Jurnal PASTI volume VIII No 1, 36 – 48
Penulis Sarah Azmiyati dan Widya Nurcahayanti
Tanjung
PENDAHULUAN
Pemodelan time series dengan Fuzzy Time Series
merupakan salah satu dari metode dengan menggunakan kecerdasan buatan yang
semakin berkembang. Menurut Robandi (2006), sistem peramalan dengan fuzzy time
series dapat menangkap pola dari data yang telah lalu untuk memproyeksikan data
yang akan datang. Crude Palm Oil (CPO) merupakan minyak setengah jadi yang akan
diolah menjadi beberapa jenis minyak yang bisa langsung digunakan oleh
customer. Bahan baku dari pembuatan minyak CPO adalah tandan buah segar (TBS)
Kelapa Sawit yang memiliki syarat-syarat tertentu untuk diolah menjadi minyak
CPO. Pada penelitian ini akan dilakukan peramalan jumlah TBS Kelapa Sawit yang
harus disiapkan oleh bagian perkebunan agar bisa diolah menjadi Crude Palm Oil
(CPO) oleh bagian produksi. Dengan tingkat akurasi yang tinggi maka metode
peramalan fuzzy time series dipilih untuk digunakan dalam menyelesaikan masalah
ini. Hal ini dikarenakan dengan menggunakan metode FTS, Nilai AFER yang
didapatkan mendekati 0% yang artinya tingkat akurasi prediksi terhadap data
asli semakin mendekati kebenaran meskipun sebenarnya jarang sekali kasus
prediksi yang nilai AFER-nya 0% (Stevenson, 2009).
TINJAUAN PUSTAKA
Peramalan atau forecasting adalah suatu
upaya untuk memperoleh gambaran mengenai apa yang akan terjadi di masa yang
akan datang. Untuk melakukan peramalan diperlukan metode tertentu dan metode
mana yang digunakan tergantung dari data dan informasi yang akan diramal serta
tujuan yang hendak dicapai. Dalam hal ini gambaran yang didapat tersebut akan
menjadi acuan untuk membuat suatu keputusan. Pada kondisi yang tidak menentu
sulit bagi kita untuk menentukan suatu perencanaan yang efektif. Peramalan
dapat membantu para pemimpin untuk mengurangi ketidakpastian dalam melakukan
perencanaan (Makridakis, 2009). Secara umum, metode forecasting bergantung pada
empat pendekatan yang berbeda yaitu membangun model (model building),
dekomposisi (Decomposition), kombinasi forecast (Forecast Combination), dan
penyesuaian secara subjektif (judgmental adjustment). (Sanders and Ritzman,
2004; Webby & O'Connor, 1996). Model building memposisikan penilaian untuk
memilih variable, struktur model, dan kemudian mendefinisikan parameter untuk
generasi kuantitatif forecasting (Sanders and Ritzman, 2004). Dekomposisi
memisahkan serial historis, kemudian di ramal dan dibuat hasil perhitungan
ramalannya (Lawrence et al, 2006). Kombinasi mengarah kepada forecast
individual dan menggabungkan mereka dengan cara simple atau weighted average,
sembari penyesuaian dilakukan setelah generasi kuantitatif forecasting (Webby
& O’Connor, 1996). Peramalan
berfungsi untuk membuat ramalan kebutuhan (demand) dari produk yang harus
dibuat yang dinyatakan dalam kuantitas (jumlah).
Fuzzy logic diperkenalkan sebagai metode perhitungan
dengan menggunakan kata dalam rangka untuk menyelesaikan ketidakpastian
(uncertainty) (Chryshafiadi & Virvou, 2012). Sebuah alogaritma yang
didasarkan pada fuzzy decision making membantu untuk memilih model yang paling
optimum dengan mempertimbangkan set kriteria dan spesifikasi model (Shakori
& Menhaj, 2008). Dasar logika fuzzy adalah teori himpunan fuzzy.
