Oleh : Samuel Aditya Oka H.
A.
JUDUL
PENELITIAN
B.
NAMA
PENULIS
-
Nuriyanto; Sonief, Achmad As’ad; Sugiono
(Universitas Brawijaya, Fakultas Teknik, Malang 65145, Indonesia)
C.
NAMA
JURNAL
Journal of Engineering and Management in
Industrial System (JEMIS)
Volume 3, No. 2 Tahun 2015
Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya
Malang
Jl. Veteran, Ketawanggede, Kec. Lowokwaru,
Kota Malang, Jawa Timur 65145
D.
LATAR
BELAKANG MASALAH
CV. Satria Jaya adalah perusahaan yang bergerak dibidang
industri pemotongan ayam kampung menjadi bahan konsumsi di beberapa restoran.
Kapasitas produksi dari CV. Satria Jaya mencapai 540.000 ekor/tahun.
Standarisasi dan spesifikasi ayam kampung ditentukan oleh pelanggan, dalam hal
ini adalah pemilik restoran di daerah Jawa Timur, standarisasi tersebut
meliputi besar/kecilnya ukuran produk, berat/ringannya produk serta ketepatan
waktu pengiriman produk. Untuk dapat memenuhi standar dan spesifikasi dari
pelanggan tersebut, maka CV. Satria Jaya perlu menerapkan metode baru yaitu Supply Chain Management (SCM) atau
manajemen rantai pasok agar produk yang dihasilkan murah, cepat dan
berkualitas.
E.
MASALAH
/ PERTANYAAN PENELITIAN
Permasalahan yang akan
dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Keterbatasan
penyedia bahan baku (Supplier) sangat
mempengaruhi terjadinya fluktuasi harga bahan baku maupun produk.
2. Belum
adanya komunikasi dan kerjasama yang baik antara peternak dan supplier dalam penjadwalan persediaan
bahan baku dan kestabilan harga.
F.
TUJUAN
PENELITIAN
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengatasi permasalahan
penjadwalan yang baik antara pemasok (supplier)
dengan peternak, sehingga fluktuasi harga ayam kampung dan produk hasil
pemotongan ayam kampung tidak terpengaruh terlalu jauh atau signifikan. Selain
itu hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan siklus pemenuhan
pesanan, fleksibilitas pesanan yang tinggi serta pelayanan berupa customer service yang cepat.
G.
METODE
PENELITIAN
Metodologi yang
dilakukan dalam penelitian ini meliputi :
1. Peningkatan
performansi Supply Chain perusahaan.
2. Metode
AHP (Analitycal Hierarchy Process), yaitu
menentukan pembobotan atau pemilihan supplier
yang diinginkan dari supplier yang
ada.
3. Metode
MILP (Mixed Integer Linear Programming), yaitu
memaksimalkan keuntungan dengan mempertimbangkan resiko yang ada.
H.
HASIL
PENELITIAN
Dari data supplier yang
sudah ada, dilakukan penilaian dan pembobotan menggunakan metode AHP agar dapat
diketahui supplier mana yang layak
untuk mensuplay ayam untuk CV. Satria Jaya. Diperoleh hasil/index dari masing –
masing supplier yaitu :
-
Supplier
A : 0.167
-
Supplier
B : 0.511
-
Supplier
C : 0.321
Dari hasil perhitungan
diatas, maka dapat disimpulkan bahwa Supplier
B adalah yang paling berbobot dan layak untuk menyuplay ayam ke CV. Satria
Jaya.
Selanjutnya adalah menggunakan metode Linear Programming untuk mengetahui tren permintaan setiap supplier perbulan dan untuk meramalkan
permintaan tahun depan, sehingga dengan adanya tren permintaan dan peramalan
tahun depan diharapkan CV. Satria Jaya dapat memaksimalkan keuntungannya. Dari
data permintaan selama 1 tahun terakhir pada ketiga supplier, maka diperoleh hasil jenis plotting untuk menentukan
jenis metode peramalan yang sesuai. Jenis metode peramalan yang sesuai untuk Supplier A & B adalah metode regresi,
sedangkan metode peramalan yang sesuai untuk Supplier C adalah metode random.
