.

Rabu, 25 November 2015

Kesehatan dan Keselamatan Kerja


IDENTIFIKASI DAN ANALISIS RISIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
DI AREA MESIN PT. NADIRA PRIMA
MENGGUNAKAN RISK ASSESMENT PROCESS ISO 31000:2009
DAN METODE JOB HAZARD ANALYSIS

Oleh: Abdul Hamid

ABSTRAK
PT. Nadira Prima merupakan salah satu perusahaan manufaktur yang bergerak dalam bidang furniture di kota Semarang. Produk yang dihasilkannya didominasi oleh perabotan yang berbahan dasar kayu seperti meja, kursi,
bangku, almari, pigura, dan sideboard. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan bagian HRD
mengenai kecelakaan kerja yang ada di PT. Nadira Prima, sebagian besar kecelakaan kerja terjadi di bagian
mesin produksi dan kecelakaan tersebut dikategorikan sebagai kecelakaan kerja dengan tingkat keparahan
(severity) tinggi karena dalam beberapa kasus mengakibatkan pekerja kehilangan salah satu anggota tubuh mereka.
Dari hasil observasi tersebut juga diketahui bahwa beberapa karyawan mengalami gangguan pernapasan akibat
menghirup debu sisa gergaji kayu serta mata yang sering mengalami iritasi. Berdasarkan kasus-kasus tersebut,
diketahui bahwa perlu adanya upaya analisis risiko keselamatan dan kesehatan kerja yang terintegrasi ke dalam
manajemen risiko yang dimulai dengan identifikasi risiko pada proses kerja operator sampai dengan menentukan
tingkat risiko kecelakaan kerja dan menghubungkannya dengan fakta kecelakaan dan penyakit akibat kerja yang
pernah terjadi di PT. Nadira Prima. Sehingga secara mudah risiko dapat diminimalkan dengan menentukan
pengendalian yang tepat. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan risk assesment process ISO 31000:2009
dengan tujuan untuk mengetahui tingkat risiko (risk rating) yang ada pada area mesin. Sedangkan, untuk proses
identifikasi risiko, penulis menggunakan metode Job Hazard Analysis (JHA). Metode tersebut bertujuan mengetahui
risiko yang ditimbulkan agar kemudian potensi kecelakaan dan penyakit akibat kerja dapat dikendalikan dengan
menguraikan langkah-langkah pekerjaan.
Kata kunci : Keselamatan dan Kesehatan Kerja, ISO 31000:2009, Job Hazard Analysis.

ABSTRACT
PT. Nadira Prima is one of manufacturing firms that is active in furniture sectors in Semarang. The products
dominated by furniture that made of wood such as table, chair, benches, cupboard, frame, and sideboard. Based on
the results of the observation and interviews with HRD section of the work accident in PT. Nadira Prima, most
accidents occured on the production machine and the accidents were categorized as a work accident with high level
severity because in some cases result in some workers lost one member of their body. From the results of observation
also found some employees had distruption respiratory due to inhaling dust remaining a saw wood and irritating
eyes problems. Based on these cases, note that the need for risk analysis efforts on safety and health work that
integrated into the risk management starts with the identification of risks at work process operator to determine the
level of risk of accidents and connect it to the facts of the accident and diseases caused by work that ever happened
in PT. Nadira Prima. So that the risk can be minimized easily by specifying the appropriate control. In this study, the
authors used a risk assesment process based on ISO 31000: 2009 with the purpose to find out the level of risk (risk
rating) in the machines area. Whereas, for the risk identification process, the author uses the method of Job Hazard
Analysis (JHA). The method is aimed at knowing the risks posed so that potential accidents and illness caused by
work activity can be controlled by outlining steps of jobs.

