Skytrain, moda transportasi antar terminal kereta tanpa awak
(driverless) di Bandara Internasional Soekarno-Hatta ternyata tidak sepenuhnya
menggunakan rel. Tapi, gerbong kereta canggih berbasis teknologi Automated
People Mover System (APMS) ini menggunakan empat ban untuk berjalan melintasi
lintasan
memakai teknologi automated
guided transit (AGT) yang merupakan kendaraan pengangkut tanpa pengemudi,
terdiri dari beberapa unit dan dijadikan satu rangkaian.
AGT juga menggunakan roda yang
berjalan di atas jalur beton dengan roda pengarah tambahan di sisi kiri dan
kanan unit kendaraan yang menempel pada dinding beton.
Satu trainset skytrain dapat
menampung 176 orang untuk perpindahan penumpang pesawat atau pengunjung bandara
dari terminal satu ke terminal lainnya.
Headway skytrain di tiap terminal ditargetkan maksimal lima menit, sedangkan
waktu tempuh skytrain dari Terminal 1 menuju integrated building
ke Terminal 2, dan Terminal 3 ditetapkan sekitar tujuh menit.
Kelebihan yang bisa di dapat dari
adanya sky train di bandara soekarno-hatta
-pengunjung bandara dapat menghemat
waktu.
Dengan menggunakan sky train yang
bisa menempuh dari satu terminal menuju terminal lain dengan waktu hanya tujuh
menit, bila di bandingkan dengan shuttle bus atau taksi membutuhkan waktu yang
cukup lama antara 15-20 menit
-kapasitas mengangkut penumpang
lebih banyak
Transit sky train yang terdiri dari
dua gerbong kereta, dimana satu trainset dapat menampug jumlah penumpang
sebanyak 176 orang
Teknologi ini sangatlah
menguntungkan di gunakan karena bandara internasional soekarno hatta yang tak
pernah sepi pengunjung dan juga untuk mendongkrak kemajuan Indonesia di bidang
angkutan umum
Sejarah kereta
Kata 'train' berasal dari bahasa Perancis Tua trahiner,
dari bahasa Latin trahere yang artinya 'tarik, menarik'. Adapun
pengertian Kereta api adalah bentuk transportasi rel yang terdiri dari
serangkaian kendaraan yang ditarik sepanjang jalur kereta api untuk mengangkut
kargo atau penumpang. Gaya gerak disediakan oleh lokomotif yang terpisah atau
motor individu dalam beberapa unit.
Meskipun populasi
historis mesin uap mendominasi, bentuk-bentuk modern yang paling umum adalah
mesin diesel dan listrik lokomotif, yang disediakan oleh kabel overhead atau
rel tambahan. Sumber energi lain termasuk kuda, tali atau kawat, gravitasi,
pneumatik, baterai, dan turbin gas. Rel kereta api biasanya terdiri dari dua,
tiga atau empat rel, dengan sejumlah monorel dan guideways maglev dalam
campuran.
Jenis-Jenis Kereta Api:
Dari segi propulsi (tenaga penggerak)
1.Kereta Api Uap
2.Kereta Api Diesel yang terdiri dari: -Kereta rel diesel
Elektronik (KRDE)
-Kereta rel diesel Hidrolik (KRDH)
3.Kereta Rel Listrik
4.Kereta Magnetic Levitation (Maglev)
Daftar Pustaka:
^
"PT Kereta Api Indonesia Ganti Logo". Kompas.com. Kompas Gramedia. 28-09-2011. Diakses
tanggal 25-02-2016.
^
Murti Hariyadi, Ibnu; Ekawati Basir, Mungki Indriati Pratiwi, Ella Ubaidi, Edi
Sukmono (2016). Arsitektur Bangunan Stasiun Kereta Api di Indonesia.
Jakarta: PT. Kereta Api Indonesia (Persero). pp. 1 – 14. ISBN 978-602-18839-3-8.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusUntuk Nurasikin untuk daftar pustaka masih kurang rapi dan tidak ada nama penulisnya, identitas penulis tidak terdapat, antara paragraf tidak diberi caps lock,judul menggunakan ada yang huruf kecil
BalasHapus@G36-Retno
BalasHapusAssalamualaikum Wr Wb,
Berikut ada beberapa komentar untuk artikel Saudara nurasikin:
- Judul artikel cukup dicantumkan 1 diawal
- Nama penulis belum dicantumkan
- Untuk mind map diposisikan di paling atas artikel dibawah judul
- Dalam setiap paragraf tidak ada sumber yang dicantumkan
- Untuk penulisan lebih dirapihkan, karena format tulisan masih berantakan
- Daftar pustaka penulisannya masih belum sesuai, harap dibetulkan kembali
Sekian,
Wassalamualaikum Wr. Wb
terimakasih atas koreksinya
BalasHapus