PENDIDIKAN
GIZI SEBAGAI SALAH SATU
SARANA
PERUBAHAN PERILAKU GIZI PADA
REMAJA
Nama Penulis: Esi Emilia / Universitas Negeri Medan
Nama Jurnal: JURNAL TABULARASA PPS UNIMED
Vol.6 No.2, Desember 2009
A. Pendahuluan
Pada masa remaja, kebutuhan
energi dan protein meningkat untuk memenuhi kebutuhan untuk pertumbuhan cepat.
Meningkatnya masa otot dan lemak dimana remaja putri lebih banyak mendapatkan lemak
dan remaja putra lebih berotot. Terpenuhinya kebutuhan energy dan protein
ditandai dengan berat badan dan tinggi badan yang normal. Oleh karena itu
monitoring berat badan dan tinggi badan pada remaja sangat esensial untuk menentukan
kecukupan energi setiap individu. Jika asupan energi tidak terpenuhi, protein
digunakan untuk memenuhi kebutuhan energi namun tidak ada persediaan untuk sintesis
jaringan baru atau untuk perbaikan jaringan yang rusak. Keadaan ini dapat
menyebabkan penurunan tingkat pertumbuhan dan masa otot meskipun konsumsi
protein cukup. Selama puncak pertumbuhan cepat pada remaja menyebabkan peningkatan
masa tubuh, volume darah dan jumlah sel darah merah. Dengan demikian kebutuhan
zat besi meningkat yang digunakan untuk myoglobin pada otot dan haemoglobin
pada darah (Spear 1996). Pada remaja putra, kebutuhan besi selama growth spurt
kira-kira 10-15 mg/hari (WNPG VIII 2004). Setelah growth spurt dan maturase seksual
terjadi penurunan kebutuhan untuk zat besi (Spear 1996).
B. Pembahasan
Status Gizi Remaja Status gizi merupakan keadaan tubuh
seseorang atau sekelompok orang akibat dari konsumsi, penyerapan dan penggunaan
zat gizi makanan. Dengan menilai status gizi seseorang atau sekelompok orang,
maka dapat diketahui apakah seseorang atau sekelompok orang tersebut status
gizinya baik atau tidak baik (Riyadi 2001).
Remaja putri yang telah mengalami haid lebih rentan
terhadap anemia dibanding yang belum mendapat haid. Asupan makanan yang tidak
cukup pada remaja putri tidak dapat menyediakan cukup zat gizi untuk memenuhi
kebutuhan mereka. Kekurangan zat gizi mikro pada remaja dapat berdampak negatif
pada proses pertumbuhan dan kematangan organ-organ reproduksi. Kegagalan
mencapai status gizi dan kesehatan yang optimal akan berdampak pada status
gizi dan kesehatan saat ini dan juga berdampak pada status gizi generasi penerus.
Perubahan fisik karena pertumbuhan yang cepat akan mempengaruhi
status gizi dan kesehatan remaja. Remaja yang mengalami gizi kurang, tumbuh
lebih lambat dan umur menarche (umur pertama kali haid) juga tertunda (Spear
1996). Massa tubuh yang rendah pada remaja putri berhubungan dengan menurunnya
massa tulang pada masa dewasa awal dan dapat menyebabkan risiko osteoporosis
yang lebih besar pada pasca menopause (Riyadi 2001)
Keadaan gizi seseorang merupakan gambaran makanan yang
dikonsumsi dalam jangka waktu yang cukup lama. Pada masa remaja, kebutuhan zat
gizi yang tinggi diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan dan
perkembangan tubuh yang cepat. Jika kebutuhan zat gizi tersebut tidak terpenuhi
maka akan menyebabkan terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan tubuh, bahkan
dapat menyebabkan tubuh kekurangan gizi dan mudah terkena penyakit dan
sebaliknya (Supariasa et al. 2001).