Fuzzy Time Series Pada perkembangan sistem fuzzy,
Chen dan Hsu, serta Stevenson dan Porter telah memperkenalkan dan mengembangkan
suatu metode peramalan data runtun waktu yang menggunakan sistem inferensi
fuzzy dengan basis yang diperkenalkan oleh Wang dan Mendel. Chen dan Chung
(2006) menyarankan untuk dilakukan peramalan menggunakan genetic alograitma
dengan Fuzzy time series. Fuzzy time series bisa di ekspresikan dengan
menggunakan beberapa alternatif metode seperti ruled-based forecasting method,
solusi Ibu Jari, sebuah metode educated guess, pengenalan pattern, timeseries
clustering atau heuristic modeling (Duru & Bulut, 2014). Pada dasarnya,
teknik fuzzy time series terdiri dari tiga tahapan, yaitu fuzzikasi menentukan
hubungan fuzzy, dan defuzzikasi (Uslu dkk, 2014). Berikut merupakan beberapa
definisi dasar dari himpunan fuzzy, Misalkan X merupakan semesta dari objek,
dengan elemen berupa x. Maka, X = {x}. Himpunan (kelas) fuzzy A pada X
didefinisikan oleh fungsi keanggotaan fA(x) yang berasosiasi dengan tiap poin
pada X berupa angka real dalam interval [0,1], dengan nilai fA(x) pada x
merepresentasikan tingkat keanggotaan x pada A. Maka dari itu, semakin dekat
nilai fA(x) dengan nilai 1, maka semakin tinggi tingkat keanggotaan x pada A.
Metode tersebut dikenal sebagai fuzzy time series. Berikut langkah-langkah peramalannya
sebagai berikut: Satu. Menghitung variasi pada data dengan menggunakan rumus
yang diajukan oleh Meredith Stevenson dan John E. Porter pada perhitungan
peramalan FTS:
V=(tj-tj-1)/(tj-1)
x 100 % (1)
Kemudian, langkah selanjutnya: Bagi himpunan semesta U = [Dmin, Dmax]
menjadi sejumlah ganjil interval yang sama u1, u2, …, um,. dan membaginya
menjadi interval-interval dengan panjang yang sama dengan menggunakan rumus
sturges. Rumus Sturges :
Ninterval= 1 + 3,322 log (n) (2)
Langkah berikutnya yaitu jadikan A1, A2, … , Ak
menjadi suatu himpunan-himpunan fuzzy yang variabel linguistiknya ditentukan
sesuai dengan keadaan semesta. Langkah Keempat: Bagi fuzzy logical relationship
yang telah diperoleh menjadi beberapa bagian berdasarkan sisi kiri (current
state). Kelima. Defuzzifikasi data fuzzy dengan menggunakan formula peramalan
fuzzy time series hasil modifikasi Meredith Stevenson dan John E. Porter.
Langkah Keenam yaitu hitung hasil keluaran peramalan dengan menggunakan
beberapa prinsip berikut: Satu. Jika hasil fuzzifikasi enrollment pada tahun i
adalah Aj dan hanya ada satu fuzzy logical relationship pada fuzzy logical
relationship group yaitu dengan posisi current state adalah Aj sebagaimana
rumusan Aj → Ak Di mana Aj dan Ak adalah himpunan fuzzy dan nilai maksimum
keanggotaan fuzzy-nya terdapat pada interval uk, dan midpoint (nilai tengah)
dari uk adalah mk, maka hasil peramalan untuk tahun i+1 adalah mk. Dua. Jika
hasil fuzzifikasi enrollment pada tahun i adalah Aj dan terdapat beberapa fuzzy
logical relationship dengan current state adalah Aj yang ditunjukkan juga pada
fuzzy logical relationship group yang telah dibentuk sebelumnya. Sebagaimana
rumusan berikut:
Aj → Ak1, Ak2, … , Akp (3)
Di mana Aj , Ak1, Ak2, … , Akp adalah
himpunan-himpunan fuzzy dan nilai keanggotaan maksimum dari Ak1, Ak2, … , Akp
terjadi pada interval u1, u2, …, up dan nilai tengah dari u1, u2, …, up adalah
m1, m2, …, mp maka nilai hasil peramalan untuk tahun i+1 dirumukan (m1 + m2 + …
+ mp)/p. Tiga. Jika hasil fuzzifikasi enrollment pada tahun i adalah Aj dan
tidak ada sama sekali fuzzy logical relationship dengan current state berupa Aj
dimana nilai keanggotaan maksimum dari himpunan fuzzy Aj terjadi pada interval
uj dan nilai tengah uj adalah mj, maka nilai hasil peramalan untuk tahun i+1
adalah mi. Langkah terakhir adalah mengubah persentase hasil peramalan kedalam
bentuk angka kembali dan menentukan nilai Average Forcasting Error Rate (AFER)
dan Mean Square Error (MSE) untuk melihat tingkat keakuratan metode peramalan.
