.

Sabtu, 16 September 2017

Sistem Perpipaan

 Oleh : Fadjar Yusra
@F14-Fadjar
Sistem Perpipaan
 
 
PENDAHULUAN
Limbah cair merupakan bahan buangan yang timbul karena adanya kehidupan manusia. Kedudukan manusia sebagai makhluk yang dominan dalam menentukan terjadinya perubahan diberbagai aspek kehidupan di lingkungan, ditentukan untuk memenuhi berbagai kebutuhan hidup. Untuk memenuhi keutuhan manusia secara bersama maupun perseorangan, muncul berbagai kegiatan yang langsung maupun tidak langsung memerlukan adanya air. Pengunaan air untuk berbagai kegiatan akan menghasilkan limbah cair karena tidak semua air yang digunakan menjadi bagian dari barang atau bahan yang diproduksi.

Menurut Arsyad (2015), Limbah cair yang tidak ditangani secara semestinya mengakibatkan masalah lingkungan dan kesehatan masyarakat. Pencemaran badan air atau sungai terjadi, yang menimbulkan kematian ikan yang hidup didalamnya, atau yang menyebabkan air tidak dapat dikonsumsi secara layak oleh manusia. Masyarakat membuang limbah cair ke badan air atau lingkungan karena metode pembuangan yang mudah dan umum digunakan.
Padahal sungai sebagai sumber daya air, merupakan badan air yang banyak digunakan masyarakat untuk berbagai keperluan, seperti keperluan industeri, rumah tangga, dan pertanian. Pembuangan air limbah tersebut secara langsung maupun tidak langsung berdampak pada menurunnya kualitas lingkungan khususnya kualitas air sungai. Dengan menurunnya kualitas air sungai tersebut maka akan mengurangi sumber air bagi masyarakat.

Menurut Prayuda, dkk. (2014). Sistem perpipaan memegang peranan penting dalam industri di dunia sekarang ini. Seperti pembuluh darah yang terdapat dalam tubuh kita (arteri dan vena), sistem perpipaan digunakan untuk mengalirkan cairan, mencampur, serta barmacam-macam proses lainnya, baik yang sederhana maupun yang kompleks seperti di  industri kimia dimana menggunakan berbagai jenis komponen-komponen pipa berbeda untuk mengukur, mengkondisikan, bahkan mengatur aliran fluida itu sendiri.
 
Bagian-bagian Perpipaan
Bagian-bagian dari sistem perpipaan itu sendiri terdiri dari pipa, flange, sambungan (fitting), gasket, katup, reducer, belokan serta komponen komponen pendukung lainnya. Sebuah sistem perpipaan haruslah didisain se-fleksibel mungkin demi menghindari pergerakan pipa (movement) akibat ekspansi termal atau thermal contraction yang bisa menyebabkan: 

1. Kegagalan pada material pipa karena terjadinya tegangan yang berlebihan atau over stress maupun fatigue.
2. Terjadinya tegangan yang berlebihan pada penyangga pipa atau titik tumpuan.
3. Terjadinya kebocoran pada sambungan flanges maupun di katup.
4. Terjadi kerusakan material di nozzle peralatan (Pump, Tank, Pressure Vessel, Heat Exchanger dan lain sebagainya) akibat gaya dan momen yang berlebihan akibat ekspansi atau kontraksi pipa tadi.
5. Resonansi akibat terjadi getaran.  
 
Menurut Prayuda dkk. (2014). Dalam sistem engineering terdapat dua kriteria (Chamsudi, 2005) yaitu Non Critical Piping dan Critical Piping. Non Critical Piping adalah jalur pipa tidak diperhitungkan dalam analisis tegangan pipa karena dimungkinkan tidak terjadi beban berlebih yang dapat  mengganggu sistem perpipaan. 

Critical Piping adalah jalur pipa yang harus diperhitungkan dalam analisis karena dimungkinkan dapat terjadi beban – beban, yang nantinya dapat melebihi batasan beban yang diijinkan pada system perpipaan tersebut. Adapun beban – beban yang dimungkinkan terjadi tersebut disebabkan oleh : 
1. Hubungan temperatur dengan diameter pipa
2. Fluida yang mengalir dalam pipa adalah fluida aliran 2 fase
3. Sistem perpipaan berhubungan dengan rotating equipment
4.Batasan beban yang diijinkan pada nozzle equipment kecil
5. Adanya gaya yang timbul secara periodik dari komponen pipa, seperti PSV ( pressure safety valve)  

Menurut Ilmi. (2014). Sistem sanitasi setempat (On-site sanitation) adalah sistem pembuangan air limbah dimana air limbah tidak dikumpulkan serta disalurkan ke dalam suatu jaringan saluran yang akan membawanya ke suatu tempat pengolahan air buangan atau badan air penerima, melainkan dibuang di tempat. Sistem ini di pakai jika syarat-syarat teknis lokasi dapat dipenuhi dan menggunakan biaya relatif rendah. Sistem ini sudah umum karena telah banyak dipergunakan di Indonesia (Fajarwati.A, 2000)
. 
Kelebihan sistem Sanitasi Setempat adalah: 
1. Bisa dibuat oleh setiap sektor ataupun pribadi.
2. Teknologi dan sistem pembuangannya cukup sederhana.
3. Operasi dan pemeliharaan merupakan tanggung jawab pribadi.
4. Biaya pembuatan relatif murah.
Kekurangan Sistem Sanitasi Setempat adalah: 
1) Umumnya tidak disediakan untuk limbah dari dapur, mandi dan cuci.
2) Mencemari air tanah bila syarat-syarat teknis pembuatan dan pemeliharaan tidak dilakukan sesuai aturannya.   

Jenis Bahan Pipa Saluran Limbah Cair
Jenis pipa saluran limbah cairan yang dipergunakan tidak hanya satu macam, hal ini ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu:
1. Kondisi lapangan (draenase, topografi, jenis tanah, dan kemiringan)
2. Karakteristik aliran
3. Ketahanan material terhadap kondisi setempat
4. Ketahanan terhadap gerusan
5. Ketahanan asam, basah, dan korosi
6. Kemudahan dalam penanganan dan instalasinya
7. Kesediaan dalam berbagai ukuran yang dibutuhkan
8. Kehematan (Halim Hasmar, 2002). (Dalam : Arsyad M, 2015)


Daftar Pustaka :

Ilmi, imanul. (2014). Perencanaan dan Analia Tegangan Jalur Perpisahan Dalam : http://etd.repository.ugm.ac.id/index.php?act=view&buku_id=75322&mod=penelitian_detail&sub=PenelitianDetail&typ=html  (Di akses :15 September 2017). 

Prayuda,Widhia Krisna. Wisnu Wardhana. Murdjito. (2014). Analisa Variasi Diameter  dan Variasi Design By-Pass Pada Sistem Perpipaan. Dalam : https://www.google.com/search?q=jurnal+perpipaan&ie=utf-8&oe=utf-8&client=firefox-b-ab (Di akses : 15 September 2017)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.