.

Jumat, 06 Oktober 2017

TOTAL QUALITY MANAGEMENT



TOTAL QUALITY MANAGEMENT




  • PENDAHULUAN
    Menurut Zulfadhli dalam journalnya yang berjudul TOTAL QUALITY MANAGEMENT ( pengolahan mutu terpadu ) bahwa Konsep Total Quality Management (TQM) dikembangkan pertama kali pada tahun 1950-an (setelah berakhirnya Perang Dunia II) oleh seorang ilmuwan AS bernama Dr. W. Edwards Deming, dalam rangka memperbaiki mutu dari produk dan pelayanan yang dihasilkan oleh industri-industri di Amerika Serikat. Dr. Deming adalah salah seorang ahli statistik terkenal di AS, pada saat itu konsep ini tidak begitu diperhatikan secara serius oleh bangsa Amerika sampai akhirnya Dr. Deming ditugaskan ke Jepang bersama sejumlah tenaga ahli AS lainnya. Para ahli tersebut dikirim oleh pemerintah AS dalam rangka membawa pengaruh barat ke Jepang. Di Jepang ia kemudian mengadakan diskusi-diskusi dan seminar-seminar tentang prinsip-prinsip efisiensi industri, dimana diskusi ini diikuti secara serius oleh 45 orang CEO dari perusahaan-perusahaan di Jepang. Dalam diskusi tersebut Dr. Deming mengemukakan 4 hal penting:
    1)      Sebuah organisasi bisnis harus mengetahui dan tanggap terhadap kebutuhan pelanggannya. Tanpa pelanggan, berarti tidak akan ada pesanan, dan tanpa pesanan berarti tidak akan ada pekerjaan.
    2)      Pentingnya melakukan survei terhadap kebutuhan-kebutuhan dan harapan pelanggan.
    3)      Pengelolaan Sumber Daya Manusia.
    4)      Menciptakan keinginan untuk melakukan perbaikan secara terus menerus.



    PEMBAHASAN
    TQM adalah suatu pendekatan manajemen yang terdiri dari seperangkat prinsip, praktik dan teknik yang saling memperkuat yang ada dalam organisasi. Prinsip TQM terdiri dari fokus terhadap konsumen, perbaikan terus menerus dan kerjasama tim. Masing-masing prinsip diimplementasikan melalui seperangkat praktik antara lain seperti aktivitas untuk mengumpulkan informasi dari konsumen dan proses menganalisa informasi tersebut. Praktik TQM tersebut didukung oleh berbagai macam teknik agar proses tersebut lebih efektif dan efesien. Karena itu, implementasi TQM ini memiliki prinsip yang sangat umum dan memiliki teknis yang sangat detil ( Firman, 2012 ).

