.

Sabtu, 21 Oktober 2017

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI PERUSAHAAN BETON PRACETAK

“PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI
PERUSAHAAN BETON PRACETAK”

Muhammad Ainun Naim
Teknik Industri

Universitas Mercu Buana
Meruya – Jakarta Barat
2017

PENDAHULUAN

Di dalam dunia konstruksi ketepatan waktu dan kualitas menjadi hal yang sangat penting. Ketepatan waktu merupakan tuntutan yang diberikan kepada  kontraktor dalam sebuah proyek, hal tersebut berbanding lurus terhadap program pemerintah dalam upaya mempercepat pembangunan infrastruktur dan kota. Kualitas dalam menjadi hal yang harus dijaga oleh semua pelaku konsruksi karena menyangkut keselamatan banyak orang, infrastruktur jalan, jembatan dan lainya merupakan fasilitas umum yang sering digunakan oleh masyarakat. (Google, Percepatan Pembangunan)  

Pada saat ini perusahaan beton pracetak mengambil andil besar dalam keberhasilan sebuah proyek, baik dilihat dari sisi waktu maupun kualitas. Sebagian besar komponen pada sebuah proyek menggunakan  produk beton pracetak. Banyak keuntungan yang didapatkan dari penggunaan betonpracetak sebagai pengganti beberapa komponen pada sebuah proyek. Keunggulan itu diantaranya waktu pelaksanaan cebih cepat, Kualitas beton lebih terjaga, dapat menghemat biaya (cost) dan beberapa keunggulan lainya (Google, Keunggulan Beton Pracetak)

Namun penggunaan beton pracetak sebagai pengganti beberapa komponen pada sebuah proyek, bukan berarti tidak ada masalah yang terjadi. Sering terjadi kendala akan ketersediaan (supply) beton pracetak dari parikator (Perusahaan Manuktur Beton Pracetak). Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa terjadi masalah pada proses produksi beton pracetak di lokasi pabrikasi. Maka dari itu perlu adanya perencanaan dan pengendalian terhadap produksi beton pracetak pada setiap proyek agar dapat memenuhi waktu dan kualitas yang sudah direncanakan. (Google, Perencanaan dan Pengendalian Produksi Beton Pracetak)
RUMUSAN MASALAH

1.          Bagaimana melakukan perencanaan produksi beton pracetak yang baik dan efektif
2.          Bagaimana melakukan pengendalian terhadap proses produksi yang sedang berjalan
3.          Upaya apa yang dilakukan agar realisasi dapat sesuai dengan perencanaan
4.          Bagaimana pengaruh perkembangan teknologi terhadap kemajuan industry beton pracetak



TINJAUAN PUSTAKA

Sebenarnya beton pracetak tidak berbeda dengan beton biasa. Namun yang menjadikan berbeda adalah metoda pabrikasinya. Pada umumnya dianggap bahwa penggunaan beton pracetak lebih ekonomis dibandingkan dengan pengecoran ditempat dengan alasan mengurangi biaya pemakaian bekisting, mereduksi biaya upah pekerja karena jumlah pekerja relatif lebih sedikit, mereduksi durasi pelaksanaan proyek sehingga overhead yang dikeluarkan menjadi lebih kecil (Dunham,1984).

PEMBAHASAN

Perencanaan dapat diartikan sebagai kegiatan memilih dan menentukan tujuan dan kebijakan perusahaan, program, dan prosedur kerja yang akan dilakukan. Sistem pengendalian adalah suatu kegiatan pemeriksaan atas kegiatan yang telah dan sedang dilakukan, agar kegiatan tersebut dapat sesuai dengan apa yang diharapkan atau yang direncanakan. Perencanaan dan pengendalian produksi mempunyai peranan yang sentral dalam peningkatan produktifitas karena melalui perencanaan dan pengendalian produksi yang baik, akan dicapai penghematan dalam biaya bahan, pemanfaatan sumberdaya baik fasilitas produksi maupun mesin, tenaga kerja atau waktu yang optimal yaitu tidak boros atau tidak idle. (Bedworth, 1987)

Tujuannya adalah untuk memanfaatkan secara efektif sumber daya yang terbatas dalam memproduksi barang atau jasa sehingga dapat memuaskan permintaan pembeli atau pengguna, dan menghasilkan keuntungan bagi investor. Kendala dalam perencanaan dan pengendalian produksi adalah ketersediaan sumber daya, jadwal atau waktu pengiriman produk dan kebijakan manajemen. Fungsi perencanaan dan pengendalian produksi adalah agar dapat menentukan prakiraan permintaan atau penjualan untuk periode yang akan datang, perencanaan produksi, penjadwalan produksi dan pengendalian persediaan. 