I. PENDAHULUAN
Dalam menjalankan kegiatan produksi ke
arah yang lebih baik, sebuah perusahaan tidak
hanya dituntut untuk memfokuskan dirinya pada
faktor mesin dan bahan baku saja, namun sumber
daya manusia dalam hal ini keselamatan kerja
karyawan juga menjadi hal utama yang harus
diperhatikan. Walaupun pemerintah sudah
mewajibkan setiap perusahaan untuk menerapkan Undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang
Keselamatan dan Kerja, namun pada kenyataannya
masih banyak dijumpai kendala-kendala dalam
menerapkan regulasi tersebut seperti berbagai
aspek sosial, ekonomi dan budaya, komunikasi,
informasi dan edukasi, ilmu pengetahuan dan
teknologi, serta aspek dalam pengelolaan program.
Selama bekerja para pekerja dihadapi oleh
berbagai resiko yang memungkinkan terjadinya
kecelakaan kerja.Unsafe action (tindakan yang
tidak aman) dan unsafe condition (kondisi yang
tidak aman) merupakan faktor langsung terjadinya
kecelakaan kerja. Sedangkan faktor penyebab
tidak langsung timbulnya kecelakaan kerja adalah
tidak adanya potensial bahaya di tempat kerja
dan upaya pengendalian risiko. Penerapan
menejemen resiko yang terdiri dari identifkasi
resiko lingkungan kerja dan pengukuran bahaya
merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan
menejemen untuk memperkecil terjadinya resiko
ditempat kerja. Jika seluruh risiko telah
diidentifikasi, maka pengendalian untuk
menghilangkan atau mengurangi bahaya-bahaya
tersebut dapat ditetapkan dan diterapkan. Seperti
diungkapkan oleh H. Landquist (2010) penilaian
risiko diperlukan untuk memberikan dukungan
keputusan dan remediasi tindakan sehingga
memungkinkan penggunaan efisien sumber daya
yang tersedia.
PT. Nadira Prima adalah perusahaan
manufaktur yang berada di Kawasan Industri
Terboyo Park, Blok J No. 6 Semarang. Perusahaan
didirikan oleh Ibu Marjan Goudkuil pada tanggal 1
April 2003 dan mempunyai karyawan sebanyak
96 orang. Produk yang dihasilkannya terdiri dari
bermacam-macam bentuk, seperti meja, kursi,
bangku, almari, pigura, sideboard dan sebagainya.
Furniture yang diproduksi menggunakan bahan
dasar kayu yang dalam kegiatan proses produksinya
menggunakan berbagai macam mesin manual
ataupun otomatis.Dari hasil observasi dan
wawancara mengenai data kecelakaan kerja
dengan bagian HRD PT. Nadira Prima sebagian
besar kecelakaan kerja terjadi di bagian mesin
produksi. Kecelakaan yang terjadi memiliki dengan
kategori keparahan (severity) tinggi karena
beberapa pekerja kehilangan ruas jari saat
mengoperasikan mesin di area mesin produksi.
Selain kecelakaan kerja, karyawan juga diketahui
mengalami gangguan pernapasan akibat mengirup
debu sisa gergaji kayu serta mata kemasukan debu
yang sering terjadi setiap harinya. Dari beberapa
masalah tersebut, perlu upaya analisis risiko
keselamatan dan kesehatan kerja yang terintegrasi
ke dalam manajemen risiko yang dimulai dengan
identifikasi risiko pada proses kerja operator
sampai dengan menentukan tingkat risiko kecelakaan dan penyakit akibat kerja dan
menghubungkannya dengan fakta kecelakaan kerja
yang pernah terjadi di tempat tersebut, sehingga
secara mudah risiko dapat diminimalkan dengan
menentukan pengendalian yang tepat.
Penggunaan risk assessment process ISO
31000:2009 terdiri dari identifikasi risiko berfungsi
untuk mengetahui risk event apa saja yang terdapat
pada suatu pekerjaan. Menurut Rolasson (2012),
analisis risiko dilakukan untuk penentuan
likelihood dan consequences berdasarkan analisis
kualitatif yang dilanjutkan dengan penentuan risk
rating. Tahap evaluasi risiko akan dilakukan risk
matrix, pemetaan risk rating. Tahap ketiga adalah
pengendalian risiko menentukan penanganan
risiko yang sesuai risk rating pada msing-masing
risk event.
Menurut Rausand (2005), Job Hazard
Analysis digunakan pada tahap identifikasi risiko
dengan menguraikan pekerjaan untuk mengetahui
potensi bahaya apa saja yang terdapat pada
pekerjaan sehinga dapat diketahui risk event.

