A.
Judul
Penelitian
OPTIMASI ORDER SCHEDULLING DENGAN
INTEGRASI MODEL EVALUASI SUPPLY CHAIN
B.
Nama
Penulis
Nuriyanto , Achmad As’ad Sonief , Sugiono
Universitas Brawijaya, Fakultas Teknik, Malang 65145, Indonesia
C.
Nama
Jurnal
JEMIS VOL. 3 NO. 2 TAHUN 2015 http://download.portalgaruda.org/article.php?article=347535&val=7016&title=OPTIMASI%20ORDER%20SCHEDULLING%20DENGAN%20INTEGRASI%20MODEL%20EVALUASI%20SUPPLY%20CHAIN
D.
LATAR
BELAKANG MASALAH
Industri pengolahan ayam kampung/buras
adalah salah satu dari sekian banyaknya industri berbasis food production.
Pelaku industri ini menyadari bahwa untuk menyediakan produk yang murah,
berkualitas, dan cepat tidak cukup untuk melakukan perbaikan di internal
perusahaan saja. Namun juga membutuhkan peran semua pihak, mulai pemasok yang
menyediakan bahan baku, peruusahaan transportasi yang mengirimkan bahan baku
dari pemasok ke industri, serta jaringan distribusi yang menyampaikan produk ke
tangan pelanggan. Kesadaran dan pentingnya peran semua pihak dalam menciptakan
produk yang murah, berkualitas dan cepat inilah yang kemudian melahirkan konsep
baru yaitu supply chain management ( SCM )
E.
MASALAH/PERTANYAAN
PENELITIAN
Dari uraian diatas beberapa permasalahan
dalam rantai pasok ayam kampung adalah: (1) Keterbatasan penyedia bahan baku
(supplier) sangat mempengaruhi terjadinya fluktuasi harga bahan baku maupun
produk, (2) belum adanya komunikasi dan kerjasama yang baik antara peternak dan
supplier di dalam penjadualan persediaan bahan baku dan kestabilan harga.
Permasalahan terjadinya fluktuasi harga ayam kampung/buras sangat berisiko baik
bagi peternak sebagai pemasok, supplier sebagai pendistribusi ataupun industri
pakan ternak sebagai pengguna dalam melakukan perkiraan produksi. Oleh karena
itu perlu adanya suatu mekanisme penjadualan yang optimal baik dalam proses
produktifitasnya dan khususnya dalam hal ternak ayam kampung/buras sehingga
dapat menjaga pasokan ayam kampung/buras secara merata sepanjang tahun untuk
menghindari terjadinya fluktuasi harga. Kajian ini berusaha untuk menjawab
permasalahan utama yang berkaitan dengan manajemen risiko rantai pasok produk
ayam kampung/buras untuk mendukung ketahanan pangan yaitu formulasi model
integrasi manajemen risiko rantai pasok komoditas ayam kampung/buras secara
kuantitatif dan kualitatif untuk mengoptimalkan penjadualan dan pola ternak
ayam kampung/buras dengan pertimbangan faktorfaktor risiko rantai pasok. Pelayanan
tambahan berupa customer service yang cepat, waktu siklus pemenuhan pemesanan
yang cepat, fleksibilitas pemesanan yang tinggi, dan lain sebagainya. Pelayanan
tambahan ini membutuhkan performansi yang baik dari Supply Chain perusahaan.
Peningkatan performansi memerlukan adanya pengukuran performansi Supply Chain
terlebih dahulu. Hasil pengukuran ini akan dijadikan acuan peningkatan
performansi dari Supply Chain. Alasan penggunaan metode AHP dan MILP sendiri
dikarenakan dari dua metode ini diharapkan dapat memberi solusi terbaik dari
permasalahan yang ada, yang mana metode AHP ini dapat menentukan pembobotan
atau pemilihan supplier yang diinginkan dari kriteria supplier yang ada.
Sedangkan dari metode MILP sendiri yaitu diharapkan dapat memaksimalkan
keuntungan dengan mempertimbangkan resiko yang ada.
F.
TUJUAN
PENELITIAN
Membuat model penjadwalan dengan tujuan
untuk memaksimalkan keuntungan, maka beberapa parameter yang perlu diperhatikan
adalah biaya tetap, biaya variabel, harga produk, kuantitas produk, estimasi
bunga bank untuk menghitung nilai uang saat ini, biaya tak terduga dan jadwal
terpilih
G.
