“PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN
PRODUKSI
PERUSAHAAN BETON PRACETAK”
Muhammad
Ainun Naim
Teknik
Industri
Universitas
Mercu Buana
Meruya –
Jakarta Barat
2017
PENDAHULUAN
Di dalam dunia konstruksi ketepatan waktu dan
kualitas menjadi hal yang sangat penting. Ketepatan waktu merupakan tuntutan
yang diberikan kepada kontraktor dalam
sebuah proyek, hal tersebut berbanding lurus terhadap program pemerintah dalam
upaya mempercepat pembangunan infrastruktur dan kota. Kualitas dalam menjadi
hal yang harus dijaga oleh semua pelaku konsruksi karena menyangkut keselamatan
banyak orang, infrastruktur jalan, jembatan dan lainya merupakan fasilitas umum
yang sering digunakan oleh masyarakat. (Google, Percepatan Pembangunan)
Pada saat ini perusahaan beton pracetak mengambil
andil besar dalam keberhasilan sebuah proyek, baik dilihat dari sisi waktu
maupun kualitas. Sebagian besar komponen pada sebuah proyek menggunakan produk beton pracetak. Banyak keuntungan yang
didapatkan dari penggunaan betonpracetak sebagai pengganti beberapa komponen
pada sebuah proyek. Keunggulan itu diantaranya waktu pelaksanaan cebih cepat,
Kualitas beton lebih terjaga, dapat menghemat biaya (cost) dan beberapa
keunggulan lainya (Google, Keunggulan Beton Pracetak)
Namun penggunaan beton pracetak sebagai pengganti
beberapa komponen pada sebuah proyek, bukan berarti tidak ada masalah yang
terjadi. Sering terjadi kendala akan ketersediaan (supply) beton pracetak dari
parikator (Perusahaan Manuktur Beton Pracetak). Dalam hal ini dapat disimpulkan
bahwa terjadi masalah pada proses produksi beton pracetak di lokasi pabrikasi.
Maka dari itu perlu adanya perencanaan dan pengendalian terhadap produksi beton
pracetak pada setiap proyek agar dapat memenuhi waktu dan kualitas yang sudah
direncanakan. (Google, Perencanaan dan Pengendalian Produksi Beton Pracetak)
RUMUSAN MASALAH
1.
Bagaimana melakukan perencanaan produksi beton
pracetak yang baik dan efektif
2.
Bagaimana melakukan pengendalian terhadap proses
produksi yang sedang berjalan
3.
Upaya apa yang dilakukan agar realisasi dapat
sesuai dengan perencanaan
4.
Bagaimana pengaruh perkembangan teknologi
terhadap kemajuan industry beton pracetak
TINJAUAN PUSTAKA
Sebenarnya
beton pracetak tidak berbeda dengan beton biasa. Namun yang menjadikan berbeda
adalah metoda pabrikasinya. Pada umumnya dianggap bahwa penggunaan beton
pracetak lebih ekonomis dibandingkan dengan pengecoran ditempat dengan alasan
mengurangi biaya pemakaian bekisting, mereduksi biaya upah pekerja karena
jumlah pekerja relatif lebih sedikit, mereduksi durasi pelaksanaan proyek
sehingga overhead yang dikeluarkan menjadi lebih kecil (Dunham,1984).
PEMBAHASAN
Perencanaan
dapat diartikan sebagai kegiatan memilih dan menentukan tujuan dan kebijakan
perusahaan, program, dan prosedur kerja yang akan dilakukan. Sistem
pengendalian adalah suatu kegiatan pemeriksaan atas kegiatan yang telah dan
sedang dilakukan, agar kegiatan tersebut dapat sesuai dengan apa yang
diharapkan atau yang direncanakan. Perencanaan dan pengendalian produksi
mempunyai peranan yang sentral dalam peningkatan produktifitas karena melalui
perencanaan dan pengendalian produksi yang baik, akan dicapai penghematan dalam
biaya bahan, pemanfaatan sumberdaya baik fasilitas produksi maupun mesin,
tenaga kerja atau waktu yang optimal yaitu tidak boros atau tidak idle. (Bedworth,
1987)
Tujuannya
adalah untuk memanfaatkan secara efektif sumber daya yang terbatas dalam
memproduksi barang atau jasa sehingga dapat memuaskan permintaan pembeli atau
pengguna, dan menghasilkan keuntungan bagi investor. Kendala dalam
perencanaan dan pengendalian produksi adalah ketersediaan sumber daya, jadwal
atau waktu pengiriman produk dan kebijakan manajemen. Fungsi perencanaan dan
pengendalian produksi adalah agar dapat menentukan prakiraan permintaan atau
penjualan untuk periode yang akan datang, perencanaan produksi, penjadwalan
produksi dan pengendalian persediaan.
