.

Sabtu, 08 April 2017

REVIEW JURNAL : OPTIMASI ORDER SCHEDULLING DENGAN INTEGRASI MODEL EVALUASI SUPPLY CHAIN

A.     Judul Penelitian
 OPTIMASI ORDER SCHEDULLING DENGAN INTEGRASI MODEL EVALUASI SUPPLY CHAIN
B.      Nama Penulis
Nuriyanto , Achmad As’ad Sonief , Sugiono Universitas Brawijaya, Fakultas Teknik, Malang 65145, Indonesia
C.      Nama Jurnal
D.      LATAR BELAKANG MASALAH
Industri pengolahan ayam kampung/buras adalah salah satu dari sekian banyaknya industri berbasis food production. Pelaku industri ini menyadari bahwa untuk menyediakan produk yang murah, berkualitas, dan cepat tidak cukup untuk melakukan perbaikan di internal perusahaan saja. Namun juga membutuhkan peran semua pihak, mulai pemasok yang menyediakan bahan baku, peruusahaan transportasi yang mengirimkan bahan baku dari pemasok ke industri, serta jaringan distribusi yang menyampaikan produk ke tangan pelanggan. Kesadaran dan pentingnya peran semua pihak dalam menciptakan produk yang murah, berkualitas dan cepat inilah yang kemudian melahirkan konsep baru yaitu supply chain management ( SCM )
E.       MASALAH/PERTANYAAN PENELITIAN
Dari uraian diatas beberapa permasalahan dalam rantai pasok ayam kampung adalah: (1) Keterbatasan penyedia bahan baku (supplier) sangat mempengaruhi terjadinya fluktuasi harga bahan baku maupun produk, (2) belum adanya komunikasi dan kerjasama yang baik antara peternak dan supplier di dalam penjadualan persediaan bahan baku dan kestabilan harga. Permasalahan terjadinya fluktuasi harga ayam kampung/buras sangat berisiko baik bagi peternak sebagai pemasok, supplier sebagai pendistribusi ataupun industri pakan ternak sebagai pengguna dalam melakukan perkiraan produksi. Oleh karena itu perlu adanya suatu mekanisme penjadualan yang optimal baik dalam proses produktifitasnya dan khususnya dalam hal ternak ayam kampung/buras sehingga dapat menjaga pasokan ayam kampung/buras secara merata sepanjang tahun untuk menghindari terjadinya fluktuasi harga. Kajian ini berusaha untuk menjawab permasalahan utama yang berkaitan dengan manajemen risiko rantai pasok produk ayam kampung/buras untuk mendukung ketahanan pangan yaitu formulasi model integrasi manajemen risiko rantai pasok komoditas ayam kampung/buras secara kuantitatif dan kualitatif untuk mengoptimalkan penjadualan dan pola ternak ayam kampung/buras dengan pertimbangan faktorfaktor risiko rantai pasok. Pelayanan tambahan berupa customer service yang cepat, waktu siklus pemenuhan pemesanan yang cepat, fleksibilitas pemesanan yang tinggi, dan lain sebagainya. Pelayanan tambahan ini membutuhkan performansi yang baik dari Supply Chain perusahaan. Peningkatan performansi memerlukan adanya pengukuran performansi Supply Chain terlebih dahulu. Hasil pengukuran ini akan dijadikan acuan peningkatan performansi dari Supply Chain. Alasan penggunaan metode AHP dan MILP sendiri dikarenakan dari dua metode ini diharapkan dapat memberi solusi terbaik dari permasalahan yang ada, yang mana metode AHP ini dapat menentukan pembobotan atau pemilihan supplier yang diinginkan dari kriteria supplier yang ada. Sedangkan dari metode MILP sendiri yaitu diharapkan dapat memaksimalkan keuntungan dengan mempertimbangkan resiko yang ada.
F.       TUJUAN PENELITIAN
Membuat model penjadwalan dengan tujuan untuk memaksimalkan keuntungan, maka beberapa parameter yang perlu diperhatikan adalah biaya tetap, biaya variabel, harga produk, kuantitas produk, estimasi bunga bank untuk menghitung nilai uang saat ini, biaya tak terduga dan jadwal terpilih
G.     METODE
