JUDUL
JURNAL :
MANAJEMEN BAHAN KIMIA
BERBAHAYA DAN BERACUN SEBAGAI UPAYA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA SERTA PERLINDUNGAN LINGKUNGAN
NAMA
PENULIS :
Nur Tri Harjanto,
Suliyanto, Endang Sukesi I. Pusat
Teknologi Bahan Bakar Nuklir – BATAN
NAMA
JURNAL :
MANAJEMEN BAHAN KIMIA
BERBAHAYA DAN BERACUN SEBAGAI UPAYA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA SERTA PERLINDUNGAN LINGKUNGAN No. 08/
Tahun IV. Oktober 2011,Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir – BATAN
LATAR
BELAKANG DAN TUJUAN
Bahan kimia berbahaya
dan beracun (B3) tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia. Penulisan
makalah ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dalam pengelolaan dan penanganan B3 agar
efisien, aman dan selamat. Kecelakaan kerja yang terjadi akibat B3 akan
meberikan dampak terhadap kesehatan pekerja juga lingkungannya. Dampak tersebut
dapat berupa keracunan, kerusakan/pencemaran lingkungan, korban materi dan juga
mungkin bisa menimbulkan korban jiwa. Bagi mereka yang bekerja dalam industri
yang menggunakan atau menghasilkan B3 tidak lepas dari bahaya bahan tersebut.Faktor yang menyebabkan
terjadinya kecelakaan antara lain dari manusia/pekerja, prosedur/metode, dan
peralatan/bahan. Faktor manusia merupakan faktor terbesar penyebab terjadinya
kecelakaan diantaranya adalah ketidak-tahuan akan bahaya yang akan terjadi.
Dengan menerapkan sistem manajemen B3 maka pemakaian, penanganan, maupun
penyimpanan B3 terkontrol/terkendali dan tertelusur, sehingga keselamatan dan
kesehatan kerja akan terjaga, serta lingkungan akan terlindung. Dapat
disimpulkan bahwa manajemen B3 memerlukan perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan dan pengendalian.
METODE
PENELITIAN
Perencanaan dilakukan
untuk kurun waktu tertentu (1 tahun) mulai dari
perencanaan pengadaan, penyimpanan/penggudangan, dan penggunaannya.
Dalam perencanaan ini meliputi identifikasi kebutuhan bahan, klasifikasi bahan
dan perencanaan penyimpanan. B3 dapat dikelompokkan dalam dua kelompok yakni
bahan berbahaya dan bahan beracun.
Pengorganisasian untuk
mengelola B3 meliputi penetapan tugas dan wewenang personil pengelola, pemakai,
dan pengawas. Dalam pengorganisasian perlu adanya koordinasi antar berbagai
pihak yang berkepentingan dengan B3 tersebut.
Selain itu juga dilakukan penetapan persyaratan penyimpanan B3 dimana
setiap jenis bahan memiliki syarat penyimpanan tertentu.
Pelaksanaan setiap
kegiatan mulai dari pengelolaan (penyimpanan), pemakaian dan pengawasan harus
sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. Prosedur harus digunakan untuk
setiap kegiatan yang berkaitan dengan penggunaan B3 oleh semua personil, baik
sebagai pengelola, pemakai maupun pengawas. Prosedur yang telah ditetapkan
harus telah teruji dan mengacu pada informasi yang telah ada pada setiap bahan
kimia.
Pengendalian dalam
manajemen B3 dapat dilakukan dengan inspeksi, audit maupun pengujian mulai dari
perencanaan, hingga pelaksanaan. Pengawasan ini dapat dilakukan oleh manajemen
yang memiliki tugas pengawasan terhadap seluruh kegiatan organisasi maupun oleh
manajemen yang lebih tinggi terhadap manajemen di bawahnya sebagai pengawasan
melekat, sehingga segala sesuatu kegiatan yang berkaitan dengan B3 berjalan
sesuai dengan kebijakan dan peraturan/prosedur yang telah ditetapkan
HASIL
DAN PEMBAHASAN
Pemakaian dan
penggunaan B3 dalam industri merupakaan aspek keselamatan yang penting
khususnya dalam industri nuklir karena dapat menimbulkan dampak yang cukup
besar bila terjadi kecelakaan kerja yakni kontaminasi dan paparan radiasi.
Faktor manusia
merupakan faktor terbesar penyebab terjadinya kecelakaan. Pembinaan rasa
tanggung jawab, sikap disiplin dalam bekerja serta peningkatan pengetahuan
memegang peranan penting dalam mencegah kecelakaan khususnya yang berkaitan
dengan B3.
Prinsip utama dalam
sistem manajemen B3 meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan
pengendalian yang berupa pengawasan.
Pengadaan B3 harus
disesuaikan dengan kebutuhan terhadap kegiatan yang akan dilaksanakan, selain
itu harus memperhatikan stok yang masih ada.
Pengelola harus
terkualifikasi dan ditetapkan sesuai dengan tugas dan wewenangnya dalam
pengorganisasian B3 agar mudah dalam menemukan penyebab jika terjadi
kecelakaan.
mengetahui sifat-sifat
berbagai jenis bahan kimia berbahaya, juga perlu memahami reaksi kimia akibat
interaksi dari bahan-bahan yang disimpan. Faktor lain yang perlu diperhatikan
adalah batas waktu penyimpanan.
Prinsip utama dalam
menangani bahan-bahan berbahaya tersebut adalah mendapat informasi sebanyak
mungkin lebih dahulu sebelum menanganinya. Tidaklah mungkin dapat mengenal cara
penanganan dari semua jenis bahan kimia, bukan saja tidak praktis tetapi
masing-masing memiliki sifat yang berbeda. Informasi spesifikasi bahan juga
dapat dilihat melalui Material Safety Data Shet (MSDS) Dalam MSDS terdapat
keterangan mengenai suatu bahan yaitu identitas, sifat, penanganan dan lain-lain
yang berkaitan dengan keselamatan.
KESIMPULAN
Dapat disimpulkan bahwa manajemen B3 memerlukan
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian. Dengan menerapkan
sistem manajemen B3 maka pemakaian, penanganan, maupun penyimpanan B3
diharapkan akan lebih terkontrol/terkendali dan tertelusur, sehingga
keselamatan dan kesehatan kerja serta perlindungan lingkungan akan terjaga.
Dalam pelaksanaan penanganan B3 sangat tergantung dari jenis, sifat dan bahaya
dari bahan tersebut. Karena masingmasing B3 memiliki sifat yang berbeda,
maka cara penanganan yang paling tepat
hanya dapat diperoleh dari pabrik atau pemasok bahan tersebut.
DAFTAR
PUSTAKA
Nur Tri Harjanto,
Suliyanto, Endang Sukesi,” MANAJEMEN BAHAN KIMIA BERBAHAYA DAN BERACUN SEBAGAI UPAYA
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA SERTA
PERLINDUNGAN LINGKUNGAN”, Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir – BATAN,Tahun 2011.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.