Perencanaan dan pengendalian produksi sangatlah penting dibidang konstruksi. Mengingat waktu yang diberikan Owner (pemberi kerja) seringkali mepet sehingga tidak ada alasan untuk terlambat dalam menyelesaikan sebuah proyek. Serta ketidakpastian kondisi alam menambah permasalahan yang harus dihadapi oleh kontraktor. Maka dari itu Peruahaan Manufacture Beton Pracetak dituntut untuk tepet waktu dalam menyediakan kebutuhan beton pracetak untuk sebuah proyek dan tetap menjaga kualitas yang telah ditentukan.


A.     PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROSES PRODKSI

Ada beberapa proses yang harus diperhatikan bagi perusahaan beton pracetak :

1.      PERENCANAAN WAKTU AWAL DAN AKHIR PROYEK (DURASI PRODUKSI)

Bagi perusahaan beton pracetak sebelum menerima pesanan/purchase order hal yang harus diperhatikan adalah waktu yang diminta oleh pemberi kerja (Owner) untuk melaksanakan pengadaan produk beton pracetak itu sendiri. Karena bagi perusahaan beton pracetak kebanyakan, proses produksi berlangsung berdsarkan proyek yang didapat. Karakteristik dan type produk yang beragam membuat perusahaan beton pracetak tidak/jarang memutuskan untuk melakukan proses produksi tanpa adanya pesanan dari customer.

Maka dari itu, memaksimalkan waktu yang untuk memproduksi pesanan yang ada akan berdampak positif bagi perusahaan beton pracetak. Karena tingkat efisiensi waktu pada perusahaan beton pracetak tidak setinggi perusahaan manufaktur yang bergerak dibidang lainya. Misalnya perusahaan manufaktur yang bergerak dibidang otomotif, yang memang rencana jumlah produksi dan type produk yang sudah direncanakan pada durasi waktu tertentu. Sehingga efisiensi waktu dan biaya dapat diatur sedemikian rupa. 


2.      MANAGEMEN LOGISTIK/PERSEDIAAN

Menurut Sofyan Assauri dalam buku Marihot Manullang dan Dearlisinaga (2005:50), menerangkan bahwa ; “Persediaan adalah sebagai suatu aktiva lancar yang meliputi barang-barang milik
perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha normal atau persediaan barang-barang yang masih dalam pekerjaan proses produksi ataupun persediaan bahan baku yang menunggu penggunaanya dalam suatu proses produksi.”

Persediaan yang dimaksud mencakup dua hal yaitu persediaan barang jadi serupa dan persediaan material bahan pokok dan bahan bantu penujang proses produksi. Sebelum melakukan proses produksi perlu dilakukan perencanaan pembelian bahan pokok dan bahan bantu penujang sesuai dengan quantity dan kualitas peasanan yang diterima. Perencanaan pembelian bahan yang tepat berpengaruh terhadap kelangsungan proses produksi. Kehabisan bahan pokok pada saat proses produksi merupakan hal yang sangat fatal. Hal tersebut dapat menimbulkan kerugian diberbagai sector, mulai dari kerugian waktu, biaya pekerja, biaya overhead dan ancaman keterlambatan pekerjaan. Maka dari itu perlu adanya perencanaan pembelian bahan pokok dan bahan penunjang lainya dengan baik dan seefisien mungkin.

3.      SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)

Karakteristik pekerja yang bekerja dalam lingkungan pabrik berbeda dengan mereka yang bekerja pada kondisi lingkungan kerja di lapangan terbuka. Kondisi ini akan mempengaruhi produktifitas pekerja sehingga kontinuitas hasil produksi tidak dapat diprediksi dengan tepat. Dalam lingkungan pabrik, pekerjaan yang dilakukan merupakan suatu pengulangan sehingga memperkecil kemungkinan terjadinya kegagalan yang disebabkan oleh pekerja. Keberhasilan produk dari hasil produksi industri konstruksi sangat tergantung dari kejelian dan kemampuan manager konstruksi dalam membuat perencanaan serta penggunaan metoda yang tepat untuk menyelesaikan permasalahan yang ada. Perencanaan jumlah dan keahlian pekerja yang terjun langsung pada proses produksi harus diperhitungkan dengan tepat. Seorang manager harus mampu memperkirakan berapa jumlah pekerja yang diperlukan pada setiap proyek yang akan dikerjakan.


