknik dan Manajemen Industri
Volume 6 No. 2 Desember 2011
http://id.portalgaruda.org/?ref=browse&mod=viewarticle&article=180614



D. Latar Belakang Masalah

Pada tahun 1970an investasi ke Indonesia berkurang hingga di atas 10% dari total
Produk Domestik Bruto nasional, tahun 1980an hingga 2002 turun sebesar 3%. Dampak krisis
finansial di tahun 1997, pemerintah menunda proyek di berbagai sektor yang menyebabkan
investasi proyek infrastruktur di Indonesia menjadi terhenti. Rencana pemerintah Indonesia
adalah untuk memperoleh average annualpertumbuhan Produk Domestik Bruto di atas 6,6%
pada lima tahun kedepan dari tahun 2006. Pengembangan infrastruktur adalah pilar dari rencana
pengembangan ekonomi lima tahun ke depan. Rencana proyek infrastruktur yang akan
dikembangkan adalah sebanyak 91 proyek. Proyek yang dikembangkan adalah yang
berhubungan dengan energi dan pertambangan (oli, gas, dan petrokimia), transportasi (jalan tol,
bandara dan pelabuhan laut), telekomunikasi, dan lingkungan (air dan sanitasi). Pemerintah
Indonesia menyatakan pada akhir Januari 2005 tender untuk proyek infrastruktur yang diprioritaskan adalah sekitar $22,5 Milyar (Indonesia Infrastructure Summit, 2005)

E. Masalah Penelitian
Pembangunan proyek infrastruktur dengan tipe KPS, dibatasi oleh masa konsesi, sehingga pada kurun waktu konsesi berlangsung, pengaturan biaya dan risiko harus diteliti dan diatur dengan sedemikian rupa sehingga dapat diperoleh pendapatanyang optimal. Pada penelitian ini akan menganalisis faktor risiko sebagai salah satu faktor yang ada di studi kelayakan proyek dan manajemen risiko proyek infrastruktur jalan yang ada di KPS sebagai bahan pra negosisasi. Pemodelan risiko pendapatan ini sebagai bahan untuk negosiasi, yang selanjutnya dapat digunakan sebagai model dasar untuk perhitungan dan pertimbangan alokasi, serta mitigasi risiko pada proyek infrastruktur jalan tol.


F. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis risiko pendapatan yang ada di proyek
konstruksi infrastruktur jalan tol Indonesia secara umum. Penelitian ini adalah berbasis pengetahuan (knowledge based) dan memetakan intuisi para pakar yang relatif lama telah berkecimpung dalam bisnis infrastruktur jalan tol sebagai responden dalampenelitian ini. Ukuran kepakaran responden adalah telah aktif dalam bisnis jalan tol lebih dari 10 tahun, sehingga intuisi responden telah terasah.

G. Metode
Responden di penelitian ini adalah pakar transportasi yang sudah cukup lama berkecimpung
di bisnis infrastruktur jalan tol selama lebih dari 10 tahun (responden memiliki pengalaman
15 hingga 20 tahun di bidang infrastruktur jalan dan jembatan), dan mewakili stakeholder di
sistem KPS infratruktur jalan tol yang terlibat dalam pengambilan keputusan. Responden yang diambil, mewakili dari:
 a.Departemen PU Bina Marga Puslitbang Jalan dan Jembatan Bandung sebagai
project sejumlah 1 orang dan mengetahui menge
nai tender proyek yang akan diambil
sebagai uji coba model
b.BPJT sebagai pihak regulator sejumlah 1 orang dan mengetahui mengenai tender proyek
yang akan diambil sebagai uji coba model;
c.PT. Jasa Marga (Persero) Kepala Divisi Pengumpul Tol dan Tarif Jalan
Tol Purbaleunyi
Bandung sebagai pihak investor sejumlah 1 orang yang mengetahui mengenai tender
proyek yang akan diambil sebagai uji coba model; dan
d.pihak akademisi di bidang transportasi merangkap juga sebagai konsultan sejumlah 2
orang, dan salah satu dari pihak akademisi ini mempunyai knowledge mengenai kondisi
proyek yang akan diambil sebagai uji coba model yaitu menjadi konsultan Departemen
PU atas nama LLPM ITB yang menganalisis studi kelayakan ekonomi dan finansial
proyek yang akan diambil sebagai uji coba model tahun 2002.