Mixed Integer Linear Programming (MILP) Banyak peneliti yang memodelkan optimasi dengan menggunakan MILP. Salah satunya adalah Haksever yang memodelkan MILP dengan kemampuan dapat menyelesaikan permasalahan optimasi persediaan perusahaan pada kondisi memiliki lebih dari satu produk ini, kita dapat melakukan peramalan. Proses peramalan diawalai dengan melakukan plotting data terlebih dahulu. Karena hasil dari plotting data ini yang dijadikan patokan kita dalam menentukkan berpola apakah data permintaan pada masing-masing jenis suplier tersebut, dan metode peramalan apa yang cocok digunakan untuk meramalkan ketiga jenis suplier tersebut.
H.      HASIL PENELITIAN
Hasil dari penerapan metode AHP diketahui nilai sub kriteria yang paling besar bobotnya yaitu supplier B dengan nilai pada sub kriteria harga sebesar 0.594, bobot alternative pada sub kriteria kualitas sebesar 0.493, bobot alternative pada sub kriteria waktu pengiriman sebesar 0.387, bobot alternative pada sub kriteria ketepatan jumlah sebesar 0.493, dan bobot alternative pada sub kriteria kinerja supplier sebesar 0.374. Sedangkan berdasarkan penerapan metode linier programming hasil dari forcast diketahui supplier B mempunyai stok barang yang lebih stabil dibanding supplier yang lain dengan stok persediaan pada bulan juli sebesar 18.116 ekor, bulan agustus sebesar 18.524 ekor, bulan September sebesar 19.033 ekor, bulan oktober sebesar 19.542 ekor, bulan nopember sebesar 20.068 ekor, bulan desember sebesar 20.559 ekor, bulan januari selanjutnya sebesar 21.068 ekor
I.        REVIEW/KOMENTAR
Untuk mencegah kelangkaan barang akibat delay dari suplayer maka penerapan istem ini sangat cocok dan memudahkan dalam melakukan transaksi
J.        Abstrak
Industrial processing of chicken/native is one of the many industry-based food productions. These industry players realize that to provide cheap products, quality, and fast is not enough to make improvements in the company's internal only. But also takes the role of all parties, from suppliers who provide raw materials, transportation companies that send raw materials from suppliers to the industry, as well as the distribution network delivering products into the hands of customers. Performance improvement requires the presence of Supply Chain performance measures beforehand. The results of these measurements will be used as reference for improvement of performance of the Supply Chain. The reason the use of AHP and MILP itself because of these two methods are expected to provide the best solution of existing problems, which AHP method can determine the weighting or desired supplier selection criteria from existing suppliers. While the MILP method alone is expected to maximize profits by considering the risks. The results of the application of the AHP method known value of most major sub-criteria weights that supplier B with value at a price of 0.594 sub-criteria, sub-criteria weights alternative on the quality of 0.493, the sub-criteria weights alternative delivery time of 0.387, an alternative to the sub-criteria weights accuracy number of 0493, and the weight alternative to the sub-supplier performance criteria for 0.374. While based on the application of linear programming methods of forecasting results are known supplier B has a stock of goods which are more stable than other suppliers to stock inventory in July amounted to 18.116 tails, august amounted to 18.524 tails, September amounted to 19.033 tails, October amounted to 19.542 tails, in month of november to 20.068 tails, december amounted to 20.559 tails, and in January next at 21.068 tails.

DAFTAR PUSTAKA
[1] Pujawan, I. 2005 Supply Chain Management. Cetakan Pertama. Guna Widya. Surabaya.
[2] Marimin dan Maghfiroh. 2010. Manajemen Rantai Pasok.
[3] Lina, A. Ellitan. 2008. Supply Chain Management. Cetakan Kesatu. Alfabeta Bandung.
[4] Haksever et al. 2000. Service Management Operations.USA:; Pearson Prentice Hall
 [5] Indrajid, R. E. dan J. Pranoto. 2005. Strategi Manajemen dan SCM. Edisi Pertama. PT Grasindo. Jogjakarta.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.