@F17_Nanda
Pendahuluan
Tanggal 23 September 2017 telah
diadakan acara yang sangat menginspirasi bagi generasi-generasi muda,
International Youth Innovation Award itulah acaranya. Acara tersebut
diselenggarakan di lantai 2 aula rektorat Universitas Mercubuana Meruya Jakarta.
Acara yang sudah dilaksanakan sebanyak 4 kali tersebut diikuti peserta dari
berbagai negara, antara lain Malaysia, Thailand, Vietnam, Taiwan, Jordania,
Iran, dll. Tak lupa pula
generasi-generasi muda Indonesia ikut serta dalam acara tersebut. Acara ini
diselenggarakan oleh Indonesian
Invention and Innovation Promotion Association (INNOPA) dan mendapat dukungan
dari International Federation of Inventors’ Association (IFIA), World Invention
Intellectual Property Associations (WIIPA)
Saat masuk pertama kali saat langsung disambut oleh para
inovator muda yang sangat bersemangat mengikuti acara ini. Setiap stand
memiliki inovasi-inovasi yang sangat visioner. Satu stand yang menarik
perhatian saya adalah stand dari SMA Negri 5 Surabaya yang berjudul SIMITRI-farm
Self Sustainig Hybrid Urban Agricultural yang mengusung konsep Urban
Agricultural. Urban agricultural adalah kegiatan untuk memproduksi kebutahan
makanan di perkotaan. Inovasi ini ditemukan oleh seorang siswa kelas X yang
bernama Rafsi Azzam Hibatullah Albar. Menurut pengakuannya, keinginan untuk
membuat sistem seperti ini sudah terpikir sejak dia kelas 6 sekolah dasar.
Rafsi Azzam Hibatullah Albar (kiri) dan Saya (kanan) Sumber : Pribadi |
Masalah terbesar kaum uraban saat ini dalam memproduksi makanan sendiri adalah lahan. Kita tahu di kawasan perkotaan sangat jarang sekali ditemukan lahan yang dapat dimanfaatkan untuk bercocok tanam karena kebutuhan untuk perumahan dan perkantoran yang begitu besar. Selain latar belakang tetang lahan yang yang terbatas, inovasi ini juga mencita-citakan sistem pertanian yang tidak boros air dan meminimalisasikan terciptanya polutan seperti sitem pertanian konvensional.
Didalam SIMITRI selain bertanam kita juga bisa berternak.
Dalam prototipe yang sudah dibuat, SIMITRI ada beberapa yang dibudidayakan,
antaralain : Padi, Udang, Sayuran, Ayam, Cacing, Ikan.
Cara Kerja
Proses SIMITRI dari bawah adalah dimulai dari perikanan,
kemudain air dari ikan kemudian dipompa keatas menuju padi. Air yang diambil
dari perikanan mengandung nutrisi bagi tanaman padi, tetapi untuk mengejar
hasil produksi yang maksimal harus ditambahkan nutrisi organik kepada tanaman padi.
Teknik dalam penanaman padi yang digukan adalah teknik hidroponik. Teknik
hidroponik adalah cara bercocok tanam tanpa menggunakna media tanah. Sebagia
komponen pengganti tanah, SIMITRI menggunkan sejenis spons organik. Kemiduan
masih dalam satu tempat , adalah udang. Udang bisa hidup di bawah akar tanaman
padi yang mengambang. Undang hidup dari zat-zat organik yang ada didalam air.
Prototipe SIMITRI Sumber : Pibadi |
Turun ke level dibawahnya adalah sayuran. Sayuran juga
mendapatkan nutrisi dari air yang sudah banyak mengandung nutrient yang berguan
bagi petumbuhan sayur. Kategori sayur yang hidup didalm genangan adalah yang
cocok untuk diterapkan di SIMITRI. Air dari sayuran kemudian turun untuk air
minum ayam. Sebelum dikonsumsi ayam, air tersebut difilter terlebih dahulu
untuk menghilangkan kotoran yang akan berdampak negatif pada pertumbahan ayam. Nutrisi
yang diperlukan ayang tentunya tidak hanya denga air tetapi diperlukan tambahan
makanan yang bernutrisi agar ayam bisa tumbuh lebih cepat dan baik. Nah,
setelah proses da beberapa level dilewati, air kembali lagi kedalam kolam ikan.
Selain air, ada lagi satu komoditas yang dihailkan dari prose terakhir ini,
yaitu adalah feses ayam. Fases ayam dapat digunakan langsung untuk makanan
tambahan dari ikan. Selain dapat digunakan langsung, feses juga bisa digunakan
untuk makanan cacing sebagi pakan untuk ikan yang lebih bernutrisi.
Selain proses alami, SIMITRI juga memanfaatkan teknologi
dalam mengatur temperatur dan kelembapan. Pengaturan temperatur dan kelembapan
perlu diperhitungkan agar perkembangan terutama komoditas ayam.Proses ini
dilaukan secara berulang-ulang sehingga menciptakna siklus yang dapat
meninkatkan efektifitas dan efisiensi penggunaan sumberdaya air. Selain
penghematan air, SIMITRI juga mampu menigkatkna hasil produksinya dibandingkna
denga cara konvensional. Dibawah ini adalah hasil percobaan SIMITRI selama 12
bulan :
Hasil Percobaan Sumber : Pribadi |
Dari hasil percobaan yang sudah dilakukan selam 12 bulan,
SIMITRI menujukan peningkatan efisiensi dan efektivitas sumber daya yang
digunakan dibandingkan menggunakna sistem konvensional yang sudah umum
digunakan. Hal tersebut juga menandakan bahwa tujuan dari sang penemu sudah
terwujud dan merupakan hasil yang memuaskan. Selain Membutuhkan lahan dan
sumber daya air yang sedikit, ternyata sitem SIMITRI juga meminimalkan
terciptanya polutan yang berbahaya bagi lingkungan. Hal ini terjadi karena
SIMITRI tidak mengunakan mesin-mesin produksi yang menimbulkan gas karbon dan
SIMITRI sangat mengedepankan pengunaan zat-zat organik yang aman bagi
lingkungan tanpa mengurangi produktivitas komoditas.
Tentunya dalam mengahsilkan suatu komoditas tidak hanya
kuantitas yang dikejar, tepai perlu diperhatukan lagi kualitas komoditas dari
hasil proses produksi. Hal ini lah yang tidak saya dapatkan dari data yang
tersedia setelah dilakukukan proses percobaan. Selain kualitas, belum saya
dapatkan pula karakteristik lokasi yang pas dalm penerapan sistem ini. Jika
memang ditujukan untuk ditempatan dalam ruangan yang tertutup, diperlukan juga
pengganti sinar matahari yang berguana bagi tubuh kembang komoditas, mungki
dengan bantuan penerapan teknologi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.