Perhitungan Error Pada prinsipnya, pengawasan
peramalan dilakukan dengan membandingkan hasil peramalan dengan kenyataan yang
terjadi. Penggunaan teknik peramalan yang menghasilkan penyimpangan terkecil
adalah teknik peramalan yang paling sesuai untuk digunakan. Jilani menggunakan
metode AFER (average forecasting error rate) untuk mengetahui besarnya
penyimpangan yang terjadi pada data hasil peramalan terhadap data aktual.
AFER = Σ|(Ai–Fi)/Ai|X100% (3) n
METODE PENELITIAN
Pada penelitian ini akan digunakan metode fuzzy time
untuk menganalisa hasil data yang telah diolah, kemudian hasil peramalan
menggunakan metode fuzzy time akan dinilai tingkat error-nya dengan menggunakan
AFER. Berikut pada gambar 2 dan gambar 3 dijelaskan lebih detail mengenai
tahapan penellitian ini.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sesuai dengan
diagram alir penelitian yang telah dijabarkan pada bab sebelumnya, pada tahapan
ini akan dijabarkan lebih jauh mengenai proses dan hasil dari pengumpulan dan
pengolahan data serta analisa dari hasil data yang diperolah. Pengumpulan data
yang dilakukan meliputi rekap data TBS Kelapa Sawit dengan satuan kilogram yang
berasal dari internal dan eksternal, sehingga menjadi grand total TBS Kelapa
Sawit dengan periode perhari dalam satu bulan terakhir yaitu dari tanggal 1
Maret 2015 hingga 24 Maret 2015.
Gambaran Umum Perusahaan
PT. XYZ
adalah Perusahaan PMA yang memiliki konsesi lahan luas dan rencana
pengernbangan yang agresif dengan target tanam 15.000 Ha per tahun. Wilayah
operasional saat ini mencakup Kalimantan Selatan, Timur dan Barat serta Papua
dengan rencana perluasan ke Sumatra dan Sulawesi. Saat ini PT. XYZ memiliki
sekitar 60,000 Ha tertanam dan kapasitas pabrik 135 ton per jam. Setiap pabrik
dimasing-masing wilayah memiliki mesinmesin pengolahan kelapa sawit yang
terintegrasi. Mesin-mesin tersebut memiliki sistem maintenance yang cukup
optimal, sehingga setiap pengolahan yang terjadi oleh PT. XYZ berjalan dengan
sistematis, efektif dan efisien. Selain itu, untuk pengolahan TBS kelapa sawit
pada PT. XYZ ini juga memiliki kategori-kategori yang harus dipenuhi agar bisa
masuk kedalam mesin pengolah TBS kelapa sawit yang disebut ramp cage yaitu
mesin pengolah TBS kelapa sawit dengan beberapa pintu yang terbuka serta
tertutup secara otomtis dengan sistem hidrolik.
Bussiness Model PT. XYZ
Bussiness model merupakan gambaran secara umum
mengenai suatu sistem yang ditergambar dalam suatu model. Dalam pengolahan
tandan buah segar (TBS) kelapa sawit hingga menjadi minyak CPO, ada proses yang
harus dilalui dan proses tersebut pada intinya untuk semua pabrik sama. Namun
seiring dengan perkembangan teknologi maka ada beberapa modifikasi pada
masing-masing stasiun pengolahan yang bertujuan untuk mendapatkan hasil yang
optimal, efektif, dan efisien. Gambaran umum proses pengolahan TBS kelapa sawit
menjadi CPO (Crude Palm Oil) pada PT. XYZ dapat dilihat pada lampiran 1.
Karakteristik TBS Kelapa Sawit
Pada Pengolahan TBS kelapa sawit menjadi CPO (Crude
Palm Oil), diperlukannya TBS Kelapa Sawit yang memiliki karakteristik yang
sesuai dengan standart dari PT. XYZ. Berikut merupakan foto-foto TBS Kelapa
Sawit yang akan diramalkan jumlahnya pada periode yang telah ditentukan untuk
proses produksi minyak sawit. Foto tersebut terdiri dari dari foto TBS Restan
dari kebun yang dimiliki oleh PT. XYZ tgl 24 April 2015 yaitu restan 3 hari
yang terlampir pada lampiran 2. Dari foto-foto mengenai TBS Kelapa Sawit yang
siap diolah, sangat terlihat bahwa PT. XYZ sangat memperhatikan TBS kelapa
Sawit yang masuk kedalam mesinnya. Mulai dari TBS Kelapa Sawit restan 2 hari
hingga restan 3 hari. Gambar berikut merupakan gambaran TBS Kelapa Sawit dengan
satuan kilogram yang akan diramalkan oleh peneliti untuk diketahui bahwa pada
periode selanjutnya harus memenuhi berapa kilogram TBS Kelapa Sawit yang siap
olah. Sehingga dengan adanya karakteristik yang sesuai dengan standar PT. XYZ,
maka hasil CPO (Crude palm Oil) akan bagus dan tidak mengecewakan client yang
sudah menjadi langganan memakai CPO dari PT. XYZ.
