.

Jumat, 25 Maret 2016

Resensi Novel : Ayah

RESENSI NOVEL AYAH


Judul : Ayah
Penulis : Andrea Hirata
Penerbit : Bentang
Tahun Terbit : Mei 2015 (Cetakan Pertama)
Tebal : 396 halaman
 Genre : Fiksi Novel
Novel ayah memang memusatkan perhatian semua pembaca ke sosok Ayah melalui beberapa tokoh yang diceritakan di awal, yang berperan sebagai ayah di kehidupan masing-masing. Namun kisah tidak melulu menggambarkan betapa heroik peran sang Ayah dalam kehidupan keluarga. Boii.. Ada kisah menarik dibalik semua ini.. Cinta..
Adalah Sabari seorang pemuda yang memiliki paras dan intelejensia yang pas pasan (kalo gak boleh dibilang kurang) namun lihai berbahasa dan memiliki hati yang luas, yang mencintai seorang gadis dengan segenap hati dan jiwany, Marlena, sejak hari pertama bertemu saat ujian masuk SMA. Wanita yang dicintainya sejak pertama jumpa hingga kelak menutup mata.. Ahayy…
Di dalam novel ini banyak berisi puisi-puisi cinta sang pujangga kepada kekasih hati, puisi indah antara ayah dan anak, serta puisi perjalanan hidup bocah bernama Zorro..
Jika ada cerita tentang unconditional love di dunia ini, maka cinta ibunda kepada anaknya dan cinta Sabari kepada Marlena adalah contohnya. Ketika cinta sudah ditolak, bukan alasan untuk berhenti. Cinta tetaplah cinta. Taruhan nyawa hanya hal sepele untuk melindungi sang rembulan ke dua belas. Perjuangan tanpa lelah untuk mendapatkan cinta yang tak akan pernah sia sia.
Novel ini dituturkan melalui fragmen fragmen terpisah dari beberapa keluarga,bagaimana Markoni ayah Marlena mendidik anak dengan tangan besi, keluarga Amirza yg sangat menyukai radio, Manikam sang Pegawai Negeri golongan III dengan pembawaan tenang dan si penyanyi rock.
Kisah-kisah terpencar dari segenap tokoh terlibat, Sabari, Marlena, Ukun, Tamat, Izmi, Zuraida, Marleni, Abu Meong, yang akan bersimpul menjadi ikatan indah di akhir cerita..
Bagian favorit saya adalah cerita ayah tentang dua bersaudara, Awan dan Angin. Matahari adalah Ayah mereka dan Bulan ibunya. Disambung dengan puisi untuk membujuk awan. Entah bagaimana kisah ini membawa imajinasi saya seperti anak kecil lagi..
Disampaikan dengan penuturan melayu, novel ini manis, menghibur, dan gaya khas pak cik akan membuat kita sering senyum-senyum sendiri.
Kelebihan novel ini, ada pada Pecahan-pecahan kisah yang menarik ketika berdiri sendiri, membuat orang akan terus membuka halaman untuk mencari tau dimana persilangan jalan para tokoh ini nantinya. Memancing penasaran!!
Namun jika dibandingkan dengan novel-novel terdahulu milik Andrea Hirata, novel Ayah cenderung lebih datar. Lonjakan emosi tidak meletup letup. Tapi ini sama skali tidak mengurangi daya tarik novel ini. :):)
Dari lima bintang, saya kasih empat, untuk kisah yang menarik, gaya bertutur pujangga, indahnya puisi-puisi, dan keunikan semua tokoh

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.