.

Sabtu, 07 Oktober 2017

Apa itu Reverse Logistics ?



Logistik adalah ...
Menurut Christoper dalam bukunya "Logistics and Supply Chain Management (SCM)"  yang di muat dalam artikel Pengertian dan Aktivitas Logistik oleh Riadi ,
logistik mempunyai peranan dalam mengatur hubungan yang terjadi baik dalam proses operasi dalam produksi diperusahaan ataupun ketika hasil produksi disampaikan pada konsumen dimana dalam prosesnya perusahaan harus bisa menjaga hubungan baik antara supplier/pemasok serta konsumennya, sehingga produk dapat diantar kepada para ke konsumennya memiliki nilai yang lebih, tentunya dengan menekan ongkos serendah mungkin. Hal tersebut menunjukan bahwa departmen logitik sebagai salah satu perwujudan image suatu perusahaan yang diterima oleh supllaier dan konsumen.
Reserve Logistik
Reverse logitik adalah salah satu aktivitas department logistik yang bertujuan menjaga hubungan baik antara perusahaan dan konsumennya. Menurut Rogers dan Tibben-Lembke (1999) mendefinisikan  reverse logistics sebagai proses perencanaan, pengimplementasian, dan pengendalian secara efisien atas aliran bahan baku, barang dalam proses, barang jadi, dan informasi yang terkait, mulai dari titik konsumsi ke titik asal dengan tujuan untuk menciptakan nilai atau pembuangan produk/barang secara tepat dengan biaya yang efektif. Reverse logistik merupakan proses logistik yang di balik, dimana barang yang sudah  jadi akan kembali keprodusen karena beberapa faktor.
Alasan produk kembali keprodusen menurut Dakker (2004) dibagi menjadi 3 yaitu Manufacturing Returns, Distribution Returns, Costumer Returns :
1.       Manufacutring Returns , meliputi row materials surplus, quality control returns, production leftovers/by-product.
2.       Distributiuon returns, meliputi :
a.       Product recall, dimana product dikembalikan karena permasalahan kesehatan atau keamanan yang berkaitan dengan produk.
b.      B2B ( Business to Business ) commercial returns, , semua pengembalian dimana pengecer (retailer) mempunyai suatu pilihan kontraktual untuk mengembalikan produk ke pemasuk akibat kerusakan barang saat pengiriman katau terjadi kesalahan pengiriman barang.
c.       Stock adjustmen, mengambil peran ketika pelaku didalam rantai pasol mendistribusikan ulang (redistribute) stok pada kasus seasonal produk.
d.      Functional  returns, semua produk yang yang mempunyai fungsi inhern teteap berjalansecara backward dan forward didalam rantai.
3.       Coustumer returns, meliputi : B2C comercial returns,warranty returns, service returns ( repairs, spare part, end-of-use returns, dan end-of-life returns.

Sumber: http://www.greencastleconsulting.com/reverse-logistics/
Manajemen revers logistik yang baik akan meminimalkan kerugian produk yang kembali tersebut dengan melakukan perbaikan dan memanfaatkannya. Barang atau produk yang dikelola dalam RL antaralain End of Life (EOL) product, End of Use Product, product recall, return, dll. Selain dampak finansial yang didapatkan dari aktivitas RL, lingkungan pun juga mendapat dapak positif akibat aktivitas RL karena pada dasarnya RL memiliki konsep reuse, remanufacture, recycle. Dengan konsep tersebut RL dapat meminimalkan terbuangnya komponen-komponen bekas produk yang berbahaya bagi lingkungan dan hasil olahan dapat digunakan untuk membuat produk yang baru. Menurut Yunwen  (2012) ada tiga faktor yang mendorong terjadinya reserve logistik :
1.       Ekonomi
Retur produk dapat dijadikan sumber untuk pemulihan nilai dengen cara menggunakan kembali produk, remanufaktur merupakan suatu bagian yang akan digunakan sebagai cadangan atau sisa daur ulang untuk memulihkan nilai material.
2.       Perundang-undangan
Perundang-undangan yang dimaksud dimana ada suatu peraturan yang mengharuskan perusahaan untuk memperbaiki produknyaatau mengembalikan ke tempat asalnya.
3.       Good-corporate citizenship
Corporate citizenship mementingkan suatu nilai atau prinsip dimana dorongan dari organisasi atau perusahaan yang terlibat bertanggung jawab dengan reverse logistics. Suatu perusahaan dapat disebut good corporate citizenship dilihat dari perilaku baik untuk orang disekitarnya.