    Sedang Menurut Soewarso Hardjosoedarmo (2004: 1), menjelaskan bahwa TQM adalah implementasi dalam memperbaiki kuantitatif utama dan jasa dalam pemasukan di organisasi, perbaikan pada seluruh proses penting dalam organisasi dan usaha meningkatkan pemenuhan kebutuhan yang konsumen butuhkan pada produk dan jasa dalam masa saat ini dan yang akan datang.
    Sedangkan menurut J. Paul Peter dan H. Donnelly dalam Wibowo (2007: 150) menjelaskan Total Quality Management is organization commintment for costumer satisfication with continue improvement to business process and product and services deliver, yang mana mengandung pengertian bahwa TQM adalah komitemen di dalam organisasi untuk memenuhi kepuasan konsumen dengan melanjutkan perbaikan dalam proses bisnis dan produk dan layanan jasa. Berdasarkan pada konsep pemikiran tersebut, maka TQM adalah alat bantu manajemen dalam perbaikan kualitas di dalam sebuah perusahaan untuk memaksimalkan daya saing organisasi secara berkelanjutan dalam produk, jasa, orang (pekerja), proses dan lingkungan dalam seluruh aspek penting dalam produk dan jasa untuk para konsumen.
    Menurut Sila et al. (2007)[7] Total Quality Management (TQM) memainkan peranan yang sangat penting dalam meningkatkan kekuatan daya saing perusahaan. Di dalam pasar global yang berubah secara terus menerus, disamping pengiriman yang cepat (speed of delivery), kualitas produk juga menjadi salah satu elemen yang penting bagi perusahaan untuk dapat bersaing (competition). TQM adalah salah satu bentuk praktek manajemen terbaik dalam perusahaan yang menekankan paradigma kualitas secara menyeluruh dalam perusahaan.
    Perbedaan TQM dan pendekatan bisnis lainnya adalah componen “bagaimana”. Komponen tersebut terdiri dari 10 element menurut Goetsch dab Darvis dalam kutipan Fandy Tjiptono & Anastasia Diana (2003: 15-18)[8] adalah:
    1). Fokus konsumen
    Dalam TQM, konsumen dari dalam maupun luar adalah penggerak. Eksternal konsumen memutuskan produk dan kualitas jasa yang mereka terima untuk mereka, dan internal konsumen memutuskan kualitas pada orang, proses dan lingkungan yang berhubungan dengan produk dan jasa
    2). Kualitas obsesi
    Di dalam organisasi yang mengimplementasikan TQM, menjaga kualitas dalam segala aspek tidaklah mudah. Lebih rumit jika konsumen merubah persepsi mereka akan kualitas. Merubah gaya hidup dan ekonomi dapat merubah persepsi kualitas mereka. Persepsi kosumen pada kualitas jasa lebih besar dalam pasar yang dapat membuat pemasukan lebih. Kualitas tinggi dalam jasa lebih dipilih oleh konsumen dan akan lebih menguntungkan.
    3). Pendekatan empiris
    Pendekatan empiris sangat penting dalam implementasi TQM, sebagian besar digunakan untuk desain kerja, proses pengambilan keputusan dan penyelesaian masalah dalam desain kerja. Data yang dibutuhkan untuk membuat tolak ukur pengawasan prestasi dan restrukturisasi.
    4). Komitmen jangka panjang
    TQM merupakan paradigma baru dalam bisnis. Dibutuhkan budaya perusahaan baru yang baik. Hal ini merupakan alasan mengapa komitmen jangka panjang sangat penting untuk perubahan budaya untuk implementasi kesuksesan TQM.
    5). Tim kerja
    Tim yang efektif dapat membuat rencana pertumbuhan dan membuat salusi untuk memecahkan permasalahan karyawan yang tidak ada sebelumnya. Kesuksesan tim bergantung pada masing-masing individu dan komitmen pada setiap anggota tim. Tim kerja dapat lebih sukses daripada bekerja sendiri.
    6). Restrukturisasi sistem secara berkelanjutan
    Manajemen kualitas tidak dapat dipisahkan dengan usaha berkelanjutan untuk merestrukturisasi dan merupakan dasar dari konsep Jepang, Kaizen, mencoba untuk mendapatkan operasi restrukturisasi berkelanjutan yang terbaik. Restrukturisasi secara berkelanjutan untuk mengidentifikasi tolak ukur terbaik dan yang dimiliki dalam proses kerja.
    7). Pendidikan dan pelatihan
    Dalam mengimplementasikan TQM dalam organisasi, pendidikan dan pelatihan yang baik harus diberikan kepada karyawan di dalam semua jenjang untuk memahami kualitas sistem manajemen, bagaimana mereka mempunyai peran dan bagaimana untuk bertanggungjawab dalam organisasi. Pelatihan adalah peran utama untuk digunakan organisasi dan kemampuan karyawan untuk menumbuhkan mengimplementasikan prinsip-prinsip TQM.
    8). Kebebasan yang terkendali
    Dalam TQM, melibatkan karyawan dan efisiensi yang digunakan dalam membuat keputusan dan pemecahan masalah merupakan elemen yang penting. Dan elemen tersebut dapat meingkatkan tanggungjawab diri sendiri dan karyawan dalam keputusan yang sudah dibuat dan memperkaya pandangan karena banyak pihak.