Berikutnya adalah mengolah peramalan untuk setiap supplier dengan melihat nilai MAD (Mean Absolute Deviation). Dari
proses pengolahan peramalan tersebut dapat diperoleh hasil peramalan terbaik
dengan melihat nilai MAD yang
terkecil, untuk Supplier A &B yaitu
pada metode Regresi, sedangkan untuk Supplier C yaitu pada metode Moving Average. Berdasarkan hasil
pemilihan metode peramalan terbaik dengan nilai MAD terkecil, maka selanjutnya dilakukan peramalan selama 7 bulan
kedepan.
Berikut hasil peramalan
untuk 7 bulan kedepan :
I.
REVIEW/KOMENTAR/SARAN
Hasil dari penerapan metode AHP
diketahui nilai sub kriteria yang paling besar bobotnya yaitu supplier B dengan nilai pada sub
kriteria harga sebesar 0.594, bobot alternatif pada sub kriteria kualitas sebesar
0.493, bobot alternatif pada sub kriteria waktu pengiriman sebesar 0.387, bobot
alternatif pada sub kriteria ketepatan jumlah sebesar 0.493, dan bobot alternatif
pada sub kriteria kinerja supplier sebesar 0.374. Sedangkan berdasarkan
penerapan metode linier programming hasil dari forecast diketahui
supplier B mempunyai stok barang yang lebih stabil dibanding supplier yang lain dengan stok persediaan
pada Bulan Juli sebesar 18.116 ekor, bulan agustus sebesar 18.524 ekor, Bulan September
sebesar 19.033 ekor, Bulan Oktober sebesar 19.542 ekor, Bulan November sebesar
20.068 ekor, Bulan Desember sebesar 20.559 ekor, Bulan Januari selanjutnya
sebesar 21.068 ekor.
J.
ABSTRAK JURNAL
Industrial processing of chicken/native is
one of the many industry-based food productions. These industry players realize
that to provide cheap products, quality, and fast is not enough to make improvements
in the company's internal only. But also takes the role of all parties, from
suppliers who provide raw materials, transportation companies that send raw
materials from suppliers to the industry, as well as the distribution network
delivering products into the hands of customers. Performance improvement requires
the presence of Supply Chain performance measures beforehand. The results of
these measurements will be used as reference for improvement of performance of
the Supply Chain. The reason the use of AHP and MILP itself because of these
two methods are expected to provide the best solution of existing problems, which
AHP method can determine the weighting or desired supplier selection criteria
from existing suppliers. While the MILP method alone is expected to maximize
profits by considering the risks. The results of the application of the AHP
method known value of most major sub-criteria weights that supplier B with value
at a price of 0.594 sub-criteria, sub-criteria weights alternative on the
quality of 0.493, the sub-criteria weights alternative delivery time of 0.387,
an alternative to the sub-criteria weights accuracy number of 0493, and the
weight alternative to the sub-supplier performance criteria for 0.374. While
based on the application of linear programming methods of forecasting results
are known supplier B has a stock of goods which are more stable than other
suppliers to stock inventory in July amounted to 18.116 tails, August amounted
to 18.524 tails, September amounted to 19.033 tails, October amounted to 19.542
tails, in month of November to 20.068 tails, December amounted to 20.559 tails,
and in January next at 21.068 tails.
K.
DAFTAR PUSTAKA
Pujawan,
I. 2005 Supply Chain Management.
Cetakan Pertama. Guna Widya.
Surabaya.
Marimin
dan Maghfiroh. 2010. Manajemen Rantai Pasok.
Lina,
A. Ellitan. 2008. Supply Chain Management. Cetakan Kesatu.
Alfabeta Bandung.
Haksever
et al. 2000. Service Management Operations.USA:; Pearson Prentice
Hall
Indrajid,
R. E. dan J. Pranoto. 2005. Strategi Manajemen dan SCM. Edisi Pertama.
PT Grasindo. Jogjakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.