Kegiatan kajian dilakukan untuk
mengetahui pengaruh perbaikan manajemen pemeliharaan terutama peningkatan
kualitas pemberian pakan dan perkandangan terhadap produksi susu sapi perah.
Kajian dilakukan di Desa Kembang Kecamatan Ampel Kabupaten
Boyolali.
Lokasi kegiatan kajian tersebut merupakan Program Prima Tani (Program Rinitisan dan Akselerasi Pemasyarakatan Inovasi Teknologi Pertanian). Kegiatan kajian dilakukan dengan melibatkan anggota kelompok tani ternak secara partisipatif. Pengamatan dilakukan terhadap sapi perah periode laktasi kedua sebanyak delapan ekor, dimana empat ekor sapi perah dipelihara dengan sistem petani dan empat ekor dipelihara dengan sistem introduksi (perbaikan manajemen pemeliharaan/perbaikan kualitas pakan dan perkandangan). Pakan yang yang diberikan berupa konsentrat, hijauan (rumput gajah) dan singkong segar. Pemerahan susu dilakukan satu kali pada pagi hari. Data yang diambil meliputi produksi susu, konsumsi pakan dan berat jenis (BJ) susu. Data yang terkumpul kemudian dianalisis dengan menggunakan nilai rataan dan simpangan baku dan selanjutnya diuji dengan uji t. Hasil kajian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antara pemeliharaan pola petani dengan pola perbaikan manajemen pemeliharaan. Produksi susu sapi perah yang dihasilkan rata-rata sebanyak 7,08 + 0,31 l/ekor/hr dan 4,59 + 0,39 l/ekor/hr, masing-masing untuk sistem perbaikan manajemen pemeliharaan dan sistem petani. Konsumsi Bahan Kering (BK) dengan sistem petani rata-rata 7,79 + 0,61 kg/ekor/hr dan sistem perbaikan manajemen pemeliharaan 8,29 + 0,61 kg/ekor/hr. Berat jenis susu dengan sistem petani rata-rata 1,0253 dan
1,0271 sistem perbaikan manajemen pemeliharaan. Hasil kegiatan kajian dapat disimpulkan bahwa dengan sistem perbaikan manajemen pemeliharaan sapi perah dapat meningkatkan produksi susu.
Lokasi kegiatan kajian tersebut merupakan Program Prima Tani (Program Rinitisan dan Akselerasi Pemasyarakatan Inovasi Teknologi Pertanian). Kegiatan kajian dilakukan dengan melibatkan anggota kelompok tani ternak secara partisipatif. Pengamatan dilakukan terhadap sapi perah periode laktasi kedua sebanyak delapan ekor, dimana empat ekor sapi perah dipelihara dengan sistem petani dan empat ekor dipelihara dengan sistem introduksi (perbaikan manajemen pemeliharaan/perbaikan kualitas pakan dan perkandangan). Pakan yang yang diberikan berupa konsentrat, hijauan (rumput gajah) dan singkong segar. Pemerahan susu dilakukan satu kali pada pagi hari. Data yang diambil meliputi produksi susu, konsumsi pakan dan berat jenis (BJ) susu. Data yang terkumpul kemudian dianalisis dengan menggunakan nilai rataan dan simpangan baku dan selanjutnya diuji dengan uji t. Hasil kajian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antara pemeliharaan pola petani dengan pola perbaikan manajemen pemeliharaan. Produksi susu sapi perah yang dihasilkan rata-rata sebanyak 7,08 + 0,31 l/ekor/hr dan 4,59 + 0,39 l/ekor/hr, masing-masing untuk sistem perbaikan manajemen pemeliharaan dan sistem petani. Konsumsi Bahan Kering (BK) dengan sistem petani rata-rata 7,79 + 0,61 kg/ekor/hr dan sistem perbaikan manajemen pemeliharaan 8,29 + 0,61 kg/ekor/hr. Berat jenis susu dengan sistem petani rata-rata 1,0253 dan
1,0271 sistem perbaikan manajemen pemeliharaan. Hasil kegiatan kajian dapat disimpulkan bahwa dengan sistem perbaikan manajemen pemeliharaan sapi perah dapat meningkatkan produksi susu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.