Perencanaan
dan pengendalian produksi sangatlah penting dibidang konstruksi. Mengingat
waktu yang diberikan Owner (pemberi kerja) seringkali mepet sehingga tidak ada
alasan untuk terlambat dalam menyelesaikan sebuah proyek. Serta ketidakpastian
kondisi alam menambah permasalahan yang harus dihadapi oleh kontraktor. Maka
dari itu Peruahaan Manufacture Beton Pracetak dituntut untuk tepet waktu dalam
menyediakan kebutuhan beton pracetak untuk sebuah proyek dan tetap menjaga
kualitas yang telah ditentukan.
A.
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROSES
PRODKSI
Ada beberapa proses yang harus
diperhatikan bagi perusahaan beton pracetak :
1. PERENCANAAN WAKTU AWAL DAN AKHIR PROYEK
(DURASI PRODUKSI)
Bagi perusahaan beton pracetak sebelum menerima
pesanan/purchase order hal yang harus diperhatikan adalah waktu yang diminta
oleh pemberi kerja (Owner) untuk melaksanakan pengadaan produk beton pracetak
itu sendiri. Karena bagi perusahaan beton pracetak kebanyakan, proses produksi
berlangsung berdsarkan proyek yang didapat. Karakteristik dan type produk yang
beragam membuat perusahaan beton pracetak tidak/jarang memutuskan untuk
melakukan proses produksi tanpa adanya pesanan dari customer.
Maka dari itu, memaksimalkan waktu yang untuk
memproduksi pesanan yang ada akan berdampak positif bagi perusahaan beton
pracetak. Karena tingkat efisiensi waktu pada perusahaan beton pracetak tidak
setinggi perusahaan manufaktur yang bergerak dibidang lainya. Misalnya
perusahaan manufaktur yang bergerak dibidang otomotif, yang memang rencana
jumlah produksi dan type produk yang sudah direncanakan pada durasi waktu
tertentu. Sehingga efisiensi waktu dan biaya dapat diatur sedemikian rupa.
2. MANAGEMEN LOGISTIK/PERSEDIAAN
Menurut Sofyan Assauri dalam buku Marihot Manullang
dan Dearlisinaga (2005:50), menerangkan bahwa ; “Persediaan adalah sebagai
suatu aktiva lancar yang meliputi barang-barang milik
perusahaan
dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha normal atau persediaan
barang-barang yang masih dalam pekerjaan proses produksi ataupun persediaan
bahan baku yang menunggu penggunaanya dalam suatu proses produksi.”
Persediaan yang dimaksud mencakup dua hal yaitu
persediaan barang jadi serupa dan persediaan material bahan pokok dan bahan
bantu penujang proses produksi. Sebelum melakukan proses produksi perlu
dilakukan perencanaan pembelian bahan pokok dan bahan bantu penujang sesuai
dengan quantity dan kualitas peasanan yang diterima. Perencanaan pembelian
bahan yang tepat berpengaruh terhadap kelangsungan proses produksi. Kehabisan
bahan pokok pada saat proses produksi merupakan hal yang sangat fatal. Hal
tersebut dapat menimbulkan kerugian diberbagai sector, mulai dari kerugian
waktu, biaya pekerja, biaya overhead dan ancaman keterlambatan pekerjaan. Maka
dari itu perlu adanya perencanaan pembelian bahan pokok dan bahan penunjang
lainya dengan baik dan seefisien mungkin.
3. SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)
Karakteristik pekerja yang bekerja dalam lingkungan
pabrik berbeda dengan mereka yang bekerja pada kondisi lingkungan kerja di
lapangan terbuka. Kondisi ini akan mempengaruhi produktifitas pekerja sehingga
kontinuitas hasil produksi tidak dapat diprediksi dengan tepat. Dalam
lingkungan pabrik, pekerjaan yang dilakukan merupakan suatu pengulangan
sehingga memperkecil kemungkinan terjadinya kegagalan yang disebabkan oleh
pekerja. Keberhasilan produk dari hasil produksi industri konstruksi sangat
tergantung dari kejelian dan kemampuan manager konstruksi dalam membuat
perencanaan serta penggunaan metoda yang tepat untuk menyelesaikan permasalahan
yang ada. Perencanaan jumlah dan keahlian pekerja yang terjun langsung pada
proses produksi harus diperhitungkan dengan tepat. Seorang manager harus mampu
memperkirakan berapa jumlah pekerja yang diperlukan pada setiap proyek yang
akan dikerjakan.
