Preview : @G24-Bonifasius
Jurnal Fisika Vol.6 No.4, 2017
Penulis : Septiana Rahmawati dan Wipsar Sunu Brams Dwandaru
Fakultas Matematika & Ilmu Pengetahuan Alam, Jurusan
Pendidikan Fisika, Universitas Negeri Yogyakarta
Latar Belakang
Pada era globalisasi ini, pesatnya perkembangan teknologi
dan peningkatan aktivitas masyarakat berdampak terhadap banyak hal. Salah
satunya adalah peningkatan konsumsi baterai pada masyarakat. Sebagai contohnya
adalah penggunaan baterai untuk laptop, handphone, jam dinding, senter,
kalkulator, dan lain sebagainya. Namun tanpa disadari peningkatan konsumsi
baterai menyebabkan meningkatnya jumlah limbah baterai, khususnya baterai satu
kali pakai atau baterai primer. Di negara Indonesia jumlah limbah baterai
selalu meningkat setiap tahunnya. Berdasarkan laporan dari PT Panasonic Gobel
Energi menyatakan bahwa pada tahun 2010 kapasitas produksi baterai berbasis
mangan meningkat menjadi 2 juta unit per tahun (Khakim, 2014). Dengan demikian
diperkirakan lebih dari 2 juta unit limbah baterai menanti di tahun-tahun
berikutnya. Padahal menurut Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 148/MISK/1985,
batu baterai termasuk Bahan Berbahaya dan Beracun (B3). Namun sayangnya
pengetahuan masyarakat akan bahaya limbah baterai masih sangat minim. Hal ini
terlihat dari perilaku masyarakat yang enggan mendaur ulang dan lebih memilih
membuang limbah baterai setelah digunakan. Baterai primer yang paling banyak
digunakan adalah baterai ZnC (Khan dan Kurny, 2011). Pada penelitian ini kami
memiliki ide untuk menggunakan karbon dari limbah baterai ZnC sebagai bahan
dasar untuk mensintesis material GO menggunakan kombinasi metode LE dan radiasi
sinar-X. GO adalah material hasil nanoteknologi yang memiliki banyak aplikasi
di berbagai bidang. Sinar-X adalah radiasi elektromagnetik energi tinggi.
Energi sinar-X yang tinggi ini telah dimanfaatkan dengan baik dalam bidang
kedokteran. Hal ini lah yang mendasari pemikiran untuk menggunakan sinar-X
dalam mensintesis material GO dengan memanfaakan energi radiasi sinar-X. Selain
itu, sinar-X merupakan radiasi yang bersifat ramah lingkungan sehingga aman
untuk mensintesis material GO.
TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini ditujukan untuk mensintesis material GO
berbahan dasar limbah karbon baterai ZnC menggunakan kombinasi metode LE dan
radiasi sinar-X berdasarkan uji UV-Vis spektrofotometer.
LANDASAN TEORI
Graphene adalah satu lapis atom karbon yang tersusun dalam
bentuk kisi heksagonal menyerupai sarang lebah. Graphene menjadi sangat menarik
untuk dikaji karena memiliki sifat kelistrikan, termal, dan mekanik yang luar
biasa. Struktur yang unik dari graphene memberikan peningkatan sifat graphene,
misalnya mobilitas pembawa yang tinggi (~10,000 cm2/Vs), efek Quantum Hall pada
temperatur ruangan, transparansi optik yang baik (97.7%), luas permukaan
spesifik (2630 m2/g), Modulus Young (~1 Tpa), dan konduktivitas panas yang
sangat baik ~3000 W/mK (Junaidi dan Susanti, 2014). Sifat lain yang unggul dari
graphene adalah keelastisan bahannya (Geim dan Novoselov, 2007). Karena
perkembangannya yang luar biasa, sifat optik dan mekanik graphene memiliki
potensi besar untuk digunakan dalam berbagai aplikasi (Pinto, 2014).
METODOLOGI PENELITIAN
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai April
2017 di Laboratorium Koloid Jurusan Pendidikan Fisika FMIPA UNY dan
Laboratorium Kimia FMIPA UNY.
Langkah Penelitian
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah (i)
serbuk limbah karbon baterai,(ii) aquades, dan (iii) serbuk detergen.Sedangkan
alat-alat yang digunakan adalah (i) blender,(ii) gelas ukur, (iii) gelas beker,
(iv) tabung sampel, (v) stopwatch, (vi) timbangan digital, (vii) alumunium
foil, (viii)pembangkit sinar-X, and (ix) spektrofotometer UV-Vis (Shimadzu
UV-2550).
