a. Sustainable life cycle design using Constraint Satisfaction Problems and Quality Function Deployment (Procedia CIRP 61 ( 2017 ) 75 – 80)
b. Improving service quality in highway passenger transportation: a case study using quality function deployment (Issue 2014(4), 2014 pp. 375-393 ISSN: 1567-7141)
c. A Framework for Quality in Education: Applying Quality Function Deployment to a Higher Education Institute (International Scientific Conference eRA – 2015)
Nama Penulis :
a. Alexandre Popoff, Dominique Millet (COSMER -Univesity of Toulon, La Garde, France)
Link : Available online at www.sciencedirect.com
b. Fatma Pakdil ,Feride Bahar (Baskey University, Turkey)
Link : tlo.tbm.tudelft.nl/ejtir
c. Michalis Skordoulis, Polizois Sparangis (Piraeus University, Greece)
Link : https://s3.amazonaws.com/academia.edu.documents/39908601
A. Latar Belakang
Demi memenuhi kebutuhan konsumen serta mencipta kan hasil produk atau jasa yang efektif mulai dari design suatu produk, kualitas suatu pelayanan atau jasa. Pada ketiga jurnal diatas menggunakan metode penelitian berupa studi kasus dengan pendekatan deskriptif pada kualitas yang sudah ada dengan membandingkan voice of customer, dimana voice of customer itu sendiri dapat diperoleh dari penyebaran angket atau wawancara langsung kepada pidak-pihak yang bersangkutan dengan tema pada setiap penelitian nya. Kemudian baru lah dibentuk rumah kualitas atau house of quality, house of ualitybitu sendiri adalah suatu rumah kualitas yang berisi kan tentang pernyataan dari customer yang telah dirangkun serta divalidasi dan teruji reliabilitas nya sehingga dapat masukan pada matriks house of quality.
B. Metode Penelitian
Metode yang dipakai adalah studi kasus dengan pendelatan deskriptif denganmenggunakan metode Quality Function Deployment (QFD). Langkah-langkah nya adalah :
1. Kualitas Quality Function Deployment
2. Penilaian Konsumen
3. Angket
4. Survey
5. Keutuhan konsumen
6. Daftar periksa
Kemudian setelah tahapan terseut terpenuhi yaitu dilanjutkan membuat Matriks House of Quality, dengan tahapan :
1. Tingat kepentingan konsumen, penentuan tingkat kepentingan konsumen digunakan untuk mengetahui sejauh mana konsumen memberikan penilaian atau harapan dari kebutuhan konsumen yang ada
2. Pengukuran
Tingkat Kepuasan Konsumen Terhadap Produk (current
satisfaction performance)
Pengukuran tingkat kepuasan konsumen
terhadap produk dimaksudkan untuk mengukur bagaimana tingkat kepuasan konsumen
setelah pemakaian produk.3.Target, adalah nilai target ini ditentukan oleh pihak unit usaha untuk mewujudkan tingkat kepuasan yang diinginkan oleh konsumen. Nilai target harus direncanakan terlebih dahulu oleh unit usaha sehingga target tersebut akan tercapai
4. Rasio perbaikan, rasio perbaikan merupakan perbandingan antara nilai yang diharapkan oleh pihak unit usaha dengan tingkat kepuasan konsumen terhadap suatu produk. Besarnya nilai rasio perbaikan tergantung pada nilai kepuasan dan kepentingan konsumen
5. Titik jual, titik jual adalah kontribusi suatu kebutuhan konsumen terhadap daya jual produk. Titik jual ditentukan sendiri oleh pihak unit usaha dengan pertimbangan dari semua aspek produk dan jasa yang ditawarkan kepada konsumen. Penilaian terhadap titik jual terdiri dari kategori sebagai berikut.
1 = tidak ada titik jual
2 = titik jual menengah
3 = Titik jual kuat
6. Raw Weight, Raw Weight merupakan nilai keseluruhan dari data-data yang dimasukkan dalam matriks perencanaan kebutuhan konsumen. Raw weight digunakan untuk proses perbaikan selanjutnya dalam upaya pengembangan produk.
7. Penyusunan Kebutuhan Teknik, Pada tahap ini unit usaha mengidentifikasi kebutuhan teknik yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan konsumen. Kepentingan teknik memberikan tanggapan untuk setiap keinginan dan kebutuhan konsumen.
8. Penentuan Hubungan antara Kebutuhan Konsumen dengan Kebutuhan Teknik, Penentuan ini menunjukkan hubungan antara setiap kebutuhan konsumen dan kepentingan teknik. Pada tahap ini ada tiga macam hubungan yang terbentuk seperti pada tabel
Tabel Nilai Hubungan
Simbol
|
Nilai
Numerik
|
Pengertian
|
▲
|
9
|
Mungkin
ada hubungan
|
●
|
6
|
Hubungannya
sedang
|
◙
|
3
|
Sangat
kuat hubungannya
|
Sumber : Tony Wijaya
2011 : 53
9. Penentuan PrioritasPenentuan ini menunjukkan prioritas yang akan dikembangkan lebih dulu berdasarkan kepentingan teknik.
C. Hasil dan Pembahasan
Pada hasil akhir penerapan metode Quality Function Deployment yaitu didapati sebuah voice of customer serta jarak antara kualitas barang atau jasa yang sebenarnya dengan ekspektasi dari para konsumen. Pada Jurnal pertama yaitu mengenai design dari sampan yang diinginkan oleh konsumen adalah bagian utama dari sampan adalah struktur tabung dan lantai yang terbuat dari kain PE-PVC, tiang kayu,lantai kayi dan jok. Pada jurnal kedua mengenai perbaikan kualitas transportasi umum didapati hasil Menurut hasil, tidak ada hubungan negatif antar berbagai persyaratan teknis. Sebenarnya, beberapa persyaratan teknis berkorelasi positif satu sama lain. Misalnya, "spesifikasi teknis bus" dan "layanan tepercaya" berkorelasi positif. Demikian pula, "spesifikasi teknis bus" dan "menjaga janji pada durasi perjalanan" adalah persyaratan teknis lain yang terkait secara positif. Asosiasi tersebut harus diperhatikan saat merancang kembali proses pemberian layanan di perusahaan. Dan pada jurnal ketiga adalah terdapat beberpa perbaikan dari berbagai aspek mutu pendidikan seperti fasilitas pendidikan, guru pengajar, kurikulum yang berlaku, reutasi dan kualitas tata usaha.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.