4.       MONITORING/PENGENDALIAN PRODUKSI

Produksi mutlak merupakan peran pabrikator. Sepanjang tidak terdapat halangan yang berkaitan dengan logistik, maka masalah yang ada biasanya berkaitan dengan hal-hal teknis, sehingga dengan menyerahkan pekerjaan tersebut pada pabrikator yang profesional hambatan teknis dapat diredam.
Penting dalam faktor produksi adalah menentukan prioritas, mana yang lebih dahulu dipabrikasi, sehingga dibutuhkan koordinasi antara pabrikator dengan instalator. Area produksi harus tertata dengan baik, mulai dari tempat penumpukan material dasar, proses pengecoran, proses rawatan beton serta penyimpanan komponen beton pracetak. Konsekuensi dari unit ini menyediakan lahan kerja yang cukup luas, karena lahan penumpukan bahan dan komponen beton pracetak yang diproduksi berukuran dan berkuantitas besar.

Hakekat dari pabrikasi beton pracetak adalah :
 Kebutuhan akan tenaga kerja relatif lebih sedikit.
 Kecepatan proses produksi.
 Perbaikan kualitas produk.

Dibandingkan dengan proses konstruksi tradisional, hal yang menonjol dalam produksi beton pracetak adalah penggunaan mesin dalam pabrik untuk menghasilkan komponen beton pracetak. Selain membutuhkan tenaga kerja lebih sedikit penggunaan mesin akan mengurangi kesalahan yang diakibatkan oleh “faktor manusia” sehingga akan dihasilkan produk dengan kualitas lebih seragam.


B.     PENGARUH PERKEMBANGAN TEKNOLOGY TERHADAP KEMAJUAN INDUSTRI BETON PRACETAK


Perkembangan teknologi yang begitu pesat sedikit banyak berpengaruh terhadap dunia konstruksi. Khususnya terhadap produk beton pracetak. Perkembangan teknologi berpengaruh baik terhadap type dari produk beton pracetak dan proses produksinya. Inovasi terhadap type produk mungkin tidak banyak dipengaruhi oleh perkembangan teknologi, munculnya produk beton pracetak baru lebih banyak dari permintaan proyek dan kondisi tertentu yang memang membutuhkan inovasi produk baru agar pekerjaan tetap dapat berjalan.

Sedangkan pengaruh teknologi terhadap indusri beton pracetak lebih banyak ke inovasi proses. Pada awal kemunculanya, proses produksi beton pracetak menggunakan metode yang amat sederhana. Prinsip awalnya hanya sekedar memindahkan lokasi pengecoran dari lokasi dimana proyek berada ke lokasi pabrikasi. Dengan menggunakan bekisting/cetakan biasa lalu adukan concrete dituangkan kedalamnya dan sekanjutnya akan dibongkar setelah beton kering dan memenuhi persyaratan proses pengangkatan/pembongkaran (demolding).

1.          INOVASI PRODUK BETON

1.1      Beton Tekstil

Beton tekstil merupakan inovasi terbaru dari produk beton dimana beton ini menggunakan serat karbon sebagai pengganti besi sebagai tulangan didalamnya. Prof. Manfred Curbach dari Universitas Teknik Dresden, memimpin riset para insinyur untuk mengganti beton baja dengan apa yang disebut beton tekstil. Hasilnya, kemajuan luar biasa dalam performanya. "Beton tekstil terbuat dari beton normal dan sebagai penguat digunakan karbon. Bedanya dengan beton baja, tidak ada baja yang bisa berkarat melainkan karbon yang tidak terancam korosi."

Serat diekstrak dari karbon. Diameternya hanya 5 mikrometer, 10 kali lebih tipis dari rambut manusia. Serat lalu diproses pada lebih dari 230 kumparan pada alat tenun raksasa. "Serat karbon sangat lunak. Tidak bisa dimasukkan dalam beton begitu saja. Karena itu harus diolah pada mesin tekstil dan diberi lapisan sehingga menjadi kaku. Arah kekuatan serat juga bisa disesuaikan agar bisa bekerja secara optimal di dalam beton."