Data TBS Kelapa Sawit
Pengolahan Data
Pada proses pengolahan data menggunakan metode fuzzy
time series ada beberapa tahap yang harus dilakukan seperti memplot data dan
seterusnya. Tahap-tahap pengolahan data
tersebut akan mengahsilkan nilai peramalan pada periode selanjutnya
yaitu tanggal 25 maret dengan nilai error yang berkisar diantara 0% - 100 %.
Dengan makin kecilnya nilai error maka pengolahan data yang dilakukan dengan
menggunakan fuzzy time series akan optimal. Setelah dilakukan perhitungan
menggunakan metode Fuzzy Time Series Chen dan Algoritma Ruey Chyn Tsur, maka
didapatkan hasil peramalan untuk TBS Kelapa Sawit di PT. XYZ pada tangal 25
maret 2015 sebanyak 1.382.570 Kg TBS Kelapa Sawit yang harus dipersiapkan oleh
kepala produksi. Proses pengolahan data tersebut dapat dilihat pada lampiran 3.
Perhitungan tersebut didapatkan nilai error sebesar 0,22 % dengan menggunakan
rumus metode AFER.
PENUTUP
Simpulan
Berdasarkan hasil pengolahan data untuk meramalkan data Grand Total TBS Kelapa
Sawit pada PT. XYZ dengan menggunakan metode Fuzzy Time Series Chen dan
Algoritma Ruey Chyn Tsaur. Maka didapatkan bahwa TBS Kelapa Sawit yang harus
dipersiapkan untuk proses produksi minyak sawit CPO (Crude Palm Oil) tanggal 25
Maret 2015 sebanyak 1.382.570 Kg.. dengan nilai error sebesar 0,22% yang
didapatkan dari rumus AFER (Average Forecasting Error Rate) untuk melakukan
perhitungan peramalan Grand Total TBS Kelapa Sawit pada PT. XYZ menggunakan
metode Fuzzy Time Series Chen dan Algoritma Ruey Chyn Tsur.
DAFTAR PUSTAKA
Chen S.M. 1996. Forecasting enrollments based on
fuzzy time series-Fuzzy sets and systems. International Journal of Applied
Science and Engineering, Vol. 81 (3), 311-319.
Chen S.M., & Chung N.Y. 2006. Forecasting Enrolments Using High Order Fuzzy
Time Series and Genetic Algorithms. International Journal of Intelligence
System, Vol. 21, 485–501.
Chrysafiadi K., & Virvou M. 2012. Evaluating the
Integration of Fuzzy Logic Into the Student Model of A Web-Based Learning
Environment. International Expert System with Application, Vol. 39, 13127–13134
Lawrence M., Goodwin P., O'Connor M., Önkal D. 2006.
Judgmental Forecasting: A Review of Progress over The Last 25 Years.
International Journal of Forecast, Vol. 22 (3), 493– 518.
Makridakis, S. 1999. Metode dan Aplikasi Peramalan
Edisi Kedua Jilid 1. Jakarta: Erlangga. Marimin. 2013. Teknik dan Analisis
Pengambilan Keputusan Fuzzy Dalam Manajemen Rantai Pasok. Bogor: Penerbit IPB
Press.
Sanders N.R.,
& Ritzman L.P. 2004. Integrating Judgmental And Quantitative Forecasts:
Methodologies For Pooling Marketing And Operations Information. International
Journal of Operation Production Management, Vol. 24(5), 514–529.
Shakouri H.G., & Menhaj M. 2008. A systematic
fuzzy decision-making process to choose the best model among a set of competing
models. IEEE Transactions on Systems, Man and Cybernetics, Part A: Systems and
Humans, Vol. 38 (5), 1118–1128.
Song Q., & Chissom B.S. 1993. Forecasting enrollments with fuzzy time
series - part I. Journal Fuzzy Sets and Systems, Vol. 54.
Stevenson, W, J.
2009. Operation Management. New York: MC Graw Hill Irwin.
Webby R., & O'Connor M. 1996. Judgemental and
Statistical Time Series Forecasting: A Review of The Literature. International
Journal of Forecast, Vol. 12 (1), 91–118.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.