4. MONITORING/PENGENDALIAN
PRODUKSI
Produksi mutlak merupakan peran pabrikator. Sepanjang
tidak terdapat halangan yang berkaitan dengan logistik, maka masalah yang ada
biasanya berkaitan dengan hal-hal teknis, sehingga dengan menyerahkan pekerjaan
tersebut pada pabrikator yang profesional hambatan teknis dapat diredam.
Penting
dalam faktor produksi adalah menentukan prioritas, mana yang lebih dahulu
dipabrikasi, sehingga dibutuhkan koordinasi antara pabrikator dengan
instalator. Area produksi harus tertata dengan baik, mulai dari tempat
penumpukan material dasar, proses pengecoran, proses rawatan beton serta
penyimpanan komponen beton pracetak. Konsekuensi dari unit ini menyediakan
lahan kerja yang cukup luas, karena lahan penumpukan bahan dan komponen beton
pracetak yang diproduksi berukuran dan berkuantitas besar.
Hakekat dari pabrikasi beton
pracetak adalah :
Kebutuhan akan tenaga kerja relatif lebih sedikit.
Kecepatan proses produksi.
Perbaikan kualitas produk.
Dibandingkan
dengan proses konstruksi tradisional, hal yang menonjol dalam produksi beton
pracetak adalah penggunaan mesin dalam pabrik untuk menghasilkan komponen beton
pracetak. Selain membutuhkan tenaga kerja lebih sedikit penggunaan mesin akan
mengurangi kesalahan yang diakibatkan oleh “faktor manusia” sehingga akan
dihasilkan produk dengan kualitas lebih seragam.
B.
PENGARUH PERKEMBANGAN TEKNOLOGY
TERHADAP KEMAJUAN INDUSTRI BETON PRACETAK
Perkembangan teknologi yang begitu pesat sedikit
banyak berpengaruh terhadap dunia konstruksi. Khususnya terhadap produk beton
pracetak. Perkembangan teknologi berpengaruh baik terhadap type dari produk
beton pracetak dan proses produksinya. Inovasi terhadap type produk mungkin
tidak banyak dipengaruhi oleh perkembangan teknologi, munculnya produk beton
pracetak baru lebih banyak dari permintaan proyek dan kondisi tertentu yang
memang membutuhkan inovasi produk baru agar pekerjaan tetap dapat berjalan.
Sedangkan pengaruh teknologi terhadap indusri beton
pracetak lebih banyak ke inovasi proses. Pada awal kemunculanya, proses
produksi beton pracetak menggunakan metode yang amat sederhana. Prinsip awalnya
hanya sekedar memindahkan lokasi pengecoran dari lokasi dimana proyek berada ke
lokasi pabrikasi. Dengan menggunakan bekisting/cetakan biasa lalu adukan
concrete dituangkan kedalamnya dan sekanjutnya akan dibongkar setelah beton
kering dan memenuhi persyaratan proses pengangkatan/pembongkaran (demolding).
1.
INOVASI PRODUK BETON
1.1
Beton Tekstil
Beton tekstil merupakan inovasi terbaru dari produk
beton dimana beton ini menggunakan serat karbon sebagai pengganti besi sebagai
tulangan didalamnya. Prof. Manfred Curbach dari Universitas Teknik Dresden,
memimpin riset para insinyur untuk mengganti beton baja dengan apa yang disebut
beton tekstil. Hasilnya, kemajuan luar biasa dalam performanya. "Beton
tekstil terbuat dari beton normal dan sebagai penguat digunakan karbon. Bedanya
dengan beton baja, tidak ada baja yang bisa berkarat melainkan karbon yang
tidak terancam korosi."
Serat diekstrak dari karbon. Diameternya
hanya 5 mikrometer, 10 kali lebih tipis dari rambut manusia. Serat lalu
diproses pada lebih dari 230 kumparan pada alat tenun raksasa. "Serat
karbon sangat lunak. Tidak bisa dimasukkan dalam beton begitu saja. Karena itu
harus diolah pada mesin tekstil dan diberi lapisan sehingga menjadi kaku. Arah
kekuatan serat juga bisa disesuaikan agar bisa bekerja secara optimal di dalam
beton."