II. METODOLOGI PENELITIAN
Tahapan awal dari penelitian ini adalah
persiapan penelitian yang terdiri dari studi lapangan
dan studi pustaka, perumusan masalah, penentuan
tujuan penelitian, merumuskan batasan masalah.
Untuk penelitian utama, tahapan yang
peneliti lakukan adalah
1. Mengumpulkan data
Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer
(data hasil observasi terhadap peralatan yang
digunakan, kondisi tempat kerja dan tahapan
proses yang dilakukan terkait dengan proses
produksi dan wawancara dengan manajer, dan
beberapa pekerja yang ada pada area produksi)
dan data sekunder (data yang didapat dari
perusahaan seperti profil perusahaan, data
pekerja, data kecelakaan, dan data pendukung
lainnya)
2. Mengolah data yang telah terkumpul
menggunakan risk assessment process ISO
31000:2009 yang terdiri dari Job Hazard
Analysis (memilih pekerjaan, mengurai
pekerjaan dan identifikasi risiko), analisis risiko,
evaluasi risiko dan pengendalian risiko.
3. Menganalisis data
Penulis menganalisis pengolahan data yang
berupa penilaian risiko sebelum dan sesudah
pengendalian risiko.
4. Membuat kesimpulan dan saran
Selain membuat kesimpulan dan saran, pada
tahap ini penulis juga memberikan beberapa
saran untuk perbaikan system keselamatan dan
kesehatan kerja di PT. Nadira Prima.

