.

Sabtu, 04 November 2017

Review Jurnal : SISTEM PENDINGIN RUANGAN BERBASIS AHU

Judul Jurnal :
Analisa Performansi Sistem Pendingin Ruangan dan Efisiensi Energi Listrik padaSistem Water Chiller dengan Penerapan Metode Cooled Energy Storage
Nama Penulis :
Komang Metty Trisna Negaraa, Hendra Wijaksanab , Nengah Suarnadwipab, Made Sucipta
Jurnal Ilmiah Teknik Mesin  Vol. 4 No.1. April 2010 (43-50) 4

Absrak :
Untuk menghemat penggunaan energi listrik sebagai akibat penggunaan AC (air conditioning) yang semakin meningkat maka telah dilakukan modifikasi pada sistem AC tersebut dengan mengganti fungsi evaporator menjadi box Cooled Energi Storage (CES).

Pengantar :
 Didalam paragraf pertama penulis menulis tentang system Refrigerasi adalah suatu usaha untuk mencapai atau memperoleh dan menjaga temperatur lebih rendah dari temperatur atmosfer lingkungan atau sama dengan memindahkan panas dari temperatur rendah ke temperatur tinggi dengan melakukan kerja terhadap sistem [1,5]. Dalam sistem refrigerasi dikenal dua siklus, yaitu refrigerasi siklus kompresi uap dan refrigerasi absorbsi.
Pembahasan :
Penulis menjelaskan tentang :
Proses Refrigasi  dari compressor,condenser, evaporator, yang pada dasarnya tidak jauh beda dengan system chiller, dan menunjukkan Siklus refrigran (siklus primer) dimulai dari evaporator. Evaporator merupakan penukar kalor yang memegang peranan penting dalam siklus refrigrasi, yaitu mendinginkan media sekitarnya.
Yang intinya system ciller yang biasanya digunakan untuk mendinginkan mesin, tapi ini di aplikasikan dengan AHU .


KESIMPULAN 
Dari hasil pengujian, pengolahan data, analisis grafik dan pembahasan diperoleh beberapa kesimpulan, anatara lain :
 a. Performansi sistem pendingin dengan penggunaan full sistem lebih rendah daripada performansi sistem pendingin pada penggunaan half sistem. Hal ini dapat dilihat pada hasil perhitungan kerja kompresi, dampak refrigrasi dan COP. 
b. Dengan penggunaan half sistem konsumsi energi selama 1 jam lebih sedikit sebesar 0,4449 kWh dibandingkan penggunaan full sistem sebesar 0,8650 kWh atau dengan selisih 0,4201 kWh. Namun temperatur udara yang dicapai half sistem lebih tinggi yaitu 17,8oC dibandingkan dengan full sistem yaitu 12,9oC. Untuk sistem pengkondisian udara temperatur 17,8oC sudah sukup dingin apabila diaplikasikan pada suatu ruangan. Perbedaan temperatur ini cukup wajar mengingat konsumsi energi listrik pada half sitem jauh lebih rendah (hampir setengahnya) dibandingkan dengan full sistem.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.