Imuwan menguji ketahanan beban balok penopang yang
terbuat dari beton tekstil, hingga batas maksimal. Tekanan terus meningkat.
Retakan pertama muncul. Tapi materi karbon di dalamnya bisa menahan tekanan
luar biasa. Hasil uji beban menunjukkan beton tekstil 6 kali lebih kokoh
dibanding beton bertulang baja
2.
INOVASI MESIN BETON PRACETAK
Salah satu inovasi yang dilakukan pada pada teknologi
pencetakan mesin adalah dengan ditemukanya mesin pencetak segmen sloof dan
balok moduler . mesin ini menggunakan metode getar untuk mendistribusikan
butiran-butiran adukan beton ke sudut-sudut cetakan, serta memadatakan adukan
dalam cetakan dan kemudian diguanakan sistem tekan. Sistem tersebut selama ini
telah digunakan dalam proses mencetak komponen bangunan berbahan beton. Dalam proses
pencetakan komponen berbahan beton ada yang hanya menggunakan getar (pengecoran
kolom, balok maupun plat lantai beton bertulang suatu bangunan) atau tekan saja
(mencetak paving blok, batako, genteng beton dsb) dan ada pula yang
menggabungkan dua sistem.
Dalam
uji kinerja mesin pencetak segmen sloof balok moduler menggunakan adukan beton
yang
dilakukan
6 (enam) kali di peroleh beberapa kendala, yaitu:
1.
Getar plat alas meja mesin belum merata dan stabil antar
masing-masing sudut meja, hal tersebut mengakibatkan kepadatan bagian bawah
tengah produk sloof balok moduler tidak merata antara satu produk yang satu
dengan produk yang lain.
2.
Mur-baut pengikat cetakan dengan plat baja pada as cetakan tanpa
pegas, sehingga getaran cetakan tidak optimal, dan dapat mengakibatkan hasil
cetakan tidak padat merata, serta bagian tengah bawah sloof balok moduler tidak
semuanya penuh terisi adukan beton
3.
Dinding cetakan sloof balok masih rata, yaitu dimensi tebal bagian
bawah sama dengan tebal bagian atas serta sudut kemiringan cetakan bagian bawah
terlalu landai, hanya 60. Hal tersebu berakibat kepada proses melepas produk dari
cetakan kurang lancar, sedang kemiringan bagian bawah yang landai dapat
mengakibatkan distribusi butiran adukan beton ke bagian tengah
bawah cetakan tidak optimal, sehingga bagian bawah
tengah produk tidak padat merata.
KESIMPULAN
Tuntutan akan percepatan pembangunan yang dilakukan
oleh pihak pemerintah maupun oleh swasta demi mencapai target rencana
pertumbuhan ekonomi masyarakat Indonesia mengakibatkan para pelaku pembangunan
memutar otak untuk dapat memenuhi tuntutan tersebut. Target waktu dan kualitas
yang telah ditetapkan memunculkan inovasi – inovasi dalam dunia kostruksi.
Perusahaan beton pracetak yang produknya sekarang semakin banyak digunakan
dalam pembangunan melakukan inovasi dan strategi agar memenuhi kebutuhan
proyek. Perencanaan dan pengendalian yang tepat merupakan salah satu strategi /
cara yang dilakukan oleh perusahaan beton pracetak demi mencapai target
tersebut. Dimana semua aspek dalam proses harus dilakukan perencanaan dan
pengendalian. Serta peran perkembangan teknologi telah memberikan andil
terhadap perkembangan industry beton pracetak, baik teknologi produk beton itu
sendiri maupun sarana dan prasarana untuk mendukung proses produksi.
DAFTAR
PUSTAKA
1. Wulfram I. Ervianto, Ir. M.T, 2005, Studi Implementasi Teknologi Beton Pracetak
bagi bangunan gedung. Yogyakarta, DIY
2. Anonime, Beton Masa Depan,(http://www.dw.com/id/beton-masa-depan/a-36773702)
Diakses 24 Oktober 2017
3.
Sumarni Sri,
Chundakus Habsya, Guntur S, Basori, 2010, Pengembangan
Mesin Pencetak Segmen Sloof dan Balok Moduler Rumah Sederhana Tumbuh Tahan
Gempa (RT2G).
4.
Nurhasanah
Nunung, 2009, PERENCANAAN PENGENDALIAN
PRODUKSI
DAN
PERSEDIAAN INDUSTRI PASTA PT “XYZ”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.