H. Hasil Penelitian
Untuk mengupayakan percepatan pembangunan jalan tol di Indonesia melalui investasi
sektor swasta, pemerintah mereformasi kebijakan penyelenggaraan jalan tol. Berdasarkan UU
38/2004 (undang-undang jalan yang baru), penyelenggaraaan jalan tol dipisahkan fungsinya
antara regulator dan operator. Masalah yang dicakup di dalam UU Nomor 38/2004 dan PP Nomor 15/2005 adalah (Policy Frameworks and Investment of Toll Road Development
, 2006) antara lain pemerintah melakukan pemisahan peran operator dan regulator dan membentuk
badan pengatur. PT. Jasa Marga yang semula berperan sebagai operator dan regulator dimana
dengan berdasarkan ijin menteri dapat melakukan kerjasama dengan pihak lain termasuk dalam
bentuk usaha patungan (joint venture) atau usaha gabungan (joint operation) misalnya dengan
Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), Perusahaan Nasional atau Asing, dan Koperasi, kemudian hanya sebagai operator dan fungsi regulator dikembalikan kepada pemerintah.

I.Riview /komentar
Komentar yang dapat diambil dari penelitian mengenai pemodelan risiko pendapatan proyek jalan tol yang selanjutnya dapat di gunakan sebagai
model dasar untuk perhitungan dan pertimbangan alokasi, serta mitigasi risiko pada proyek infrastruktur jalan tol adalah:Berdasarkan Fault Tree Analysis (FTA) yang telah divalidasi oleh pakar, didapatkan variabel-
variabel penyebab risiko pendapatan yang direpresentasikan sebagai
events (kejadian-kejadian) pada top level di dalam model FTA adalah:
kerugian pendapatan yang disebabkan oleh risiko tarif (event dengan kode A); kerugian pendapatan yang diakibatkan oleh risiko volume lalu
lintas/volume lalu lintas sepi (eventdengan kode B); kerugianpendapatan yang disebabkan oleh adanya force majeure (event dengan kode C;dan kerugian pendapatan yang disebabkan oleh kejadia-kejadian non revenue (event dengan kode D)

J. Abstrak Jurnal
Risiko proyek infrastruktur dengan pendekatan Kerjasama Pemerintah Swasta relatif besar, karena
memiliki masa konsesi dan dipengaruhi oleh faktor makroekonomi. Untuk itu penilaian faktor risiko perlu mendapat perhatian khusus. Risiko yang diteliti di penelitian ini adalah risiko pendapatan pada saat prakonstruksi. Pemodelan risiko pendapatan ini sebagai bahan untuk negosiasi, yang selanjutnya dapat digunakan sebagai model dasar untuk perhitungan dan pertimbangan alokasi, serta mitigasi risiko pada proyek infrastruktur jalan tol. Penelitian ini menggunakan alat bantu berupa metode Delphi yang berfungsi sebagai media untuk diskusi para pakar yang tidak langsung (
vitual discussion), fault tree analysis yang berfungsi sebagai pemetaan intuisi para pakar dan digunakan untuk pemodelan konseptual yang dibangun dari kejadian
kejadian penyebab risiko. Hasil top level eventtervalidasi di model fault tree analysis yang didapat di penelitian ini adalah:
kerugian pendapatan yang disebabkan oleh risiko tarif (eventdengan kode A);
kerugian pendapatan yang diakibatkan oleh risiko volume lalu lintas/volume lalu lintas sepi (event
dengan kode B); kerugian pendapatan yang disebabkan oleh adanya force majeure (event dengan kode C;dan kerugian pendapatan yang disebabkan oleh kejadian-kejadian non-revenue (event dengan kode D).

K. Daftar Pustaka
http://id.portalgaruda.org/?ref=browse&mod=viewarticle&article=180614

http://kimia.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jikub

http://journal.trunojoyo.ac.id/jtmi

http://dokumen.tips/documents/manajemen-industri-jurnal.html




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.