Proses sintesis GO dibagi menjadi 2 yaitu dengan dibantu
oleh detergen dan tanpa dibantu oleh detergen.. Langkah-langkah sintesis GO
yang dibantu oleh detergen adalah mencampur serbuk karbon, detergen, dan
aquades menggunakan blender selama 2 menit. Selanjutnya menuangkan larutan ke
dalam tabung sampel dan memberikan perlakuan radiasi sinar-X dengan variasi
waktu 0 jam (tanpa radiasi), 1 jam, 2 jam, dan 3 jam. Kemudian mendiamkan
larutan selama satu malam sebelum dilakukan pengujian UV-Vis. Pada sintesis GO
tanpa dibantu oleh detergen memiliki langkah penelitian yang sama namun tidak
menggunakan detergen sebagai bahan sintesis.
Taknik Analisis Data
Karakterisasi sampel hasil sintesis dilakukan menggunakan
spektrofotometer UV-Vis. Karakterisasi ini dilakukan dengan mengamati dan
menganalisis panjang gelombang puncak-puncak yang muncul pada spektrum
absorbansi.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini ditujukan untuk mensintesis material GO
berbahan dasar limbah karbon baterai ZnC menggunakan kombinasi metode LE dan
radiasi sinar-X berdasarkan uji UV-Vis spektrofotometer. Cacah radiasi sinar-X
yang dihasilkan dari pembangkit sinar-X diperoleh rata-rata sebanyak 6.276
cacah per jam. Kemudian sampel hasil sintesis dengan dibantu oleh detergen dan
tanpa dibantu oleh detergen diperlihatkan pada gambar berikut. Dari Gambar 1
terlihat bahwa sampel hasil sintesis GO dengan dibantu oleh detergen memiliki warna
larutan yang lebih keruh. Hal ini memberikan informasi bahwa penggunaan
detergen menyebabkan warna larutan menjadi lebih keruh.Hasil sintesis GO (a)
dengan dibantu oleh detergen, (b) tanpa dibantu oleh detergen.
Spektrofotometer UV-Vis Shimadzu 2450 merupakan jenis
instrumen UV-Vis double beam. Sinar pertama melewati sampel blangko/standar
pembanding, sedangkan sinar kedua melewati sampel analit atau sampel yang
diuji. Karakterisasi UV-Vis untuk setiap variasi penggunaan detergen dilakukan
sebanyak 2 kali yaitu menggunakan blangko yang berbeda. Blangko pertama adalah
aquades dan blangko kedua adalah sampel radiasi 0 jam (tanpa radiasi). Hal ini
dimaksudkan untuk mengetahui kerja radiasi sinar-X pada sampel.
Hasil karakterisasi UV-Vis sampel hasil sintesis dengan
dibantu oleh detergen menggunakan blangko aquades seperti pada Gambar 3.
Terdapat puncak yang relatif tinggi muncul pada sekitar panjang gelombang 254
nm, 260,5 nm, dan 342 nm. Pada panjang gelombang antara 254 nm hingga 260,5 nm
terjadi penurunan absorbansi akibat variasi pertambahan waktu radiasi sinar-X.
Hal ini menunjukkan bahwa pertambahan waktu radiasi menyebabkan semakin banyak
graphite yang tereksfoliasi sehingga lapisannya menjadi semakin tipis dan
jumlah sinar yang diserap semakin sedikit.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Hasil dari penelitian ini menunjukkan
bahwa variasi waktu radiasi pada sintesis GO
berbahan dasar limbah karbon baterai ZnC
menghasilkan spektrum absorbansi dengan puncak yang mucul
pada rentang panjang gelombang 227 nm sampai 262,5 nm yang merupakan
karakteristik material GO. Puncak lainnya muncul pada panjang gelombang 349,5
nm sampai 356 nm yang merupakan karakteristik material CQDs. Hasil
karakterisasi UV-Vis juga menunjukkan bahwa seiring pertambahan waktu radiasi
terjadi penurunan absorbansi yang mengindikasikan bahwa semakin banyak graphite
yang tereksfoliasi menjadi GO.
Saran
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan memberikan
variasi waktu radiasi yang lebih banyak.. Penggunaan detergen sebaiknya diganti
menggunakan surfaktan asli agar diperoleh data yang valid.
DAFTAR PUSTAKA
Rahmawati, Septiana
dan Dwandaru, Wipsar Sunu Brams. (2017). Karakterisasi Material Graphene
Oxide Berbahan Dasar Limbah Karbon Baterai Znc Menggunakan Kombinasi Metode
Liquid-Phase Exfoliation Dan Radiasi Sinar-X. Jurnal Fisika, vol.6, 4.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.