Dengan beberapa keutungan yang didapatkan dari dilakukannya RL disuatu perusahaan, mengapa masih banyak perusahaan yang belum menerapkan konsep RL dalam sistem logistiknya ?. Menurut Pohlen dan Farris (1992) mengidentifikasi sejumlah isu terkait dengan reverse logistic ini, diantaranya
1.       Sebagian besar sistem persediaan tidak dilengkapi dengan fasilitas yang dapat menangani dengan baik pergerakan produk dari hilir ke hulu.
2.       Biaya reverse distribution dapat mencapai hingga 9 kali lipat diban-dingkan dengan mendistribusikan produk secara normal.
3.       Retur produk seringkali tidak dapat dikirimkan melalui sarana transportasi, disimpan, atau didistribusikan seperti halnya pada saluran distribusi normal seperti biasa. Transportasi reverse logistic ini biasanya lebih kompleks yang panjangnya mencapai hingga 14 kali dibandingkan saluran distribusi normal.
Sumber: http://cerasis.com/2014/02/20/history-of-reverse-logistics/
Selain ketiga isu yang sudah diindentifikasi diatas, dari segi pemodelan karakter reserve logistic sangat kompleks. Ada dua komponen penting dalam reserve logistik menurut Fleischman et al. (1997) yaitu pengelolaan persediaan dan pengelolaan produksi . Pengelolaan persediaan pada sisitem ini relatif sulit karena dibutuhkan fleksibelitas kapasitas, peralatan dan diperlukan tambahan seafty stock untuk mengantisipasi adanya variabiltas dan ketidakpastian. Sedangkan pengelolaan produksi berkaitan dengan Teknik dan peralatan yang diperlukan untuk disassembly, demanufacturing, perencanaan produksi (production planning) dan pengendalian produksi (production controlling)masih dalam tahap prematur.

Karena banyaknya hal yang dipertimbangkan perusahaan dalam menerapkan reserve logistik, ada cara lain yang bisa mempermudah suatu perusahaan dalam menerapakan reserve logistik yaitu dengan menggunakan jasa 3PL ( 3 partner logistic ). 3PL reverse logistic adalah perusahaan lain yang menyediakan jasanya kepada suatu perusahaan produsen untuk mengurus produk-produk reserve. Seperti pada artikel yang ditulis Zaroni dalam Reverse Logistics (2017), layanan yang biasanya disediakan oleh 3PL adalah sebagai berikut :
  • Penjemputan dan pengumpulan product reverse, produk-produk reverse dapat dikumpulkan dari pelanggan dengan menyediakan layanan drop-in di lokasi-lokasi strategis, seperti kawasan perkantoran, perumahan, industri, pasar, sekolah, dan pusat-pusat keramaian, tergantung karakteristik jenis produk reverse dan segmen penggunanya. Untuk produk reverse kategori consumer goods, penempatan drop-in untuk product reverse di kawasan perumahan atau tempat publik sangat tepat. Sementara untuk produk industri, layanan penjemputan lebih tepat dilakukan.
  • Pengecekan barang masuk, pengecekan barang masuk yang diperoleh dari drop-in untuk reverse product atau layanan penjemputan product reverse perlu dilakukan pengecekan dan pemilahan. Untuk produk-produk reverse kategori barang berbahaya (dangerous goods) perlu mendapatkan penanganan yang tepat.
  • Distribusi ke pusat perbaikan atau daur ulang, setelah produk-produk dipilah, selanjutnya produk-produk reverse dapat dilakukan perbaikan untuk produk yang memerlukan perbaikan, dan beberapa produk reverse dilakukan daur ulang.
  • Pengemasan kembali dan pemasangan label, setelah product reverse diperbaiki, dilakukan pengemasan kembali dan pemasangan label untuk diproses lebih lanjut, baik disimpan atau diangkut dengan moda transportasi untuk didistribusikan ke lokasi tertentu.
  • Pelacakan pengiriman, beberapa perusahaan 3PL menyediakan layanan pelacakan pengiriman untuk proses penjemputan, pengiriman ke reparasi, dan distribusi produk reverse.
  • Reparasi, layanan reparasi produk reverse juga dapat dilakukan perusahaan 3PL bekerja sama dengan layanan reparasi sesuai dengan jenis produknya. Layanan reparasi ini akan memperpendek proses penanganan product reverse dan mempercepat penempatan kembali product reverse ke pasar.


Daftar Pustaka
Priyono, Anjar. 2008. Faktor Pendorong dan Penghambat Rantai Pasokan Ramah Lingkungan: Literatur Review. Jurnal Siasat Bisnis, Vol.12, No.1. Dalam: https://media.neliti.com/media/publications/85982-ID-faktor-pendorong-dan-penghambat-rantai-p.pdf. Diakses pada 06 Oktober 2017
Riadi, Muchlisin. 2017. Pengertian dan Aktivitas Logistik. Dalam: http://www.kajianpustaka.com/2016/04/pengertian-dan-aktivitas-logistik.html . Diakses pada 06 Oktober 2017
Zaroni. 2017. Reverse Logistics. Dalam: http://supplychainindonesia.com/new/reverse-logistics/ . Diakses pada 06 Oktober 2017.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.