.

Kamis, 07 September 2017

SKY TRAIN



Teknologi SKY TRAIN (Kereta tanpa Pengemudi)

Skytrain, moda transportasi antar terminal kereta tanpa awak (driverless) di Bandara Internasional Soekarno-Hatta ternyata tidak sepenuhnya menggunakan rel. Tapi, gerbong kereta canggih berbasis teknologi Automated People Mover System (APMS) ini menggunakan empat ban untuk berjalan melintasi lintasan
memakai teknologi automated guided transit (AGT) yang merupakan kendaraan pengangkut tanpa pengemudi, terdiri dari beberapa unit dan dijadikan satu rangkaian.

AGT juga menggunakan roda yang berjalan di atas jalur beton dengan roda pengarah tambahan di sisi kiri dan kanan unit kendaraan yang menempel pada dinding beton.
Satu trainset skytrain dapat menampung 176 orang untuk perpindahan penumpang pesawat atau pengunjung bandara dari terminal satu ke terminal lainnya.
Headway skytrain di tiap terminal ditargetkan maksimal lima menit, sedangkan waktu tempuh skytrain dari Terminal 1 menuju integrated building ke Terminal 2, dan Terminal 3 ditetapkan sekitar tujuh menit.

Kelebihan yang bisa di dapat dari adanya sky train di bandara soekarno-hatta
-pengunjung bandara dapat menghemat waktu.
Dengan menggunakan sky train yang bisa menempuh dari satu terminal menuju terminal lain dengan waktu hanya tujuh menit, bila di bandingkan dengan shuttle bus atau taksi membutuhkan waktu yang cukup lama antara 15-20 menit
-kapasitas mengangkut penumpang lebih banyak
Transit sky train yang terdiri dari dua gerbong kereta, dimana satu trainset dapat menampug jumlah penumpang sebanyak 176 orang
Teknologi ini sangatlah menguntungkan di gunakan karena bandara internasional soekarno hatta yang tak pernah sepi pengunjung dan juga untuk mendongkrak kemajuan Indonesia di bidang angkutan umum

Sejarah kereta

Kata 'train' berasal dari bahasa Perancis Tua trahiner, dari bahasa Latin trahere yang artinya 'tarik, menarik'. Adapun pengertian Kereta api adalah bentuk transportasi rel yang terdiri dari serangkaian kendaraan yang ditarik sepanjang jalur kereta api untuk mengangkut kargo atau penumpang. Gaya gerak disediakan oleh lokomotif yang terpisah atau motor individu dalam beberapa unit.
 Meskipun populasi historis mesin uap mendominasi, bentuk-bentuk modern yang paling umum adalah mesin diesel dan listrik lokomotif, yang disediakan oleh kabel overhead atau rel tambahan. Sumber energi lain termasuk kuda, tali atau kawat, gravitasi, pneumatik, baterai, dan turbin gas. Rel kereta api biasanya terdiri dari dua, tiga atau empat rel, dengan sejumlah monorel dan guideways maglev dalam campuran.

Jenis-Jenis Kereta Api:
Dari segi propulsi (tenaga penggerak)
1.Kereta Api Uap
2.Kereta Api Diesel yang terdiri dari: -Kereta rel diesel Elektronik (KRDE)
                                                             -Kereta rel diesel Hidrolik (KRDH)
3.Kereta Rel Listrik
4.Kereta Magnetic Levitation (Maglev)

Daftar Pustaka:

^ "PT Kereta Api Indonesia Ganti Logo". Kompas.com. Kompas Gramedia. 28-09-2011. Diakses tanggal 25-02-2016.
^ Murti Hariyadi, Ibnu; Ekawati Basir, Mungki Indriati Pratiwi, Ella Ubaidi, Edi Sukmono (2016). Arsitektur Bangunan Stasiun Kereta Api di Indonesia. Jakarta: PT. Kereta Api Indonesia (Persero). pp. 1 – 14. ISBN 978-602-18839-3-8.

4 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. Untuk Nurasikin untuk daftar pustaka masih kurang rapi dan tidak ada nama penulisnya, identitas penulis tidak terdapat, antara paragraf tidak diberi caps lock,judul menggunakan ada yang huruf kecil

    BalasHapus
  3. @G36-Retno

    Assalamualaikum Wr Wb,
    Berikut ada beberapa komentar untuk artikel Saudara nurasikin:

    - Judul artikel cukup dicantumkan 1 diawal
    - Nama penulis belum dicantumkan
    - Untuk mind map diposisikan di paling atas artikel dibawah judul
    - Dalam setiap paragraf tidak ada sumber yang dicantumkan
    - Untuk penulisan lebih dirapihkan, karena format tulisan masih berantakan
    - Daftar pustaka penulisannya masih belum sesuai, harap dibetulkan kembali

    Sekian,
    Wassalamualaikum Wr. Wb

    BalasHapus

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.