METODE
Mixed Integer Linear Programming (MILP)
Banyak peneliti yang memodelkan optimasi dengan menggunakan MILP. Salah satunya
adalah Haksever yang memodelkan MILP dengan kemampuan dapat menyelesaikan
permasalahan optimasi persediaan perusahaan pada kondisi memiliki lebih dari satu
produk ini, kita dapat melakukan peramalan. Proses peramalan diawalai dengan
melakukan plotting data terlebih dahulu. Karena hasil dari plotting data ini
yang dijadikan patokan kita dalam menentukkan berpola apakah data permintaan
pada masing-masing jenis suplier tersebut, dan metode peramalan apa yang cocok
digunakan untuk meramalkan ketiga jenis suplier tersebut.
H.
HASIL PENELITIAN
Hasil dari penerapan metode AHP diketahui
nilai sub kriteria yang paling besar bobotnya yaitu supplier B dengan nilai
pada sub kriteria harga sebesar 0.594, bobot alternative pada sub kriteria
kualitas sebesar 0.493, bobot alternative pada sub kriteria waktu pengiriman
sebesar 0.387, bobot alternative pada sub kriteria ketepatan jumlah sebesar
0.493, dan bobot alternative pada sub kriteria kinerja supplier sebesar 0.374.
Sedangkan berdasarkan penerapan metode linier programming hasil dari forcast
diketahui supplier B mempunyai stok barang yang lebih stabil dibanding supplier
yang lain dengan stok persediaan pada bulan juli sebesar 18.116 ekor, bulan
agustus sebesar 18.524 ekor, bulan September sebesar 19.033 ekor, bulan oktober
sebesar 19.542 ekor, bulan nopember sebesar 20.068 ekor, bulan desember sebesar
20.559 ekor, bulan januari selanjutnya sebesar 21.068 ekor
I.
REVIEW/KOMENTAR
Untuk
mencegah kelangkaan barang akibat delay dari suplayer maka penerapan istem ini
sangat cocok dan memudahkan dalam melakukan transaksi
J.
Abstrak
Industrial processing of chicken/native is
one of the many industry-based food productions. These industry players realize
that to provide cheap products, quality, and fast is not enough to make
improvements in the company's internal only. But also takes the role of all
parties, from suppliers who provide raw materials, transportation companies
that send raw materials from suppliers to the industry, as well as the
distribution network delivering products into the hands of customers.
Performance improvement requires the presence of Supply Chain performance
measures beforehand. The results of these measurements will be used as
reference for improvement of performance of the Supply Chain. The reason the
use of AHP and MILP itself because of these two methods are expected to provide
the best solution of existing problems, which AHP method can determine the
weighting or desired supplier selection criteria from existing suppliers. While
the MILP method alone is expected to maximize profits by considering the risks.
The results of the application of the AHP method known value of most major
sub-criteria weights that supplier B with value at a price of 0.594
sub-criteria, sub-criteria weights alternative on the quality of 0.493, the
sub-criteria weights alternative delivery time of 0.387, an alternative to the
sub-criteria weights accuracy number of 0493, and the weight alternative to the
sub-supplier performance criteria for 0.374. While based on the application of
linear programming methods of forecasting results are known supplier B has a
stock of goods which are more stable than other suppliers to stock inventory in
July amounted to 18.116 tails, august amounted to 18.524 tails, September
amounted to 19.033 tails, October amounted to 19.542 tails, in month of
november to 20.068 tails, december amounted to 20.559 tails, and in January
next at 21.068 tails.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Pujawan, I. 2005 Supply Chain Management. Cetakan
Pertama. Guna Widya. Surabaya.
[2] Marimin dan Maghfiroh. 2010. Manajemen Rantai Pasok.
[3] Lina, A. Ellitan. 2008. Supply Chain Management. Cetakan
Kesatu. Alfabeta Bandung.
[4] Haksever et al. 2000. Service Management
Operations.USA:; Pearson Prentice Hall
[5] Indrajid, R. E.
dan J. Pranoto. 2005. Strategi Manajemen dan SCM. Edisi Pertama. PT Grasindo.
Jogjakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.