Masalah gizi kurang disebabkan rendahnya konsumsi
energi dan protein dalam makanan sehari-hari. Terjadinya gizi kurang karena
konsumsi energi lebih rendah dibandingkan dengan kebutuhan yang mengakibatkan
sebagian cadangan energi tubuh dalam bentuk lemak akan digunakan. Survei
Nasional yang dilakukan di Indonesia pada tahun 1996/1997 di Ibukota seluruh
propinsi Indonesia (Depkes 2003).
Menunjukkan bahwa 5,9% penduduk laki-laki
(umur diatas 18 tahun) mengalami gizi kurang dan pada perempuan 5,7%. Lebih
dari 36,1% anak sekolah di Indonesia tergolong pendek ketika memasuki usia
sekolah yang merupakan indikator adanya keadaan kurang gizi kronik pada waktu
kecilnya (Hadi 2005).
Dalam profil Kesehatan Indonesia tahun 2001 dapat dilihat
bahwa prevalensi anak yang bertubuh pendek hanya mengalami sedikit perubahan
yaitu 39,8% tahun 1994 menjadi 36,1 pada tahun 1999. Anemia diakui sebagai
masalah gizi terbesar selama remaja dan makanan merupakan faktor penyebab
utama. Berdasarkan Survey Konsumsi Rumah Tangga 2001, prevalensi anemia gizi
besi pada remaja putri 26,5%. Penelitian Saraswati dan Sumarno (1997) pada enam
Dati II propinsi Jawa Barat menemukan prevalensi anemia pada anak SMU sebesar
42,6%.
Pada tahun 1995, Direktorat Bina Gizi Departemen
Kesehatan menerbitkan buku panduan “ 13 Pesan Dasar Gizi Seimbang” untuk dewasa
dan remaja. Pedoman Umum Gizi Seimbang untuk remaja adalah suatu panduan bagi
remaja yang berisi informasi tentang “13 Pesan Dasar Gizi Seimbang” khusus
untuk remaja. Buku panduan tersebut merupakan pegangan bagi petugas kesehatan
dalam melaksanakan kegiatan penyuluhan kepada remaja (Depkes 1997). Ke 13 pesan
Pedoman Umum Gisi Seimbang tersebut adalah: 1) Makanlah Aneka Ragam Makanan, 2)
Makanlah Makanan untuk Memenuhi Kecukupan Energi, 3) Makanlah Makanan Sumber
Karbohidrat, setengah dari Kebutuhan Energi, 4) Batasi Konsumsi Lemak dan
Minyak sampai Seperempat dari Kecukupan, 5) Gunakan Garam Beryodium, 6) Makanlah
Makanan Sumber Zat Besi, 7) Berikan ASI Saja Kepada Bayi sampai Berumur 6
Bulan, 8) Biasakan Makan Pagi, 9) Minumlah Air Bersih, Aman dan Cukup
Jumlahnya, 10) Lakukan Kegiatan Fisik dan Olahraga Secara Teratur, 11) Hindari
Minum Minuman Beralkohol, 12) Makanlah Makanan yang Aman bagi Kesehatan, dan
13) Bacalah Label pada Makanan yang Dikemas
Daftar Pustaka:
Baranowski T, Cullen KW, Nicklas T, Thompson D,
Baranowski J. 2003. Are Current Health Behavioral Change Models Helpful in
Guiding Prevention of Weight Gain Effort? Obesity Research 11:23S-43S.
Delisle H. 1999. Nutrition in Developing Countries? To
Address Which Problems, and How? WHO: Geneva.
[Depkes] Departemen Kesehatan. 1997. Pedoman Gizi
Seimbang untuk Remaja. Jakarta: Depkes RI.
[Depkes] Departemen Kesehatan. 2003a. Gizi Dalam Angka
Sampai Dengan Tahun 2002. Jakarta: Depkes RI.
Haddad EH. 1996. Vegetarian and Other Dientary
Parctices. Di dalam : Rickert VI, editor. Adolescent Nutrition Assessment and
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.