III. PEMBAHASAN
3.1 Identifikasi Risiko
Identifikasi risiko menggunakan metode Job
Hazard Analysis dilakukan dengan melakukan
observasi pada pekerjaan yang dilakukan dalam
setiap tahapan proses kerja dan melakukan
wawancara terbuka terhadap pekerja yang
melakukan pekerjaan, staff HRD serta melihat
dokumen perusahaan berupa catatan kecelakaan.
3.1.1 Memilih pekerjaan
Penulis menggunakan data kecelakaan
tahun 2011-2013 untuk menentukan pekerjaan
mana yang akan dilakukan identifikasi dan
analisis risiko pada PT. Nadira Prima. Pada
tabel 1 menjelaskan mengenai jumlah kejadian
kecelakaan kerja pada area mesin produksi PT.
Nadira Prima. Pada data kecelakaan ini telah
disortir ke dalam kategori jenis pekerjaan
dimana kecelakaan kerja terjadi.
3.1.2 Menguraikan pekerjaan
Setelah melakukan tahap pemilihan
pekerjaan dilakukan tahap mengurai pekerjaan
untuk mengetahui urutan langkah kerja dari
masing-masing pekerjaan yang terpilih.
Kayu yang telah dihaluskan kemudian
dibor atau dibentuk profil menggunakan mesin
router untuk kebutuhan pemasangan di proses
assembly. Prinsip dasar mesin router mirip
dengan mesin bor vertikal namun kepala
pisaunya memiliki bentuk dan desain yang
berbeda. Karena router ini berfungsi untuk
membuat alur pada permukaan kayu maka pisau
berada pada posisi vertikal ke arah bawah.
(berkebalikan dengan mesin profil/spindle).
Mesin router didesain dengan kecepatan putar
(rpm) jauh lebih tinggi dari mesin bor biasa. :
1. Memakai sarung tangan, earplug, safety
glasses dan masker.
2. Membersihkan papan meja mesin dari
kotoran geram maupun debu.
3. Meletakkan kayu yang telah dibelah
menggunakan mesin table saw pada papan
meja.
4. Mengunci part kayu yang akan diproses
menggunakan ragum.
5. Mengatur setting kecepatan rpm agar sesuai
dengan yang telah dipola.
6. Menyalakan mesin.
7. Melakukan proses bor dengan mengarahkan
mesin router pada bagian yang telah dipola.
8. Kayu yang telah dibuat profil diletakkan
kembali di bawah mesin sebelum diangkut
ke proses selanjutnya.
3.1.3 Identifikasi Terhadap Bahaya dan
Kecelakaan Yang Potensial
Setelah melalui tahap mengurai
pekerjaan, tahap Job Hazard Analysis
selanjutnya adalah identifikasi bahaya dan
kecelakaan yang potensial. Tahap ini bertujuan
mengidentifikasi risiko keselamatan apa saja
yang terdapat pada langkah-langkah aktivitas
kerja terpilih berdasarkan keadaan aktual dan
risiko yang ditimbulkan.
Pada tabel 2 di bawah ini menjelaskan
identifikasi risiko keselamatan kerja pada
aktivitas proses pembuatan profil kayu
menggunakan mesin router.
3.2 Analisis Risiko
Setelah mengidentifikasi risiko maka didiapat
risk event dari keadaan aktual di lapangan. Setelah
risk event diketahui kemudian dilakukan penilaian
risiko dengan mengacu kepada analisis kulitatif
yaitu dengan cara menilai risiko berdasarkan
mengalikan deskripsi likelihood dan consequences
dari setiap aktivitas kerja yang telah dijelaskan
pada tahap identifikasi risiko yang dinyatakan
dalam nilai tertentu berdasarkan tabel konsekuensi
dan kemungkinan menurut standar AS/NZS 4360.
Nilai aspek likelihood didapat berdasarkan hasil
diskusi dengan Kepala Produksi PT. Nadira Prima
serta didukung data kecelakaan tahun 2011-
2013.Untuk nilai aspek consequences didapatkan
berdasarkan professional judgement penulis.
Pada tabel 3 di bawah ini menjelaskan
penilaian risiko pada aktivitas proses pembuatan
profil kayu menggunakan mesin router. Terdapat 7
risk event yang ditemukan antara lain: mata terkena
serpihan kayu/geram, gangguan saluran
pernapasan, gangguan pendengaran, tangan
tergores pisau serut router. Korsleting dan
kebakaran, Musculoskeletal Disorders. Untuk risk
event Musculoskeletal Disorders didapat pada
aktivitas mengambil dan menaruh kayu pada lantai
dengan membungkuk secara berulang. Terdapat
pula risk event ragum terjatuh yang didapat dari
aktivitas saat pekerja mengunci part kayu sebelum
kayu dibor oleh pisau router.
3.3 Evaluasi Resiko
Pada tahap evaluasi risiko dilakukan pemetaan
terhadap risk rating yang telah dinilai pada tahap
analisis risiko dengan memasukkan nilai-nilai
tersebut ke dalam risk matrix seperti yang
ditunjukkan pada tabel 4 untuk mengetahui kategori
risiko dan mengetahui risiko apa saja yang
memerlukan pengendalian risiko berdasarkan
indikator warna. Berikut penjelasan warna yang
menjadi indikator hasil penilian risiko :
Merah (E) : Sangat berisiko, dibutuhkan
tindakan secepatnya
Jingga (H) : Berisiko besar, dibutuhkan
perhatian dari manajemen puncak
Kuning (M) : Risiko sedang, tanggung jawab
manajemen harus spesifik
Hijau (L) : Risiko rendah, ditangani dengan
prosedur rutin 

