Teknologi Solar panel untuk Memperoleh Air bersih
Lebih
dari 100 juta orang Indonesia kekurangan akses terhadap air minum
bersih dan 150 juta lainnya amat potensial terancam dengan sumber air
yang terkontaminasi.
Melalui
teknologi alat pemroses air minum bersih yang memanfaatkan tenaga
surya, bernama F CUBED, air berkualitas tinggi pun diperoleh secara
mudah serta relatif murah. Pemurni air Carocell menghasilkan air minum
berkualitas tinggi yang aman dari sumber manapun termasuk air laut, air
tanah dan air yang tercemar atau tercemar. Ini juga menggabungkan
teknologi
Zero Liquid Discharge
(ZLD) saat panel Carocell dalam satu seri, yang mengubah limbah air
garam menjadi air minum dan garam pecahan yang berharga (natrium klorida
dan magnesium klorida - digunakan untuk penindikan debu di industri
pertambangan).
Biaya
rendah, kokoh, panel surya modular bisa di ground atau atap terpasang.
Desainnya memungkinkan beberapa panel dihubungkan bersamaan untuk
menghasilkan air suling dalam jumlah yang lebih banyak dari satu sumber
tunggal. Panel dapat dipasok secara individu atau dalam jumlah besar.
Panel tunggal sangat ideal untuk penggunaan keluarga, serangkaian panel
akan menyediakan sebuah desa atau panel dapat dipasang sebagai
peternakan air skala besar. Desain unik carocell memungkinkan curah
hujan ditangkap dan dipanen juga.
Peningkatan
efisiensi pemurni air (65% dengan efisiensi puncak di atas 80%) dari
produk distilasi surya lainnya (30 - 40%) adalah kombinasi dari bahan
berpemilik yang digunakan untuk secara dramatis meningkatkan suhu air
umpan pada kolektor surya yang meningkatkan proses penguapan /
kondensasi di dalam panel.
Selain
itu, desain geometris yang canggih memungkinkan perawatan mudah dan
kinerja optimal. Lingkaran konveksi alami yang mengendalikan diri
memungkinkan pemulihan energi yang efisien. Teknologi ini diperkenalkan
pada rapat koordinasi bertujuan mencari solusi air bersih, Kamis (15/3)
di Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Jakarta.
"Rapat
koordinasi berikut presentasi ini sangat penting. Kita harus segera
mendapat solusi atas masalah air bersih di berbagai daerah Indonesia,
yang sudah tahap kritis," Sekretaris Menko Kesra, Prof. Indroyono
menyampaikan dalam rapat tersebut.
Menurut
Direktur Inovasi BPPT Ridwan Djamaludin, pemerintah Indonesia lewat
BPPT, LIPI, Kemenkokesra bekerja sama dengan perusahaan Australia yang
menemukan F CUBED.
F
CUBED keluar dari asumsi masyarakat tentang solar cells. Karena
biasanya orang berpikir tenaga matahari diubah menjadi tenaga listrik
dulu kemudian menjadi energi untuk proses pemurnian. Sementara F CUBED
tanpa menggunakan listrik.
Alat
ini juga cukup sedehana, mudah diangkut, pemasangannya tak perlu
listrik, dan bertahan hingga selama dua puluh tahun. Efisiensi panel
surya rata-rata di atas 60%. Dikatakan Ridwan, dengan kemampuan tenaga
surya, satu unit alat per tiga meter persegi mampu menghasilkan kurang
lebih 15-20 liter air dan tidak menimbulkan biaya energi lain.
Oleh
karenanya, alat ini memiliki potensi bagi daerah-daerah pedesaan,
persawahan. pesisir, industri pertambangan yang rentan dengan kesulitan
air bersih atau tercemari polutan tertentu.
Nilai
tambah dari teknologi ini adalah kecenderungannya ramah lingkungan
alias bisa menekan dampak lingkungan hidup yang mungkin terjadi.
Peter
Johnstone, pencipta F CUBED menegaskan, teknologi ini didedikasikan
pada masyarakat dunia untuk memproduksi, mengonservasi, dan mengolah
kebutuhan air.
Untuk
Indonesia sendiri, data Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa ada 30%
yang sistem tubuhnya terganggu akibat menderita penyakit yang
disebabkan air tidak bersih. Angka kematian anak oleh sebab yang sama
sampai 20% per tahunnya.
Sumber :
http://nationalgeographic.co.id/
https://janaloka.com/panel-surya-ini-mampu-menghasilkan-5-liter-air-per-hari/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.