.

Jumat, 08 September 2017

Pengaruh Cahaya Matahari Terhadap Tanaman

Cahaya matahari adalah sumber energi utama bagi kehidupan seluruh makhluk hidup didunia. Bagi tumbuhan khususnya yang berklorofil, cahaya matahari sangat menentukan proses fotosintesis. Fotosintesis adalah proses dasar pada tumbuhan untuk menghasilkan makanan.  Makanan yang dihasilkan akan menentukan ketersediaan energi untuk pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan (Afria). Menurut Wordpress dalam Silvi, cahaya merupakan faktor penting terhadap berlangsungnya fotosintesis, sementara fotosintesis merupakan proses yang menjadi kunci dapat berlangsungnya proses metabolisme yang lain di dalam tanaman.
Pengaruh cahaya juga berbeda pada setiap jenis tanaman. Tanaman C4, C3, dan CAM memiliki reaksi fisiologi yang berbeda terhadap pengaruh intensitas, kualitas, dan lama penyinaran oleh cahaya matahari (Onrizal : 2009). Setiap jenis tanaman memiliki sifat yang berbeda dalam hal fotoperiodisme, yaitu lamanya penyinaran dalam satu hari yang diterima tanaman. Perbedaan respon tumbuhan terhadap lama penyinaran atau disebut juga fotoperiodisme (Wordpress dalam TheJeber).
Setiap tanaman atau jenis pohon mempunyai toleransi yang berlainan terhadap cahaya matahari. Ada tanaman yang tumbuh di tempat terbuka ada pula beberapa tanaman yang tumbuh di tempat tertutup atau teduh. Tanaman memerlukan intensitas cahaya yang berbeda sepanjang periode hidupnya, pada waktu masih muda (masih kecil) tumbuhan memerlukan cahaya dengan intensitas rendah dan menjelang dewasa (sapihan) memerlukan cahaya dengan intensitas tinggi (Soekotjo : 1976 dalam Farida : 1995 dala Silvi Kultur).
Menurut Kebun Pedia, daun tanaman yang cukup cahaya lebih lebar nampak berwarna hijau segar. Tanaman yang berada di tempat yang gelap hormon auksin bekerja lebih aktif daripada tanaman yang terkena cahaya, sehingga tanaman yang berada di tempat yang gelap terjadi pemanjangan sel. Di tempat yang terang hormon auksin mudah rusak oleh intensitas cahaya yang tinggi. Di tempat yang terang pertumbuhan tanaman menjadi terhambat, dan di tempat yang gelap terjadi etolasi (pemanjangan diujung melekuk).
Kekurangan cahaya matahari akan mengganggu proses fotosintesis dan pertumbuhan, meskipun kebutuhan cahaya tergantung pada jenis tumbuhan. Selain itu, kekurangan cahaya saat perkembangan berlangsung akan menimbulkan gejala etiolasi, dimana batang kecambah akan tumbuh lebih cepat namun lemah dan daunnya berukuran kecil, tipis dan berwarna pucat (tidak hijau). Gejala etiolasi tersebut disebabkan oleh kurangnya cahaya atau tanaman berada di tempat yang gelap. Cahaya juga dapat bersifat sebagai penghambat (inhibitor) pada proses pertumbuhan, hal ini terjadi karena dapat memacu difusi auksin ke bagian yang tidak terkena cahaya (Kampoeng Pintar).
Secara fisika, radiasi matahari merupakan gelombang- gelombang elektromagnetik dengan berbagai panjang gelombang. Tidak semua gelombang- gelombang tadi dapat menembus lapisan atas atmosfer untuk mencapai permukaan bumi. Umumnya kualitas cahaya tidak memperlihatkan perbedaan yang mencolok antara satu tempat dengan tempat lainnya, sehingga tidak selalu merupakan faktor ekologi yang penting (Kebun Pedia).
Salah satu aspek cahaya terpenting sebagai faktor lingkungan adalah intensitas cahaya atau kandungan energi, hal ini karena intensitas cahaya berperan sebagai tenaga pengendali utama dari ekosistem. Intensitas cahaya ini sangat bervariasi baik dalam ruang/ spasial maupun dalam waktu atau temporal.

Daftar Pustaka

2 komentar:

  1. @G34-YOPPY, Artikel terlalu panjang, judul cukup menarik tapi untuk artikelnya terlalu banyak point

    BalasHapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.