    9). Kesatuan pada tujuan
    TQM akan diimplementasikan dengan baik jika perusahaan mempunyai kesatuan tujuan. Setiap upaya dapat berfokus dalam satu tujuan.
    10). Melibatkan efisiensi yang digunakan dan karyawan
    Melibatkan efisiensi yang digunakan dan karyawan penting untuk diimplementasikan dalam TQM. Upaya untuk melibatkan karyawan memberikan dua manfaat, yaitu:
    ·         Untuk meningkatkan kemungkinan keputusan yang baik, rancana yang baik dan keefktifan restrukturisasi
    ·         Untuk meningkatkan diri sendiri dan tanggungjawan pada keputusan dan melibatkan eksekutif karyawan. Fandy Tjiptono & Anastasia Diana (2003).

    TQM juga mendukung semua karyawan mampu memberikan kontribusi yang cukup besar dengan kinerja yang baik dalam upaya mengubah diri dalam persaingan di era globalisasi ini. Seperti penjelasan Ajamsudin Benny (2006: 96), TQM mempunyai beberapa tujuan:
    1). Untuk menciptakan kualitas produk dan jasa
    Untuk mandapatkan keuntungan perushaan, perusahaan seharusnya membuat kualitas produk atau jasa, perusahaan membutuhkan penataan berkala. Penting untuk dilakukan oleh perusahaan untuk lebih menambah jumlah konsumen, dan meningkatkan penjualan perusahaan.
    2). Menjamin kepemimpinan untuk menghindari kesalahan dan pemborosan
    Orang berhadap pemborosan tidak akan berlanjut dalam waktu lama, karena dampak serius bagi perusahaan, salah satu dari hal tersebut adalah mengurangi jumlah penjualan perusahaan. Pemimpin perusahaan bekerja keras untuk meminimalkan kesalahan atau untuk suatu keputusan untuk menghindari penggunaan waktu dan manajemen sumber daya.
    Adanya sumber daya manusia dalam perusahaan sangat penting untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Perusahaan menyadari untuk tidak bergantung pada sumber daya alam dan teknologi. Untuk bertahan dan berkembang, perusahaan bergantung kepada manajemen sumber daya manusia.


    3). Menciptakan kompetisi produk dan jasa
    Untuk menciptakan kompetisi produk dan jasa, perusahaan membutuhkan sistem produksi dan secara restrukturisasi berkelanjutan dan pemimpin pasar saham dan kepercayaan konsumen.
    Menurut Blocher, Chen, Lin (2000:209), faktor-faktor yang mempengaruhi TQM terdiri dari:
    (1) Berfokus kepada pelanggan.
    (2) Berusaha keras untuk melakukan perbaikan berkelanjutan.
    (3) Melibatkan seluruh kekuatan kerja. Selain itu Goetsch dan Davis (1997:583) memberikan klasifikasi fase implementasi yang lebih rinci dan sistematis.
     Fase implementasi TQM dikelompokkan menjadi tiga fase yaitu fase persiapan, perencanaan dan pelaksanaan. Masing-masing fase terdiri atas beberapa langkah dimana waktu yang dibutuhkan untuk setiap langkah tergantung pada organisasi yang menerapkannya.

    DAFTAR PUSTAKA
  • ·         Zulfadhli, 2013. TOTAL QUALITY MANAGEMENT ( pengelolaan mutu terpadu )
  • ·         Firman, 2012. Pengaruh praktik total quality management terhadap internal knowledge transfer, journal of total quality management.
  • ·         Hardjosoedarmo, Soewarso, (2004), Total Quality Management, ANDI, Yogyakarta.
  • ·         Sila, I. 2007. Examining the effects of contextual faktors on TQM and performance through the lens of organizational theory: an empirical study, Journal of Operations Management, Vol. 25, No. 1, pp. 83-109.
  • ·         Tjiptono F, Diana A.C, 2003, Total Quality Management, Andi Yogyakarta.p.15-18
  • ·         Blocher, J. Edward, Kung H. Chen, Thomas W. Lin, 2000. Manajemen Biaya, Terjemahan Dra. A. Susty Ambarriani, M.Si., Akt, Salemba Empat, Jakarta.
  • ·         Peter, J. Paul dan James H. Donnelly JR, 2007, Marketing Management, New York Americas : The mc Grow Hill Companies

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.