Imuwan menguji ketahanan beban balok penopang yang terbuat dari beton tekstil, hingga batas maksimal. Tekanan terus meningkat. Retakan pertama muncul. Tapi materi karbon di dalamnya bisa menahan tekanan luar biasa. Hasil uji beban menunjukkan beton tekstil 6 kali lebih kokoh dibanding beton bertulang baja

2.          INOVASI MESIN BETON PRACETAK

Salah satu inovasi yang dilakukan pada pada teknologi pencetakan mesin adalah dengan ditemukanya mesin pencetak segmen sloof dan balok moduler . mesin ini menggunakan metode getar untuk mendistribusikan butiran-butiran adukan beton ke sudut-sudut cetakan, serta memadatakan adukan dalam cetakan dan kemudian diguanakan sistem tekan. Sistem tersebut selama ini telah digunakan dalam proses mencetak komponen bangunan berbahan beton. Dalam proses pencetakan komponen berbahan beton ada yang hanya menggunakan getar (pengecoran kolom, balok maupun plat lantai beton bertulang suatu bangunan) atau tekan saja (mencetak paving blok, batako, genteng beton dsb) dan ada pula yang menggabungkan dua sistem.




Dalam uji kinerja mesin pencetak segmen sloof balok moduler menggunakan adukan beton yang
dilakukan 6 (enam) kali di peroleh beberapa kendala, yaitu:

1.     Getar plat alas meja mesin belum merata dan stabil antar masing-masing sudut meja, hal tersebut mengakibatkan kepadatan bagian bawah tengah produk sloof balok moduler tidak merata antara satu produk yang satu dengan produk yang lain.
2.     Mur-baut pengikat cetakan dengan plat baja pada as cetakan tanpa pegas, sehingga getaran cetakan tidak optimal, dan dapat mengakibatkan hasil cetakan tidak padat merata, serta bagian tengah bawah sloof balok moduler tidak semuanya penuh terisi adukan beton

3.     Dinding cetakan sloof balok masih rata, yaitu dimensi tebal bagian bawah sama dengan tebal bagian atas serta sudut kemiringan cetakan bagian bawah terlalu landai, hanya 60. Hal tersebu berakibat kepada proses melepas produk dari cetakan kurang lancar, sedang kemiringan bagian bawah yang landai dapat mengakibatkan distribusi butiran adukan beton ke bagian tengah
bawah cetakan tidak optimal, sehingga bagian bawah tengah produk tidak padat merata.



KESIMPULAN

Tuntutan akan percepatan pembangunan yang dilakukan oleh pihak pemerintah maupun oleh swasta demi mencapai target rencana pertumbuhan ekonomi masyarakat Indonesia mengakibatkan para pelaku pembangunan memutar otak untuk dapat memenuhi tuntutan tersebut. Target waktu dan kualitas yang telah ditetapkan memunculkan inovasi – inovasi dalam dunia kostruksi. Perusahaan beton pracetak yang produknya sekarang semakin banyak digunakan dalam pembangunan melakukan inovasi dan strategi agar memenuhi kebutuhan proyek. Perencanaan dan pengendalian yang tepat merupakan salah satu strategi / cara yang dilakukan oleh perusahaan beton pracetak demi mencapai target tersebut. Dimana semua aspek dalam proses harus dilakukan perencanaan dan pengendalian. Serta peran perkembangan teknologi telah memberikan andil terhadap perkembangan industry beton pracetak, baik teknologi produk beton itu sendiri maupun sarana dan prasarana untuk mendukung proses produksi.  





DAFTAR PUSTAKA



1.     Wulfram I. Ervianto, Ir. M.T, 2005, Studi Implementasi Teknologi Beton Pracetak bagi bangunan gedung. Yogyakarta, DIY
2.     Anonime, Beton Masa Depan,(http://www.dw.com/id/beton-masa-depan/a-36773702)
Diakses 24 Oktober 2017
3.     Sumarni Sri, Chundakus Habsya, Guntur S, Basori, 2010, Pengembangan Mesin Pencetak Segmen Sloof dan Balok Moduler Rumah Sederhana Tumbuh Tahan Gempa (RT2G).
4.     Nurhasanah Nunung, 2009, PERENCANAAN PENGENDALIAN PRODUKSI
DAN PERSEDIAAN INDUSTRI PASTA PT “XYZ”
  




    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.