JUDUL : ANALISA PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU MIDSOLE PADA INDUSTRI SEPATU MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (STUDI KASUS PADA PT. BO KYUNG)
PENULIS : (1) *Shihhah Khoirunnisa’, (2) Nuriyanto
(1), (2) Program Studi Teknik Industri Universitas Yudharta Pasuruan
[Article history] Received: 12/08/16 – Accepted: 10/09/16
LINK :
www.e-jurnal.com/2017/08/analisis-pengendalian-persediaan-bahan.html?m=1#!/history
LATAR BELAKANG :
Perusahaan harus bisa mengelola persediaan dengan baik agar dapat memiliki persediaan yang optimal demi kelancaran operasi perusahaan dalam jumlah, waktu, mutu yang tepat serta dengan biaya yang serendah mungkin. Namun berdasarkan observasi awal ternyata persediaan bahan baku pada PT. Bo Kyung belum direncanakan dengan baik sehingga persediaan bahan baku diperusahaan kurang optimal dan proses produksi tidak dapat berjalan dengan lancar
TEORI :
1. Analisis Pembelian Bahan Baku
Untuk dapat menentukan jumlah pemesanan atau pembelian yang optimal tiap kali pemesanan perlu ada perhitungan kuantitas pembelian optimal yang ekonomis atau Economic Order Quantity (EOQ)
2. Analisis Persediaan Pengaman (safety stock)
Asrori (2010) mengemukakan bahwa penentuan jumlah persediaan pengaman dapat dilakukan dengan membandingkan pemakaian bahan baku kemudian dicari berapa standar deviasinya,
3. Analisis Pemesanan Kembali (Reorder Point)
Reoder point adalah saat atau waktu tertentu perusahaan harus mengadakan pemesanan bahan dasar kembali, sehingga datangnya pesanan tersebut tepat dengan habisnya bahan dasar yang dibeli, khususnya dengan metode EOQ (Gitosudarmo, 2002 dalam Ruauw, 2011).
4. Analisis Persediaan Maximum
Persediaan maksimum diperlukan oleh perusahaan agar kuantitas persediaan yang ada di gudang tidak berlebihan sehingga tidak terjadi pemborosan modal kerja (Rumincap, 2010).
TUJUAN :
efisisensi persediaan bahan baku diperusahaan. Untuk mendukung tercapainya ketepatan . PT. Bo Kyung harus menghitung besarnya safety stock sehingga tidak terjadi kekurangan stock persediaan bahan baku yang ada digudang. Selain itu, PT. Bo Kyung juga harus menghitung ROP sehingga dapat ditentukan waktu yang tepat untuk melakukan pemesanan kembali.
METODE PENELITIAN :
1. Wawancara
Metode ini dilakukan dengan cara tanya jawab secara langsung kepada bagian-bagian yang terkait dengan pihak lain yang berkompeten untuk menanyakan beberapa pertanyaan yang terkait dengan masalah yang dihadapi mengenai persediaan bahan baku.
2. Observasi
Pengumpulan data dengan cara melakukan penelitian secara langsung di PT. Bo Kyung, dan melakukan perhitungan terhadap semua item-item yang sudah ditentukan untuk melakukan pengendalian bahan baku.
3. Studi Pustaka
Pengumpulan data dengan cara mempelajari buku literature, laporan-laporan dan hasil penelitian yang telah dilakukan terdahulu yang berhubungan dengan masalah penelitian.
HASIL DAN PEMBAHASAN :
1. Batas atau titik pemesanan bahan baku yang dibutuhkan oleh PT. Bo Kyung bila menggunakan metode EOQ pada tahun 2014 sebesar 365.465 pasang, tahun 2015 sebesar 579.625 pasang dan tahun 2016 sebesar 350.758 pasang.
2. Frekuensi pembeliaan bahan baku PT. Bo Kyung bila menggunakan metode EOQ setiap tahunnya berbeda-beda tergantung dari banyaknya kebutuhan. Untuk tahun 2014 sebanyak 12 kali, tahun 2015 sebanyak 14 kali, dan tahun 2016 sampai bulan Agustus sebanyak 9 kali.
3. Perhitungan total biaya persediaan bahan baku menurut perhitungan EOQ dengan perhitungan menurut perusahaan terjadi penghematan pada tahun 2014 sebesar Rp 148.226.283,-, tahun 2015 sebesar Rp 711.388.525,- dan tahun 2016 sebesar Rp 403.224.510,- jadi total biaya persediaan bahan baku yang dihitung menurut EOQ lebih sedikit dibandingkan yang dikeluarkan oleh PT. Bo Kyung, maka ada penghematan biaya persediaan bahan baku bila PT. Bo Kyung menggunakan metode EOQ dalam persediaan bahan bakunya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.