Judul Jurnal :
Analisa Performansi
Sistem Pendingin Ruangan dan Efisiensi Energi Listrik padaSistem Water Chiller
dengan Penerapan Metode Cooled Energy Storage
Nama Penulis :
Komang Metty Trisna
Negaraa, Hendra Wijaksanab , Nengah Suarnadwipab, Made Sucipta
Jurnal Ilmiah Teknik
Mesin Vol. 4 No.1. April 2010 (43-50) 4
Absrak :
Untuk menghemat penggunaan energi listrik sebagai akibat
penggunaan AC (air conditioning) yang semakin meningkat maka telah dilakukan
modifikasi pada sistem AC tersebut dengan mengganti fungsi evaporator menjadi
box Cooled Energi Storage (CES).
Pengantar :
Didalam paragraf
pertama penulis menulis tentang system Refrigerasi adalah suatu usaha untuk
mencapai atau memperoleh dan menjaga temperatur lebih rendah dari temperatur
atmosfer lingkungan atau sama dengan memindahkan panas dari temperatur rendah
ke temperatur tinggi dengan melakukan kerja terhadap sistem [1,5]. Dalam sistem
refrigerasi dikenal dua siklus, yaitu refrigerasi siklus kompresi uap dan
refrigerasi absorbsi.
Pembahasan :
Penulis menjelaskan tentang :
Proses Refrigasi dari
compressor,condenser, evaporator, yang pada dasarnya tidak jauh beda dengan system
chiller, dan menunjukkan Siklus refrigran (siklus primer) dimulai dari
evaporator. Evaporator merupakan penukar kalor yang memegang peranan penting
dalam siklus refrigrasi, yaitu mendinginkan media sekitarnya.
Yang intinya system ciller yang biasanya digunakan untuk
mendinginkan mesin, tapi ini di aplikasikan dengan AHU .
KESIMPULAN
Dari hasil pengujian, pengolahan data, analisis
grafik dan pembahasan diperoleh beberapa kesimpulan, anatara lain :
a.
Performansi sistem pendingin dengan penggunaan full sistem lebih rendah
daripada performansi sistem pendingin pada penggunaan half sistem. Hal ini
dapat dilihat pada hasil perhitungan kerja kompresi, dampak refrigrasi dan COP.
b. Dengan penggunaan half sistem konsumsi energi selama 1 jam lebih sedikit
sebesar 0,4449 kWh dibandingkan penggunaan full sistem sebesar 0,8650 kWh atau
dengan selisih 0,4201 kWh. Namun temperatur udara yang dicapai half sistem
lebih tinggi yaitu 17,8oC dibandingkan dengan full sistem yaitu 12,9oC. Untuk
sistem pengkondisian udara temperatur 17,8oC sudah sukup dingin apabila
diaplikasikan pada suatu ruangan. Perbedaan temperatur ini cukup wajar
mengingat konsumsi energi listrik pada half sitem jauh lebih rendah (hampir
setengahnya) dibandingkan dengan full sistem.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.