3.4 Pengendalian Risiko
Tahap risk assessment terakhir ini berisi
tentang pengembangan solusi menggunakan form
Job Hazard Analysis sebagai tools terstruktur
berdasarkan risk event yang telah didapat pada
tahap analisis risiko. Tindakan pengendalian risiko
dilakukan menurut risk event yang membutuhkan
perbaikan untuk mengurangi risiko keselamatan
kerja. Tindakan pengendalian terhadap bahaya yang
ada harus dilakukan sesuai dengan hierarki
pengendalian. Berikut adalah hierarki
pengendalian bahaya menurut (AS/NZS 4360 :
2004):
1. Eliminasi
2. Subsitusi
3. Pengendalian Engineering
4. Pengendalian Administratif
5. Training
6. APD
Pada tahap pengendalian risiko juga disertai
dengan keterangan risiko yang tereduksi (risk
reduction) yang ditunjukkan pada tabel 7 untuk
mengetahui berapa persen risiko yang berkurang
setelah melalui tahap pengendalian yang diusulkan.

IV. KESIMPULAN
Berdasarkan analisis penelitian yang telah
dilakukan, didapatkan kesimpulan sebagai berikut:
1. Berdasarkan aktivitas-aktivitas kerja yang
berpotensi menimbulkan bahaya, dilakukan
penjabaran proses kerja menjadi langkah-langkah
yang kemudian akan diketahui risk event atau
kejadian yang berisiko pada keselamatan dan
kesehatan kerja. Risk event yang diketahui dari
kesepuluh aktivitas tersebut yaitu: Tangan
tergores/tertusuk kayu, gangguan saluran
pernapasan, gangguan pendengaran,
Musculoskeletal Disorders, mata terkena serpihan
kayu/geram, jatuh tergelincir/tertusuk paku, kaki
tertimpa kayu, tangan tergores pisau gergaji panel
saw, tangan tergores pisau gergaji table saw,
tangan tergores pisau serut planer, tangan tergores
pisau serut jointer, tangan tergrores pisau spindle,
tangan tergores pisau router, ragum terjatuh kepala
terantuk kayu yang terlontar, gangguan peredaran
darah, korsleting/kebakaran, tools terjatuh, terkena
percikan api, tergelincir oli, kaki tertimpa gergaji
table saw, tangan terjepit penjepit gerinda.

2. Dari risk event di setiap aktivitas kerja kemudian
dilakukan penilaian risiko untuk mendapatkan risk
rating untuk mengetahui risiko apa saja yang
memiliki nilai tertinggi menyebabkan kecelakaan
dan penyakit akibat kerja. Dari penilaian risiko
terhadap risk event yang telah diketahui risk rating
tertinggi di 10 aktivitas yaitu sebagai berikut:
Musculoskeletal Disorders risk rating 9 pada
aktivitas hampir semua aktivitas, gangguan saluran
pernapasan, gangguan pendengaran dengan risk
rating masing-masing 9 pada aktivitas mengangkut
kayu menuju mesin gergaji otomatis, tangan
tergores pisau gergaji panel saw dengan risk rating
12, tangan tergores pisau table saw dengan risk
rating 16, gangguan peredaran darah dengan risk
rating 15, tangan tergores pisau serut jointer
dengan risk rating 12, tangan tergores pisau
spindle.dengan risk rating 16, tangan tergores pisau
bor router dengan risk rating 16,
korsleting/kebakaran dengan risk rating 10 pada
aktivitas proses pembersihan limbah kayu, tangan
tergores pisau gergaji table saw dengan risk rating
9 pada aktivitas penajaman pisau table saw.

3. Evaluasi risiko dilakukan dengan memetakan risk
rating yang telah didapat dari setiap risk event di
Lanjutan Tabel 7. Hasil Risk Reduction Proses
Pembuaatan Profil Kayu Menggunakan Mesin Router

setiap aktivitas berdasarkan nilai dan kategori yang
telah ditetapkan oleh AS/NZS 4360. Pemetaan
risiko dilakukan untuk mengetahui risiko aktivitas
apa saja yang memiliki risk event dengan kategori
yang memiliki urgensi tingggi untuk dilakukan
pengendalian risiko dari pihak manajemen PT.
Nadira Prima.
a. Untuk daerah berwarna hijau (low) terdapat risk
event kaki tertimpa kayu, tangan terjepit penjepit
gerinda , jatuh tergelincir/tertusuk paku, kaki
tertimpa gergaji table saw.
b. Untuk daerah berwarna kuning (medium)
terdapat risk event tangan tergores/tertusuk kayu,
Musculoskeletal Disorders, gangguan saluran
pernapasan, gangguan pendengaran, mata terkena
serpihan kayu, kepala terantuk kayu yang terlontar,
mesin planer terjatuh, ragum terjatuh, kaki tertimpa
gergaji table saw.
c. Untuk daerah berwarna jingga (high) terdapat
risk event tangan tergores pisau gergaji panel saw,
gangguan peredaraan darah, tangan tergores pisau
serut planer, tangan tergores pisau serut jointer,
korsleting dan kebakaran.
d. Untuk daerah berwarna merah (extreme) terdapat
risk event tangan tergores pisau gergaji table saw,
tangan tergores pisau spindle, tangan tergores pisau
bor router.
4. Rekomendasi pengendalian risiko yang diusulkan
berupa form Job Hazard Analysis yang bertujuan
untuk mengurangi nilai likelihood dan
consequences di setiap risk event di kesepuluh
aktivitas kerja. Pengendalian risiko diurutkan
berdasarkan hierarki pengendalian risiko yaitu
pengendalian eliminasi, subsitusi, engineering,
administratif, training dan APD. Berdasarkan
penilaian risiko yang telah dilakukan diketahui risk
rating tertinggi terdapat pada 3 risk event yaitu risk
event tangan tergores pisau gergaji table saw,
tangan tergores pisau spindle dan risk event tangan
tergores pisau bor router. Bentuk untuk kedua risk
event tersebut antara lain:
a. Bentuk pengendalian subsitusi pada risk event
tangan tergores pisau gergaji table saw adalah
menggunakan kedua tangan di satu sisi kayu (sisi
terjauh dari mata gergaji) saja dan melakukan
gerakan penyorongan kayu dengan fokus dan hatihati.
Untuk risk event tangan tergores pisau spindle
yaitu peletakan jari tangan yang tepat dan tidak
terlalu dekat dari pisau spindle dan melakukan
gerakan penyorongan kayu dengan fokus, dan
tidak terlalu ditekan dan hati-hati agar kayu tidak
tergelincir. Sedangkan untuk risk event tangan
tergores pisau bor router yaitu peletakan jari tangan
yang tepat dan tidak terlalu dekat dari pisau router

V. DAFTAR PUSTAKA
International Organization for Standardization.
2009, ISO/FDIS 31000:2009 Risk Mangement,
Principles and Guidelines, ISO 2009.
Keey, R.B. 2003. Department of Chemical and
Process Engineering, University of Canterbury:
New Zealand.
Landquist, H., Hasselov, I., Rossen, L., Lindgren,
JL., and Dahloff, I. 2013. Evaluating the needs of
risk assessment methods of potentially polluting
shipwrecks. Department of Shipping and Marine
Technology, Chalmers University of Technology,
SE-412 96 Gothenburg: Sweden.
Occupational Safety and Health Administration.
OSHA 3071. 2001. Job Hazard Analysis (OSHA
3071). US. Departement of Labour: USA.
Rausand, Marvin. 2005. Job Safety Analysis.
Department of Production and Quality
Engineering Norwegian University of Science
and Technology.
Rollason, V. Fiks, G., Haines, P. 2012. Applying
The ISO 31000 Risk Asssesment Framework to
Coastol Zone Management. BMT WBM
Newcastle: New South Wales.












Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.